Bersama jajaran Manajemen dan Karyawan yang dibawahinya.

Liburan bersama keluarga

Bersama istri tercinta "Laniati Dewi".

Hidup hanya sekali...Hiduplah dengan Luar Biasa !!

Bersama manajer pelumas "Sutoyo Wijaya" salah satu divisi yang dibawahinya

Rabu, 30 April 2014

High Quality


Beberapa hari lalu, salah satu karyawan saya Dhani, berkomentar pada artikel yang saya share di Facebook, “ Low profile, high quality “. Artikel tersebut kebetulan mengupas tentang kesombongan. Komentarnya yang pendek, menggelitik dan menginspirasi saya untuk membahas tentang “kualitas” disini. 

Kualitas di dalam perusahaan sering kali dianggap hanya perlu dilakukan oleh bagian tertentu saja, seperti di bagian produksi atau yang dilakukan oleh orang-orang di pabrik.  Suatu pendekatan yang sudah kurang tepat lagi diterapkan pada masa sekarang.

Contoh seperti yang terjadi di bisnis SPBU, yang mendapat penekanan adalah kualitas produk yang dijual dan kualitas pelayanannya saja. Pendekatan yang lebih tepat menurut saya adalah semua pihak di dalam perusahaan harus menjamin kualitas pekerjaan mereka masing-masing, di bidang apapun.

Sales dan marketing tidak peduli dengan kualitas ? Mana bisa, mereka yang paling berhubungan dengan customer. Suara-suara customer adalah yang paling ditangkap sebagai ukuran dalam bisnis apapun, karena mereka yang paling merasakan.

Bagian keuangan tidak perlu khawatir dengan kualitas, juga tidak mungkin. Kalau kerja mereka salah, salah kirim atau bayar tagihan, salah catat dan sebagainya. Proses mendapatkan uang atau profit bisa terganggu, salah-salah perusahaan merugi.

HRD atau bagian SDM tidak memikirkan kualitas juga bisa berabe. Salah proses rekrutmen, celaka, bisa-bisa terjadi penggelapan uang, dibawa lari hanya karena tidak mengecek dengan baik latar belakang calon karyawan.

Bahkan bagian kebersihan pun harus peduli dengan kualitas. Bagaimana mungkin bila kantornya jorok dan fasilitas toiletnya bau bisa membuat customer enggan berada di tempat kita. Masalah kualitas sebenarnya tidak sederhana, seperti layaknya melihat sebuah gunung es. 

Seringkali kita hanya melihat bagian permukaannya saja, seperti menangani keluhan pelanggan, produk retur, delivery produk. Sedangkan bagian bawahnya yang lebih besar dan tidak tampak itulah yang lebih berbahaya sebab dapat membuat customer hilang kepercayaan, tidak mau beli lagi tanpa disadari.

Sebaiknya, setiap lini memiliki metoda perbaikan kualitas secara terus menerus. Lebih baik lagi kalau mempunyai ukuran kondisi saat ini dan target perbaikan di masa datang didiskusikan dengan bahasa yang sama. Dengan harapan, semua lini di dalam perusahaan terlibat dalam peningkatan mutu atau kualitas untuk merebut hati para customernya.

Gampangnya, untuk orang sales, kualitas yang diukur adalah banyaknya jualan ( mencapai target ), customer senang, mau beli lagi, dstnya. Untuk orang produksi, barang yang dibuat tidak ada cacat, berfungsi dengan baik, tidak salah label dstnya. Orang keuangan, kelengkapan dokumen, tidak salah catat, proses makin cepat dan memuaskan customer, dan seterusnya.

Kalau mau program kualitas berjalan di tempat Anda, pergerakannya harus di level individu, siapa pun orangnya yang terlibat di dalam perusahaan itu. Perlu perubahan mindset setiap orang untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap kualitas pekerjaannya. Logikanya, kalau setiap individu berkualitas, kualitas perusahaan akan menjadi lebih baik dan dapat eksis untuk bertahan di tengah persaingan bisnis yang semakin keras. 

Apakah Anda termasuk seorang yang “ low profile, high quality ?” Semoga ! Kalau belum, segera berbenah.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Selasa, 29 April 2014

Eye-Q


Mata saya tertarik untuk bergegas memasuki sebuah toko swalayan asesoris mobil di Artha Gading Mall, mengagumi barang-barang yang tertata rapi dikombinasi dengan rak dan penerangan yang sangat mendukung. Ketika itu tahun 2004 dimana swalayan di dalam mall seperti ini belum banyak seperti sekarang.

Konsep swalayan ini yang kemudian saya usung ke Oto Kits bengkel variasi milik saya, sebagai salah satu ikon atau daya tarik yang tidak dimiliki oleh bengkel-bengkel lain. Ada satu kelebihan, dimana pelanggan boleh memegang, memilih barang yang disukai, tahu harganya dan langsung dipasang, tanpa dipungut biaya pemasangan.

Jika Anda ingin memperoleh ide, rahasianya simpel saja. Lihat sekitar Anda dan gemar mengamati. Faktanya Eye-Q kadang lebih penting daripada IQ. Marilyn vos Savant, yang memiliki IQ terttinggi berdasarkan Guiness Record, pernah berkata, “ Untuk menyerap pelajaran, orang harus belajar, tapi untuk memperoleh kebijaksanaan, seseorang harus mengamati.”

Seorang penjaga pantai di pantai Florida seperti layaknya penjaga pantai yang baik, dia mengamati orang-orang yang berenang, tapi dia juga mengamati sesuatu hal yang lain. Dia melihat orang-orang menggunakan body lotion penahan terik matahari yang sederhana, body lotion yang kurang baik dan sudah usang. 

Dia berpikir bahwa dia dapat membuat lotion yang lebih bagus meskipun dengan pengetahuan kimia yang terbatas. Maka, terciptalah Hawaiian Tropic yang berpuluh kali lipat lebih baik dari yang ada di pasaran. Observasi kecil dan ide telah memindahkan Ron Rice dari seorang penjaga pantai menuju klub para milyuner.

Menakjubkan, mengetahui bahwa ide-ide bagus yang datang secara sederhana dari cara mengamati.  Eye-Q bahkan telah menyebabkan ahli fisika Richard Feynman memenangkan hadiah Nobel. Suatu ketika dia melihat seorang pelajar melemparkan piring di udara. Sungguh tampak dengan jelas titik merah di pusat piring berputar lebih cepat dari gerak piring yang terhuyung-huyung.

Maka, Richard segera pulang dan memikirkan keras-keras mengenai gerak partikel massa, yang mengantarkan pada sebuah terobosan penemuan fisika. Diagram-diagram yang membuatnya memperoleh hadiah Nobel berasal dari “ mengamati piring yang terhuyung-huyung di udara itu ”. Sebuah hasil gemilang dari “ gemar mengamati “!

Beberapa hari lalu, ketika berkunjung ke Bandung saya sengaja sempatkan mengisi bahan bakar sejenis pertamax yaitu v-super untuk mobil saya di SPBU Shell karena ingin melihat dan mengamati kelebihan dan kekurangan dari merk pesaing. Bukan karena saya tidak cinta produk sendiri, tetapi untuk memperoleh ide atau masukan yang bermanfaat bagi SPBU sendiri.

Jika Anda ingin memperoleh ide-ide yang baik, Anda harus membuka mata, melihat dan mulai gemar mengamati. Sementara lupakan IQ Anda dan bersungguh-sungguhlah dengan Eye-Q Anda. Camkan dalam benak Anda bahwa mata adalah sensor Anda. Anda dapat mengamati banyak hal dengan menonton. Perjalanan penemuan yang sesungguhnya bukan mengenai pencarian area-area baru, tapi mengenai memiliki mata baru.



Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Senin, 28 April 2014

Mengelola Kelemahan


Fokuslah pada hal-hal yang Anda kuasai. Jika Anda bagus di bidang komputer, bukannya sepak bola, jangan coba-coba menjadi pemain sepak bola. Dan jangan takut mengakui Anda lemah di bidang-bidang tertentu, sehingga Anda tidak terjebak dalam perangkap, dan mencoba-coba sesuatu yang Anda sudah tahu bahwa Anda tak akan bisa melakukannya dengan baik.

Penting untuk fokus pada kekuatan Anda dan melupakan kelemahan Anda. Kata-kata itu mungkin cocok dengan prinsip di alinea pertama. Tetapi bagaimana jika kelemahan tersebut dapat menjadi penghalang kesuksesan dalam bidang yang Anda inginkan ? Tidak peduli bidang apa yang Anda geluti, biasanya ada standar minimum yang harus dipenuhi.

Maksud saya, pada saat Anda sekolah mungkin nilai matematika Anda delapan, sedangkan bahasa Indonesia Anda cuma tiga. Anda harus fokus pada kekuatan Anda yaitu matematika supaya nilainya sepuluh. Tetapi Anda tidak dapat mengesampingkan kelemahan bahasa Indonesia Anda dan harus diperbaiki agar memenuhi nilai standar minimun lima atau enam, supaya bisa naik kelas.

Seorang manajer mengatakan kepada saya bahwa ia memiliki kelemahan dalam hal berbicara di depan umum, “ Dulu saya benci berdiri dan bicara di depan orang-orang, tetapi jika Anda hendak menjadi pemimpin suatu perusahaan, Anda harus mampu berbicara di depan umum. Jadi, saya tidak punya pilihan. Itu sebuah kelemahan dan saya harus mengatasinya.” Fokus pada kelemahan yang seperti ini dan perbaiki.

Strategi yang lain untuk mengatasi kelemahan yang menghambat adalah menggunakan trik sperti yang dilakukan dunia korporasi. Sebuah perusahaan yang kuat dalam bidang pemasaran produk, tetapi lemah dalam manufaktur, akan sering mengalihdayakan (outsource) tahap manufaktur dan membiarkan perusahaan lain yang melakukannya. 

Cofounder Umbra Paul Rowan mengatakan bahwa dia memiliki kekuatan dalam area-area kreatif, tetapi memiliki kelemahan di dalam bisnis, sehingga ia mengalihdayakan. Ia sadar membutuhkan partner-partner yang mampu mengorganisasi dengan baik dan lebih business-minded.

CEO Audio Quest Bill Low mengalihdayakan kelemahannya dalam bidang manajemen, katanya, “ Saya bukan seorang manajer, sehingga saya menyewa seorang presiden supaya lebih profesional dalam menciptakan struktur untuk bisnis saya.”

Jika Anda dapat menemukan orang dengan kekuatan dan kelemahan yang berlawanan dengan Anda, Anda mendapatkan pelengkap satu sama lain. Banyak pasangan terkenal sukses dimana kekuatan-kekuatan satu orang telah menambal kelemahan yang lain, seperti Bill Gates dan Steve Balmer dari Microsoft,  Ben dan Jerry pengusaha ice cream.

Saya juga lemah dalam hal akutansi dan finansial, tetapi kuat dalam bidang marketing dan leadership dimana saya fokus disitu. Untung pasangan saya mempunyai kekuatan di bidang yang berlawanan dengan saya, sehingga kami saling bisa mendukung. Dia tidak memiliki gairah mengerjakan apa yang saya lakukan, dan saya tidak punya gairah untuk mengerjakan pekerjaannya.

Intinya, Anda bisa melupakan kelemahan-kelemahan itu seandainya tidak menjadi hambatan utama di bidang yang Anda tekuni. Atau sebaliknya Anda tidak boleh mengabaikan kelemahan itu dan fokus untuk memperbaikinya, minimal memenuhi standar minimum yang diperlukan agar tidak menjadi penghalang kemajuan karier Anda. Anda boleh saja lemah dalam banyak hal, sepanjang Anda baik dalam satu hal, maka melangkahlah dengan kekuatan Anda.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Sabtu, 26 April 2014

Arti Kebiasaan Bagi Anda


Saya mempunyai seorang teman yang suka menyatakan pendapat-pendapatnya dengan gerakan-gerakan anggota tubuh tertentu. Sering saya perhatikan pada saat telpon, dia juga secara tidak sadar memperagakan gerakan seolah lawan bicaranya dapat melihat gerakannya. Padahal yang menerima telpon tidak mungkin dapat melihatnya, kecuali mereka melakukan komunikasi dengan video. 

Ada pula seseorang yang ketika tampil atau menelpon dengan cara yang sangat berhati-hati, sangat santun, seolah-olah takut dipersalahkan, sehingga suaranya pun sangat lirih hampir tidak terdengar, terkadang manggut-manggut sambil berkata, “ Ya, Pak.”  Kedua orang tadi mempunyai “ kebiasaan “ ini sejak awal saya mengenalnya.

Jika kebiasaan itu bagus, Anda pasti senang memilikinya. Jika tidak, Anda harus berusaha keras untuk mengubahnya, sehingga hidup Anda akan lebih baik. Suatu kebiasaan yang baik, dapat memberikan inspirasi untuk mengatasi segala kebiasaan buruk sehingga dapat menciptakan kehidupan yang jauh lebih baik.

Anda memerlukan kebiasaan yang tepat untuk dapat berperan dengan baik di dalam kehidupan, dan kebiasaan Anda sangat mempengaruhi hidup Anda. Tanpa bantuan kebiasaan, Anda akan berjalan lambat di dalam aktivitas harian, bahkan mengalami kesulitan dalam melakukan hal-hal yang paling sederhana sekalipun.

Contoh sederhana, setiap bangun pagi, kebiasaan Anda adalah menggosok gigi, mandi, memakai pakaian bersih dan sarapan. Jika Anda tidak melakukan kebiasaan ini dan kebiasaan di masyarakat, maka Anda tidak diterima oleh masyarakat sekitar Anda.

Bagi seorang ibu rumah tangga, apa jadinya apabila Anda lupa bagaimana cara memasak sarapan untuk suami Anda, membersihkan tempat tidur, mencuci piring? Bagi seorang penjual di toko, apa jadinya apabila Anda tidak membiasakan diri berpakaian rapi, menyapa pelanggan secara sopan dan mengetahui harga setiap barang yang dijual?

Bagi beberapa orang, suatu kebiasaan bisa sangat berguna, tetapi untuk orang lain mungkin akan merusak. Seseorang yang merokok tiga pak sehari telah menjadikan suatu kebiasaan menjadi hal yang merusak.  Seorang karyawan yang memiliki kebiasaan datang terlambat, menjadikan kebiasaan yang menghambat kariernya sendiri.

Semua kebiasaan Anda dapat menjadi “teman“ atau “musuh“ bagi Anda. Ia dapat membantu atau menjatuhkan Anda. Gunakanlah kemampuan untuk mengembangkan kebiasaan yang membangun, yang akan membawa Anda ke suatu aktivitas yang positif, yang menyenangkan. 

Mengubah kebiasaan bukan hal yang mudah, tetapi bukan berarti Anda tidak dapat melakukannya. Marilah kita buang kebiasaan-kebiasaan negatif yang menjadi tembok penghalang untuk mencapai sukses dan kebahagiaan. Jangan biarkan kita terjebak didalam lingkaran yang tidak tentu arahnya.

Biasakanlah dari awal, selalu mendorong diri Anda sendiri meraih segala tujuan hidup walaupun banyak yang merintangi, maka Anda tidak akan pernah merasa putus asa, dan kebiasaan itu akan menjadi modal yang layak untuk mencapai sukses dan bahagia, apa pun yang terjadi.  Berupayalah untuk membentuk kebiasaan, bukan dibentuk oleh kebiasaan.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Jumat, 25 April 2014

Kepasrahan


Seorang pemuda pergi menemui guru kebijaksanaan dan berkata, “ Guru, begitu besar kepasrahan saya kepada Tuhan sehingga saya tidak pernah mengunci pintu rumah saat saya tinggal pergi. Saya biarkan isi rumah saya  pada penjagaan Tuhan.”

Guru bijak itu kemudian berkata, “ Pulanglah, kemudian kunci pintumu setiap kali pergi dari rumah, orang dungu ! Tuhan tidak akan melakukan sesuatu yang bisa kamu lakukan sendiri.”

Perlu pemahaman yang benar tentang kepasrahan. Pasrah tidak sama dengan menyerah. Pasrah justru sebuah sikap proaktif, sebuah upaya yang maksimal untuk melakukan apa yang dapat kita lakukan, sekaligus menyadari akan adanya suatu kekuatan di luar kemampuan kita.

Anda tidak dapat melakukan apa pun agar penerbangan Anda selamat, tetapi Anda dapat menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Anda tidak dapat melakukan apa pun agar tidak terjadi hubungan arus pendek yang mungkin membakar rumah Anda, selain menjaga dan merawat jangan instalasi kelistrikan rumah, selebihnya Anda hanya dapat menyerahkan hal itu pada Tuhan.

Kepasrahan akan memberikan ketentraman hati. Sewaktu dulu saya menjadi nelayan, setiap kali berangkat melaut, saya selalu memasrahkan diri kepada Tuhan karena saya tidak tahu apakah akan menghadapi ombak dan badai yang ganas atau tidak. Tentunya setelah melakukan persiapan yang memadai untuk melaut dengan aman.

Saya selalu memperoleh kedamaian dan ketenangan, sehingga dapat mencari nafkah di laut dengan besar hati  karena ada dalam penjagaan Tuhan. Kepasrahan pada Tuhan bukanlah suatu tindakan yang pasif tetapi merupakan pilihan yang saya ambil secara sadar.

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan menuai dan tidak mengumpulkan bekal di lumbung, namun diberi makan oleh Allah. Tuhan memberi makan kepada setiap burung, namun tidak dengan melemparkannya ke sarang mereka masing-masing. Setiap burung tetap harus mencarinya sendiri diluar sarang mereka.

Kepasrahan bukanlah duduk termenung dan berdiam diri atau berpangku tangan, tetapi merupakan konsep yang dinamis dan proaktif. Kepasrahan berarti melakukan usaha semaksimal mungkin, tetapi menyerahkan hasilnya pada kehendak Tuhan. 

Dalam situasi yang tidak dapat kita kendalikan ( baca artikel “ Bila kenyataan tidak sesuai dengan harapan “ ), kepasrahan berarti memilih untuk menerima apa adanya, serta menghilangkan ambisi, keinginan atau cita-cita apa pun.

Kepasrahan yang total lebih dari sekedar meminta sesuatu kepada Tuhan, tetapi menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Coba perhatikan doa-doa kita. Seringkah Anda melakukan doa seperti ini, “ Ya Tuhan, berikanlah apa yang terbaik menurut kehendak-Mu ?”

Marilah kita merevisi pandangan kita tentang kepasrahan. Banyak orang mengartikan pasrah sama dengan meyerah. Pendapat ini kurang tepat. Pasrah adalah berupaya sekaras-kerasnya dengan segala macam taktik dan strategi tetapi menyerahkan hasil akhirnya kepada kehendak Tuhan, karena pasrah sebetulnya merupakan bentuk spiritualitas yang tertinggi. Berjuanglah, sebelum pasrah !

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Kamis, 24 April 2014

Kekuatan Memberi Atau Berbagi


Seorang teman pernah berkata, “ Jika saya mempunyai uang lima puluh ribu rupiah, kemudian Anda tukar dengan lima lembar sepuluh ribu rupiah, kita berdua tetap memiliki nilai uang yang sama yaitu lima puluh ribu rupiah. Namun apabila saya mempunyai sebuah ide dan Anda mempunyai satu buah ide lalu kita saling menukarnya, maka kita akan sama-sama memiliki dua buah ide.” Itulah kekuatan dalam memberi atau berbagi.

Ada prinsip yang menarik yaitu, “ Jika Anda sedang memberdayakan seseorang, sesungguhnya Anda sedang memberdayakan dua orang.” Ketika saya mulai mengajari atau mengembangkan orang lain sesungguhnya saya sedang mengajar dan mengembangkan orang itu dan diri saya sendiri. Saya jadi lebih terasah dengan ilmu yang saya bagikan sehingga membuat diri saya menjadi lebih ahli. 

Coba perhatikan orang-orang yang disukai dalam pergaulan, menjadi teman yang ramah bagi banyak orang. Mereka pasti orang yang suka berbagi. Sebaliknya, orang-orang yang dibenci orang lain pasti orang-orang yang pelit dan tidak pernah memberi atau berbagi.

Rasanya kita perlu belajar dari matahari yang selalu memberi tanpa pernah meminta. Pandangan ini agak berbeda dengan kalkulasi bisnis yang senantiasa menempatkan memberi sebagai investasi yang di kemudian hari akan dituai hasilnya.

Padahal hidup kita justru akan lebih berbahagia bila kita banyak memberi tapi sedikit berharap. Apa pun yang kita berikan sebetulnya tidak akan pernah hilang, ia akan kembali pada Anda dalam bentuk lain sesuai dengan hukum kekekalan energi yang berlaku di alam semesta.

Mungkin Anda berkata, “ Saya tidak memiliki apa-apa yang dapat dibagikan untuk orang lain.” Jangan salah, berbagi tidak selalu berkaitan dengan materi dan uang. Khalil Gibran pernah berkata, “ Bila engkau memberi dari hartamu, tiada banyaklah pemberian itu. Bila engkau memberi dari dirimu, itulah pemberian yang penuh arti.”

Ada banyak sekali kesempatan bagi kita untuk memberi atau berbagi. Kita bisa memberikan waktu, perhatian, energi, pemikiran, pengertian, pujian dan ucapan terima kasih. Kita juga bisa sekedar memberi senyuman. Hal-hal sederhana yang bisa berarti banyak dan bermanfaat bagi orang lain.

Keinginan untuk memberi atau berbagi tidak ada hubungannya dengan yang kita miliki. Ada orang kaya yang sulit berbagi. Ada pula orang pandai yang enggan berbagi pengetahuan yang dimilikinya. Kesemuanya hanyalah masalah pola pikir mereka yang terlalu mementingkan diri mereka sendiri.

Sebaliknya, ada orang sederhana tetapi senantiasa selalu ingin berbagi dengan orang lain. Mereka inilah orang kaya yang sesungguhnya. Yang membuat kita kaya bukanlah seberapa banyak yang kita miliki, namun seberapa banyak yang dapat kita berikan pada sesama.

Orang yang enggan memberi atau berbagi adalah orang yang tidak mau belajar dari kehidupan ini. Padahal esensi kehidupan adalah memberi. Tuhan sebagai sumber kehidupan adalah Sang Maha Pemberi, selalu memberi tanpa pilih kasih dan tidak peduli apakah orang itu baik atau jahat.  Itulah sebuah cinta tanpa syarat. 

Masihkah Anda mengatakan bahwa Anda tidak memiliki apa-apa yang bisa dibagikan untuk orang lain ? Barangkali pemberian Anda hanya sekedar tatap mata tulus ketika berbicara pada seseorang atau mungkin kata-kata dorongan semangat atau motivasi bagi mereka yang sedang putus asa dan dilanda kelemahan. Percayalah dan manfaatkanlah kekuatan memberi atau berbagi, hidup Anda pasti akan lebih berwarna dan bermakna.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Rabu, 23 April 2014

Manusia Tidak Berubah


Apabila Anda pernah menghadiri reunian sekolah menengah atas , setelah dua puluh atau tiga puluh tahun tidak bertemu, Anda akan geli melihat teman-teman sekolah Anda tidak berubah sama sekali, kecuali secara fisik. Mereka memiliki gaya bicara yang sama, gaya tertawa yang sama, gaya bercanda yang sama. Mereka tetaplah sama.

Seperti yang dikatakan oleh komedian Flip Wilson, “ Apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda dapatkan.” Aturan dasarnya adalah : “Manusia tidak berubah“.  Apabila aturan dasar ini disadari dan diterima sebagi kenyataan oleh banyak pihak, banyak permasalahan antara individu di dunia kerja, pernikahan dan relasi dapat diselesaikan dengan mudah.

Apabila seseorang itu malas, ia akan selalu malas. Apabila seseorang itu suka terlambat, ia akan selalu terlambat. Apabila seseorang itu tidak rapi atau buruk dalam melakukan pekerjaannya, ia akan selalu begitu. Manusia tidak berubah.

Meskipun orang menawarkan diri untuk berubah, berjanji untuk berubah, setuju untuk berubah, dan mencoba untuk berubah, mereka tidak berubah. Mereka tetaplah diri mereka. Sebagian besar orang butuh seluruh hidupnya untuk menjadi seperti sekarang, dan sekali pun Anda berusaha keras untuk mempengaruhi mereka, mereka tetap tidak berubah.

Dalam keadaan stres atau tertekan, manusia tidak hanya tidak berubah bahkan sifat mereka menjadi lebih dari sebelumnya. Jika mereka sudah bersifat keras, mereka akan menjadi lebih keras ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan kehendaknya. Jika mereka lemah dan tidak tegas, mereka menjadi semakin lemah dan lebih tidak tegas lagi dalam menghadapi kesulitan.

Ada ungkapan kuno di tanah peternakan, “Jangan pernah mengajari kuda naik pohon, carilah tupai”. Ada dua alasan kenapa demikian. Pertama, tidak ada gunanya. Kuda tidak bisa naik pohon. Dan kedua, itu hanya membuat kuda itu jengkel.

Apabila orang tidak berubah, apa tujuannya diadakan pendidikan, motivasi, pembinaan tim, dan semua hal yang kita lakukan agar orang berperforma lebih baik ? Jawabannya sederhana, sekitar enam belas atau tujuh belas tahun, kepribadian dasar seseorang sudah terbentuk dengan kokoh. Di banyak kasus, sifat dan gaya kepribadian seseorang akan tetap konstan selama masa hidupnya.

Hal yang dapat Anda pengaruhi adalah, bakat alami, keterampilan dan kemampuan mereka. Anda dapat mengajari dan mendorong orang untuk mengembangkan talenta dan kemampuan alami mereka. Namun Anda tidak mampu mengubah seorang pemarah menjadi orang yang ramah, karena karakteristik yang sudah tertanam kokoh tidak akan berubah dalam jangka waktu tertentu.

Perusahaan-perusahaan besar sering kali mempekerjakan orang berdasarkan sifat, kepribadian, dan kemampuan dasar mereka, kemudian menghabiskan bertahun-tahun melatih dan mengembangkan mereka menjadi tim perusahaan yang berharga. Mereka tidak mencoba mengubah bebek menjadi elang, tetapi mempekerjakan elang.

Untuk memperoleh potensi yang terbaik dari karyawan bagi Anda yang seorang pemimpin dan untuk memperoleh hubungan yang harmonis dengan orang lain sebagai seorang mahluk sosial, Anda harus mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana Anda menjadi diri Anda saat ini dan bagaimana mereka menjadi diri mereka yang sekarang. Anda perlu tahu mengapa orang mau melakukan dan tidak mau melakukan sesuatu dan bagaimana Anda dapat mempengaruhi mereka dengan cara-cara yang positif. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Selasa, 22 April 2014

Kesombongan


Belum lama berselang saya ketemu seorang teman lama. Saya hampir tidak mengenalnya karena sudah lama tidak bertemu. Dia sempat berkata, “ Wah, sekarang sudah sukses, jadi sombong.” Saya tersentak, ada perasaan khawatir menyelinap dalam hati, benarkah saya sekarang berubah menjadi sombong ? Tuhan, jauhkanlah saya dari kesombongan.

Kata-katanya merasuk pikiran saya, mungkinkah saya terkena penyakit kesombongan tanpa saya sadari ? Kesombongan sering kali terkesan indah dibungkus kebaikan. Mungkin saya telah merasa menjadi orang yang hebat karena telah menjadi seorang motivator, penulis blog, banyak dimintai pendapat dan banyak memberi nasihat pada orang lain.

Sombong adalah penyakit hati yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya tumbuh tanpa kita sadari. Di level terendah, sombong sering disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih sukses, lebih cantik, lebih berkelas dibandingkan orang lain.

Di level berikutnya, sombong sering disebabkan karena kecerdasan. Kita merasa lebih cerdas, lebih intelek, lebih berilmu, lebih berwawasan dan lebih bijaksana daripada orang lain. Akibatnya kita sering menganggap remeh dan merendahkan orang lain.

Di level ketiga, sombong disebabkan karena faktor kebaikan. Sering kali kita merasa lebih berakhlak, lebih bermoral, lebih beriman, lebih pemurah dan lebih tulus dibandingkan orang lain. Akar dari kesombongan adalah ego kita yang berlebihan, yang tidak pada tempatnya.

Sombong karena materi akan sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan dan kebaikan akan sulit dideteksi karena benih-benihnya sangat halus di dalam hati kita dan terselubung oleh perbuatan yang tampak mulia. 

Pada tataran yang wajar, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri dan kepercayaan diri. Tapi begitu kedua hal itu berubah menjadi suatu kebanggaan, Anda sudah berada dekat sekali dengan kesombongan. Bahkan batas antara bangga dan sombong hanya berbeda tipis.

Ketika petinju Mohammad Ali sedang di puncak ketenarannya, ia bepergian dengan naik pesawat. Ketika pesawat hendak lepas landas, seorang pramugari mengingatkannya untuk mengenakan sabuk pengaman. Ali menjawab dengan lantang dan sombong, “ Superman tidak perlu memakai sabuk pengaman.” Dengan cepat sang pramugari menjawab, “ Superman juga tidak perlu menggunakan pesawat terbang.” Kemudian Ali pun segera mengenakan sabuk pengaman.

Marilah kita menjaga hati agar tidak terjebak dalam kesombongan, ketika perusahaan kita sedang berjaya, ketika prestasi kita sedang menjadi perbincangan orang, ketika jabatan kita sedang promosi, ketika banyak orang menyampaikan kekagumannya kepada kita. Karena amat mudahnya orang yang memiliki kelebihan untuk terperangkap dalam kesombongan.

Kita lahir tanpa membawa apa-apa, kita mati pun tanpa membawa apa-apa. Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat siapa pun sebagai manusia yang sama dan sudah pasti akan menjauhkan kita dari kesombongan. Kita hanya perlu sadar bahwa apa pun yang sedang kita lakukan untuk orang lain, sejatinya juga untuk diri kita sendiri. Setiap kali kita berbuat baik pada orang lain, sesungguhnya kita sedang berbuat baik untuk diri sendiri. Kalau begitu, apalagi yang perlu kita sombongkan ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Senin, 21 April 2014

Menciptakan Peluang


Pada awal bulan ini diadakan test seleksi untuk menjadi pengawas SPBU yang terbuka bagi operator yang ingin meningkatkan karier. Sebanyak 31 orang operator dari berbagai SPBU Gelora Group mendaftar untuk mengikuti test tertulis yang diadakan di kantor pusat, Cilacap.

Dari hasil saringan pertama, 9 orang dinyatakan lulus dan berhak mengikuti test berikutnya yaitu wawancara. Selama mengikuti wawancara dari mereka, saya menarik kesimpulan bahwa persiapan mereka ala kadarnya hanya kebetulan karena adanya lowongan, sebab banyak dari mereka yang memberikan jawaban yang kurang memuaskan.

Sesungguhnya tanpa melalui kesempatan mengikuti test seleksi semacam ini, seorang karyawan tetap dapat meningkatkan karier apabila mereka mau berbuat lebih, bekerja lebih baik, belajar lebih banyak dan memantaskan diri untuk jabatan yang lebih tinggi dan tanggung jawab yang lebih besar. 

Menciptakan peluang tentu lebih baik daripada hanya menunggu peluang. Saat kesempatan datang seperti ini pun, ketika mereka tidak menyiapkan diri dengan baik, mereka akan gagal menangkapnya. Pengalaman mereka sebagai operator bertahun-tahun, sama sekali tidak memberikan gambaran kesiapan mereka untuk memperoleh tanggung jawab yang lebih besar.

Siapa yang tidak kenal Lionel Messi yang berada di puncak pencetak gol terbanyak di semua ajang Eropa sepanjang musim 2012-2013 ? Messi menjadi pemain andalan utama Barcelona untuk menjebol gawang lawan. Torehan 60 gol semusim yang berbuah predikat Top Scorer La Liga.

Mau tahu apa rahasia di balik banyaknya gol yang mampu Messi jaringkan ke gawang lawan ? Jawabannya sederhana. Messi setiap kali mampu berada di lokasi dimana bola berada. Bagaimana bisa ? Karena Messi selalu bergerak, baik ketika ada bola mau pun tidak ada bola. Ia terus bergerak di daerah gawang lawan dan pemain satu timnya selalu menemukan Messi dalam posisi tak terjaga. 

Kelihatannya cukup mudah, tapi sesungguhnya tidak demikian. Lebih banyak pemain yang menanti dengan pasif bola disodorkan kepada mereka. Orang-orang seperti inilah, yang menanti satu peluang atau kesempatan dalam hidupnya untuk menggapai sukses. 

Seharusnya kita bisa mencontoh Messi yang memiliki naluri untuk terus bergerak, baik peluang itu sudah berada di depan mata atau bahkan ketika belum terlihat sebagai peluang. Sikap mengambil tindakan dan bergerak inilah yang mendekatkan kita pada kesempatan dalam hidup ini. Kesempatan akan muncul berkali-kali bagi mereka yang tidak diam menunggu, tetapi bergerak dan bersiap menyambut kesempatan itu.

Persiapkanlah diri Anda sebaik-baiknya dengan bekerja sebaik mungkin, untuk menciptakan peluang atau bersiap menyambut peluang emas bagi diri Anda. Namun apabila Anda melakukan yang biasa Anda lakukan, maka wajar sekali apabila Anda mendapatkan apa yang biasa Anda dapat.

Keahlian dalam melakukan apa pun, tercipta karena kita sering melakukannya. Keahlian kita dalam bekerja itulah yang akan menentukan kualitas dari hasil kerja kita. Lakukanlah apa pun yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain, itulah yang membuat Anda di daftar teratas untuk meraih peluang, karena semua orang akan menoleh kepada Anda.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Sabtu, 19 April 2014

Ketidaktahuan


Ada seorang bapak tua yang berumur tujuh puluhan, turun dari mobil toyota inova. Saya melihat dia terlibat pembicaraan dengan seorang petugas sales counter di bengkel saya, ternyata mengeluhkan sensor parkirnya tidak berfungsi setelah bemper belakangnya terkena benturan semalam. 

Kebetulan saya pas senggang sehingga saya yang memeriksanya. Biasanya sensor parkir itu jarang tidak berfungsi kalau hanya benturan kecil, sepintas saya lihat bempernya tidak ada bekas benturan keras. Kemungkinannya tombol on off nya yang di panel tersentuh. Mungkin karena ketidaktahuan pemilik kendaraan dan betul juga, tombolnya off.

Ketidaktahuan bukan berarti bodoh dan tidak selalu menjadi hal yang merugikan, kadang juga ada manfaatnya bagi kita dalam menjalani kehidupan. Ketidaktahuan akan berita-berita gosip atau yang tidak mutu, akan membuat pikiran kita bersih dan jauh dari sampah-sampah yang tidak bermanfaat. 


Ketidaktahuan kapan waktunya kita mati, membuat kita menghargai hidup dan berupaya membuat hidup lebih berarti. Coba andaikan dokter memvonis hidup Anda tinggal sekian bulan, kita pasti stress setengah mati. Boleh jadi Anda akan lebih cepat meninggal karena takut dan cemas yang berlebihan.

Karena ketidaktahuan kita kapan waktunya meninggal akan membuat kita menjaga dan berbenah diri, mengumpulkan bekal amal kebaikan untuk kelak di akhirat. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan ketika kita mati, nama buruk atau nama baik yang akan kita tinggalkan.

Ketidaktahuan terhadap banyaknya rejeki yang akan kita terima selama hidup di dunia, membuat kita terus berusaha dan bekerja keras. Ketidaktahuan kita terhadap jatah rejeki membuat kita ingin meningkatkan diri dan tidak bermalas-malasan agar bisa memperoleh rejeki sebanyak-banyaknya.

Jika kita sudah tahu seberapa besar jatah rejeki kita , tentu hidup menjadi tidak menarik lagi. Anda tidak akan mempunyai semangat lagi bila tahu jatah rejekinya sudah habis, dan bagi yang rejekinya masih berlebih mungkin akan menjadi sombong dan semena-mena. Misteri membuat hidup ini lebih indah.

Ketidaktahuan akan jodoh bagi yang masih belum punya pasangan juga membuat mereka menjaga penampilan, bersemangat untuk menemukan seseorang yang terbaik bagi diri mereka, yang layak dicintai. Peluang mendapatkan jodoh yang hebat akan masuk akal, bila Anda juga memantaskan diri menjadi seorang calon pasangan yang hebat.

Ketidaktahuan akan hari esok membuat kita harus memiliki rencana-rencana dan tujuan sebagai persiapan menghadapi hari esok. Ketidaktahuan akan hari esok bukanlah sesuatu yang perlu kita cemaskan karena kita bisa meyakini bahwa Tuhan yang mengasihi kita adalah yang menguasai hari esok, dan akan membuat hidup kita menjadi lebih hidup.

Ketidaktahuan akan hari esok membuat kita terus hidup dengan penuh pengharapan. Dengan memelihara ketidaktahuan akan hari esok, menjadikan hidup yang baik penuh kerendahan hati akan terus terpelihara. Ketidaktahuan yang terpelihara akan menjaga kita selalu sadar sebagai seorang hamba yang sangat bergantung kepada-Nya. Marilah kita pelihara ketidaktahuan ini dengan kesadaran sepenuhnya sebagai umat manusia.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Kamis, 17 April 2014

Apa Yang Anda Jual


Mc Donald’s adalah waralaba makanan cepat saji yang begitu digemari banyak pelanggan, dan sangat sukses di seluruh dunia. Kalau melihat dari produk yang dijual ternyata tidak banyak beda dengan para pesaingnya. Memang kualitas produk yang baik sudah menjadi keharusan. 

Kenapa sepatu Nike banyak digandrungi bukan hanya oleh para olahragawan, tetapi oleh siapa pun mulai dari anak-anak hingga orang tua ? Apakah karena kualitas sepatunya yang terbaik dibanding kompetitornya ? Atau karena modelnya yang selalu baru, inovatif dan berganti-ganti ?

Kenapa para perokok di seluruh dunia keranjingan dengan Marlboro ? Apakah karena kenikmatan tembakaunya ? Atau karena aroma yang ditimbulkan oleh kertas filternya ? Marlboro meraih sukses mengalahkan para pesaingnya bukan melulu karena enaknya racikan tembakau rokoknya.

Kenapa Starbucks sukses di Amerika dan kini mulai mecoba mengulang sukses di seluruh dunia, termasuk di mall-mall kota besar di Indonesia ? Apakah karena kopinya ? Terus terang saya lebih suka kopi Excelso waralaba lokal milik perusahaan Kapal Api, dibanding kopinya yang terlampau pahit.

Mc Donald’s, Nike, Marlboro dan Starbucks meraih sukses mereka bukan hanya karena “ apa yang ditawarkan kepada pelanggan ”. Mc Donalds sukses bukan karena makanannya, Nike sukses bukan karena sepatunya dan Marlboro sukses juga bukan karena racikan tembakaunya, demikian pula dengan Starbucks yang sukses bukan hanya karena kopinya.

Merek-merek dunia tersebut sukses lebih dikarenakan “ bagaimana cara mereka menawarkan produk dan layanan kepada para pelanggan “. Mc Donald’s sukses karena konsep yang ditawarkan seperti pelayanan, kebersihan, nilainya. Keramahan kepada anak-anak dengan disediakannya arena bermain, lengkap dengan event-event ulang tahun, dan lain-lain. Juga suasana restoran yang fun dan frendly.

Demikian pula dengan Nike. Anda keliru jika menganggap Nike hanya berjualan sepatu. Nike jualan identitas dan ekspresi diri. Nike lebih fokus mengusung nilai yang bergeser dari sepatu yang kuat dan berkualitas menjadi alat ekspresi diri, alat mendefinisikan diri, dan alat untuk menunjukkan citra pemakainya.

Kesimpulannya, berbeda lebih penting dari pada sekedar lebih baik. Suatu produk yang unggul dari segi isi atau apa yang ditawarkan, akan lebih mudah ditiru oleh pesaing sementara perbedaan dari segi bagaimana menawarkannya akan lebih sulit ditiru. Ada perusahaan yang mengandalkan sumber daya manusia sebagai pembeda. Banyak orang yang datang ke restoran bukan karena hidangan yang disajikan, melainkan suasana di sekitarnya.

Untuk sukses sebagai seorang karyawan, hampir sama seperti mengelola sebuah bisnis. Anda dapat mengambil cerita di atas sebagai inspirasi . Perusahaan tempat Anda bekerja adalah yang menjadi pelanggan Anda. Bukan apa  yang akan Anda jual kepada perusahaan atau pimipinan Anda tetapi bagaimana Anda menjual diri Anda. 

Seperti di dalam bisnis, kalau Anda sekedar bekerja lebih baik tentu dapat disaingi oleh orang lain dan tidak akan membuat perusahaan melirik kelebihan Anda. Setelah Anda lebih baik dari rekan yang lain, cara Anda yang berbeda akan menjadi sangat penting untuk meraih kesuksesan dalam karier. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Rabu, 16 April 2014

Hidup Untuk Bekerja


Waktu saya masih muda, saya pernah berpikir bahwa saya bekerja untuk bertahan hidup. Artinya sama saja dengan bekerja untuk uang. Coba Anda tanyakan pada diri sendiri, “ Apakah Anda bekerja untuk hidup atau hidup untuk bekerja ?” Apa jawaban Anda ?

Kalau orang yang bekerja untuk hidup, maka dia akan dipaksa untuk terus bekerja supaya bisa terus hidup. Persis sama, dengan cara berpikir saya ketika muda. Padahal pekerjaanlah yang memberikan kehidupan kepada kita dalam arti sesungguhnya. Jadi, pilihlah hidup untuk bekerja.

Jika kita hidup untuk bekerja, maka pekerjaan menjadi sarana kita melakukan hal yang bermanfaat bagi sesama. Karena kita hidup untuk memberi manfaat bagi orang lain. Inilah yang disebut dengan bekerja.

Sebuah bank pernah menerima banyak keluhan nasabah karena kurang ramahnya para petugas garda depan. Manajemen segera mengirimkan para petugas ini ikut pelatihan “ service with smile “. Setelah mengikuti pelatihan, para petugas ini berusaha melayani pelanggan dengan senyuman tapi hanya bertahan dua minggu. Minggu berikutnya kondisinya kembali seperti semula, tanpa senyum.

Jadi dimana letak persoalannya ? Pelatihan hanya mengubah perilaku orang, namun tidak merubah bagaimana memandang pekerjaan. Para petugas itu memang bisa tersenyum tapi mereka masih melihat pelanggan sebagai beban bukan sebagai rejeki. Selama mereka belum dapat merubah cara pandang, maka perubahan perilaku hanyalah semu. 

Yang utama dalam bekerja bukanlah apakah Anda sukses, tetapi apakah Anda bahagia. Selama Anda masih menganggap bekerja adalah untuk mencari uang, Anda tidak akan bahagia. Jangan berangkat ke kantor untuk bekerja tapi datanglah untuk memberi nilai tambah dan memberikan manfaat.

Ada pepatah mengatakan, “ Bekerja keraslah, Anda akan bertahan hidup, bekerja cerdaslah, Anda akan sukses, bekerja ikhlaslah, Anda akan bahagia.” Ketika Anda merasa waktu kerja Anda berjalan sangat cepat ketimbang merasa waktu merayap terlalu lambat, berarti Anda berada di jalur yang benar. Pekerjaan kita adalah alasan kita berada di dunia ini.

Saya tidak mencari uang, tetapi saya mendapatkan uang. Karena uang adalah akibat dari yang saya lakukan bukan sebab. Berapa Anda dibayar hari ini pun menunjukkan besarnya manfaat yang Anda berikan. Penghasilan Anda sama dengan manfaat yang Anda berikan. Penghasilan adalah akibat, manfaat adalah sebab.

Kesalahan terbesar kebanyakan orang adalah karena senantiasa memikirkan akibat, bukan sebab. Jika Anda menginginkan akibat yang lebih besar atau lebih baik, perbaikilah sebabnya. Semakin besar manfaat yang bisa Anda berikan, semakin besar penghasilan yang Anda peroleh. 

Salah satu hal yang sering mengganggu kebahagiaan kita adalah pekerjaan. Apakah pekerjaan yang sekarang Anda lakukan adalah sesuatu yang diharuskan orang lain kepada Anda ? Kalau jawabannya iya, sudah pasti Anda tidak bahagia. Yang perlu berubah bukanlah pekerjaan Anda, tetapi Anda. 

Agar bisa melakukan apa yang Anda sukai, Anda harus lebih dulu menyukai apa yang Anda lakukan. Berhati-hatilah apabila uang adalah satu-satunya alasan Anda bertahan di tempat kerja Anda yang sekarang, karena Anda bukan sedang hidup untuk bekerja.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Selasa, 15 April 2014

Godaan


“Jadi pengawas atau manajer SPBU banyak godaannya,” itu yang saya lontarkan di depan para operator yang ikut wawancara untuk promosi menjadi seorang pengawas. Setiap hari mengurusi uang tunai ratusan juta yang bukan miliknya, karena sistim pembayaran di SPBU masih pakai uang kontan, belum banyak yang memakai kartu kredit atau debit.

 Semakin tinggi jabatan dan kekuasaan Anda semakin besar godaan Anda. Oleh karena itu Anda harus waspada dan sadar sepenuhnya terhadap segala bentuk godaan. Anda harus sadar sepenuhnya akan keberadaan Anda, akan posisi dan kekuasaan yang Anda miliki.

Seorang pejabat pemerintah akan selalu digoda oleh pengusaha yang ingin berbisnis. Seorang polisi akan digoda oleh para pelanggar hukum. Petugas Lembaga Pemasyarakatan akan digoda oleh para penghuni sel. Mahkamah Agung, anggota DPR, KPU, KPK semuanya rentan terhadap upaya godaan uang.

Kesemuanya itu berasal dari satu sumber, “ Uang ”. Seorang bijak Sophocles pernah mengingatkan kita, ” Tak ada satu hal pun di dunia yang paling meruntuhkan moral selain uang.” Semua orang di dunia membutuhkan uang. Dan harus diakui bahwa kita semua sibuk mencari uang untuk hidup yang layak. 

Wajar saja kalau kita tergoda karena kita memang mencarinya. Kita memang perlu memiliki uang untuk menjalani hidup tapi uang hanya berfungsi sebagai alat. Godaan terbesar uang adalah kalau kita mengubah pandangan dari “ menguasasi “ menjadi “ dikuasai “ oleh uang. Seharusnya, kita lah yang menjadi tuannya.

Akibat tidak tahan terhadap godaan uang, seringkali kita bertukar posisi menjadi dikuasai oleh uang. Tanda-tanda penyakit ini adalah ketika Anda mulai merasa takut kehilangan kedudukan Anda. Ini berarti Anda telah dikuasai oleh uang. Hal itu akan menghilangkan kebebasan Anda mengungkapkan kebenaran.

Pandangan kita terhadap uang juga perlu kita telaah kembali. Urutan yang benar adalah be-do-have yaitu menjadi-melakukan-memiliki. Tapi kita sering melakukannya dengan urutan yang salah yaitu secara terbalik, yaitu have-do-be.

Kita berusaha memiliki sebanyak mungkin uang (have), agar kita dapat melakukan sesuatu (do) dan menganggap kalau itu tercapai kita menjadi bahagia (be). Padahal yang perlu kita lakukan adalah yang pertama dan utama adalah menjadi diri sendiri (be), kemudian melakukan apa yang harus dilakukan (do), dengan begitu kita memiliki apa yang kita inginkan (have).

Seringkali kita menyamakan uang dengan kebahagiaan, padahal uang adalah apa yang kita dapatkan (have), sedangkan kebahagiaan adalah sesuatu yang ada di dalam diri kita sendiri (be). Apabila kita mengurutkan prinsip tadi dengan benar, maka kebahagiaan ada terlebih dulu. Kebahagiaan adalah sesuatu yang tidak tergantung pada apa yang kita miliki.

Uang memang bukanlah segalanya.  Orang-orang bijak bahkan selalu mengingatkan bahwa yang penting di dalam hidup adalah segala sesuatu yang tidak dapat dibeli dengan uang. Kebahagiaan, cinta, kesehatan, rasa damai dalam hati, rasa percaya dengan orang lain,  dan kesadaran sempurna.  Hidup hanya sekali, hiduplah dengan penuh keberkahan dengan berada dalam lingkaran kebaikan.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Senin, 14 April 2014

Harga Diri


Coba perhatikan selembar uang. Uang tersebut berharga bukan karena tampilan fisiknya saja. Lebih dari sekedar fisiknya yang terbuat dari kertas, ada nilai di dalam uang itu yang menyebabkan uang itu dihargai dan diakui dengan nilai tertentu.

Demikian juga yang berlaku pada diri manusia. Yang menentukan diri kita, sesungguhnya bukan hanya bentuk serta tampilan fisik kita, yang membuat diri kita berharga. Banyak orang menyebutnya “ inner beauty ”, atau kita juga dapat menyebutnya dengan“ harga diri “, sebagai bentuk penerimaan yang tulus terhadap diri kita tanpa syarat.

Ada sebuah tips teknik untuk membangun harga diri yang baik, yang pernah saya baca yaitu dengan teknik do-re-mi. Mudah-mudahan dapat berguna, karena dengan terbentuknya harga diri yang baik, kepercayaan diri Anda juga akan meningkat.

Pertama, Do, doronglah diri Anda dengan kata-kata penguatan positif. Jika kita mengulang kata-kata penguatan yang positif setiap hari, alam bawah sadar kita akan menerimanya sebagai fakta. Tanpa kita sadari akan membentuk hal positif yang kita yakini. 

Lalu Re, respek atau hormati diri Anda sendiri. Jadilah kuat, jangan pernah merendahkan diri Anda sendiri dan jangan pernah tidak menghargai dan tidak menghormati diri Anda sendiri dengan cara dan keadaan apa pun.  Tegakkanlah kepala dan bersyukurlah dengan cara menghormati diri Anda sendiri.

Kemudian Mi, milik diri Anda yang berharga. Buatlah inventory atau daftar fisik mau pun mental diri Anda yang bernilai. Fokus pada kelebihan-kelebihan Anda, pada hal-hal yang positif dari diri Anda.

Berikutnya Fa, fakta apakah dari masa lalu Anda yang menunjukkan kesuksesan dan pribadi Anda yang cemerlang ? Kita sering menengok ke belakang karena mengenang kegagalan-kegagalan yang tidak mudah dilupakankarena kita kurang menghargai keberhasilan-keberhasilan yang pernah kita raih. Hargailah keberhasilan Anda di masa lalu, sebagai pendorong semangat.

Lalu Sol, solusi-solusi apakah dalam hidup Anda yang berhasil ? Lihat, seperti apa pun diri Anda saat ini adalah hasil dari berbagai solusi yang berhasil di masa lalu Anda. Ada orang yang mengatakan, “ Mengakui keberhasilan masa lalu, adalah membingkai masa depan.”

Lalu berikutnya nada La, langkah-langkah apakah yang bisa Anda lakukan untuk membuat diri Anda lebih berharga lagi di masa depan ? Temukanlah cara meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan sikap Anda, kemudian melangkahlah dengan penuh percaya diri.

Lantas berikutnya adalah Si, sikap positif harus dijaga. Dengan memiliki sikap positif terhadap diri kita sendiri, maka kita akan bisa selalu bersikap positif terhadap orang lain. Supaya kita bisa tulus menerima orang lain, kita perlu lebih dahulu belajar menerima diri sendiri secara utuh.

Terakhir nada Do lagi, dorong diri Anda dengan penguatan yang positif sekali lagi. Katakan betapa berharga dan bernilainya diri Anda.

Dengan tips do-re-mi-fa-sol-la-si-do diatas, mari kita belajar membangun harga diri kita. Memang harga diri Anda tidak sepenuhnya ditentukan oleh diri Anda. Orang lain pun akan turut memberikan judgement terhadap diri Anda. Namun, yang jelas harga diri itu harus dimulai dari diri Anda terlebih dulu. Orang yang memiliki harga diri tinggi biasanya tidak kesulitan untuk tampil lebih percaya diri. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Sabtu, 12 April 2014

Pas Bandrol


Bandrol adalah harga yang tercantum pada kemasan produk yang menunjukkan nilai atau value dari produk tersebut. Bekerja pas bandrol berarti bekerja sesuai dengan job deskripsinya saja, sesuai dengan gaji yang diterima. Berangkat kerja tepat waktu dan pulang juga tepat waktu sesuai dengan jam kerja, tidak mau bekerja lebih.

Banyak penyebab kenapa banyak karyawan yang memilih bekerja pas bandrol. “ Kerja keras, kerja rajin, sama gajinya dengan yang kerjanya biasa-biasa saja.  Kerja pas bandrol juga tidak menyalahi aturan atau ditegur atasan. Percuma kerja ekstra, yang lain juga santai,” demikianlah alasan sebagian dari mereka yang bekerja pas bandrol.

Ada sebuah cerita lama tentang tiga ekor babi dan seekor serigala. Suatu saat ibu babi berkata kepada ketiga anaknya, “ Karena kalian sudah dewasa, hiduplah mandiri dan buatlah rumah kalian masing-masing.”

Si Sulung karena malas dan hanya ingin bermain, tanpa mau bersusah payah dia membuat rumahnya dari jerami. Si Bungsu mengomentari, “ Kalau rumah jerami akan hancur bila kena angin atau hujan.” Si Tengah berpikir bahwa perkataan adiknya benar juga, maka dia memilih membuat rumahnya dari potongan kayu sehingga bisa selesai sebelum petang dan masih bisa bermain.

Sedangkan Si Bungsu bertekad membuat rumahnya dari batu bata,  yang kuat dan tahan terhadap angin, hujan mau pun pukulan karena dia pikir bahwa rumah kayu tidak akan tahan dengan pukulan serigala. Si Bungsu membuat rumahnya dengan serius, tidak membuat rumah “asal punya rumah” atau “ yang penting ada “ sekedar bisa ditempati.

Si Bungsu bekerja keras, memeras keringat untuk membangun rumah yang kuat, berbeda dengan kedua saudaranya yang bekerja “ pas bandrol “. Bahkan si babi bungsu tidak mempunyai waktu lagi untuk bermain karena harus menyelesaikan pekerjaan sebelum petang. Irikah dia dengan kedua kakaknya yang lebih santai ?

Singkat cerita, hancurlah rumah jerami si sulung ketika ditiup oleh serigala yang ingin memangsanya. Demikian pula dengan rumah kayu si tengah yang hancur dipukul oleh serigala tersebut, sehingga kedua babi itu terbirit-birit mengungsi ke rumah adiknya yang menyelamatkan mereka karena rumahnya terbuat dari batu bata yang kokoh.

Apakah kita ingin memiliki sesuatu hanya karena “ yang penting ada “ atau pas bandrol ? Masihkah kita ingin bekerja “ pas bandrol “ yang ketika ada pemangkasan atau pengurangan tenaga kerja pasti akan terkena dampaknya ? Serigala adalah ibarat peluang atau ancaman dalam kehidupan. Siapakah yang paling siap untuk menghadapi “ serigala “ ?

Hati-hati bagi Anda yang memiliki kebiasaan bekerja pas bandrol,  karena masa depan Anda juga akan pas bandrol, sebatas bandrol yang Anda buat sendiri. Kita semua pun masing-masing memiliki “serigala” apakah itu sifatnya peluang dan ancaman. Ketika serigala itu datang, siapkah Anda ? Siapkah  Anda menangkap peluang atau melawan ancaman ? Namun saya percaya bahwa siapa pun yang sekarang bekerja melebihi bandrol, adalah mereka yang sedang membukakan pintu “ nasib baik “ yang bermanfaat ketika ancaman atau pun peluang datang.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Jumat, 11 April 2014

Bagaimana Menyelesaikannya


Ada dua hal yang paling sulit ditemukan orang-orang, yaitu berpikir sesuai urutan kepentingannya dan melakukan sesuatu sesuai yang terpenting. Apakah Anda salah satu diantaranya ? Jika ya, Anda tidak sendirian. Saya juga sering mengalaminya.

Tentukan prioritas untuk tujuanmu. Bagian utama dari kesuksesan terletak pada kemampuan menentukan hal terpenting yang harus dilakukan. Alasan utama dari kegagalan mencapai tujuan ialah karena kita menghabiskan waktu mendahulukan hal-hal yang kurang penting.

Seorang manajer SPBU berpikir bahwa dengan bekerja keras dapat menghasilkan nilai audit yang ekselen untuk SPBUnya. Maka ia pun bekerja keras menerapkan SOP yang harus dijalankan oleh seluruh anak buahnya. Karena tidak tahu hal-hal mana yang harus diprioritaskan, kerja kerasnya tidak membawa hasil yang memuaskan. Atasannya berkata, “ Bekerjalah dengan cerdas.” 

Demikian pula apabila Anda ingin menjadi kaya, maka Anda harus memikirkan pekerjaan macam apa yang bisa membuat Anda kaya. Lalu tentukan prioritas yang jelas dan mencari tahu cara mencapai tujuan tersebut. Berpikirlah sesuai urutan hal yang terpenting dan selalu bekerja dengan cerdas.

Hal pertama yang harus kita lakukan ialah hal yang paling penting. Itulah hal-hal yang tidak dapat ditunda sampai besok, seperti mengatur meja makan untuk makan malam, dan belajar karena akan mengikuti ujian besok pagi atau mempersiapkan materi untuk rapat besok.

Lalu ada hal penting berikutnya yang tidak butuh banyak waktu untuk menuntaskannya, seperti tugas membuat bahan presentasi yang harus selesai tiga minggu mendatang. Tiga minggu jelas waktu yang cukup. Kata yang penting diingat adalah “ batas waktu “.

Pekan pertama, kita sibuk karena harus mengerjakan hal-hal yang paling penting. Pekan kedua, kita dimintai bantuan bagian lain untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Pada saat pekan ketiga tiba, kita mulai panik, akhirnya harus dibantu rekan-rekan yang lain untuk merampungkannya. Itulah pentingnya batas waktu dibuat, dan yang lebih penting kita harus mematuhinya.

Seorang siswa SMP bernama Kumar membaca bahwa kalau ia bekerja keras, ia bisa menjadi kaya.  Pekerjaan terberat yang ia ketahui adalah menggali lubang. Jadi ia mulai menggali lubang di kebun belakang rumahnya. Ia tidak menjadi kaya, malahan dimarahi oleh orang tuanya !

Memang, hal itu tidak benar-benar terjadi, tetapi itu contoh yang bagus bagi orang-orang yang bekerja keras tanpa prioritas. Seringkali kita dihadapkan pada tiga, empat atau beberapa hal sekaligus, itu berarti kita harus bisa menentukan urutan prioritas.

Semua pemimpin harus meluangkan waktu untuk memiliki tujuan, tetapi pemimpin yang baik tahu bagaimana mengandalkan para pengikutnya agar ikut membantu. Pemimpin yang baik akan belajar untuk menggunakan pihak lain melakukan pekerjaan yang tidak begitu penting agar mereka dapat fokus pada hal-hal yang utama.

Pemimpin yang baik tahu bagaimana agar ia tidak terjebak pada hal-hal yang tidak begitu penting. Mereka tahu bagaimana membuat prioritas. Beberapa hal perlu dilakukan “sekarang” beberapa hal bisa “menunggu” sampai besok, dan beberapa hal lainnya tidak harus dilakukan segera.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.