Bersama jajaran Manajemen dan Karyawan yang dibawahinya.

Liburan bersama keluarga

Bersama istri tercinta "Laniati Dewi".

Hidup hanya sekali...Hiduplah dengan Luar Biasa !!

Bersama manajer pelumas "Sutoyo Wijaya" salah satu divisi yang dibawahinya

Jumat, 28 Februari 2014

Stamina Bekerja


Bagaimanakah kondisi fisik dan mental Anda setelah bekerja sehari penuh ? Letih, capek, kehabisan energi, atau tetap bersemangat untuk melakukan kegiatan lain ? Jika kita mengatakan bahwa setiap kali pulang kerja pasti capek atau letih, jangan-jangan kita tidak hanya sedang mengalami keletihan fisik saja melainkan juga keletihan emosi atau mental.


Buktinya, saya mengenal banyak orang yang tetap antusias dan bersemangat melakukan aktivitas lain setelah jam kerja, baik kegiatan hobi, kegiatan sosial maupun pelayanan rohani. Terkait dengan topik ini, saya mau menceritakan tentang dua orang operator SPBU yang setiap harinya melakukan tugas cukup berat secara fisik. Mereka berdua bersahabat baik dan bekerja di tempat yang sama.

Operator yang pertama, setiap kali pulang kerja selalu pulang dalam kondisi letih dan capek. Konon cerita mandornya, bahkan setelah paruh waktu kerja ia sudah menunjukkan kondisi yang cenderung tidak bersemangat setiap harinya. Bertolak belakang dengan operator kedua.

Setiap kali pulang kerja, operator kedua tetap dalam kondisi segar. Demikian pula sepanjang jam kerja, tetap bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Bahkan ia kerap mengajak anaknya bermain sepulang kerja, melakukan kegiatan berkebun jika kebetulan masuk shift pagi atau malam. Sempat pula mengikuti kegiatan sepak bola yang menjadi kegemarannya.

Suatu saat mereka berdua terlibat pembicaraan sepulang kantor. Operator pertama yang selalu melihat sahabatnya selalu energik dan ceria bertanya,” Kamu hebat amat. Apa rahasianya sehingga kamu tetap bersemangat setelah kerja seharian ? Kamu minum jamu apa ?

Operator kedua tersenyum dan menjawab, “ Jamu apa ? Aku tidak minum jamu apa-apa !”

“ Kok bisa ?”

“ Rahasianya cuma satu. Tapi aku tanya dulu sama kamu. Apa yang kamu katakan sewaktu pamit mau berangkat kerja ke isterimu ?” tanya operator kedua.

Operator pertama menjawab,” Ya biasa. Aku bilang mau pergi kerja.”

Operator kedua sambil tertawa,” Nah itu masalahmu. Kamu selalu bilang mau pergi kerja sewaktu pamitan. Sedangkan aku tidak. Setiap hari mau berangkat kerja, aku bilang bahwa aku mau pergi untuk menghibur dan membantu orang-orang. Saya akan melakukan senyum salam sapa dengan senang dan konsisten untuk memberikan penghiburan kemudian membantu orang-orang yang mau bepergian dengan mengisikan bahan bakar ke dalam kendaraan mereka. Dapat uang pula ”. 

Saya juga pernah bertemu seorang sales yang selalu energik dalam melakukan tugasnya karena dia menganggap pekerjaannya seperti bermain bola, pada saat dia berhasil melakukan closing penjualan dia seakan melakukan tembakan gol ke gawang lawan. Ketika gagal, berarti gawangnya kebobolan.

Untuk menjaga stamina bekerja kita, kita dapat membungkus aktivitas kita menjadi satu kegiatan yang fun, yang tidak membebani diri kita. Ciptakanlah semangat bermain, sehingga pekerjaan akan terasa lebih ringan, dan waktu akan terasa lebih cepat dilalui. Yang membuat stamina bekerja kita menurun seringkali bukan karena banyaknya beban kerja tetapi karena emosi atau kondisi mental kita terhadap pekerjaan itu. Janganlah lupa untuk selalu menyempatkan diri mengambil jeda waktu istirahat sejenak untuk menyegarkan kembali fisik dan mental atau emosi kita sehingga kualitas dan produktivitas pekerjaan kita tetap terjaga. Apa pun pekerjaan Anda, carilah alasan yang menyemangati.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Kamis, 27 Februari 2014

Kemarahan Yang Cerdas


Siapakah orang yang tak pernah marah ? Kemarahan tidak bisa dihindari oleh setiap orang, tetapi apabila kita bisa mengungkapkannya secara cerdas tetap akan memberikan manfaat bagi semua pihak. Marah pun bisa dilakukan secara positif, dan ada caranya. Kita belajar tips dibawah ini, yuuk..


Pertama, pikirkanlah dampaknya untuk jangka panjang akibat dari kemarahan Anda. Seorang sales kehilangan pelanggan potensialnya yang selama ini dia layani. Masalahnya sederhana, ia tidak dapat menahan emosinya ketika jatuh tempo  pembayaran, pelanggan tersebut memping-pongnya kesana kemari. Kalau saja dia mengatakan dengan baik-baik mungkin pelangggan itu juga akan menanggapi lebih baik. Begitu pula ketika seorang karyawan marah-marah karena tidak mau mentaati aturan dan tata tertib yang baru diberlakukan. Seketika dia emosi, marah dan memutuskan mengundurkan diri. Setelah beberapa hari, dia menyesali tindakannya dan memohon untuk diterima bekerja kembali tapi nasi telah menjadi bubur.

Kedua, kemarahan Anda jangan sampai merugikan diri sendiri. Seorang manajer mengadu bahwa dia baru saja marah-marah kepada bawahannya yang mengulang-ulang kesalahan dalam bekerja. Kemudian saya tanya, “ Apakah setelah dimarahi karyawan tersebut menjadi benar dan tidak berbuat salah lagi ?” “ Tidak, tetap saja melakukan hal yang sama, “ jawab manager itu. Kemarahannya menjadi sia-sia, karena tidak memberikan solusi untuk persoalan yang dihadapinya. Untuk apa marah, yang rugi adalah diri sendiri, tensi bisa naik salah-salah kena stroke atau jantung.

Ketiga, jagalah agar kemarahan Anda tidak menghancurkan harkat dan martabat orang lain. Pada saat marah, banyak orang yang kehilangan kendali sehingga mungkin mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas bahkan sampai menghina harkat dan martabat orang lain. Kualitas sesungguhnya dari diri kita akan diuji pada saat marah. Apabila kita mengeluarkan kata-kata kotor, maka apa yang ada di dalam diri kita juga sesungguhnya kotor.  Ibarat sebuah teko, ketika kita menuangkan isi teko ternyata yang keluar adalah air kopi maka kita akan berasumsi bahwa isi teko adalah air kopi. Tanyakan apa yang Anda peroleh dengan makian yang memperbodoh atau membuat seseorang merasa sangat tidak berharga ? Hanyalah luka batin dan rasa permusuhan yang berkelanjutan.

Keempat, kemarahan kita harus mengembangkan. Ini mungkin adalah hal baru yang bisa kita lakukan. Suatu kali seorang pemilik bisnis bercerita bagaimana jengkelnya dia dengan laporan penjualan bulanan yang menurun akhir-akhir ini. Ia segera meeting dengan mengumpulkan seluruh armada salesnya. Raut wajahnya tidak dapat menutupi rasa kecewa dan amarahnya, ia lalu melemparkan hasil laporan ke atas meja sambil berkata dengan marah, “ Kalian adalah armada sales terbaik perusahaan ini. Tapi kalian membuat saya jengkel, kenapa ? Karena laporan penjualan bulanan kalian sama sekali tidak mencerminkan kemampuan kalian yang hebat.  Selama ini saya sangat membanggakan tentang kemampuan kerja kalian. Tapi kalian hanya terpaku dengan diskon-diskon harga kompetitor. Apanya yang salah dengan kemampuan kalian ? Saya tidak terima hasil seperti ini karena kemampuan kalian bisa membawa kalian jauh lebih baik dari ini !” Coba perhatikan dan resapi, kemarahannya tidak membuat patah semangat, tetapi tetap memberikan motivasi.

Kelima, kemarahan Anda harus memberikan solusi. Bukan sekedar melampiaskan kemarahan belaka, namun harus dapat memecahkan masalah. Sebagai contoh, seorang manajer yang selalu terlambat sampai kantor gara-gara sopirnya selalu datang telat. Dengan kemarahan ia membentak sopir itu, “ Kamu datang terlambat lagi. Saya tidak senang. Sekarang katakan bagaimana caranya supaya kamu bisa datang lebih pagi selama seminggu ini ?”

Kesimpulannya, kemarahan pun dapat memberikan dampak positif, apabila kita dapat menangani dan mengungkapkannya dengan benar. Namun, kebanyakan orang jarang menggunakan emosi kemarahannya secara konstruktif atau membangun. Padahal, kemarahan dapat dijadikan sumber motivasi bahkan mengembangkan kharisma diri, sekaligus mengembangkan diri orang lain jika digunakan secara positif. Jika terpaksa harus marah, belajarlah marah dengan cerdas.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Rabu, 26 Februari 2014

Yakin Pada Kemampuan Anda


Selama berabad-abad, para pemimpin religius telah mengingatkan orang-orang agar memiliki keyakinan. Mereka menyuruh orang-orang memiliki keyakinan dalam berbagai hal, tetapi mereka tidak pernah memberitahu bagaimana cara memiliki keyakinan. Mereka tidak menyatakan bahwa, “ Keyakinan adalah sebuah kondisi pikiran yang bisa dirangsang dengan sugesti diri.”

Sugesti diri adalah sugesti yang dengan sengaja kita berikan untuk diri sendiri. Bentuknya bisa berpikir, melihat, mendengar, merasakan lewat kekuatan imajinasi kita. Itulah yang kita lakukan ketika kita sedang mencoba menyemangati dan menguatkan diri sendiri.

Sugesti diri adalah sebuah fakta yang akan Anda percayai setiap kali Anda mengulangnya pada diri sendiri, entah pernyataan itu benar atau salah. Jika kita mengulang sebuah kebohongan terus menerus, kita akhirnya menerima kebohongan itu sebagai kebenaran. 


Keyakinan adalah sebuah kondisi pikiran yang mungkin dirangsang, atau dibuat, oleh afirmasi atau instruksi yang berulang-ulang pada pikiran bawah sadar, melalui prinsip autosugesti. Autosugesti adalah sugesti dari pikiran bawah sadar yang memberikan sinyal kepada pikiran sadar dalam suatu bentuk gambaran sedang melihat, mendengar, merasakan dan bisa juga pemikiran.

Ada sebuah aksioma motivasi yang menyatakan bahwa pikiran bawah sadar tidak bisa membedakan antara yang nyata dan yang dibayangkan dengan jelas. Salah satu penelitian yang sering dikutip yang mendukung konsep ini adalah yang dilakukan terhadap sekelompok pemain basket.

Para pemain dibagi menjadi tiga tim dan untuk menguji kemampuan mereka, lalu para pemain dari setiap tim dites melakukan lemparan bebas. Tim-tim tersebut kemudian dipisahkan selama satu periode dan setiap tim mendapatkan instruksi yang berbeda-beda untuk meningkatkan kemampuan mereka.

Tim pertama, diinstruksikan untuk berlatih dengan giat setiap hari selama periode itu. Tim kedua diinstruksikan untuk beristirahat, bahkan tidak boleh memikirkan basket. Sedangkan tim ketiga juga diperintahkan untuk tidak berlatih selama periode itu, tapi para anggotanya diminta menghabiskan waktu latihan dengan membayangkan secara terperinci proses bermain basket.

Pada akhir periode, dilakukan pengetesan lagi pada ketiga tim tersebut.  Tim pertama menunjukkan peningkatan kemampuan. Sedangkan tim kedua, yang disuruh beristirahat menunjukkan penurunan kemampuan. Tim ketiga yang tidak berlatih tapi membayangkan bermain basket memperlihatkan peningkatan kemampuan yang hampir sama dengan tim pertama yang berlatih.

Penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa kita dapat membohongi bawah sadar kita dengan autosugesti. Jika kita menanamkan sebuah ide dalam bawah sadar kita secara meyakinkan, bawah sadar akan menerima dan mengerjakan ide tersebut seperti sebuah fakta. 

Kuncinya adalah “ secara meyakinkan. “ Jika kita mencoba mengirimkan sebuah pesan ke bawah sadar kita tetapi masih ada keraguan dalam pikiran kita, bawah sadar juga kan mengambil keraguan itu. Itulah sebabnya, para guru sukses menegaskan pentingnya keyakinan dalam melakukannya. Pikiran bawah sadar kita takkan menilai apakah yang kita kirim itu benar atau salah, positif atau negatif, tetapi hanya merespons kekuatan masukannya, seemosi apa pemikiran tersebut.

Ketika Anda yakin pada kemampuan Anda untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Anda tidak hanya menanamkan ide ke dalam bawah sadar Anda, tetapi Anda juga harus menguatkannya. Jika Anda yakin itu akan berhasil, pikiran sadar tidak akan menentang. Ketika pikiran sadar Anda tidak menentang, pikiran bawah sadar dapat mengirimkan ide-ide kreatif ke pikiran sadar Anda dengan lebih mudah sehingga akan menghasilkan kekuatan motivasi yang mengarahkan dan mengendalikan setiap tindakan.

Apakah cara ini akan berhasil pada Anda ? Anda takkan pernah tahu, kecuali Anda mempercayainya dan yakin bahwa itu akan berhasil.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Selasa, 25 Februari 2014

Kebutuhan Yang mendesak


Pada acara motivasi karyawan Oto Kits hari jumat petang di RM. Gayor Majenang, saya membuka acara dengan menanyakan kepada para peserta, “ Siapakah yang ingin sukses ?” Semua peserta mengangkat tangannya ke atas. Kemudian saya ganti dengan pertanyaan, “ Siapakah yang butuh sukses ? Ternyata tidak seorang pun mengangkatkan tangan. 

Ketika saya bertanya dengan kata “ butuh “, maksud saya adalah untuk memberikan gambaran bahwa untuk sukses diperlukan lebih dari sekedar “ingin”. Goals saja tidak cukup untuk mencapai suatu target tertentu, diperlukan lebih dari itu, yaitu kebutuhan yang mendesak.  Ada motivator lain yang mengungkapkannya dengan mengatakan, “ Stay hungry “ atau “ You gotta be hungry.” Anda harus “ lapar “ terhadap apa yang Anda inginkan.


Perlu alasan-alasan yang kuat, perlu keinginan yang menggebu-gebu untuk mendorong seseorang mengejar apa yang ada dalam pikiran dan hatinya, kemudian mewujudkannya menjadi kenyataan. Goals setting hanyalah alat belaka bila tanpa alasan yang kuat dan keinginan yang menggebu-gebu untuk meraihnya. Kalau sukses adalah kebutuhan yang mendesak, Anda pasti akan mengupayakan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.

Seekor elang terbang kesana kemari mencari air, hari demikian panasnya dan tanah kering retak-retak pertanda sudah lama tidak ada hujan. Tiba-tiba dilihatnya sebuah kendi ditengah kebun. Elang itu pun menukik turun mendekatinya. Namun elang tersebut kecewa karena paruh dan lehernya tidak mampu menggapai air yang tinggal separuh di dalam kendi. Rasa haus kian memuncak.

Dikelilinginya kendi itu mencari sisi lain yang memungkinkannya minum. Elang itu tidak menemukan cara lain kecuali mencoba memasukkan paruh dan leher ke dalam lubang kendi, tapi lagi-lagi tidak berhasil.  Seakan mau pingsan dan sekarat. “ Aku harus mendapatkan air. Harus dapat. Pasti dapat. ” katanya meyakinkan diri.

Beberapa saat dia merenung, dan berpikir. Lalu ia berkata dalam hatinya, “ Mungkin sebaiknya aku pecahkan kendi ini. Paruhku cukup kuat dan keras.” Maka, ia pun mencoba menabrakan dirinya ke badan kendi, sekali, dua kali, tiga kali dan terus berulang-ulang. Pindah satu sisi ke sisi lainnya, apa yang dilakukannya sia-sia, kendi itu terlalu kuat.

Hampir saja ia menyerah, tetapi tampaknya takkan pernah ada putus asa mengingat ia benar-benar membutuhkan air. “ Saya tidak mau mati kehausan,” pikir sang elang.  Lalu ia melihat tumpukan batu kerikil tak jauh dari tepatnya berdiri. Sejenak ia berpikir,” Apakah ada yang dapat dilakukan dengan benda-benda itu ?” Akal itu akhirnya datang, satu kerikil ia ambil dan dimasukannya ke dalam kendi dengan paruhnya. Permukaan air kendi mulai naik. Hatinya bersorak, ia terus berusaha memasukkan kerikil-kerikil ke dalam kendi. Satu demi satu hingga permukaan air mencapai bibir kendi. Kini ia dapat menikmati air memuaskan dahaganya. 

Keberhasilan mencapai suatu tujuan digerakkan oleh suatu kebutuhan yang mendesak. Alasan kuat dan keinginan yang menggebu-gebu dikombinasikan dengan sikap tidak mudah menyerah telah melahirkan temuan baru, yaitu cara baru mencapai tujuan. Temukanlah alasan kuat Anda, kenapa Anda harus sukses ? Kenapa Anda harus mencapai goals Anda ? Kemudian tumbuhkanlah keinginan yang menggebu-gebu seperti suatu kebutuhan yang mendesak, lalu kejar dan wujudkanlah goals Anda. Motivasi yang membuat sukses, sesungguhnya adalah yang berasal dari dalam diri Anda sendiri, bukan yang datang dari luar.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Senin, 24 Februari 2014

Dinding Yang Tidak Kelihatan


Siapa yang tidak kenal dengan Tembok Besar Cina yang termasuk salah satu keajaiban dunia yang rentang panjangnya mencapai 5000 kilometer, dibangun oleh kaisar dinasti Chin pada abad ketiga sebelum Masehi. Selama lebih dari dua ribu tahun, tembok ini telah menghalangi masuknya suku barbar dan keluarnya peradaban yang tertua di dunia dengan pengetahuan dan kebudayaan canggihnya. 


Pada masa itu negara Cina mengandalkan kekuatannya sendiri, mereka tidak membutuhkan negara lainnya di dunia. Sebaliknya, bangsa-bangsa lain membutuhkan apa yang dimiliki oleh bangsa Cina, seperti : seni mencetak, penggunaan batu bara, alat pengukur waktu, bubuk mesiu, pencetakan perunggu, obat-obatan, bumbu-bumbu, instrumen-instrumen astronomi dan masih banyak lagi.

Beberapa abad kemudian, suku barbar atau bangsa lain memperoleh inspirasi, pengetahuan dan tata cara yang dapat memajukan peradaban yang jauh melampaui peradaban bangsa Cina, sehingga membuat Cina sekarang justru tampak lebih primitif dan sedang berusaha mengejar ketinggalannya dari negara negara lain. 

Kenapa negara yang sebelumnya lebih maju bisa menjadi ketinggalan ? Ternyata ketika mereka membangun Tembok Besar yang mengagumkan, mereka juga membangun tembok atau dinding yang tidak kelihatan. Pemimpin mereka, sang kaisar membangun tirai bambu atau tirai besi dengan menghancurkan literatur apa pun yang tidak sesuai dengan ide-ide, konsep-konsep dan filosofinya. Pemerintahan takut terhadap kebebasan beragama, pendidikan, pengetahuan dan informasi di sekeliling rakyatnya.

Mungkin kita tidak tampak seperti kaisar atau pemimpin di mata orang lain, tetapi kita adalah kaisar yang mutlak berkuasa atas apa yang kita pikirkan, rasakan dan kita yakini.  Jadi, mungkin kita juga perlu untuk bertanya pada diri kita sendiri, “ Dinding tak kelihatan apa saja yang telah kita bangun ?”

“ Apakah saya mengikuti perkembangan ekonomi, sosial, religius, ilmiah, politik, teknologi dan perkembangan lain di jaman sekarang ? Apakah saya mau mempelajari dan mendapatkan pertolongan dari luar yang mungkin akan membantu saya berkembang menjadi lebih baik ? Apakah saya membangun suatu dinding yang tidak kelihatan yang menghalangi masuknya ide-ide baru yang mencerahkan ?

Bangunlah kehidupan Anda sendiri, bangunlah dari dalam. Akan tetapi dapatkanlah pertolongan dari luar.  Untuk mendapatkan pertolongan dari luar, ambillah inti sari kebaikan di mana pun Anda dapat menemukannya. Mulailah dengan sikap mental yang tepat terhadap orang-orang, terhadap hal-hal, pengetahuan, keyakinan entah itu milik orang lain maupun milik diri Anda sendiri selama membawa kebaikan atau kemajuan.

Periksalah keyakinan-keyakinan Anda selama ini dan lalu putuskanlah apakah keyakinan itu memberdayakan Anda atau justru sebaliknya mengerdilkan Anda. Begitu banyak anggapan-anggapan dalam hidup kita yang justru mengerdilkan potensi diri kita. Jangan-jangan,  anggapan-anggapan tentang, “ siapa diri kita “, “ apa yang sanggup kita lakukan “, kemampuan apa saja yang kita miliki “, dan lain sebagainya adalah anggapan-anggapan yang sangat tidak memberdayakan kita. Jangan-jangan, itulah tembok-tembok yang tidak kelihatan yang telah kita bangun tanpa kita sadari.

Marilah kita robohkan dinding-dinding yang tidak kelihatan yang menghambat kemajuan kita. Setuju ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Sabtu, 22 Februari 2014

" Lihat Saya !"


Hampir setiap hari saya melihat teman-teman yang datang membawa mobilnya untuk servis di bengkel saya dengan membawa serta cucu-cucu mereka. Teman-teman sebaya saya sudah banyak yang mempunyai cucu, sedangkan saya baru akan mempunyai cucu tahun ini. Betapa senangnya.

Sudah menjadi hal yang alami bagi anak-anak untuk mencoba mendapatkan perhatian dari kakek mereka. Saat anak-anak memakan kue mereka, atau saat mereka mencoba minta sesuatu atau bahkan ketika mereka berlari kesana-kemari, seakan mereka berkata, “ Lihat saya, kek !” Mereka menoleh untuk memastikan sang kakek melihat dan memberikan persetujuan.
Anak-anak menginginkan seseorang yang mereka cintai mengamati mereka, memberikan senyuman atau kata-kata persetujuan. Dan saat mereka dewasa, mereka juga menginginkan orang tua, kakek nenek mengamati saat mereka mendapatkan nilai baik di sekolah, berolah raga, atau pun kegiatan-kegiatan lainnya. 

Ternyata, kalimat “ Lihat saya “ bukan hanya terjadi pada anak-anak saja. Keinginan sebagai anak-anak yang diekspresikan dengan kalimat “ Lihat saya “ tetap ada dalam diri kita selama hidup. Ingin diamati dan dihargai oleh mereka yang berarti bagi kita, sudah menjadi kebutuhan manusia. Singkat kata, kita ingin mereka bangga dengan diri kita. Kita menginginkan pengakuan.

Dibalik segudang kerja keras kita, terdapat keinginan sederhana untuk dihargai sebagai yang terbaik dalam profesi kita, untuk diberi jabatan yang lebih baik, untuk memenangkan penghargaan atau untuk melihat nama kita tercantum di surat kabar. Setiap orang akan menghargai setiap tepukan di pundak dan kata-kata “ Bagus sekali !“ atau “ Kamu hebat !“

Saya telah menyampaikan puluhan atau mungkin ratusan pidato. Saya diminta untuk memotivasi dan mendorong orang-orang, dan saya bangga, merasa mendapat kehormatan dengan kesempatan itu. Setiap kali selesai berpidato, saya suka sekali mendengarkan kesan dan pesan dari para peserta. Saya mencari persetujuan dari mereka. Saya juga menanyakan kepada tim, orang-orang dekat saya mengenai pidato saya, memancing pujian yang lebih banyak lagi.

Saya menemukan bahwa sesungguhnya kita bisa menyemangati orang-orang yang biasanya tidak memenangkan penghargaan atau imbalan dari kehidupan, yang meragukan kemampuan mereka dan sulit menemukan sesuatu untuk dibanggakan, dengan mengatakan, “ Saya bangga padamu.” Itulah alasan pentingnya para orang tua, guru, manager dan pemilik perusahaan untuk mencari cara menjawab “ Lihat saya “ yang ada dalam diri setiap orang.

Saya tidak percaya bahwa setiap orang hanyalah seorang operator atau seorang teknisi, hanyalah seorang salesman, hanyalah seorang office boy atau hanyalah apa pun itu. Sebab, kita semua adalah manusia dengan martabat, yang diciptakan berdasarkan gambaran Tuhan sendiri dan berkontribusi kepada masyarakat dengan cara kita sendiri dan dengan bakat masing-masing.

Di dalam diri setiap orang yang kita temui, ada sedikit pencarian persetujuan dan perkataan “ Lihat saya ” seperti pada anak-anak atau cucu-cucu kita.  Apakah Anda mengamatinya ? Apakah Anda mengamati pencapaian kecil atau pun besar dari para anggota keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja atau pegawai ? Anda bisa membantu dan mendorong mereka berkembang dengan membuat mereka bangga kemudian lihatlah apa yang terjadi. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Jumat, 21 Februari 2014

Kebiasaan Bertindak


Banyak orang mengeluh betapa sulitnya mencapai puncak prestasi, meskipun sudah belajar tiada  henti. Ada pepatah yang harus kita cermati, yang berbunyi : “ Keinginan adalah peta harta karun. Pengetahuan adalah peti harta karun. Kearifan adalah batu permata. Namun tanpa tindakan tetap terkubur dibawah dasar lautan yang luas."

Entah berapa banyak orang yang mengikuti training motivasi yang sekarang banyak sekali diadakan, tetapi hanya sebagian kecil yang sukses memetik hasilnya. Boleh dibilang sangat sedikit, hanya beberapa orang. Kebanyakan training motivasi itu mengupas masalah internal dalam diri manusia, seperti ada yang mengajarkan tentang sikap positif, kemudian kekuatan impian atau affirmasi positif dan lain-lain.  Umumnya berhubungan dengan faktor internal, yaitu pikiran, perasaan dan perkataan.

Sikap positif tanpa tindakan positif, just nothing. Memiliki impian tanpa kerja keras, pasti impossible. Untuk memperoleh hasil, selalu diperlukan tindakan-tindakan. Jangan menjadi orang yang memiliki pengetahuan namun tidak pernah menerapkan dalam hidupnya sendiri. Orang seperti ini akan terus mencari sebab kenapa dirinya tidak sukses dengan rasa frustasi meski pun menambah pengetahuan demi pengetahuan. Inilah saatnya menerapkan pengetahuan kita menjadi tindakan dan kebiasaan dalam hidup. It’s not about knowing, but about doing.
  

Mulailah membuat kebiasaan baru “ melakukannya sekarang “. Berapa banyak masalah yang dianggap kecil, tidak penting yang kita sisihkan ? Ada lagi masalah lain, “ Ah, nanti ini belum penting.” Tiba-tiba kita kaget ketika masalah itu menjadi besar dan serius. Contohnya, hati-hati kolesterol. Begitu kita abaikan, tiba-tiba terkena stroke.  Karena masalah ini tidak kita tangani bukannya makin kecil tetapi malah menjadi makin besar dan berbahaya.

Berapa banyak di dalam pekerjaan Anda yang masih merupakan teguran kecil ? Berapa banyak yang sudah lumayan serius masalahnya yang belum Anda hadapi ? Lakukanlah sesuatu, jangan dibiarkan karena suatu saat masalah kecil tadi bisa menjadi bumerang untuk Anda. Jangan suka menunda.

W.Clement Stone, salah seorang paling sukses di Amerika mempunyai cara unik untuk mendorong dirinya sendiri untuk mengambil tindakan. Ia suka bercermin dan sekuat-kuatnya bertepuk tangan sambil berseru sekeras-kerasnya, “ Lakukan sekarang juga !” diulanginya tiga kali, menjadikannya siap akan tugasnya. 

Pasti itu efektif, karena di usia enam belas tahun dia sudah menjual asuransi jiwa seolah-olah tidak ada hari esok. Ketika ia berusia dua puluh satu tahun, datanglah depresi hebat, dan banyak orang mengatakan tidak mungkin bertahan.  Tanpa kapok, Stones yang masih muda ketika itu mendirikan perusahaannya sendiri dan merekrut 1000 pramuniaga, dan membangunnya menjadi salah satu usaha terbesar di Amerika Utara.

Banyak orang dalam hidupnya hanya bersiap-siap saja tanpa benar-benar bertindak. Anda harus bertindak. Ambil tindakan terfokus. Ambil saja langkah pertamanya, secara bertahap Anda akan membangun momentum. Seperti pepatah bola salju, Anda tidak akan berhenti setelah melakukan dorongan pertama. Ingatlah, imbalan besar dalam kehidupan hanya menjadi kenyataan ketika Anda mulai bertindak. Kembangkanlah kebiasaan mengambil tindakan.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Kamis, 20 Februari 2014

Saya Membutuhkanmu.


Gaya kepemimpinan saya mungkin agak terpengaruh dengan bisnis Amway Corporation yang di dirikan oleh dua orang sahabat Rich DeVos dan Jay Van Andel, karena titik balik cara berpikir saya adalah ketika saya bergabung dengan bisnis itu pada tahun 1992. Kalau saya hanya mengandalkan pengalaman sebagai karyawan Pertamina saja, mungkin saya tidak akan sukses mengembangkan Oto Kits atau pun mampu memimpin dengan baik perusahaan seperti Gelora Group.

Rich DeVos adalah seorang pemimpin yang luar biasa. Ketika orang-orang bertanya kepadanya, “ Apakah pekerjaan Anda ?” dan dia menjawab, “ Saya adalah pemandu sorak. Saya hanya berkeliling-keliling dan bersorak untuk orang lain. Saya mendukung orang lain. Saya berlari berkeliling dan menepuk punggung orang-orang dan mengatakan mereka hebat.”

Menurut saya, kata-katanya sangat menginspirasi. Beliau berupaya menghebatkan orang-orang yang menjalankan bisnisnya dengan menyemangati dan menghargai mereka. Secara tidak langsung dia berkata, “ Saya membutuhkanmu.” Itu adalah kalimat dahsyat untuk memotivasi orang-orang positif karena kalimat itu mengakui bahwa setiap orang amatlah penting.

Ketika kita tahu bahwa kita dibutuhkan, kita merasa lebih baik dengan diri kita, berkinerja lebih baik, bahkan ingin melakukan lebih banyak lagi untuk menunjukkan seberapa besar kita benar-benar dibutuhkan. Maka sangatlah penting mengatakan, “ Saya membutuhkanmu.”

Ketika melihat sekeliling, tidak terbatas orang yang kita butuhkan, kita memerlukan banyak sekali orang yang cenderung kita anggap biasa. Coba perhatikan siapa yang mencuci baju kita, siapa yang mengajari anak-anak kita, siapakah yang memperbaiki listrik atau air kita ketika tidak berjalan dengan baik, dan masih banyak lagi. Kita menganggap mereka biasa dan benar-benar tidak banyak memikirkan mereka.

Seberapa sukseskah sebuah perusahaan yang hanya terdiri para direktur ? Tidak ada seorang pun dalam posisi yang lebih tinggi dapat mengatakan kepada yang posisinya lebih rendah, “ Saya tidak membutuhkanmu.” Kamar mandi para direktur tidak akan dapat digunakan tanpa dirawat seorang petugas kebersihan. Perusahaan akan cepat bangkrut, tanpa tenaga penjualan, bagian produksi dan yang merawat mesin-mesin.

Saya membutuhkan orang lain untuk memecahkan masalah ini. Saya membutuhkan orang lain untuk bekerja bersama kami. Saya membutuhkan orang lain untuk mengembangkan bisnis kami. Dan saya memerlukan para pelanggan dan pemasok untuk bisnis kami. Mereka semua perlu mendengar, “ Saya membutuhkanmu.”

Saya selalu menikmati ketika saya melakukan kunjungan ke unit-unit bisnis kami. Saya kagum ketika melihat kantor-kantor yang rapi dan bersih, bangunan dan peralatan yang terawat. Tapi saya lebih terpesona lagi ketika melihat para karyawan yang bekerja di berbagai bidang, kepada mereka yang berseragam rapi, mereka yang datang tepat waktu setiap hari, mereka yang mengerjakan tugasnya dengan profesional, dan kepada mereka yang melayani pelanggan dengan baik.

Tidak ada satu pun dari kita yang terlalu penting atau dapat mencukupi diri sehingga tidak lagi membutuhkan orang lain. Mengapa tidak menciptakan atmosfer lebih positif dirumah, di tempat kerja, di dalam komunitas kita dengan memberitahu orang-orang, “ Saya membutuhkanmu.”

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Rabu, 19 Februari 2014

Amanah


Kerja adalah amanah, merupakan etos kedua dari Jansen Simano sang guru etos Indonesia yang artinya saya bekerja benar penuh tangggung jawab. Saya termasuk pengagum pemikiran beliau sehingga pada saat gathering Oto Kits ulang tahun yang ke tujuh tahun lalu, delapan etos kerja profesional ciptaan beliau sempat saya jadikan bahan pidato.

Seorang guru di padepokan merasa sudah tiba waktunya untuk menguji murid-muridnya. Lalu ia membekali mereka masing-masing sebutir kelapa dengan perintah sebagai berikut :” Pergilah dan kupas serta pecahkan kelapa ini. Tapi kalian harus berhati-hati sebab tidak boleh ada yang melihat kalian melakukan itu.” 


“ Mudah sekali,” pikir murid-murid itu. Di hutan dekat tempat perguruan mereka bukanlah hal yang sulit menemukan tempat yang sepi tersembunyi bahkan gua untuk mengupas kelapa tanpa terlihat.  Satu per satu mereka pergi beberapa saat dan segera kembali dengan membawa kelapa yang telah pecah dan terkupas.

Hanya satu orang murid yang belum kembali hingga larut malam. Tak mengherankan jika kawan-kawannya mulai gelisah, jangan-jangan dia pergi terlalu jauh, tersesat atau bertemu binatang buas. Menjelang malam, baru murid terakhir muncul dan tiba di perguruan dengan masih membawa sebutir kelapa yang masih utuh.

“ Mohon maaf Guru, saya tidak sanggup melaksanakan ujian ini, “ katanya dengan sedih. 

“ Kenapa ? Apakah kamu tidak menemukan tempat tersembunyi untuk memecahkan kelapa ini ?” tanya gurunya.

“ Saya telah pergi ke tengah hutan, ke dalam gua, ke berbagai tempat yang gelap, tetapi kemana pun saya pergi dan tiap kali saya hendak memecahkan kelapa ini seperti ada sepasang mata yang selalu memperhatikan saya,” kata murid itu.

Kawan-kawannya yang mendengarkan itu segera menimpali, ” Kenapa engkau tidak memberitahu kami ? Kami bisa menunjukkan tempat sepi untukmu.”

“ Ya, saya juga menemukan tempat sepi itu, tetapi kemana pun saya pergi, saya melihat mata Tuhan yang terus memperhatikan dan mengawasi gerak gerik saya. Saya tidak bisa lari dari mata Tuhan.”

Guru yang tadi diam mendengarkan dengan seksama segera bangkit dan menepuk bahu muridnya, sambil berkata, “ Engkaulah satu-satunya yang lulus dalam ujian ini.”

Pesan bagi kita, juga sama seperti pesan kepada murid-murid itu. Hidup kita adalah amanah. Kerja kita juga amanah. Semua manusia adalah pemegang amanah lewat peran-perannya sebagai pribadi, pekerja dan anggota masyarakat. Salah satu unsur penting amanah itu adalah tanggung jawab. Ujian terberat bagi pengemban amanah adalah godaan untuk mengingkari amanah itu sendiri.

Pribadi yang amanah adalah dia yang bertindak dengan kesadaran bahwa semua yang dilakukannya tidak hanya akan dipertanggung jawabkan kepada orang yang mengamanahkan itu kepadanya, melainkan juga kepada Tuhan sebagai sumber segala amanah. Kesadaran tentang hal ini akan membuat kita memfokuskan energi dalam mengemban amanah, dan energi itu akan memampukan kita melaksanakan amanah, dan membuat kita menjadi lebih baik, berprestasi, memuaskan dan membanggakan di hadapan Tuhan. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Selasa, 18 Februari 2014

Metode Socrates


Yang tabu dalam berbicara dengan orang lain adalah memulai sesuatu hal yang menimbulkan perbedaan pandangan. Mulailah menekankan terus hal-hal yang disepakati bersama. Utarakan bahwa perbedaan yang mungkin terjadi hanyalah mengenai caranya bukan tujuannya.

Usahakanlah agar orang lain mengatakan “ ya ” sejak awal, sebisa mungkin jangan sampai mereka mengatakan “ tidak ”. Seseorang mengatakan, jawaban “ tidak ” merupakan hambatan yang paling sukar diatasi. Kalau seseorang sudah mengatakan tidak, biasanya seluruh harga diri orang itu menuntut tetap konsisten terhadap pernyataannya. Sekali sudah menyebutkan sesuatu, kita cenderung merasa harus tetap mempertahankannya. Itulah sebabnya penting sekali kita memulai pembicaraan dengan orang secara positif.

Teknik memperoleh “ ya “ ini sangat sederhana namun kebanyakan sering diabaikan orang.  Kesan yang ada justru orang merasa dirinya penting sehingga sejak awal suka melawan orang lain. Dibutuhkan kesabaran dan kebijaksanaan yang luar biasa untuk mengubah sikap negatif mereka menjadi positif, kalau sejak permulaan, entah dia seorang pelajar, pelanggan, anak, pasangan, sudah berkata “ tidak “.

Karena kedatangan saudaranya dari luar kota, Eddie berniat berburu bersama menggunakan anak panah sehingga perlu menyewa sebuah busur. Ketika ia mencoba menghubungi toko langganannya, petugas toko memberitahukan bahwa mereka tidak lagi menyewakan busur. Kemudian Eddie coba menelpon toko yang lain dan mendapat jawaban yang menyenangkan karena pemilik toko tersebut menggiringnya untuk berkata, “ Ya, ya “.

Jawabannya pada masalah sewa busur tadi berbeda seratus delapan puluh derajat.  Dia minta beribu maaf karena tidak dapat menyewakan busur-busur, karena tidak kuat melakukan hal itu. Dia lalu bertanya apakah sebelumnya pernah menyewa. Eddie menjawab, “ Ya beberapa tahun lalu.” Dia mengingatkan bahwa mungkin Eddie membayar sewanya sekitar 25 sampai 30 dolar. Eddie jawab lagi, “ Ya.”  Lalu dia bertanya apakah Eddie suka menabung, tentu saja Eddie menjawab “ Ya “ lagi.

Dia terus menjelaskan bahwa dia punya seperangkat panah set lengkap, dijual seharga 34,95 dolar. Hanya lebih mahal kurang dari 5 dolar, dari harga sewa. Itulah sebabnya dia tidak lagi menyewakan busur. “Apakah menurut Anda masuk akal ?” tanyanya. Jawaban-jawaban ya tadi mendorong Eddie membeli satu set , dan sejak itu Eddie menjadi pelanggan tetap toko tersebut.


Socrates, pemimpin orang-orang Athena adalah seorang filsuf besar, yang karyanya hanya dapat ditandingi oleh beberapa orang. Dua puluh empat abad setelah meninggal, dia dihormati sebagai salah satu penasihat terbijak di dunia ini.

Apakah caranya dengan memberitahukan kesalahan orang ? Tidak. Dia membalikkan secara tajam seluruh arus pemikiran. Seluruh metodenya disebut sebagai “ metode Socrates ”, basisnya adalah memperoleh jawaban “ Ya, ya.” Dia menanyakan hal-hal, yang pasti akan disetujui oleh lawan bicaranya. Terus demikian, sehingga lawan bicara telah menjawab sekian banyak,” Ya.”

Kalau suatu saat kita tergoda untuk menunjuk kesalahan orang lain, ingatlah pada Socrates dan ajukan pertanyaan-pertanyaan yang lemah lembut, pertanyaan yang akan memperoleh jawaban “ Ya, ya.” Kebijaksanaan kuno dari Timur, mengatakan, “ Orang yang menganyam dengan lembut dan perlahan, hasilnya justru akan lebih cepat “. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Senin, 17 Februari 2014

Peningkat Kehidupan


Pada acara motivasi putaran ketiga kemarin, saya bicara tentang kata-kata Disney yang terkenal pada tahun 80 an. Disney mengatakan bahwa ada tiga jenis manusia pada masa kini yaitu Well Poiseners atau pemberi racun yang baik, yang suka mengkritik dan menjerumuskan orang lain ketimbang membangun. Yang kedua adalah Lawn Mowers atau pemangkas rumput, yakni orang-orang baik yang bekerja keras, merawat keluarga dan rumah mereka, tetapi sibuk sendiri tidak meninggalkan halaman rumah mereka untuk menolong orang lain. Dan yang ketiga adalah Life Enhancer atau peningkat kehidupan  yang dengan kata-kata dan tindakannya menjangkau untuk memperkaya kehidupan orang lain dan membuat tempat kehidupan mereka lebih baik.

Menjadi peningkat kehidupan bagi orang lain juga mengartikan bahwa kita mampu melihat dari sudut pandang orang lain, kita menginginkan sebuah hubungan dan tidak menempatkan diri terlalu tinggi untuk dijangkau serta selalu melihat hal-hal baik yang ada pada orang lain.

Kita dapat membantu seseorang atau orang lain ketika mereka sedang menghadapi kekecewaan atau hambatan. Hal ini mungkin tidak terlihat penting, tapi pada saat-saat seperti itu mereka mungkin sedang mencari dukungan dari orang lain. Inilah waktu yang tepat bagi kita untuk melingkarkan tangan di bahu mereka dan berkata, “ Saya bangga karena kamu telah berusaha. Teruslah berupaya karena saya tahu kamu bisa melakukannya.”


Saya suka sekali membacakan kisah, antara lain tentang seorang ibu guru yang dapat Anda ikuti keseluruhan ceritanya di buku Charles Swindol yang berjudul Quest For Character. Cerita ini adalah tentang seorang ibu guru sekolah yang tidak menyukai keberadaan dan perilaku salah seorang muridnya. Anak ini tidak memiliki rumah yang layak atau pun seseorang yang peduli kepadanya, nilai-nilai di kelas tidak memuaskan dan penampilannya pun tidak menyenangkan. Sang ibu guru mengabaikannya.

Suatu ketika pada sebuah acara dimana murid-murid lain memberikan hadiah baru yang dibelikan oleh orang tua mereka kepada sang guru, murid ini memberikan hadiah berupa sebuah gelang imitasi yang mencolok dan parfum murah peninggalan almarhum ibunya. Murid-murid lain pun menertawakan hadiahnya. Tetapi sang guru kemudian mengenakan gelang dan parfum tersebut dengan komentar yang menyenangkan mengenai hadiah itu, sehingga membuat murid lain pun berhenti mengejeknya.

Malam itu sang ibu guru berdoa, memohon ampun kepada Tuhan karena telah mengabaikan anak yang tampaknya tidak dapat dicintai oleh siapa pun dan bersumpah mulai hari itu ia akan melihat sisi baik dalam diri anak yang selama ini diabaikannya. Mereka mulai menjalin persahabatan yang berlanjut hingga kelulusan anak itu sebagai dokter. Pada hari pernikahan dokter tersebut, ia mengundang dan meminta sang ibu guru duduk di tempat ibunya akan duduk jika masih hidup.

Cerita ini adalah pengingat kewajiban kita untuk mengangkat orang lain. Sebagian orang memilih mengabaikan orang-orang yang perlu disemangati. Kita harus dapat menggunakan perilaku dan ucapan kata-kata positif kita untuk berhubungan dengan orang lain. Seringkali kita  tidak peduli dan menyalahkan ketimbang berempati dan tidak mengkritik. Seringkali, kita terlalu angkuh dan sombong ketimbang bersikap ramah dan rendah hati.
Dimana ada manusia, disana ada kesempatan berbuat baik. Jika Anda ingin menjadi peningkat kehidupan, lakukanlah itu setiap hari.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Jumat, 14 Februari 2014

Berdoa Tidak Lagi Cukup


Tanggal 14 Februari adalah hari valentine bagi masyarakat barat dan kali ini kebetulan bertepatan dengan hari Cap Go Meh yang juga dianggap sebagai hari Valentine bagi masyarakat Tionghoa yang biasa merayakan dengan mengadakan pesta lampion. Semuanya adalah cerita tentang kebahagiaan dan suka cita. 

Saya yang awalnya mau menulis tentang kebahagiaan terpaksa mengurungkan niat karena rasanya kurang pas saya terbitkan pada saat saudara-saudara kita sedang mengalami musibah bencana alam. Gunung Kelud meletus tepat pada pukul 22.50 semalam.

Pagi tadi saya langsung sms kepada tim untuk memberitahukan kepada seluruh pengawas di SPBU-SPBU Gelora group yang terkena dampak debu vulkanik, untuk menyediakan dan menggunakan masker dalam beraktivitas. Tetapi rupanya semua pengawas sudah langsung tanggap dan merespons tanpa diperintah. 


Belum lama ini, gunung Sinabung di Sumatra Utara meletus dan banjir baru saja surut beberapa hari setelah melanda beberapa wilayah di pulau Jawa. Entah berapa banyak saudara-saudara kita yang menderita dan kehilangan harta benda bahkan nyawa. Apakah yang sedang terjadi di negeri ini ?

Mungkin karena tingkah laku bangsa ini yang sudah tidak layak lagi. Kejahatan dan tindakan buruk sudah menjadi bagian yang lazim di negeri kita tercinta, jangan-jangan karena kita sudah tidak tanggap lagi dan menjadi terbiasa. Berbuat dosa tidak lagi merasa berdosa karena sudah umum.

Menyuap bukan lagi perbuatan dosa atau hal yang pantang, melainkan menjadi tradisi ketika kita berhubungan dengan birokrat. Negeri ini sedang sakit, moral bangsa ini sudah tidak sehat. Banyak koruptor yang masih tenang-tenang dengan mencuri harta milik rakyat. Banyak orang yang tidak tahu diri berani berebut kursi legislatif hanya untuk kepentingan diri mereka sendiri walaupun tidak punya kompetensi apalagi prestasi. Hukum tidak lagi dapat dipercaya, ketika lembaga tertinggi seperti Mahkamah Agung juga mau memberikan keputusan palsu

Negara kita kaya, namun kekayaan alamnya dibawa keluar oleh orang-orang asing dan dirampok oleh saudara kita sendiri yang menanda tangani kontrak kerja sama dengan perusahaan asing yang merugikan bangsa ini. Sedangkan barang-barang yang kita beli dan kita gunakan malahan produk import, sungguh memprihatinkan. Siapa lagi yang mau peduli kalau bukan kita sendiri.

Saya salut dengan bapak Heppy Trenggono pemilik Balimuda Group yang mendirikan “Gerakan Beli Indonesia.” Ide perjuangannya sangat sederhana, yaitu :

1. Beli produk Indonesia,
2. Membela bangsa Indonesia, 
3. Menghidupkan semangat persaudaraan. 

Marilah kita dukung gerakan beliau yang luar biasa menurut saya akan memberikan dampak sangat positif bagi kebangkitan bangsa ini. 

Berdoa saja tidak lagi cukup, kita harus bertindak berbuat sesuatu walaupun mungkin tindakan kecil dan tidak berarti. Dan kita harus memulai, kalau tidak ingin negeri kita tercinta semakin terpuruk dan menjadi tidak tersisa bagi anak cucu kita.

Marilah saudara-saudaraku, selain berdoa kepada Tuhan untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang telah kita perbuat, mohon petunjuk dan kekuatan agar kita dapat memikirkan apa yang dapat kita lakukan untuk negeri ini. Bersedekah tidak harus menunggu kaya, membantu tidak harus menunggu mampu, berbuatlah sesuatu apa pun itu. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Kamis, 13 Februari 2014

Lensa Dan Cermin


Semua orang mempunyai lensa mata yang berfungsi mengatur cahaya sehingga kita bisa fokus melihat sesuatu dengan jelas. Di dalam kehidupan, siapa diri kita sangat menentukan cara kita memandang segala sesuatu. Kita tidak dapat memisahkan identitas kita dari perspektif kita. Eksistensi dan pengalaman hidup kita mewarnai cara kita memandang segala hal. Itulah lensa kita.

Seorang musafir mendekati sebuah kota besar dan bertanya kepada seorang tua yang duduk di pinggir jalan, “ Seperti apa orang-orang yang tinggal di kota ini ?”

Orang tua itu balik bertanya, “Seperti apa orang-orang yang tinggal di kota lain yang baru saja Anda kunjungi ?”

“ Mengerikan, “ jawab musafir itu. “ Jahat, tidak dapat dipercaya, sangat menyebalkan dalam segala hal.”

“ Oh, “ sahut orang tua itu, “Anda akan menjumpai orang-orang yang serupa di kota ini.”

Baru saja musafir tadi pergi, kemudian datang lagi seorang musafir lain yang menanyakan hal yang sama kepada orang tua tadi. Lagi-lagi orang tua tersebut menanyakan penduduk kota yang baru dikunjungi sebelumnya oleh sang musafir.

“ Mereka orang-orang baik, jujur, rajin, ramah dan suka memaafkan orang,” jawab sang musafir.

Orang tua tadi menjawab, “ Seperti itulah orang-orang yang akan Anda jumpai di kota ini.”


Cara orang memandang sesamanya merupakan cermin dari diri mereka. Jika saya seorang yang bisa dipercaya, saya memandang orang lain sebagai orang yang dapat dipercaya. Jika saya seorang tukang kritik, saya juga memandang orang lain sebagai tukang kecam. Jika saya seorang yang memiliki kepedulian, saya melihat orang lain sebagai orang yang berbelas kasih. 

Ketika kita bercermin dan melihat dasi kita miring. Apa yang kita perbuat ? Mengganti cerminnya atau merapikan dasinya ? Tentu dasinya yang kita bereskan. Kemungkinannya kita yang salah pasang dasi itu sehingga yang harus kita rubah adalah diri kita, karena cermin-cermin yang kita miliki sesungguhnya  hanyalah refleksi dari diri kita. 

Bahkan saya seperti melihat cermin ketika melihat perusahaan ini berjalan, melihat karyawan-karyawan saya. Semua adalah cerminan dari pemiliknya. Kalau karyawannya baik, sukses, pemiliknya pasti lebih baik dan lebih sukses, sebaliknya kalau karyawannya asal-asalan, perusahaan berjalan apa adanya, pemiliknya pun pasti bukan seorang yang hebat. 

Jika Anda mengubah diri dan menjadi orang sebagaimana yang Anda kehendaki, Anda akan mulai melihat orang lain dari sudut pandang yang baru. Hal ini akan mengubah secara drastis cara Anda berinteraksi dalam segenap hubungan. Perhatikan lensa Anda ketika berinteraksi dengan orang lain. Dan ketika kita berubah menjadi orang yang lebih baik maka cerminan diri kita pun ikut berubah.

Itulah yang saya lakukan, merubah diri saya menjadi lebih baik agar perusahaan menjadi lebih baik, karyawan pun menjadi lebih baik dan hidup mejadi lebih sempurna. Bukan orang lain yang kita rubah.

Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.