Bersama jajaran Manajemen dan Karyawan yang dibawahinya.

Liburan bersama keluarga

Bersama istri tercinta "Laniati Dewi".

Hidup hanya sekali...Hiduplah dengan Luar Biasa !!

Bersama manajer pelumas "Sutoyo Wijaya" salah satu divisi yang dibawahinya

Kamis, 31 Oktober 2013

Hidup adalah Pilihan


Beberapa hari yang lalu saya menulis artikel yang berjudul “Bukan untuk semua orang”. Ternyata hari ini saya menghadapi situasi seperti didalam artikel tersebut. Hari ini saya bersama tim SPBU Bintang memanggil tiga orang pejabat sementara pengawas yang sebelumnya adalah operator-operator terbaik terpilih, yang kami berikan kesempatan promosi. Rencananya hari ini mereka diundang karena akan diangkat secara resmi menjadi seorang pengawas setelah melalui masa percobaan beberapa bulan. Acara pengangkatan tidak berjalan mulus sesuai dengan harapan kami, karena ada salah satu peserta yang mengundurkan diri walaupun dinyatakan lulus sebagai seorang pengawas, memilih tidak dipromosikan dan kembali menjadi seorang operator. Setelah menjalani pekerjaan sebagai pengawas selama beberapa saat, ia merasa tidak siap untuk menjalaninya.

Di lapangan tenis, tampak dua anak sebaya sedang berlatih dengan serius, tampak dari wajahnya yang penuh semangat sambil mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan pelatihnya. Setelah beberapa saat diamati, ternyata si pelatih memberikan perhatian lebih pada salah satu anak tersebut dikarenakan anak itu kelihatan lebih berbakat, lebih cepat memahami dan merespons segala sesuatu yang diberikan oleh pelatihnya.  Namun anak satunya meskipun agak lambat mempunyai kelebihan lain yaitu semangat yang tidak pernah kendur. Dia terus berlatih dan pantang menyerah, meskipun pelatihnya mengatakan hal yang mengecilkan hati bahwa ia tidak berbakat dan tidak mungkin menjadi seorang pemain tenis yang hebat.

Suatu saat, turnamen tenis yunior digelar di kota itu yang diikuti oleh beberapa puluh anak-anak, kedua anak itu pun diikutkan oleh pelatihnya. Seperti yang diduga oleh banyak orang, maka anak yang berbakat itulah yang menjadi pemenang dalam kejuaraan itu. Anak yang satu nya tidak mampu untuk bersaing, bahkan hanya mampu lolos ke babak ketiga. Demikian pula pada kejuaraan-kejuaraan berikutnya di kota lain, selalu dimenangkan oleh si anak berbakat itu.


Tahun demi tahun pun berlalu, pada saat kedua anak itu menjadi remaja usia 15 tahun, tiba-tiba si anak berbakat berhenti bermain tenis, dan lenyap begitu saja. Namun si anak yang kurang berbakat tetap tekun berlatih, karena dia sudah menentukan pilihan hidupnya. Ia berlatih siang malam sampai telapak tangannya berdarah-darah, menggenggam erat mimpinya suatu saat akan menjadi seorang juara. Usahanya tidak sia-sia, pada usia 23 tahun, dia akhirnya menjadi pemain nomor satu dunia yang tekenal karena kehebatannya yang bertumpu pada kekuatan dan pukulan puntiran dari base line.  Dia adalah Ivan Lendl, pemuda asal Ceko yang kurang berbakat, yang telah memenangkan turnamen Grand Slam sebanyak delapan kali dari tahun 1983 sampai tahun 1990.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Hidup adalah pilihan.  Oleh karena itu, tentukan pilihan yang akan kita buat. Memang akan banyak rintangan yang datang, tapi kita kembalikan ke diri kita masing-masing. Apabila kita yakin, dan mau tekun bekerja keras, tentu akan membawa keberhasilan. Sering kali kita diberi kemudahan, seperti anak yang berbakat ataupun operator tadi , tapi kita memilih hidup yang lain. Sebaliknya anak yang menurut pelatihnya tidak akan mungkin berhasil, dia telah memilih untuk menjadi seorang pemenang sejak dia masih anak-anak. Masih tidak mau memilih jadi seorang pemenang ? Pikirkanlah... 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Rabu, 30 Oktober 2013

Mementingkan Diri Sendiri


Yang menjadikan sulit dalam memahami orang lain, sering kali adalah karena kita mementingkan diri sendiri. Seperti itulah cara berpikir kebanyakan orang. Tidak ada orang yang sengaja ingin menjadi egois, namun sifat mementingkan diri sendiri adalah bawaan semua orang, sifat dasar manusia. Tidak percaya ? Jika ingin membuktikan, bermainlah dengan anak usia dua tahun, ia akan memilih mainan terbagus dan mementingkan diri sendiri.

Salah satu cara untuk mengatasi kecenderungan mementingkan diri sendiri adalah dengan membiasakan melihat dari perspektif orang lain. Saat berbicara di depan anak-anak yang mengikuti latihan bermain catur, saya mengatakan, ”Apabila kita dalam posisi kritis atau harus mengambil langkah yang penting, sebaiknya jangan tergesa-gesa, cobalah bangkit dari tempat duduk dan beranjak kebelakang lawan kita, lihatlah papan catur dari arahnya. Saya pun bisa melihat langkah bodoh yang akan kita ambil karena menggunakan sudut pandang lawan kita.” 

Tantangan bagi penjual atau pebisnis adalah melihat dunia dari sudut pandang si calon pelanggannya. Masalah bagi seorang pemimpin adalah ketidakmauan melihat segalanya dari sudut pandang bawahannya. Kemelut dalam keluarga, juga berawal dari saling mementingkan diri sendiri.

Tantangan itulah yang dihadapi oleh kita semua, apa pun profesi kita. Sebuah catatan tentang pelajaran singkat mengenai hubungan manusia, mungkin anda pernah mendengar atau membacanya, kita diingatkan tentang prioritas yang seharusnya kita miliki saat menghadapi orang lain :

Kata yang paling tidak penting : s a y a 

Kata yang paling penting : k i t a 

Dua kata yang paling penting : terima kasih

Tiga kata yang paling penting : Semua sudah dimaafkan

Empat kata yang paling penting : Jadi bagaimana menurut Anda ?

Lima kata yang paling penting : Anda menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Enam kata yang paling penting : Saya ingin lebih memahami Anda lagi.



Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Kurangnya pemahaman terhadap orang lain adalah sumber ketegangan yang berulang kali terjadi dalam masyarakat kita. Lima puluh persen dari semua konflik yang timbul karena kita tidak dapat memahami satu sama lain, bukan karena perbedaan pendapat ataupun ketidakmampuan kita mencari kata sepakat. Apa yang sesungguhnya ingin mereka lakukan, hampir selalu ingin melakukan hal yang benar, bilamana kita dapat memahami sudut pandang orang lain.

Jika Anda ingin mengubah sikap dari mementingkan diri sendiri menjadi memahami orang lain, bangkitkanlah semangat dan komitmen untuk selalu berusaha melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Selasa, 29 Oktober 2013

Makna Sebuah Sumpah


Kemarin tepat tgl 28 oktober 2013 adalah peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 85. Begitu membanggakan, terasa sakral setiap kali kita mengikuti upacara mengenang kehebatan pemuda-pemudi bangsaku pada jaman itu, bangsa yang besar, bangsa yang gagah berani dan bermartabat.

Seminggu yang lalu, saya sempat ke pengadilan mengurus surat akta yang perlu ditetapkan oleh pengadilan untuk ke absahannya, sehingga saya terpaksa, untuk yang pertama kalinya memasuki ruang sidang. Ada dua kursi di depan meja hakim, untung menggunakan ruang sidang kecil sehingga mengurangi rasa seram , pikir saya. Lebih untung lagi urusannya perdata dan saya bersama istri sebagai pemohon, bukan sebagai terdakwa. Kami menyaksikan dua orang saksi yang kemudian diambil sumpahnya, sebelum mereka ditanyai oleh hakim ketua sidang, salah seorang dengan menggunakan Alquran dan seorang lagi menggunakan Alkitab sesuai dengan iman kepercayaaannya.

Semua pejabat dan penguasa di negeri ini juga diambil sumpah jabatan di bawah Alquran atau memegang Alkitab pada saat pelantikan, tetapi kenapa hampir sebagian besar pejabat melanggar sumpahnya dan melakukan perbuatan kotor, terutama korupsi. Jangan-jangan sumpah yang mereka lakukan hanya dianggap seremonial saja hanya formalitas, mereka tidak peduli lagi bahwa sumpahnya harus dipertanggung jawabkan dunia akhirat, terhadap masyarakat dan di hadapan Allah kelak.

Secara pribadi, saya pernah bersumpah dalam hati ketika pertama kali masuk bekerja, bahwa saya akan menjadi pengusaha pada usia 45 tahun, ternyata pada tahun 2002 tepat saya berusia 45 tahun, saya keluar dari Pertamina mengambil pensiun dini dan menjadi seorang pengusaha.

Saya juga pernah bersumpah pada diri sendiri pada tahun 1993, saya katakan mau memberi makan kanguru di habitatnya, di depan teman-teman kantor dan dianggap menggelikan pada saat itu karena saya masih pegawai rendahan yang hampir mustahil untuk pergi keluar negeri. Kemudian pada tahun 2009 saya ke Australia secara tidak disengaja karena memperoleh tiket gratis dari Pertamina, walau saya sudah melupakan sumpah itu.


Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Sumpah itu tidak boleh sembarang terucap, ada yang mengetahui kebenarannya yaitu diri kita sendiri dan Tuhan Yang Maha Tahu. Apalagi yang melibatkan orang lain, menurut saya dosanya akan berlipat ganda apabila kita tidak menepati sumpah janji kita, dunia akhirat hukumnya. Jadi, orang yang berani bersumpah sebaiknya orang yang mempunyai integritas tinggi, ketaatan pada prinsip moral dan etika. Integritas bukan untuk dijual. Apabila kita berani melanggar sumpah, rasanya kita tidak layak disebut bermartabat, maka berhati-hatilah.

Kita boleh melakukan sumpah pribadi, asalkan untuk tujuan yang positif, yang membawa kebaikan dan kemuliaan, supaya kita termotivasi, karena sumpah juga bisa dipergunakan untuk mendorong dan memacu kita menggapai kesuksesan. Selamat hari Sumpah Pemuda, semoga kita semua tetap berjiwa muda, hehehe...setuju ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA. 

Senin, 28 Oktober 2013

Kekuatan Kata Mengapa


Ayah teman saya adalah orang pertama yang menunjukkan kepada saya seberapa banyak perubahan besar yang dapat kita lakukan dalam hidup kita saat kita sungguh-sungguh termotivasi. Meski ia baru berusia dua puluh tahunan dan tidak bisa berbahasa Indonesia ketika ia memutuskan untuk meninggalkan negara asalnya China, untuk membangun kehidupan barunya di Indonesia. Ia memulai perjalanan panjang menggunakan perahu dengan beberapa orang teman sebagai imigran gelap dengan hanya berbekal tekad yang membara untuk membuat suatu perubahan. Akhirnya pada tahun 1950 an ia mencapai Indonesia, sebuah negara dimana ia tidak mengenal seorang pun. Apa yang membuat ayah teman saya membulatkan tekad dan terus melangkah ? Keyakinannya untuk bertindak, karena ia tahu mengapa ia ingin lari dari sebuah negara yang memberikan kesempatan terbatas. Ia harus memperoleh hidup yang baru, oleh karenanya ia berhasil melawan halangan-halangan yang berat dan menemukan cara untuk mewujudkannya.

Sering saya mengobrol dengan beliau saat saya masih di sekolah menengah atas, karena anak beliau termasuk salah seorang teman yang sering saya kunjungi ketika itu. Setiap kali saya tanyakan bagaimana ia bisa berhasil, ia dapat mencapai tujuannya, ia menjawab, “Saya tidak tahu.” Beliau tidak hanya tiba dengan selamat di Indonesia, tapi juga berhasil menjadi orang yang sukses dengan memiliki beberapa perusahaan dan keluarga yang bahagia. Meski dulu ia berhasil, pertanyaan “bagaimana” memberi kami perasaan bahwa apa yang dilakukannya saat itu adalah hal yang mustahil. Namun saat saya tanya pada beliau “mengapa”, ia selalu menjawab, “Untuk bebas”. Alasannya sangat pribadi dan kuat, sehingga membuatnya mampu menghadapi setiap rintangan.


Saya tidak pernah mengalami kesulitan sehebat itu, yang mempertaruhkan jiwa raga. Walaupun saya pernah menjadi penjual burung merpati di pinggir Kalimalang, Jakarta dan harus menyebrangi sungai untuk pulang pergi setiap hari dan saya juga pernah menjadi seorang nelayan yang melaut berhari-hari selama setahun tapi semuanya itu masih saya lakukan di negeri sendiri. Saya bisa menarik kesimpulan bahwa ayah teman saya, tidak pernah fokus pada “bagaimana”, sebaliknya ia berfokus pada “mengapa”.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Apa yang telah saya pelajari dari pekerjaan dan pengalaman hidup saya, kata “mengapa” mungkin adalah pertanyaan paling kuat di bumi. Apakah Anda seorang yang sangat termotivasi atau seorang yang paling putus asa dalam mencapai tujuan Anda, apabila Anda dapat menemukan secercah cahaya tentang mengapa Anda harus berubah, pada akhirnya dapat membuat Anda mengubah kehidupan Anda. Ketika kita ditanya apakah kita ingin sukses, ingin kaya, ingin naik pangkat, ingin berkelimpahan, tidak seorang pun dari diri kita tidak memberikan jawaban ya. Ingin saja sering kali tidak cukup, kecuali kita mengharuskannya. Apabila kita memiliki alasan-alasan yang kuat dan jelas, maka kita pasti akan memiliki motivasi yang kuat. Hasilnya, kita dapat mewujudkan impian kita.

Fokuslah pada “mengapa”. Manfaatkanlah kekuatan kata ini untuk menggapai impian Anda. Renungkan dan tanyakan pada diri Anda sendiri, serta jawab dengan sungguh-sungguh, “mengapa” Anda harus sukses dan berhasil ? Semoga sukses, sampai ketemu di puncak.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Minggu, 27 Oktober 2013

Tiga Jenis Kehidupan


Saya menyadari bahwa orang cenderung menjalani salah satu dari tiga jenis kehidupan ini. Mari kita telusuri supaya kita dapat membedakannya dengan lebih baik, sehingga kita bisa memilih mau tetap mempertahankannya, meningkatkannya atau mengubahnya sama sekali.


Pertama, Kehidupan yang terkungkung. Dimana banyak orang menjalani kehidupan dengan terkungkung pada masa lalu atau dalam ekspektasi orang lain. Mereka membiarkan orang lain atau masa lalu menentukan siapa diri mereka. Sejak lahir, kita digoda oleh hadiah dan hukuman (rewards dan punishment) untuk melakukan apa yang orang lain ingin kita lakukan. Kita bersekolah di tempat pilihan orang tua kita, bekerja di bidang yang baik menurut teman kita, dan pindah ke kota yang diinginkan kekasih kita (walaupun sesungguhnya kita benci kota itu). Kita bergerak, berbicara, bertindak seperti yang diinginkan orang dari diri kita. Kita pun tak pernah beranjak jauh dari rutinitas, karena takut gagal dan dihakimi orang lain. Seluruhnya adalah proyeksi dari harapan orang lain, kita tak pernah berani bercermin serta menanyakan apa yang sesungguhnya kita inginkan. Inilah kehidupan patuh dalam kurungan. Pada titik tertentu, kita merasa tertindas, terpenjara, terkekang, dan kelelahan untuk keluar. Tidak semua orang bisa mendobrak bebas, dan fakta yang mengusik, ada yang tak pernah bisa bebas.

Kedua, Kehidupan yang nyaman. Bagi banyak orang  diantara kita, kehidupan terasa lebih baik dibanding kehidupan didalam kurungan. Lewat kerja, dedikasi, dan situasi yang menguntungkan, kita menjalani kehidupan yang kita anggap nyaman. Kita memiliki rumah, pasangan, anak dan kendaraan. Kita merasa terlibat dan bersyukur atas kehidupan kita. Kita melihat teman sejawat kita menempuh perjalanan serupa dan terlihat bahagia. Kemudian satu hari, ada yang bertanya tentang kehidupan kita, masalah mulai berkecamuk di dalam benak kita, “ Apakah ini yang benar-benar  saya inginkan ? Apakah hanya begini ?” Lalu muncul bantahan, “ Tidak bisakah kau puas dengan apa yang kau miliki sekarang ?  Seharusnya kau lebih bersyukur.” Kehidupan bukan terasa tidak bermakna, tapi misterius. Meskipun lebih mirip rutinitas, kita mulai merasa terkurung. Kita mulai bertanya-tanya, “ Bagaimana aku bisa berakhir disini ? Kemana lenyapnya ambisi dan semangatku ?” Diri yang terkurung merasa tidak memiliki potensi, sementara diri yang nyaman merasa punya potensi, tapi khawatir puncak potensi itu sudah tercapai. Diri yang terkurung dibatasi oleh kondisi-kondisi diluar, sedangkan diri yang nyaman dibatasi oleh kesuksesannya sendiri. Tetapi ada kesamaan yang tak terbantahkan antara diri yang terkurung dan diri yang nyaman, keduanya sama-sama menginginkan lebih banyak warna, variasi, kreativitas, kebebasan didalam kehidupan mereka.

Ketiga, Kehidupan penuh gairah. Diri yang penuh gairah melihat dunia yang sama itu, penuh dengan kemungkinan menyenangkan, tak terbatas bagi pertumbuhan dan kemajuan. Mereka yang menjalani kehidupan penuh gairah tidak akan merasa kelelahan atau pun terasing karena jebakan kehidupan. Mereka berpikir sedang menciptakan dunia, sedang menciptakan definisi mereka sendiri tentang makna kehidupan serta kemajuan. Mereka menginginkan dan mendambakan tantangan yang memperhebat kemampuan mereka. Mereka tidak khawatir membuat ombak, mereka lebih khawatir tentang melakukan apa yang benar dan bermakna. Sekilas tampaknya orang-orang yang menjalani kehidupan penuh gairah telah mengatasi segala hambatan dan menjalani kesuksesan yang menawan. Sesungguhnya tidak demikian, mereka juga mengalami kesulitan dan hambatan yang menghadang, hanya saja mereka menikmati perjalanan yang harus mereka tempuh, apa pun rintangannya. 

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Marilah kita evaluasi diri kita, apakah kita termasuk yang pertama yaitu kehidupan yang terkungkung, yang selalu merasa dibatasi oleh pengalaman-pengalaman yang tidak pernah bisa kita kuasai, yang tidak pernah mampu mendobrak batasan-batasan yang ada didalam pikiran kita sendiri. Atau apakah kita termasuk yang kedua, yaitu kehidupan yang nyaman, yang melihat dunia sebagai hal yang rutin, sehingga membosankan. Dalam kenyamanan ternyata ada kegelisahan yang tak kunjung padam, diakui mau pun tidak diakui. Atau kita termasuk yang ketiga yaitu kehidupan penuh gairah, yang mungkin tadinya mereka terkurung atau terlalu nyaman, atau bahkan keduanya, tapi kemudian berubah, terlihat terbang di atas keriuhan, dipicu oleh energi yang sama sekali berbeda dan terarah pada tujuan yang sepenuhnya berbeda. Mereka malah menantikan peluang untuk perubahan dan pertumbuhan. Kredo (semboyan) mereka, “ Jangan tanyakan apa yang kau dapat dari dunia, tapi tanyakan apa yang kau berikan pada dunia “.

Pilihannya, saya serahkan kepada Anda sepenuhnya, karena Anda berhak menentukan hidup Anda, bukan orang lain.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Sabtu, 26 Oktober 2013

SPBU Milik Mr. Dunsmuir


Barusan saya mendapat bbm dari seorang teman, tentang SPBU milik Mr.Dunsmuir, seorang pebisnis sekaligus motivator, di Victoria-British Columbia, Canada. Cerita ini mungkin dapat menginspirasi kita bahwa pekerjaan yang sederhana, biasa, apabila dilakukan dengan luar biasa, maka hasilnya juga luar biasa.

Pada umumnya SPBU di AS dan Kanada adalah self service, pelanggan mengisi sendiri tanpa bantuan operator. Namun di SPBU miliknya, ada 4 pekerja yang melayani setiap mobil yang datang.

Pekerja 1, akan membukakan pintu dan mempersilahkan penumpangnya keluar, kemudian segera membersihkan tempat duduk dan interior kendaraan dengan menggunakan mesin penghisap debu.

Pekerja 2, membuka kap mobil untuk memeriksa air radiator, dan pelumasnya.

Pekerja 3, mengisi tangki bahan bakar sambil membersihkan semua kaca jendela mobil.

Pekerja 4, akan memeriksa tekanan ban kendaraan, apabila kurang akan diberikan tambahan tekanan sesuai yang diinginkan oleh pemilik mobil.


Semua kegiatan ini dilakukan dengan standar yang profesional, ramah dan bersahabat. Kebanyakan pekerjanya adalah anak muda. Menjadi petugas spbu atau pompa bensin tentu bukan profesi idaman bagi banyak orang, karena bukan pekerjaan dengan standar gaji tinggi. Namun Mr. Dunsmuir selalu memotivasi dan menekankan bahwa sangat mungkin  pengemudi mobil yang mereka layani adalah calon bos mereka. Jika mereka melayani dengan baik dan bersemangat, itu akan menjadi promosi yang baik untuk diri mereka. Faktanya memang demikian, banyak pekerja SPBU itu kemudian direkrut oleh para pemilik perusahaan yang terkesan dengan etos kerja mereka saat mengisi bahan bakar di SPBU tersebut. Hal itupun memotivasi para pekerja untuk selalu melayani dengan prima, dan SPBU itu seolah-olah menjadi batu loncatan dan kampus kehidupan bagi mereka.

Tak heran spbu itu selalu kebanjiran pelamar. Dan reputasi SPBU yang lain dari pada yang lain, dengan pelayanan istimewa, membuatnya selalu ramai dikunjungi para pelanggan. Yang tak kalah menarik, para mantan pegawai Mr.Dunsmuir juga kemudian selalu setia mengisi bahan bakar disitu.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Kita bisa menarik kesimpulan, bila kunci suksesnya adalah service excellent dan karyawaan yang termotivasi. Hal ini juga berlaku bagi setiap orang, tidak hanya karyawan SPBU saja, termasuk kita. Walaupun pekerjaan yang sekarang kita lakukan mungkin bukan pekerjaan impian kita, namun jika kita melakukan dengan sungguh-sungguh, penuh keseriusan, menggunakan hati, itu akan membawa kita kepada “Promosi” yang sesungguhnya. Anda tidak akan pernah rugi memberikan pelayanan yang terbaik. Menolong orang lain berarti menolong diri sendiri.

Berikan yang terbaik, karena Anda sedang mempromosikan diri Anda kepada setiap orang ! Masih ogah-ogahan ? Masih malas ? Kebangetan...


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Jumat, 25 Oktober 2013

Katak Buruk Rupa


Pada jaman dahulu kala, seorang nenek sihir mengutuk seorang pangeran tampan menjadi seekor katak buruk rupa. Kutukan ini hanya dapat dikalahkan apabila ada seorang putri yang mau mencium katak tersebut. Sesuatu yang menurut si penyihir jahat tidak akan mungkin terjadi. Pada saat yang sama ada seorang putri cantik yang ingin sekali menikah dengan seorang pangeran tampan.  Tapi sayang sekali, karena sang pangeran tampan yang ada dalam pemikirannya tidak kunjung dijumpainya.

Pada suatu hari, ketika sang putri sedang berjalan-jalan di pinggiran hutan dekat sebuah danau kecil,  dia melihat seekor katak buruk rupa yang tinggal disitu. Waktu sang putri sedang duduk merenungkan nasibnya karena merindukan sang pangeran tampan yang diidamkannya dipinggiran danau, tiba-tiba katak itu melompat ke pangkuannya. Dia mengatakan bahwa sesungguhnya dirinya adalah seorang pangeran tampan, dan seandainya sang putri mau menciumnya, dia akan menjelma menjadi manusia dan bersedia mempersunting dan mencintai sang putri selama-lamanya.


Gagasan tersebut terdengar menggelikan, karena memang ini adalah sebuah dongeng yang saya baca dari buku, “Kiss that frog” karangan Bryan Tracy. Namun, ceritanya sang putri walaupun agak jijik melihat sang katak sangat buruk dan berlendir, memberanikan diri, sambil memejamkan matanya, ia mencium bibir sang katak tersebut. Sebagaimana yang dijanjikan, si katak pun langsung berubah menjadi seorang pangeran tampan. Dia memenuhi janjinya dan menikahi sang putri, dan mereka pun hidup bahagia selamanya.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Tujuan utama manusia di dalam hidupnya adalah menikmati kebahagiaan dan kedamaian. Setiap manusia yang normal tentu ingin menikmati serta mengalami perasaan-perasaan cinta, kenikmatan, kepuasan, dan keberlimpahan yang positif. Pada saat kita belajar untuk “mencium katak”, dan membiasakan diri mencari dan menemukan sesuatu yang positif dan berharga dalam diri setiap orang dan setiap pengalaman, maka kita akan dapat memanfaatkan potensi yang ada guna mencapai kesuksesan. Temukan “katak” apakah di dalam kehidupan Anda yang perlu di”cium” agar Anda mampu meraih cita-cita Anda. Pengalaman-pengalaman negatif apa sajakah didalam kehidupan yang perlu kita rangkul, atasi, dan manfaatkan agar kita menjadi sosok yang mengagumkan dan luar biasa ? Sang putri mengawali dengan gagasan yang jelas untuk menemukan seorang pangeran tampan yang sesuai dengan dirinya. Dia tidak mengawali dengan bermimpi hendak menikahi siapa saja yang melamarnya. 

So...., tugas Anda adalah bayangkan pangeran tampan Anda, yaitu goals Anda, harus jelas. Kemudian temukan “katak” dalam kehidupan Anda, yaitu sesuatu yang menjadi hambatan Anda. Lalu “cium” katak tersebut, yaitu singkirkan hambatan Anda sehingga Anda sukses meraih goals Anda. Sanggup ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Kamis, 24 Oktober 2013

Hindari Bahasa Korban

Saat berbicara tentang sesuatu yang menghambat kita menjadi sosok yang kita inginkan, kita harus berurusan dengan perasaan bersalah, gagal dan tidak layak. Semua perasaan ini mampu menghancurkan impian kita meraih kesuksesan dan kebahagiaan apabila kita tidak mau mempelajari cara-cara mengusirnya.

Rasa bersalah sebetulnya adalah hasil pembelajaran, karena anak kecil tidak dilahirkan dengan membawa perasaan bersalah. Hal ini diperoleh dari hasil pembelajaran saat anak tumbuh menjadi dewasa. Sesuatu yang dipelajari, maka juga boleh tidak dipelajari. Perasaan bersalah akan membuat seseorang menjadi “korban” dari kehidupan, keadaan, takdir, masyarakat, dan berbagai faktor lainnya.

Dalam pekerjaan dan hubungan pribadi, mereka mengatakan, “ Saya akan mencoba,” atau “Saya akan berusaha sebaik mungkin,” yang sebenarnya adalah alasan karena kegagalan yang mereka lakukan sebelumnya. Setiap kali ada orang yang mengatakan kalimat itu, kita tahu bahwa mereka kebanyakan akan gagal dan kecewa. Pesan saya, “Lakukan atau jangan lakukan, tidak ada istilah mencoba.”



Begitu seseorang dilanda oleh perasaan bersalah, gagal, tidak layak dan rendah diri, mereka akan membuat perasaan itu semakin kuat dengan menggunakan bahasa korban. Mereka yang merasa sebagai korban, selalu membuat berbagai alasan. Dengan menganggap diri mereka sebagai korban, seakan mereka adalah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Dalam hukum sebab dan akibat, korban adalah akibat. Jadilah penyebab, maka Anda akan menjadi pengendali hidup Anda.

Berikut ini adalah empat langkah yang dapat kita lakukan untuk menyingkirkan perasaan bersalah yang bisa jadi telah tertanam sejak usia muda :

Pertama, mulai saat ini jangan mengkritik diri sendiri karena apapun. Kata-kata terbaik yang dapat diucapkan adalah kata-kata positif dan bersemangat.  Afirmasikan atau lakukan penegasan berulang-ulang kali dengan kata-kata terbaik seperti, “ Saya suka pada diri saya sendiri,” “ Saya pasti bisa,” “Saya bertanggung jawab !”

Kedua, Jangan mengkritik siapapun. Tumbuhkan kebiasaan untuk selalu menemukan hal-hal positif pada diri orang lain dan berikanlah pujian. Jadilah sosok yang tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang mengecilkan hati. Dengan membuat sesuatunya positif, niscaya kita pun akan ikut menjadi positif, kepercayaan diri kita juga akan semakin meningkat.

Ketiga, jangan manfaatkan perasaan bersalah pada diri orang lain. Jangan pernah berusaha membuat orang lain merasa bersalah atas sesuatu yang mereka lakukan atau tidak mereka lakukan. Yang Anda perlu lakukan hanya memuji, menerima atau paling tidak menutup mulut. Hadiah terbesar yang dapat Anda berikan untuk orang lain adalah kasih tanpa syarat dan penerimaan.

Keempat, jangan biarkan diri Anda dimanipulasi oleh perasaan bersalah yang disebabkan oleh orang lain.  Sejak hari ini dan seterusnya, tolak semua upaya untuk membuat Anda merasa bersalah atau gagal karena alasan apapun. Menghapus segala jenis emosi negatif harus menjadi tujuan utama Anda.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Sembilan puluh lima persen dari cara kita berpikir dan perasaan tentang diri kita sendiri, ditentukan oleh cara kita berbicara dengan diri sendiri. Dialog batin dari orang yang dilanda perasaan bersalah, gagal atau tidak layak yang memandang diri mereka sebagai korban, biasanya dipenuhi keluhan, kritikan, dan tuduhan terhadap orang lain. Lakukan empat langkah secara konsisten untuk menyingkirkan hambatan-hambatan kita. Tentukan apa yang membuat kita merasa nyaman secara emosional dan secara fisik dalam interaksi kita dengan orang lain. Ucapkan selamat tinggal pada hal-hal negatif dan perasaan menjadi korban. Jadilah sosok yang Anda inginkan karena Anda pasti bisa !

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Rabu, 23 Oktober 2013

Bukan untuk Semua Orang


Setiap kali mengadakan acara motivasi atau training untuk karyawan sendiri, ada kebimbangan yang mengganggu bahkan sampai saat ini. Jika mereka diwajibkan datang bukan atas keinginan mereka sendiri, muncul pertanyaan, “ Apakah akan bermanfaat ?” Sebaliknya, bila hanya sekedar diumumkan, ternyata peminatnya sedikit, bahkan orang yang seharusnya datang dan memberi contoh bagi bawahannya malah tidak hadir sehingga tidak sesuai dengankeinginan perusahaan, acara pun menjadi kurang efektif. Namun setelah membaca buku The 17 Indisputable Laws Of Teamwork, karangan John.C.Maxwell, saya menjadi paham dan mengerti bahwa kesalahan saya adalah mempunyai pemikiran bahwa semua orang yang berada didalam tim saya harus tetap berada disana. Tidak berarti semua orang selalu bersedia mengikuti saya hanya karena saya ingin membawa mereka bersama saya. Saya menemukan bahwa ketika seseorang diminta bekerja sama, bisa jadi :


      1.   Tidak semua orang harus bergabung.
Beberapa bulan yang lalu saya merekrut pemuda lulusan S1 yang menurut penilaian saya termasuk orang yang memenuhi kriteria, saya bisa melihat sejauh ia bisa berkembang, sekalipun ia tidak dapat melihatnya. Karena saya memiliki visi dan percaya bahwa tujuan saya cukup berharga dan menguntungkan untuk mereka, kadang kala saya terlalu naif dengan berasumsi bahwa semua orang ingin berkembang bersama saya. Pada saat saya membentuk Tim SPBU Bintang, saya membutuhkan seseorang karyawan baru yang cekatan, yang benar-benar bisa fokus bekerja di dalam tim. Namun setelah bekerja tiga bulan, ternyata asumsi dan ekspektasi saya keliru, ia pun mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas. Mereka memiliki agenda yang berbeda.

      2.   Tidak semua orang akan bergabung.
Ada orang-orang yang sebaiknya tidak bergabung didalam tim, karena mereka tidak ingin pergi. Mereka tidak ingin berubah, bertumbuh atau menaklukkan hal baru. Mungkin masalahnya adalah sikap mereka. Mereka bertahan dengan status quo, kita hanya dapat mengucapkan terima kasih atas kontribusi mereka di masa lalu dan terus bergerak maju.

      3.   Tidak semua orang bisa bergabung.
Bagi kelompok ini, masalah utamanya adalah kemampuan. Mereka mungkin tidak mampu mengikuti kecepatan langkah rekannya, atau tidak dapat membantu kelompok itu tiba di tempat tujuan mereka. Bukan berarti mereka adalah orang yang tidak baik. Namun apabila mereka berada didalam tim, akan menjadi mata rantai yang lemah yang akan menghancurkan kekuatan tim. Hanya ada dua pilihan, melatih mereka atau mencari pengganti.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Jika Anda harus memimpin sebuah tim, Anda tidak bisa mengabaikan masalah yang diciptakan oleh mata rantai yang lemah. Jika timnya adalah sebuah bisnis, Anda bertanggung jawab terhadap pemilik atau para pemegang saham. Jika Anda telah menawarkan pelatihan namun tidak berhasil, maka “mengganti” mungkin adalah solusinya. Apa pun situasi yang kita hadapi, ingatlah bahwa tanggung jawab kita terhadap orang-orang, dengan urutan sebagai berikut : organisasi - tim - barulah pada kepentingan kita. Kepentingan dan kenyamanan kita ada di urutan terakhir. Jika Anda anggota tim, mudah-mudahan Anda tidak termasuk 3 kategori diatas, sehingga Anda bisa menjadi anggota tim yang hebat. Semoga bermanfaat.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Selasa, 22 Oktober 2013

3 Cara Memimpin Ke Atas


Dua orang karyawan sedang membicarakan atasan di perusahaan mereka, dan salah seorang dari mereka berkata, "Tahu tidak, kita tidak mungkin tidak menyukai orang itu". Lawan bicaranya pun menjawab, "Ya, jika kita tidak menyukainya, ia akan memecat kita".

Itu adalah lelucon. Bila Anda adalah seorang bawahan yang mau memimpin ke atas, adalah benar, Anda pihak yang harus menyesuaikan diri dengan kepribadian pemimpin Anda. Para pemimpin sudah terbiasa dengan orang lain yang menyesuaikan dengan kepribadian mereka. Pemimpin hebat yang jarang dijumpai adalah yang menyesuaikan diri ke bawah dengan orang-orang yang bekerja untuknya.

Anda dapat memimpin orang lain darimanapun di dalam suatu organisasi. Karena memimpin adalah mempengaruhi. Intinya adalah : Kepemimpinan adalah pilihan yang kita buat, bukan tempat yang kita duduki. Siapapun dapat memilih untuk menjadi seorang pemimpin dimanapun ia berada. Kita dapat membuat suatu perbedaan, tak peduli dimanapun kita berada. Ada tiga hal penting supaya Anda dapat belajar memimpin ke atas, yaitu :


Pertama, Ringankan beban pemimpin Anda. Sebagai seorang karyawan, anda dapat melakukan salah satu dari dua hal ini untuk pemimpin Anda. Anda membuat bebannya lebih ringan, atau Anda membuat segala sesuatunya lebih berat. Apabila Anda membantu seseorang yang lebih besar daripada Anda, itu membuat Anda bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Kedua, Menjadi pemain yang diandalkan. Jika Anda sedang berupaya menyelesaikan perkerjaan yang teramat penting bagi perusahaan, kemudian tiba-tiba Anda diserahi lagi satu tugas yang sama pentingnya yang harus diselesaikan pada waktu yang sama, apa yang akan Anda lakukan? Bagaimana cara Anda merespons? Jika Anda sama seperti sebagian besar pemimpin baik yang lain, Anda akan menyerahkan salah satu tugas ke seorang pemain yang dapat diandalkan. Pilihannya hanya selesai atau mati.

Ketiga, Jadilah orang yang lebih baik hari esok dibanding hari ini.  Saya telah bertemu banyak orang yang mengidap penyakit tujuan. Mereka beranggapan bahwa mereka telah "sampai" setelah meraih sebuah posisi atau level tertentu di suatu organisasi. Saat mereka sampai di tempat yang diinginkan tersebut, mereka berhenti berjuang untuk tumbuh dan berkembang. Sungguh membuang-buang potensi!! Jangan takut bertumbuh terlalu lambat, kita hanya boleh takut apabila diam tidak bergerak. Asah terus diri Anda.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Jika kita ingin maju, memimpin ke atas jauh lebih baik dibandingkan menjilat ke atas. Mempengaruhi pemimpin kita bukanlah suatu yang bisa kita lakukan dalam waktu satu hari. Bahkan, karena kita tidak memiliki kendali terhadap orang di atas kita pada struktur organisasi, mereka mungkin akan menolak dipengaruhi oleh kita atau siapapun dibawah wewenang mereka. Namun kita dapat memperbesar peluang kesuksesan kita bila kita mempraktikkan tiga prinsip diatas. Jika kita melakukan dengan konsisten, pemimpin di atas kita akan belajar mempercayai kita, bergantung pada kita dan meminta saran pada kita. Mau mencoba? ...... SELAMAT CALON PEMIMPIN !


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Senin, 21 Oktober 2013

Empathy


Ada seorang ayah, bekas gelandang pemain bola yang karena cedera tidak dapat melanjutkan kariernya, sangat menginginkan putranya yang masih kecil bisa menjadi gelandang yang hebat. Sang ayah melatih anaknya dari kelas satu sampai kelas delapan dan ia menjadi pemain gelandang yang luar biasa. Dapat dibayangkan betapa bangganya sang ayah setiap kali melihatnya bermain, ia akan berkata, "Yang itu putra saya."

Pada saat naik kelas sembilan, tiba-tiba si anak mengatakan pada ayahnya tidak ingin bermain bola lagi. Seketika sang ayah kaget, 

"Kamu sudah gila? Tahukah kamu betapa mahirnya kamu, betapa ayah sudah menghabiskan waktu untuk melatih kamu?" Ia bersikeras tidak mau bermain.

Keinginan berhenti si anak sangat mengganggu emosi sang ayah. Selama berhari-hari ia berusaha membujuk sang anak namun tidak ada kemajuan. Sejak saat itu seperti ada jurang yang membatasi hubungan mereka.

Suatu saat sang ayah mengikuti seminar tentang cara menjadi pendengar yang lebih baik. Sepulang dari seminar, timbul pertanyaan-pertanyaan didalam benaknya, 

"Apakah saya sedang membesarkan seorang pemain bola atau membesarkan seorang putra? Apakah saya melakukan ini untuk dia atau untuk saya sendiri?"

Sang ayah memikirkan kembali matang-matang, kalau membesarkan seorang putra, maka sepak bola tidaklah teramat penting.

Tak lama kemudian sang ayah mendapat kesempatan,
"Jadi kamu sudah mantap untuk tidak mau bermain lagi tahun ini?"
"Tidak," jawab si anak. 
"Saya tidak terlalu menikmatinya tahun lalu," ujarnya melanjutkan.
"Jadi tahun lalu tidak menyenangkan, ya?" tanya sang ayah.
"Sama sekali tidak."
Sang ayah mengangguk, membenarkan pernyataanya.
"Saya kesal sekali tahun lalu, Ayah. Saya dihajar di lapangan. Ukuran badan saya kan separuh badan anak-anak lain."
"Oh..kamu dihajar tahun lalu, ya?"
Saat ini si anak mulai merasa bahwa ayahnya peduli dan mencoba memahaminya, sehingga si anak mulai membuka diri.
"Iya, maksud saya, badan anak-anak lain jauh lebih besar. Ayah berbadan besar sewaktu muda, jadi ayah tidak mengerti,"
"Kamu pikir ayah tidak akan mengerti ya?" Dan pembicaraan berlanjut, sang ayah mendengarkan, belajar banyak hal baru tentang putranya. Si anak merasa gelisah, takut, rentan. Ia merasa tertekan untuk memenuhi harapan ayahnya.
Setelah beberapa menit saat sang ayah berusaha memahami anaknya dengan sungguh-sungguh, si anak bertanya,
"Jadi menurut ayah apa yang harus saya lakukan?"
Ayahnya menjawab, "Apapun keputusanmu tidak masalah buat ayah. Yang penting buat dirimu. Bila mau bermain lagi, bagus. Bila tidak, juga bagus. Ayah akan mendukung apapun keputusanmu."
Beberapa hari kemudian si anak menghampiri ayahnya dan berkata,
"Ayah, saya ingin tetap bermain tahun ini." Mereka berdua bahagia.


Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Menghabiskan waktu beberapa puluh menit untuk mencoba benar-benar mendengarkan dan memahami akan menghilangkan sebuah persoalan yang mungkin bisa berlanjut selama berbulan-bulan atau mengakibatkan perselisihan yang berkepanjangan. Sungguh, emphaty adalah bentuk komunikasi yang paling cepat.
Berusahalah lebih dahulu untuk mengerti....baru kemudian dimengerti.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Gaya Hidup Positif


Setiap hari kita mendengar berita-berita yang tidak menggembirakan. Pikiran kita mengatur tindakan kita, itu adalah fakta. Pikiran negatif membesar-besarkan sesuatu. Beberapa orang memperlakukan tetesan air atap bocor, seperti menghadapi hujan badai. Pikiran negatif juga menghambat respon positif dari orang lain. Bahkan, jawaban dari suatu pertanyaan sangat ditentukan oleh cara kita menyampaikan. Seperti dalam training sales, kita mempelajari teknik bertanya yang sangat dipahami oleh penjual yang berpengalaman untuk memperoleh jawaban yang positif, tergantung cara kita mengemas pertanyaannya.

Seorang mahasiswa yang sedang KKN di dalam asrama militer memutuskan untuk mencoba teori tersebut. Ketika dipekerjakan di bagian dapur, ia bertugas membagi-bagikan buah jeruk di sepanjang meja makan.

“Anda tidak ingin makan jeruk, kan?” ia menanyai beberapa orang dengan pertanyaan negatif. Sembilan puluh persen menjawab, “ Tidak.”

Kemudian ia mencoba melanjutkan menawarkan berikutnya dengan pendekatan positif : ”Anda pasti ingin makan jeruk, kan?” Hampir lima puluh persen menjawab, ”Oh ya, saya mau satu.”

Kemudian ia mencoba cara ketiga menurut teknik penjualan dasar, ”Anda ingin satu atau dua?” tanyanya. Hasilnya adalah empat puluh persen mengambil dua, dan lima puluh persen mengambil satu. Biasanya jeruk di asrama ini kurang diminati karena kualitasnya yang buruk.

Negativisme membatasi orang-orang. Kalau mereka kalah, maka mereka tidak akan pernah berhasil. Kita bisa melihat cuplikan-cuplikan dibawah ini  :

Thomas Edison tercatat pernah berkata bahwa gambar bersuara tidak akan pernah populer. Siapakah yang tidak punya televisi dirumah?
Ia juga pernah berusaha membujuk Henry Ford untuk melupakan ide mobil bermesinnya yang waktu itu masih mentah. “Itu ide yang tidak berguna,” katanya.

Madam Curie dibujuk para ahli untuk melupakan gagasan ilmiah yang mustahil tentang radium.

Air kemasan Aqua juga dilecehkan pada saat diperkenalkan, karena harganya lebih mahal dari bensin.

Hingga saat ini kita masih disulitkan oleh orang-orang yang negatif. Asumsi mereka cenderung melumpuhkan kreativitas dan pencapaian potensi kita yang sesungguhnya.


Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Pertanyaannya adalah, apakah kita diatur oleh pemikiran negatif atau positif? Seperti halnya pemikiran negatif menghasilkan tindakan negatif, pemikiran positif pun menghasilkan tindakan yang positif. Gaya hidup negatif adalah bahaya terbesar yang harus kita hadapi untuk mencapai keberhasilan. Padahal, gaya ini sering kali mempengaruhi dan mengendalikan orang-orang yang dekat dengan kita, itulah tantangan kita.
Selalu berpikir positif adalah satu-satunya jalan menuju keberhasilan, karena akan menghasilkan tindakan-tindakan yang selalu positif. Jadikanlah ini sebagai gaya hidup kita. Setuju?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Jumat, 18 Oktober 2013

Ajaran Seorang Ayah


Seorang anak kelas 5 SD, mengayuh sepeda kesayangannya dengan sebentar-sebentar tangannya membasuh keringat yang membasahi sebagian wajahnya, karena menempuh perjalanan cukup jauh, dari rumah menuju pusat kota. Dengan sedikit takut-takut, karena hari sudah petang, kondisi kota saat itu belum banyak lampu kota di sepanjang jalan seperti sekarang karena listrik masih terbatas. Anak itu disuruh ayahnya untuk pergi membeli sabun mandi di sebuah toko yang terkenal murah di kota itu. Setelah sampai dilokasi, ternyata toko kelontong tersebut, tutup. Seketika wajah anak itu berubah sedikit kebingungan karena ia diperintah untuk membeli 5 buah sabun mandi merk Camay, selain mau digunakan untuk mandi malam ini oleh sang ayah, juga untuk persediaan. Ia turun dari sepeda, menepikannya didepan toko, sambil mencoba memutar otak. Kalau ia kembali ke rumah dengan tangan kosong, khawatir akan disuruh lagi pergi membeli di tempat lain, pasti melelahkan. Kalau ia membeli dari toko lain tidak sesuai dengan yang diperintahkan, ayah pasti marah. Akhirnya, ia mencoba memutuskan untuk mencoba masuk ke toko kecil di sebelah toko tersebut dan menanyakan, “ Apakah disini jual sabun Camay ?” Jawab si penjaga toko, “Ada.” Berapa harganya satu ?” tanya anak itu. Ternyata, harganya memang lebih mahal dari harga di toko yang tutup. Maka anak itu pun mengambil keputusan membeli satu buah di toko tersebut, kemudian pulang.



Sesampainya di rumah, si anak segera memberitahukan ayahnya, “ Yah, tokonya ternyata tutup hari ini, sehingga saya membeli satu buah saja di toko sebelah, karena harganya lebih mahal dan saya tahu ayah menunggu sabun ini untuk mandi. Mungkin besok atau lusa, saya akan berangkat lagi untuk membeli kekurangannya.”  Sang ayah hanya diam tanpa sepatah kata, menerima sabun kemudian pergi mandi, tidak marah seperti biasanya apabila perintahnya tidak dilaksanakan dengan baik. Anak itu pun merasa lega, telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Kejadian ini, adalah kejadian empat puluh lima tahun yang lalu, dimana pada saat itu belum banyak yang mempunyai alat komunikasi seperti telepon, hp, ataupun kendaraan bermotor yang mempermudah seseorang bepergian. Sang Ayah memang mempunyai karakter itu, mungkin gaya pada jamannya, sehingga selalu bersikap angker, bahkan teman-teman anak itu menjulukinya ayah yang galak. Pada saat itu si anak juga setuju dengan sebutan itu, namun setelah dewasa ia mengerti bahwa ayahnya telah memberikan pelajaran sedari ia kecil bagaimana menjadi seseorang yang bisa berpikir dan berani mengambil keputusan, sekaligus bertanggung jawab. Ia pun berterima kasih dalam hati, walaupun pelajaran yang diberikan ayahnya seperti tanpa belas kasih. Ia hanya bisa mengenangkan, karena sang ayah juga sudah bahagia di alam sana, pasti sedang tersenyum melihat kesuksesan anaknya yang tidak lepas dari jasa seorang ayah yang luar biasa.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Walaupun ayah anak itu bukan seorang motivator seperti Andri Wongso, namun rasanya ajarannya tidak berbeda jauh, "Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras kepada kita. Sebaliknya, jika kita keras pada diri sendiri, maka dunia akan lunak kepada kita."


Kebiasaan untuk selalu menganalisa suatu pekerjaan kemudian memikirkan jawaban atau solusi sebaik dan selengkap mungkin apabila diberi tugas, adalah salah satu kebiasaan seseorang kategori bintang, bukan kategori orang rata-rata. Bagaimana dengan kebiasaan Anda ? Kalau belum, segera biasakanlah.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Rabu, 16 Oktober 2013

Mengelola Kata Kata

Saya barusan mendapat email dari HRExcellency Club yang berjudul Mempengaruhi Hidup Orang Dengan Kata-Katamu ! Ada yang menarik, tentang kesimpulan penting soal kata-kata yang ingin saya sampaikan disini. Salah satunya adalah demikian bunyinya : “Hati-hati, kata-kata dari orang lain dan yang kamu ucapkan bisa disalah tanggapi, makanya harus KLARIFIKASI.

Klarifikasi merupakan hal penting untuk menghindari salah tanggap, karena salah tanggap bisa fatal akibatnya. Seperti kisah Napoleon Bonaparte, yang berencana melepaskan 1200 orang tawanan Turki. Saat menginspeksi pasukan Napoleon sedang batuk. Ia berkata “ Ma sacre toux “ (batuk sialan). Tapi perwira pendamping mendengarnya berkata “Massacre touz” (bunuh semua). Tanpa basa-basi sang perwira lari dan bertindak cepat. Akibatnya seluruh 1200 orang tawanan Turki dibunuh. Sepele, hanya karena batuk sang Jendral dan pendengaran perwira yang error. Serem sekali, kan ?!


Emile de Girardin pernah mengatakan, “ Kekuatan kata-kata sangatlah besar. Sebuah kata yang dipilih dengan baik sering kali cukup untuk menghentikan pengerahan pasukan, untuk mengubah kekalahan menjadi kemenangan, dan untuk menyelamatkan sebuah kekaisaran,” Jika kita ingin memastikan bahwa kata-kata kita memiliki bobot tertentu, timbanglah kata-kata tersebut dengan baik. Berita bagusnya, apabila kita mau mengelola pemikiran kita dan mau memanfaatkan waktu berpikir yang terfokus, kita akan mengalami kemajuan dalam mengelola kata-kata kita.

Seorang pimpinan perusahaan besar bercerita tentang pengalamannya saat melakukan pekerjaan pertamanya setelah meraih gelar sarjana. Saat itu ia akan  melakukan presentasi penjualan penting ke seseorang, dan ia memutuskan meminta pimpinan tertinggi perusahaan untuk menyertainya. Ketika mereka tiba disana, si pemuda dengan sangat antusias melakukan presentasinya, dan tidak bisa berhenti berbicara sehingga tidak memberi kesempatan kepada atasannya untuk melakukan apa pun kecuali menjadi penonton hingga akhir kunjungan mereka. Saat mereka kembali ke mobil, atasan si pemuda berkata,” Seharusnya saya tinggal di kantor saja.” Ia menjelaskan betapa kehadirannya itu tidak ada gunanya. Hari itu, si pemuda mendapat pelajaran penting dan luar biasa tentang tetap “berada pada batasannya” saat bersama pimpinan seniornya. Jika Anda memiliki sesuatu yang bermanfaat untuk dikatakan, katakan secara singkat dan baik. Jika Anda tidak dapat melakukannya, kadang hal yang paling baik untuk dilakukan adalah tetap diam. Pada saat berurusan dengan karyawan, kita pasti pernah dengar atau memikirkan kata-kata sebagai berikut,”Tunjukkan kepada saya, apa yang bisa Anda lakukan, jangan hanya memberi tahu apa yang akan Anda lakukan.” Pemimpin menghargai aksi. Jika mereka meluangkan waktu yang cukup lama untuk mendengarkan, maka kata-kata yang mereka dengar harus memiliki nilai tersendiri. Buatlah agar kata-kata kita diperhitungkan.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Setiap kata yang kita ucapkan mempunyai dampak bagi diri kita maupun orang lain. Pilihlah kata-kata yang positif, kata-kata yang konstruktif atau membangun, kata-kata yang membawa kebaikan, kata-kata yang menyemangati setiap orang, sehingga kata-katanya selalu dinantikan oleh banyak orang.

Jadilah orang yang hebat luar biasa karena kata-katamu.


Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

Senin, 14 Oktober 2013

Pembelajar yang Hebat


Hari minggu ini, saya begitu lemah, rasanya hanya ingin istirahat penuh, dan tidur. Mungkin akibat hari kamis dan jumat ke Purwokerto, dua hari berturut-turut pulang malam, menghadiri acara cabor catur PORPROV ke 14  di gedung Soemardjito-Unsoed. Biasanya, hari minggu pun setelah ibadah gereja, saya tetap melakukan aktivitas seperti hari-hari lain. Tapi kali ini tenggorokan saya kering, radang, sakit untuk menelan, mungkin kebanyakan merokok dan sulit untuk berbicara, mengingatkan saya untuk lebih banyak mendengarkan ketimbang berbicara.

Saya pernah menanyakan ke beberapa orang, bagaimana mereka bisa meningkatkan keahlian komunikasi, semuanya menjawab ingin mengasah kemampuan bicara di depan publik. Tak seorangpun menjawab ingin mendengarkan dengan lebih baik. Padahal sesungguhnya komunikasi efektif bukanlah tentang meyakinkan orang lain, melainkan tentang mendengarkan. Komunikator yang baik tahu cara mengontrol kadar bicara dan mendengarkan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pakar manajemen Peter Drucker mengatakan,” Hal paling penting dalam komunikasi adalah mendengarkan apa yang tak terucapkan.” Jika kita mau mencurahkan energi ekstra dengan mengamati orang lain dan menafsirkan apa yang dikatakannya, kemampuan mendengarkan kita akan meningkat pesat.


Saya pernah baca, ada cerita menggelikan tentang 2 orang psikiater yang profesinya memang mendengarkan keluhan-keluhan pasiennya, yang satu muda dan yang satu tua. Setiap hari mereka datang ke kantor dengan pakaian rapi dan kelihatan siap bekerja secara profesional. Tetapi di penghujung hari, si dokter muda tampak letih dan berantakan, sementara yang tua tetap kelihatan segar seperti semula.

“Bagaimana Anda melakukannya ?” si doktermuda bertanya pada rekannya. “Anda selalu segar setelah mendengarkan pasien sepanjang hari.”
Dokter tua itu menjawab,” Itu mudah, saya tidak pernah mendengarkan.”

Setiap kali mendengarkan dalam waktu yang cukup lama, efeknya melelahkan. Jika kita lelah atau menghadapi situasi yang sulit, ingatlah untuk terus menjadi pendengar yang efektif, yaitu dengan lebih berkonsentrasi dan lebih mengeluarkan energi.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Seorang pendengar yang baik tidak hanya disukai dimana-mana, pengetahuannya pun akan bertambah. Biasanya orang yang wewenangnya terus menanjak semakin jarang mendengarkan orang lain, terutama orang-orang yang melapor pada mereka. Semakin tinggi posisi kita, memang kita dituntut untuk semakin jarang mendengarkan orang lain, tetapi jangan salah, tuntutan untuk mengasah kemampuan mendengarkan juga semakin tinggi. Jika kita mau mengembangkan kemampuan mendengarkan yang baik sejak awal dan terus menggunakannya, kita dapat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk sukses. Mustahil kita bisa menganggap diri kita “pakar” dan, disaat yang sama, terus bertumbuh dan belajar.

Semua pembelajar yang hebat adalah pendengar yang hebat.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Sikap itu Menular ..!!

Pada pertengahan abad 20, banyak ahli olah raga bahkan para atlit yang percaya bahwa tidak ada satu pun pelari yang dapat berlari sejauh 1 mil (1.609 meter) dalam waktu kurang dari 4 menit. Untuk beberapa waktu lamanya mereka benar, namun pada tanggal 6 Mei 1954, seorang pelari, mahasiswa Inggris berhasil mematahkan anggapan orang-orang, karena berhasil menyelesaikan lari 1 mil, dalam waktu 3 menit 59 detik dalam perlombaan di Oxford.

Kurang dari dua bulan, pelari Australia John Landy juga memecahkan rekor kurang dari 4 menit. Lalu tiba-tiba saja puluhan bahkan ratusan orang lainnya juga dapat berlari dibawah 4 menit. Mengapa ? Jawabannya adalah karena sikap mereka berubah. Mereka mulai mengikuti pola pikir dan keyakinan rekan mereka yang berhasil. Sikap itu menyebar. Sikap itu menular. Saat ini, setiap pelari kelas dunia semua bisa menempuh jarak 1 mil dalam waktu kurang dari 4 menit.


Demikian pula dengan sikap buruk, bahkan akan menyebar dan menular lebih cepat daripada sikap baik. Ada cerita menarik di suatu acara pertandingan sepak bola, ada tiga orang yang harus segera mendapatkan pertolongan pertama dari dokter karena mengalami gejala keracunan makanan. Selidik punya selidik, karena gejalanya hampir sama dokterpun menarik kesimpulan bahwa ketiga orang ini telah membeli minuman yang sama di salah satu kios di stadion. Dokter pun segera menghubungi penyelenggara untuk memberitahukan agar para penonton tidak membeli dari kios tersebut. Tidak lama kemudian, lebih dari seratus orang mengeluhkan gejala keracunan makanan. Bahkan beberapa dari mereka menunjukan gejala yang amat serius sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Ceritanya belum berakhir. Setelah diselidiki lebih lanjut, ditemukan bahwa ternyata tiga orang korban yang pertama tadi sama-sama sarapan disebuah warung makan yang sama dalam perjalanan menuju stadion. Ketika penderita lainnya mendengar berita bahwa minuman di kios stadion aman dan bukan penyebabnya, mereka pun secara ajaib sembuh dengan sendirinya. Pola pikir dan sikap, ternyata menyebar dengan sangat cepat.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Beberapa hal seperti talenta atau bakat, pengalaman atau kesediaan untuk belajar, mungkin tidak dapat ditularkan. Namun kita dapat memastikan bahwa satu hal, sikap itu menular.

Ketika seseorang selalu bersemangat dalam menghadapi tantangan,  kemungkinan akan membuatkan rekan kerjanya ikut bersemangat. Ketika seseorang selalu menunjukkan kinerja yang hebat, yang lain mengagumi dan ingin seperti dirinya. Ketika seseorang suka belajar dan mengalami peningkatan, orang lain kemungkinan besar akan terpengaruh untuk melakukan hal yang sama. Orang-orang, biasanya meniru sikap, pola pikir, keyakinan dengan siapa mereka melewatkan waktu bersama atau lingkungan mereka.

Sebar dan tularkanlah sikap yang baik di lingkungan Anda dengan menjadi orang yang hebat dan luar biasa.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA. 

Depo Kereta Api Manggarai

Setelah lulus SMA, seorang pemuda merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, dan menumpang dirumah kakak sepupunya anak bude di Kampung Bali Matraman, belakang stasiun kereta api Manggarai. Mencari pekerjaan di ibukota tidaklah mudah, pemuda itu hanya bisa luntang lantung selama beberapa bulan, menunggu panggilan dari lamaran kerja, meskipun sudah dibantu masukkan oleh kakak sepupunya. Tinggal di kampung bali Matraman cukup nyaman, walaupun termasuk daerah kumuh, karena mayoritas penghuninya orang-orang dari Jawa Tengah dan Cirebon, para tetangga sangat bersahabat, sehingga mereka cepat akrab. Kebanyakan penghuni disekitar rumah sepupunya adalah karyawan perusahaan jasa kereta api (PJKA), salah satunya bernama pak Ali asli Arjawinangun Cirebon, orangnya baik sekali. Sering mengajak si pemuda ke kantornya di depo kereta api Manggarai untuk sekedar membantu pekerjaan pak Ali, kadang kalau tidak ada pekerjaan menemani main catur, memang tanpa dibayar, tapi dibelikan makan dan rokok saja, si pemuda sudah cukup senang.  Si pemuda yang kini tidak muda lagi, tersenyum, mengenang kejadian beberapa puluh tahun yang lalu. Kejadian yang ketika itu sering diamati waktu muda, belum bisa dimaknai, baru hari ini bisa dimengerti sehingga membuatnya bergegas menuliskan cerita ini, untuk berbagi inspirasi.


Di depo kereta api Manggarai, gerbong-gerbong diatas rel kereta mengalami banyak hal. Mereka menjadi bernilai karena dimuati kargo atau barang, memiliki tujuan dan menempuh rute tertentu untuk mencapai tujuan itu. Namun gerbong-gerbong itu tidak bisa pergi kemana-mana tanpa bantuan lokomotif. Untuk melakukan sesuatu yang bernilai, mereka harus terhubung dengan lokomotif.

Pernahkah Anda ke depo kereta dan menyaksikan bagaimana potongan-potongan gerbong yang terpisah tak terhubung dan terputus, dan kemudian sang masinis menyusun, menyatukan bagian-bagian itu menjadi rangkaian kereta yang siap bekerja ? Prosesnya sederhana, pertama lokomotif yang bermesin akan mencari dan merubah haluan kejalur yang sama dengan gerbong-gerbong yang akan ditariknya. Kemudian ia bergerak mendekati gerbong-gerbong itu berada, membelakanginya, bersentuhan dan terhubung. Setelah terhubung, bersama-sama mereka bergerak maju menuju tujuan.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Hal serupa juga harus terjadi sebelum kita bisa memimpin dan mengajak orang lain menempuh perjalanan menuju satu tujuan. Cari tahulah dimana mereka berada, dekatilah mereka, sentuhlah mereka, dan jalinlah hubungan dengan mereka.

Orang yang sukses tidak dapat dipungkiri adalah seorang ahli dalam menjalin hubungan dengan koleganya. Demikian pula pemimpin yang hebat pasti juga ahli dalam menjalin hubungan dengan anak buahnya. Seorang sales atau tenaga penjual yang berhasil juga tentu ahli menjalin hubungan dengan customernya. Untungnya, kita tidak perlu mempunyai gelar sarjana atau master untuk menjadi ahli dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Namun jelas, kita perlu usaha untuk mewujudkannya. Kita hanya perlu meningkatkan keterampilan berkomunikasi, dan keinginan membantu orang lain dengan tulus.

Jadilah ahli atau expert dalam menjalin hubungan dengan orang lain, saya jamin kesuksesan mendekati Anda. Mau ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.