Bersama jajaran Manajemen dan Karyawan yang dibawahinya.

Liburan bersama keluarga

Bersama istri tercinta "Laniati Dewi".

Hidup hanya sekali...Hiduplah dengan Luar Biasa !!

Bersama manajer pelumas "Sutoyo Wijaya" salah satu divisi yang dibawahinya

Sabtu, 31 Mei 2014

Efek Domino


Siang ini ada kiriman ikan melem goreng bertelur dari seorang teman lama di Purwokerto, kesukaan isteri saya. Beberapa minggu yang lalu ketika mengadakan acara di Garden, saya menyempatkan mampir beberapa saat ke desanya Karangnangka. Tempatnya jauh dari keramaian, dikelilingi kolam ikan. Benar-benar perisitirahatan, cocok kalau untuk yang ingin hidup santai atau sudah pensiun.

Siang itu, saya bertiga dengan kakaknya yang sudah pensiun duduk-duduk di teras belakang rumah, sambil minum kopi hangat berteman ubi rebus dan ngobrol tentang kehidupan di desa. Wah, kalau saya hidup seperti ini pasti jadi malas. Ubi rebus yang enak mudah didapat, mereka menanamnya sendiri. Ikan juga memelihara sendiri, tidak perlu repot-repot ke pasar.

Lalu saya menanyakan, “ Apa kegiatanmu kalau malam ?” “ Kumpul sama saudara, main gaple atau domino tanpa uang, biasa saling guyon dan ejek-ejekan ”. Wuih...., ada rasa iri menyelinap sesaat, betapa mesranya hubungan mereka bersaudara. Memang mereka tinggal berdekatan. Otak saya berputar, mereka yang suka main domino, pasti tidak tahu bagaimana hebatnya efek domino.

Apakah Anda pernah tahu keping domino ? Yaitu domino yang terbuat dari plastik resin, memiliki ketebalan kurang lebih 7 mm dan ukuran sekitar 5 x 2,5 cm. Ketika keping-keping domino dibariskan berdiri berderet dalam jumlah banyak dan diberi jarak kurang dari 5 cm kemudian ditata sedemikan rupa, maka ketika keping domino yang pertama dirubuhkan akan memicu keruntuhan berangkai pada keping-keping berikutnya. Inilah yang disebut efek domino.

Efek domino ini tidak hanya berlaku untuk keping-keping yang sama besarnya. Pada tahun 2001 seorang fisikawan dari Exploratorim San Francisco, melakukan eksperimen dengan membuat keping domino dari kayu lapis sebanyak delapan keping, masing-masing 50 persen lebih besar dari keping sebelumnya. Keping yang pertama hanya berukuran lima sentimeter, keping yang ke delapan hampir satu meter tingginya. 

Domino yang pertama menyentuh dengan bunyi tik yang lembut, tetapi cepat berakhir dengan suara bum yang keras. Bayangkan apa yang terjadi seandainya rangkaian ini diteruskan. Jika dibuat lagi keping-keping berikutnya menggunakan rumus 50 persen lebih besar, maka pada keping domino ke 18, sudah menandingi tinggi menara Pisa, keping ke 31 sudah lebih tinggi 900 meter dari Mount Everest, dan pada keping yang 57 sudah menyamai jarak antara bumi dengan bulan !

Permainan menjatuhkan rangkaian domino memiliki makna yang jelas. Anda hanya membariskannya kemudian mendorong jatuh yang pertama. Meraih hasil-hasil yang luar biasa, sama dengan menciptakan efek domino di dalam kehidupan Anda. Yang menjadi tantangan adalah bahwa hidup tidak membariskan segala sesuatu bagi kita, lalu mengatakan,” Nah, disini Anda harus mulai.”

Orang-orang yang sangat sukses tahu tentang ini. Mereka membariskan prioritas-prioritas mereka yang baru, kemudian mencari keping domino utama dan meruntuhkannya sampai semua keping yang lain bertumbangan. Kesuksesan yang luar biasa cenderung berurutan, tidak serempak. Anda melakukan yang benar dan selanjutnya Anda mengerjakan yang benar lagi.

Ketika Anda menemukan orang yang memiliki banyak pengetahuan, mereka mendapatkannya dari pembelajaran sepanjang waktu. Ketika Anda menemukan orang yang memiliki banyak ketrampilan, mereka demikian karena mengembangkan keterampilan sepanjang waktu. Ketika Anda menemukan orang yang memiliki uang banyak, mereka mencarinya sepanjang waktu.

Kesuksesan dibangun secara berurutan, semua dikerjakan satu demi satu. Kata kuncinya adalah melakukannya terus menerus sepanjang waktu. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Jumat, 30 Mei 2014

Zona Nyaman


Banyak orang mengejar kesuksesan karena salah satu hal yang indah mengenai kesuksesan adalah kesuksesan membawa kenyamanan. Mungkin kesuksesan telah memberikan mereka rumah, mobil, perhiasan, perabotan, liburan dan kehidupan yang nyaman. Tetapi inilah paradoksnya : kesuksesan menghasilkan kenyamanan, namun kenyamanan menghambat kesuksesan. 

Itulah mengapa, jika Anda melihat para milyarder, yang seharusnya bisa duduk-duduk bersantai dan bersenang-senang, justru pergi menempuh banyak kesukaran untuk tetap memotivasi diri mereka sendiri, keluar dari zona kenyamanan dan terus menantang diri mereka sendiri. 

Saya merasa termasuk kelompok yang tidak bisa duduk santai dan berdiam diri, karena saya tidak mau terjebak dalam zona nyaman tetapi bisnis saya menuju kehancuran. Dulu, bahkan saya pernah berangan-angan kalau memiliki uang 1 M saya berhenti bekerja dan menikmati  sisa hidup, ketika itu gaji saya cuma delapan puluh ribu rupiah. Berjalannya waktu, uang sebesar itu tidak ada artinya lagi, bahkan sama sekali tidak cukup dengan cara hidup seperti sekarang.

Hampir setiap hari istri saya menanyakan kapan bisa pergi ke Turki, kapan ke Rusia, kapan berziarah ke Mesir, ke Fatima, kapan ke Mexico, dan terus terang saat ini saya tidak dapat menjawab dengan baik, memberikan kepastian waktu kapan bisa meninggalkan pekerjaan, karena saya masih menjadi karyawan di perusahaan sendiri. Belum benar-benar menjadi seorang pengusaha.

Hal inilah yang memaksa saya mempunyai goals pada tahun 2017 yang akan datang, saya harus mempunyai Next Generation. Yaitu generasi penerus, karyawan-karyawan luar biasa yang mampu menumbuhkan bisnis saya supaya saya bisa menikmati zona nyaman di hari tua. Punya lebih banyak waktu untuk keluarga, untuk hobby dan untuk kesenangan lainnya tanpa harus khawatir dengan perkembangan perusahaan.

Demikian pula dengan seorang karyawan, apabila Anda terlalu nyaman berada di satu tempat atau posisi maka Anda tidak akan kemana-mana. Setiap tahun Anda harus dapat menambahkan sesuatu hal yang baru ke dalam curriculum vitae atau daftar riwayat hidup Anda. Apakah Anda memperoleh pengetahuan baru dan kompetensi Anda juga bertambah seiring bertambahnya pengalaman Anda ? Jika tidak, maka Anda masih sama seperti yang dulu, belum naik kelas.

Pelajaran yang saya peroleh, ketika Anda ingin berkembang, menjauhi zona nyaman adalah sesuatu hal yang harus ditempuh. Jika Anda selalu berusaha mencari kenyamanan, Anda hanya memiliki hidup yang sangat terbatas, namun jika Anda mau menghadapi ketidaknyaman, Anda akan selalu bertumbuh, dan memperluas batasan Anda.

Bagi Anda yang selama ini duduk bersantai-santai dan merasa nyaman terlalu lama atau tertidur dengan rutinitas sehari-hari, sudah tiba saatnya Anda mendorong diri Anda sendiri keluar dari zona nyaman Anda. Karena, biar bagaimanapun , semua orang ingin berkembang. Ketika bayi tumbuh gigi, dia pun merasakan kesakitan, tapi dia berkembang.

Jika Anda merasa tidak nyaman dengan menggunakan komputer, gunakanlah segera komputer Anda. Jika Anda merasa tidak nyaman tampil bicara di depan publik, pergilah dan bicara dengan mereka. Jika Anda tidak nyaman bersepeda, raihlah sepeda dan bersepedalah. Segala hal yang membuat Anda tidak nyaman, lakukanlah dan bersiaplah untuk berkembang.  Permisi sebentar, saya mau buang sampah dulu. Lihat, saya sudah memulainya lho.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Rabu, 28 Mei 2014

Rasa Malu


Seorang bocah perempuan yang manis, saya taksir usianya tidak lebih dari empat tahun, naik ke panggung dibantu ayahnya menaiki tangga, karena ingin menyanyi. Ketika anak itu diberi mikrofon langsung saja dia menyanyi dengan berani tidak peduli belum ada musiknya, membuat si pemain keyboard berusaha mengiringi semampunya. 

Semua orang yang hadir pada acara wedding adik ipar di Oemah Daun bertepuk tangan memberikan dukungan yang tulus pada si adik kecil. Padahal ketika sang penyanyi bernyanyi, tidak seorang pun yang bertepuk tangan. Keberanian yang tidak dimiliki lagi oleh sebagian besar orang dewasa, karena rasa malu tidak menjadi penghalang. 

Saat pertama saya bergabung dengan Gelora Group, saya juga tidak pernah menyanyi dengan life music, paling banter karaoke di dalam ruangan dan sudah ada liriknya, tapi karena sering didaulat sebagai pimpinan, saya pun  belajar mengatasinya. Salah satu dinding pembatas yang harus kita tembus adalah rasa malu.

Awal memulainya memang cukup berat, lutut gemetar, suara tidak sinkron, gagap dan salah-salah kata, tidak bisa konsentrasi dengan baik, karena memikirkan hal yang paling menakutkan yaitu rasa malu. Demikian juga ketika harus tampil untuk berbicara di depan orang banyak, yang paling berat adalah awal memulainya.

Memiliki rasa malu ada baiknya, karena orang-orang pemalu cenderung menghabiskan waktu mereka sendirian, mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca, memusatkan perhatian, belajar,menggunakan imajinasi mereka dan menjadi ahli dalam hal-hal tertentu, yang semuanya dapat membantu mereka sukses. Orang-orang sukses yang pemalu juga tidak terhitung banyaknya.

Rasa malu juga tidak jelek, meskipun kadang terasa demikian. Rasa malu bisa berguna di keramaian, karena orang-orang pemalu lebih melewatkan waktu untuk mendengarkan dan mengamati daripada berbicara. Anda mungkin bukanlah si raja atau ratu pesta, tetapi Anda pasti lebih dapat mengamati apa yang terjadi di pesta itu daripada yang lain. Anda mampu menyerap informasi lebih banyak.

Menghadirkan rasa malu ternyata juga penting bila untuk kebaikan. Hadirkan rasa malu apabila kita bekerja di perusahaan tapi tidak mempunyai prestasi yang dapat dibanggakan. Malulah jika sering datang terlambat ke kantor. Malulah bila cuma makan gaji buta. Malulah jika banyak menuntut pada perusahaan padahal kerjanya pas-pasan.

Hadirkan rasa malu, bila kita hanya berjanji tapi tidak menepatinya. Malulah jika kita punya bawahan tapi tidak membantu mengembangkannya. Malulah bila belum banyak memberi. Malulah bila belum banyak berbuat. Malulah bila kita tidak dapat membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Malulah agar kita tidak menjadi orang yang memalukan.

Jika Anda adalah seorang pemalu, bagaimanakah cara Anda bisa mengatasi rasa malu itu ? Yang bisa Anda lakukan adalah berlatih, berlatih dan berlatih. Doronglah diri Anda keluar, temui dan berbicara dengan orang-orang , karena latihan ini tidak bisa Anda lakukan sendirian di kamar. Jangan khawatir tentang salah bicara. Dengan menghadapi dan mengatasi rasa malu tersebut, Anda akan membuat langkah besar menuju kesuksesan.

Jadi, kesimpulannya, Anda tidak usah terlampau mengkhawatirkan rasa malu. Tetap pertahankan kebaikan yang bisa Anda dapatkan dengan memiliki rasa malu. Dan buanglah rasa malu itu untuk membuat kesuksesan. Jika kita terus bersembunyi di balik kepompong kita, kita akan sulit menjadi kupu-kupu yang bisa terbang kemana-mana.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Senin, 26 Mei 2014

Atasan Buruk


Kita tidak dapat memilih atasan dalam bekerja, kadang-kadang kita dapat atasan yang baik, kadang juga atasan yang buruk. Saat mendapatkan atasan yang baik, kerja selalu bersemangat, termotivasi, ingin tampil sebaik mungkin, rajin luar biasa, dan seterusnya. Kalau ketemu atasan yang buruk, huuh rasanya ingin menggantung dia, kalau saja itu diperbolehkan.
 
Bekerja bersama atasan yang buruk, rasanya serba salah, ini salah, itu salah. Apa yang harus kita lakukan ? Pindah kerja? Bagaimana kalau ketemu atasan buruk lagi ?? Jaman sekarang juga tidak mudah pindah-pindah kerja seperti kutu loncat. Siapa pula yang mau mempekerjakan kita jikalau alasan kita keluar dari tempat lama gara-gara atasan yang buruk ?

Kalau saya pasti curiga, kalau dulu tidak betah bekerja gara-gara atasan yang buruk. Jangan-jangan orang ini  yang tidak bisa bekerja sama dengan orang lain. Jika saya terima orang ini, salah-salah jadi masalah di kemudian hari.

Hubungan atasan dan bawahan memang sangat subyektivitas. Tiap-tiap orang mempunyai persepsi masing-masing tentang kriteria seorang pemimpin.  Ketika persepsi tersebut berbeda dengan apa yang kita lihat dari perilaku atasannya, akan terjadi gap atau kesenjangan. Gap ini yang kemudian menentukan terjadinya ada atasan buruk atau atasan baik di mata bawahannya.

Seorang yang dianggap atasan yang buruk oleh seseorang, bisa jadi bukan atasan yang buruk bagi lainnya. Mungkin saja terbalik. Oleh karena itu, jangan terburu-buru menilai buruk atasan Anda, lalu males kerja, hilang motivasi, mengeluh dan menyalahkan terus. 

Kelemahan terbesar dalam kasus seperti ini biasanya adalah komunikasi, tidak berani berkomunikasi dengan atasannya. Bagaimana kalau komunikasi malah dikira melawan dan dikeluarkan ? Kalau diam saja dan kerja di bawah atasan buruk bukankah juga ingin keluar ? Analisa dengan kepala dingin, cari tahu bagaimana berkomunikasi dengan atasan yang dianggap buruk tersebut.

Saya pernah anggap atasan tidak baik karena kalau ditanya tidak pernah menjawab. Ternyata dia baik hanya saja dia sukanya komunikasi tidak langsung. Kita tidak dapat menentukan atasan ini baik atau buruk karena tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Cobalah cari tahu lebih dalam tentang atasan Anda, sambil melakukan refleksi terhadap diri sendiri.

Kalau konteks masalahnya adalah karena gap persepsi, tentang cara kerja, cara ngomong, cara bersikap, pertimbangkan untuk belajar memahaminya. Tanyakan dengan jujur pada diri Anda sendiri, “ Apakah saya dapat menerima perbedaan-perbedaan gap ini ? Dapatkah saya melakukan perubahan dari sisi saya ? ” 

Untuk sesuatu yang prinsip, saya tidak dapat bertoleransi terhadap atasan, misalnya soal integritas. Kalau ada atasan yang menyuruh menyuap atau memanipulasi, lebih baik saya keluar. Kita harus punya prinsip kuat masalah yang satu ini.

Akan bagus sekali apabila Anda dapat bercakap-cakap tentang perbedaan gap antara Anda dengan atasan Anda tersebut. Jelaskan tentang diri Anda, dan katakan padanya bahwa Anda siap untuk belajar. Jangan hanya mengeluh, dan jangan pula tergesa ambil keputusan keluar jika Anda memang suka berada di perusahaan tersebut.

Dalam konteks atasan buruk, selama masih bisa belajar dan tidak disuruh melanggar integritas, saya akan berusaha menyesuaikan diri. Tetap jaga kinerja, jadilah profesional.  Saya percaya apabila Anda berlian, biarpun di bawah atasan yang buruk Anda tetap bersinar. Jika di dalam organisasi di bawah atasan buruk tadi sinar Anda ditutupi, lain organisasi akan melihat sinar Anda jika Anda benar-benar sebuah berlian.

Jadi, kuncinya adalah memahami atasan Anda, lakukan refleksi diri, berinisiatif untuk berkomunikasi, jaga kinerja seprofesional mungkin dan tetap belajar. Ikan saja tidak menjadi asin, walau pun tinggal di dalam laut yang airnya asin.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Sabtu, 24 Mei 2014

Bertanggung Jawab


Setiap bangun pagi, saya minum secangkir kopi hangat sambil buka-buka facebook dan blog, tidak lupa melepaskan kucing persia kesayanganku dari kandangnya.  Biasanya kucing itu saya bebaskan di luar kandang sampai jam saya berangkat kantor. Dia akan pergi bermain dan jalan kemana-mana, tapi tidak mau keluar halaman rumah sehingga saya tidak perlu terlampau ketat mengawasinya.

Suatu pagi, ketika saya mau berangkat kantor kucing itu menghilang. Ternyata dia berada di dalam kamar, tidak bersuara. Rupanya, saya tidak melihatnya masuk ketika keluar dan menutup pintu. Setelah saya masukkan ke kandang, tiba-tiba dia memuntahkan sesuatu dari dalam mulutnya.

Yang dimuntahkan adalah segenggam kotoran, yang dibawa dari kamar saya karena tidak mau berak di sembarang tempat. Kebiasaannya berak di tempat yang sudah disediakan adalah kebiasaan yang terjaga. Kucing selalu berusaha menutupi kotorannya dengan pasir agar tidak terlihat. Sungguh satu pelajaran yang luar biasa tentang sebuah tanggung jawab.

Setahun yang lalu, apabila saya menanyakan tentang masalah atau ketidakberesan pekerjaan yang terjadi kepada para manajer atau pun karyawan di perusahaan saya, jawaban mereka bermacam-macam, tetapi sebagian besar mengelak untuk mengakui kesalahannya dan selalu mengemukakan berbagai macam alasan, menyalahkan keadaan atau sering melemparkan kesalahan ke orang lain.

Namun sejak saya memberikan contoh bahwa apabila siapa pun yang melakukan kesalahan di dalam organisasi adalah kesalahan saya sebagai pemimpin, mereka sekarang berubah, mulai mengambil tanggung jawab ke pundak mereka. Memang tidak mudah untuk merubah pemikiran menjadi “ini salah saya“, apalagi apabila Anda tidak dapat memaknai tentang arti dari sebuah tanggung jawab.

Dengan memilih sikap positif “ saya yang bertanggung jawab “ , maka Anda akan menjadi sosok yang positif, optimis dan memiliki kendali penuh atas hidup Anda sendiri. Salah satu ciri orang sukses.

Berbicara mengenai tanggung jawab, ada seorang ayah dan ibu yang sedang naik darah karena anak perempuannya hamil di luar nikah. “ Siapa bedebah itu ? hardik si ayah kepada putrinya, sedangkan si ibu hanya dapat menangis. “ Suruh dia datang kemari untuk bertanggung jawab,” lanjutnya.

Tak lama kemudian sebuah mobil Mercedes seri terbaru berhenti di depan rumah. Seorang lelaki paruh baya keluar dari mobil, memberi salam lalu masuk ke rumah. Laki-laki itu memperkenalkan diri sebagai yang bertanggung jawab terhadap kehamilan putri mereka.

Lalu lelaki itu berkata, “ Saya yang menghamili putri bapak dan ibu, tetapi saya tidak dapat menikahi putri Anda, karena istri saya tidak mengijinkan. Namun, bagaimanapun juga saya akan bertanggung jawab.

“ Seandainya anak Anda melahirkan anak perempuan, saya sudah siapkan sebuah super market, dan sebuah hotel serta deposito sebesar lima milyar rupiah. Namun jika anak Anda melahirkan seorang anak laki-laki, saya sudah siapkan lebih besar, dua buah supermarket, dua buah hotel, dan deposito sebesar sepuluh milyar rupiah.”

“ Tapi kalau nanti putri Anda keguguran, apa yang harus saya lakukan ?” tanya lelaki itu.

Sang ayah berfikir sejenak, si ibu berhenti menangis. Akhirnya sambil menepuk bahu lelaki itu, sang ayah berkata, “ Kalau keguguran, kamu coba lagi yaa !!”

Jangan terlalu serius bacanya, karena sekarang hari Sabtu, selamat bermalam minggu...

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Jumat, 23 Mei 2014

Mengurus Diri Sendiri


Karena kesibukan saya hampir lupa mengurus diri sendiri. Di depan cermin saya melihat kumis dan jenggot tidak beraturan ditambah warna yang sudah tidak seragam. Biasanya dua hari sekali saya bersihkan. Rambut pun sudah memanjang, rasanya sudah cukup lama saya mengabaikan, tidak potong rambut.

Saya akan merasa lebih baik tanpa kumis dan jenggot, apalagi rambut pendek yang terkesan bersih dan rapi. Namun saya merasa benar-benar terlalu sibuk untuk meluangkan waktu pergi ke barber. Tanpa terasa sudah dua minggu saya mengabaikan rencana saya. Sekarang saya tahu apa yang akan segera saya lakukan.

Hari itu saya segera mengemudikan mobil menuju Arfah barber shop untuk potong rambut. Hanya sekitar tiga puluh menit sudah beres semua, saya melihat melalui cermin dan tersenyum. Ternyata sesuatu yang kecil membuat perbedaan besar. Saya melihat dunia dengan cara berbeda bila saya mengurus diri sendiri dengan lebih baik.


Mengadopsi Spencer Johnson yang terkenal dengan pelajaran One Minute Manager yang banyak dipakai orang untuk menjadi seorang manajer yang efektif, mengingatkan kita untuk meluangkan waktu satu menit guna mengurus diri sendiri ditengah kesibukan kita. Anda tidak hanya cuma memikirkannya tetapi perlu melakukannya. 

Saya ingat suatu pagi ketika tengah mandi dan menggosok lengan kanan, ada ruam kecil yang telah mengganggu selama berbulan-bulan. Kadang ruam itu gatal dan makin lama makin membesar, tetapi saya mengabaikannya. Sampai suatu ketika merah bengkak makin parah, dan terpaksa saya harus berangkat segera ke Singapura dengan menahan sakit untuk mengatasinya. 

Kalau saja waktu itu saya meluangkan waktu satu menit untuk mengurus diri sendiri. Saya tinggal pergi ke dokter kulit sebelum menjadi parah. Mungkin cukup diberi salep untuk beberapa hari sudah sembuh, tidak harus sakit dan memakan biaya lebih besar. Saya hanya tidak pernah benar-benar meluangkan waktu untuk itu.

Saya menyadari bahwa saya harus berusaha berdisiplin untuk berubah. Salah satu cara mengubah perilaku kita adalah dengan berulang-ulang meluangkan waktu satu menit untuk diri sendiri secara terus menerus hingga suatu hari nanti hal itu menjadi hal yang mudah dan biasa bagi kita. Itu akan menjadi jalan hidup yang lebih baik.

Sekarang saya mengerti bahwa bila kita mengurus diri kita baik-baik, kita akan menjadi lebih sehat dan bahagia. Dan ketika itu kita dapat bekerja lebih baik dan lebih mampu menolong orang lain. Dengan kita sehat secara jasmani dan rohani serta merasa nyaman dengan diri sendiri, juga akan membuat orang-orang di sekitar kita akan ikut merasa nyaman, kita akan menjadi lebih penyabar, ramah, murah senyum. 

Sebaliknya, apabila kita menjadi orang yang tidak mengurus diri sendiri dengan baik, jelas tidak baik bagi orang lain. Penampilan kita lusuh ketika masuk kerja walaupun memakai seragam yang sama dibanding rekan yang lain, atau mungkin rambut yang tidak terawat, sepatu yang dipakai secara sembarangan, warnanya pudar, pasti akan menyebarkan nuansa keburukan dan ketidaknyamanan bagi orang lain.  

Bila kita hening dengan diri sendiri, satu menit adalah waktu yang cukup lama untuk menyadari apa yang tengah kita lakukan dan kemudian kita dapat memilih untuk melihat cara yang lebih baik. Satu menit yang sederhana dan singkat dalam memandang dan berpikir mengenai perilaku atau pikiran kita, menimbulkan kuasa pengendalian diri sendiri.

Anda tidak mungkin dapat mengurus orang lain bila Anda belum dapat mengurus diri sendiri. Anda tidak mungkin membahagiakan orang lain bila Anda sendiri tidak bahagia. Rasanya, pepatah ini layak kita simak dan renungkan.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Kamis, 22 Mei 2014

Berkompetisi


Kompetisi adalah salah satu strategi yang dapat dipergunakan untuk memotivasi dan mendorong diri kita sendiri. Bagi para olahragawan, berkompetisi bukanlah sesuatu  yang asing bagi mereka karena  mereka memang dibentuk untuk memiliki jiwa kompetitif, untuk selalu berprestasi mengalahkan orang lain.  Tetapi bagaimana dengan para pekerja dan para pebisnis ?

Bagi para pekerja SPBU Gelora Group, berkompetisi dengan tim SPBU lain adalah salah satu cara yang ditempuh untuk memotivasi diri mereka demi meraih predikat audit Excellent, karena mereka dinilai secara berkala dan terus menerus oleh pihak ketiga. Ketika ada ide menayangkan peringkat audit mereka di Facebook, mereka pun berlomba-lomba memperbaiki diri dan meningkatkan nilai audit mereka.

Memiliki saingan yang sangat berapi-api adalah dorongan yang dimiliki oleh Roger Bannister untuk menjadi juara pertama 4 minute mile ( lari sejauh satu mil selama kurang dari empat menit ). Ia berkata, “ Jika John Landy dan Wes Santee tidak berada di sekitarku, jelas aku ragu apakah aku bisa mendorong diri sendiri sekeras yang telah aku lakukan tadi. Tetapi aku yakin, jika aku tidak melakukannya, Landy atau Santee yang akan melakukannya.”

Saya perlu tujuh tahun berjuang mengalahkan pesaing, para pemain catur kuat di kota Cilacap, dari mulai tahun 1984 ketika saya mulai bermain catur, hingga akhirnya pada tahun 1991 saya berhasil menjadi juara satu se kabupaten Cilacap. Karena merekalah, saya berlatih catur dengan giat selama bertahun-tahun dan mendorong diri saya lebih keras agar dapat memenangkan kejuaraan tersebut. 

Berkompetisi secara sehat di dalam perusahaan dipercaya dapat menghasilkan sesuatu yang positif bagi perusahaan dan perkembangan karier pekerja. Tetapi dalam banyak kasus, setelah mereka mulai bersaing dan berkompetisi satu sama lain, kadang-kadang banyak yang kehilangan akal sehat dalam berkompetisi, sehingga malah menimbulkan konflik.

Setiap pekerja harus sadar bahwa keberadaan mereka di dalam perusahaan tujuannya adalah untuk berkontribusi  menjadikan perusahaan lebih unggul dari kompetitor di dalam semua aspek kerja dan pelayanan. Berkompetisi bukan berarti menonjolkan kehebatan masing-masing individu dan melupakan prioritas untuk selalu saling bekerja sama dan berkolaborasi saling melengkapi menjadi tim kerja yang tangguh.

Bagi sebagian besar orang yang berbisnis, kompetisi memang sering dipandang sebagai sesuatu hal yang tidak menyenangkan, bahkan bisa menakutkan. Namun bagi seorang pebisnis sejati, kompetisi justru dapat menjadi pendorong untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, menciptakan kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih kompetitif. 

Kompetisi adalah tentang bagaimana Anda selalu terjaga dan melakukan yang terbaik. Jadi, bukanlah menganggap pesaing-pesaing kita sebagai musuh, tetapi lihatlah mereka sebagai pendorong yang bisa membantu mengeluarkan potensi terbaik dari dalam diri Anda sendiri. 

Pergi dan carilah para pesaing Anda dan berterimakasihlah pada mereka karena telah membantu Anda, jadikanlah sebuah kompetisi untuk terus memotivasi Anda. Kemudian doronglah diri Anda melesat jauh melampaui mereka dan tinggalkanlah mereka bersama jejak dan debu Anda. Apakah Anda siap ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Rabu, 21 Mei 2014

Menyelami Indera Kita


Pernahkah Anda mengalami betapa mudahnya Anda menjalin hubungan dengan beberapa orang meskipun baru pertama kali bertemu, tetapi tidak terhubung sama sekali dengan orang lain ? Semua itu disebabkan harmoni sensor alami dari indera kita.  Hal ini menjelaskan mengapa Anda merasa seperti mengenal orang tertentu meskipun Anda tidak pernah bertemu sebelumnya.

Pada tahun 1970-an, Richard Bandler dan John Grinder, pendiri Neuro-Linguistic programming (NLP) menyadari bahwa manusia dapat dibagi menjadi tiga tipe, tergantung dari bagaimana mereka menyaring dunia melalui indera mereka. Mereka menyebutnya Visual, Audiotoris, dan Kinestesis.

Dikategorikan demikian karena manusia menyerap informasi dari luar, terutama dalam bentuk gambar, suara dan perasaan. Dengan tiga cara inilah, kita dapat terinspirasi oleh sesuatu yang kita lihat baik secara kasat mata atau mata batin sebagai gambar, oleh sesuatu yang kita dengar secara nyata ataupun suara batin, atau oleh sesuatu yang kita rasakan atau kita sentuh.

Katakanlah ada tiga orang yang pergi menonton sebuah konser dangdut di kota mereka. A termasuk Visual, B termasuk Audiotoris dan C adalah Kinestesis. Ketika mereka menceritakan pengalaman tersebut kepada teman-teman mereka masing-masing pasti akan berbeda berdasarkan indera yang dipergunakan untuk menyerap informasi dari luar.

A akan menggunakan cara menjelaskan dengan melukiskan kata tentang konser dangdut tersebut terlihat seperti apa :” Oh, kamu seharusnya melihatnya sendiri, semua penontonnya ikut berjoget habis-habisan dan penampilan penyanyi-penyanyinya seksi habis, ada yang goyang sampai rambut palsunya terlepas dan bajunya melorot.”

B akan menceritakan konser dangdut tersebut terdengar seperti apa :” Orkes musiknya luar biasa, lagu-lagunya asyik. Suara penyanyi-penyanyinya bagus-bagus sekali, membuat semua penonton ikut bernyanyi. Kamu seharusnya mendengarnya sendiri, rugi kalau tidak berangkat menonton.”

C yang lebih mampu menyerap perasaan dan sentuhan, akan menjelaskan bagaimana rasanya :” Ya ampun...tempat itu penuh sesak. Penonton berjubel, saya hampir tak dapat bergerak, untung tidak terinjak-injak dan ketika lagu-lagu yang lagi ngetop dinyanyikan, tempat itu seperti mau meledak !”

Saya termasuk audiotoris, ketika orang mengirimkan pesan melalui gelombang suara, saya langsung akan mengerti seketika itu juga. Tetapi jika dia mengatakan, “ Tidak bisakah Anda membayangkan apa yang kuucapkan ? “ atau lebih buruk lagi, “ Tidak bisakah Anda memahami apa yang kurasakan ?” Tidak, saya memang tidak bisa.

Dengan kata lain, Visual cenderung menggunakan kata-kata gambar, Audiotoris memilih kata-kata suara dan Kinestesis memilih kata-kata fisik. Biasanya, kombinasi dari pengalaman-pengalaman inilah yang membantu kita menafsirkan dunia luar. Tetapi salah satu dari tiga indera , “ penglihatan, suara atau sentuhan “ cenderung akan mendominasi dua indera lainnya.

Yang kita bicarakan disini adalah sebuah dimensi baru dari penyelarasan dan harmonisasi dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan mengetahui indera kita sendiri dan indera orang lain akan sangat membantu Anda dalam menerima respons dan benar-benar memahami dunia di sekitar kita. Seperti ketika Anda bermaksud terhubung langsung dengan seseorang yang peka, Anda dapat mengatakan, “ Saya memahami bagaimana perasaanmu ketika itu terjadi.”

Anda berhasil menggunakan pendekatan kinestesis yang penuh kasih sayang. Sederhana, tetapi sangat efektif.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Selasa, 20 Mei 2014

Didisiplinkan Orang Lain


Ketika kita mendengar kata disiplin, sepertinya tidak ada lagi waktu untuk bersenang-senang, semua serba serius. Tetapi disiplin sungguh tidak jelek. Disiplin sangat kita butuhkan untuk mendorong kita ke tempat yang lebih tinggi, yaitu kesuksean. Kita hanya perlu berkata TIDAK pada waktu-waktu yang tertentu.

Seperti berkata TIDAK, untuk tidur terlalu larut supaya tidak terlambat berangkat kerja keesokan harinya atau berkata TIDAK untuk pergi bersama teman-teman ketika kita harus menyelesaikan pekerjaan, atau berkata TIDAK untuk makan keripik kentang ketika sedang berusaha menurunkan berat badan, atau berkata TIDAK  ketika tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang terlarang.

Disiplin memang bukan melakukan hal-hal yang Anda inginkan, melainkan melakukan hal-hal yang harus Anda lakukan, sehingga tentu tidaklah menyenangkan. Menurut saya ada dua pilihan untuk disiplin, yaitu “ Didisiplinkan orang lain “ atau “ Melakukan disiplin diri “. 

Sebaiknya Anda memilih yang kedua, sebab Andalah yang memutuskan untuk menggunakan disipiln untuk mendorong diri Anda sendiri untuk sesuatu yang lebih baik. Sedangkan yang pertama adalah metode yang sebaiknya Anda hindari karena mungkin saja melibatkan centeng-centeng berbadan besar menakutkan dengan cambuk di tangan siap mendisipinkan Anda.

Masih melekat dalam ingatan ketika saya SMP, saya didisiplinkan oleh guru wali kelas karena melanggar peraturan sekolah. Suatu hari saya kena razia di sekolah karena memakai celana pendek yang terlalu pendek (waktu itu sedang model), celana saya digunting oleh pak guru, lantas disuruh mengenakan celana pendek gombrang milik sekolah dan mendapat hukuman membersihkan wc. 

Mega bintang Josh Groban memiliki disiplin diri untuk tetap tampil dan disiplin menjaga suaranya dalam kondisi prima, termasuk berkata TIDAK untuk minum es krim dan merokok ( Melayang sudah impian saya menjadi seorang penyanyi seperti dia ).

Ayah saya berkata bahwa semua orang pada akhirnya akan membuang sampah mereka. Jadi, sangatlah penting bagi kita untuk melakukan pekerjaan yang tidak menyenangkan. Bekerja tidaklah semudah membalik telapak tangan, bekerja membutuhkan disiplin yang ketat. Saya paling sering didisiplinkan olehnya karena pelanggaran yang kulakukan dibandingkan anak ayahku yang lainnya.

Sekarang pun saya sedang berkata TIDAK, karena rasa malas benar-benar menyerang saya kali ini untuk tidak menulis apa pun. Saya lebih memilih menjaga disiplin diri untuk terus menulis karena saya tidak mau didisiplinkan oleh orang lain, yaitu para penggemar blog ini yang berbadan besar dan membawa cambuk.

Bagi para pekerja yang tidak dapat mendisiplinkan dirinya sendiri, bersiap-siaplah untuk menghadapi didisiplinkan oleh orang lain (perusahaan tempat Anda bekerja). Anda dapat membayangkan sendiri akibatnya, apakah hanya sekedar cambukan lembut (teguran) atau cambukan yang menghancurkan (sanksi atau mungkin PHK).

Bagi pengusaha yang tidak mampu mendisiplinkan diri sendiri juga akan didisplinkan oleh orang lain (para pelanggannya). Anda pun dapat membayangkan bagaimana mereka memberikan cambukan lembut (mungkin berupa keluhan) atau cambukan yang menghancurkan bisnis Anda (ditinggalkan para pelanggannya).

Pesan saya, pakailah disiplin diri untuk mendorong diri Anda sendiri bergerak menuju kesuksesan. Jika Anda tidak mampu mengerahkan kedisiplinan, Anda akan berhadapan dengan seseorang yang besar dan menurut saya sungguh mengerikan. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Senin, 19 Mei 2014

Pejuang Dan Pencari


Banyak orang yang tadinya berprestasi rendah menjadi berprestasi super ketika menemukan passion mereka. Sebut saja, Albert Einstein seorang ilmuwan, Bill Gates pendiri Microsoft, Michael Eisner, CEO Disney, Larry King pembawa acara TV, dan masih banyak lagi. Energi yang luar biasa besar akan muncul dari dalam ketika Anda mencintai apa yang Anda lakukan.

Einstein bukanlah Einstein saat dia masih delapan tahun. Albert kecil benar-benar seorang anak yang berprestasi rendah, yang sulit bicara ketika usia tiga tahun, mengalami kesulitan belajar di sekolah, dan bekerja bertahun-tahun sebagai pegawai rendahan di suatu kantor paten.

Namun, ketika ia mengikuti passionnya di bidang fisika, ia mengembangkan teori Relativitas dan menjadi fisikawan terbesar di dunia. Anak-anak yang saat ini berprestasi rendah dapat berubah menjadi Einstein-Einstein masa depan, jika mereka bisa menemukan passionnya.

Passion memang sangat penting dalam meraih kesuksesan, tetapi yang menjadi masalah bagaimana menemukan passion Anda tersebut. Memang ada beberapa anak yang tahu bahwa ia ingin menjadi dokter atau pilot pada saat mereka masih sepuluh tahun. Saya menyebut orang-orang seperti ini sebagai “ pejuang “ karena mereka tahu apa yang mereka inginkan dan berjuang menuju kesana.

Tetapi saya menemukan kelompok orang sukses yang jumlahnya bahkan lebih banyak, yang saya sebut “ pencari “, karena mereka tidak memiliki petunjuk tentang passion mereka dan oleh karena itu mereka mencari tahu. Jika Anda sekarang sedang berpikir, “ Apa yang salah ?, Aku tidak tahu apa yang aku sukai “, selamat bergabung disini.

Menjadi seorang pencari, sebenarnya memberikan keuntungan, karena Anda tidak berada di jalur yang sudah digariskan. Anda dapat terjerumus ke dalam hutan belantara yang belum terjamah dan menemukan dunia baru. Columbus yang sedang mencari jalur menuju India Timur malahan menemukan dunia baru, Amerika.

Saya pun termasuk pencari, saya menghabiskan tiga puluh tahun lebih untuk menemukan apa yang saya cari. Saya pernah menjadi seorang pedagang burung merpati, seorang nelayan, pegawai gudang tekstil, pegawai Pertamina dan saya lebih menyukai yang sekarang ini. Ada sesuatu yang mendorongku ke suatu arah tertentu, dan yang perlu saya lakukan hanya mengikutinya. Bagian tersulit adalah mengetahui dan memahami dorongan apakah itu.

Phill Colin sebelumnya adalah seorang penabuh drum dari band Genesis. Ketika Gabriel sang vokalis memutuskan keluar untuk melakukan solo karier, Genesis kesulitan mencari penggantinya meskipun sudah mengaudisi lebih dari 400 orang. Akhirnya Phill Collin memberanikan diri menjadi lead vocal dan malah sukses besar melampaui penyanyi sebelumnya. Bahkan sukses pula dalam bersolo karier.

Akan tetapi terkadang kita takut untuk mengakui bahwa kita tidak tahu apa yang ingin kita lakukan, karena kita sering mendengar bualan seseorang. Bukan berarti lebih buruk atau lebih baik dibanding seorang pejuang yang tidak perlu gelisah karena tahu tujuannya. Ini hanyalah beda jalannya saja.

Jalan yang dilalui seorang pencari adalah berkelana tanpa arah yang jelas dalam pencarian passion yang tidak diketahuinya, namun tetap saja sampai ke tujuan yang tepat, mungkin saja suatu tujuan baru yang belum terjelajah. Sesungguhnya, untuk sampai ke tujuan tersebut, Anda tidak perlu tahu arah perjalanan Anda bila Anda bertekun dan mencintai apa yang Anda lakukan. Dahulu pun saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Bagaimana dengan Anda ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Sabtu, 17 Mei 2014

Melemparkan Pertanyaan


Pada tiap acara roadshow keliling untuk memberikan pembekalan dan motivasi pada para karyawan Gelora Group, sesungguhnya kami berharap semua peserta aktif dalam tanya jawab. Saya bahkan  memberitahukan, bahwa kesempatan semacam ini adalah peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menonjolkan kemampuan diri mereka selagi para direksi juga hadir secara lengkap di situ.

Di sekolah, para guru memang memberikan bintang-bintang emas untuk setiap jawaban pertanyaan, bukan untuk setiap pertanyaan sehingga kita hanya terlatih untuk memberikan jawaban yang benar bukan melemparkan pertanyaan yang baik. Kebiasaan ini mungkin menjadi salah satu sebab yang membuat kita sering takut bertanya, selain khawatir dikatakan bodoh. Padahal kita akan lebih bodoh lagi jika tidak bertanya.

Berbeda dengan mamanya Isador Isaac Rabi yang selalu bertanya kepada anaknya setiap pulang dari sekolah, “ Apa hari ini kamu mengutarakan pertanyaan yang baik, nak ?” Sikap semacam ini ternyata telah membantu Isaac memperoleh bintang emas yang paling akbar, yaitu Penghargaan Nobel Fisika. 

Pertanyaan-pertanyaan sederhana sering melahirkan ide-ide bagi penemuan-penemuan hebat. Jika kita ingin melahirkan ide-ide, sering-seringlah melemparkan pertanyaan baik kepada orang lain atau pun diri sendiri. Sesungguhnya, bertanya juga satu hal yang bisa dilakukan oleh manusia dengan kualitas melebihi komputer.  Komputer tidak berguna kalau soal bertanya, sebab mereka hanya bisa memberikan jawaban. 

Pada masa-masa awal fotografi, dibutuhkan waktu yang lama untuk mengolah foto. Sampai suatu hari, saat George Land jalan-jalan di pantai mengambil gambar dengan kamera, anak perempuannya melemparkan pertanyaan,” Mengapa aku tidak bisa melihat fotonya sekarang ?” Ketemulah  idenya untuk foto instan, dia menemukan proses Polaroid.

Saya juga selalu menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk membuat kemajuan bisnis-bisnis saya. Ketika ada pelanggan bengkel yang bertanya, “ Kenapa tidak ada cuci mobilnya ?” Saya pun segera membangunnya, bahkan dilengkapi dengan ruang tunggu ber ac, karaoke dan wifi. Anda pun dapat makan dan minum disitu, sambil surfing internet.

“ Bagaimana caranya perusahaan tumbuh ( growth ) tanpa saya ?” adalah salah satu pertanyaan yang membuat saya melakukan perubahan besar-besaran, menciptakan sistem, membangun orang-orang berkualitas yang akan menjalankan bisnis saya tanpa saya. Setahun terakhir ini, saya bekerja keras untuk mewujudkan hal itu.

Ketika tim kerja saya menghadapi permasalahan yang kompleks dan mengadukannya kepada saya, sejujurnya, seringkali saya tidak sungguh-sungguh memecahkan permasalahan mereka. Yang saya lakukan adalah melemparkan banyak pertanyaan yang mungkin tidak terpikirkan oleh banyak orang. 

Saya pikir, salah satu aset terbesar dalam diri kita yang dapat dimanfaatkan untuk kesuksesan adalah menanyakan banyak hal. Meski pun mungkin kita dijuluki tukang tanya, tetapi sesungguhnya, senang bertanya identik dengan “ ingin tahu banyak hal “. Dengan melemparkan banyak pertanyaan, Anda akan belajar untuk memperoleh jawaban seiring dengan itu akan menuntun Anda pada pertanyaan berikutnya sehingga, jawaban, jalan dan arah yang Anda perlukan pun akan tampak.

Sudahkah Anda mengutarakan pertanyaan yang baik hari ini ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Jumat, 16 Mei 2014

Rasa Ragu


Rasa ragu pada diri sendiri sering menjadi penghambat utama banyak orang, termasuk saya sendiri. Kemudian saya menemukan ternyata sebagian besar orang sukses juga mempunyai rasa ragu dan kegelisahan yang parah, sehingga membuat saya tenang. Hanya saja, bedanya mereka tetap terus berusaha menepis dan mengatasinya. 

Saya memiliki keraguan pada diri sendiri setiap kali memulai bisnis baru, saya merasa tidak cukup mengetahui ilmunya, apalagi menguasainya. Tetapi saya tahu bahwa saya harus dapat mengatasi keraguan itu. Kemauan keras untuk belajarlah yang membuat saya dapat mengalahkannya, walau seringkali tertekan saat menemukan betapa sulitnya dan tidak sesederhana yang saya perkirakan.

Jika Anda meragukan diri sendiri, jika Anda berpikir tidak cukup mampu, tidak perlu khawatir karena Anda tidak sendirian, semua orang mengalami hal serupa. Teruslah berusaha menghadapinya, dan jangan biarkan hal itu menghalangi Anda. Berikut ini adalah beberapa strategi yang digunakan orang sukses yang mungkin dapat membantu Anda :

1.  Strategi “ Sudah pernah sukses “ : Ketika Anda ragu, tengoklah sekilas pada keberhasilan atau kesuksesan yang pernah alami sebelumnya. Jangan berpikir terlalu lama, cukup melihat kembali kejadian dimana Anda pernah berhasil, sehingga Anda dapat berkata, “ Saya pernah berhasil melakukan sebelumnya, dan saya bisa melakukannya lagi.”
Pada awalnya mungkin Anda berpikir, “ Saya tidak tahu apa-apa, saya akan mengacaukannya tapi kemudian Anda akan belajar mencari jalan keluarnya dan terus melangkah ke tahap selanjutnya. Setelah beberapa waktu, Anda akan menyadari bahwa meskipun awalnya tidak tahu apa-apa, Anda akan mengetahuinya nanti dan kemudian bisa mengatasinya.

2.  Strategi “ Berlari kencang “ : Lupakan keraguan diri, mulailah berlari kencang atau mengambil tindakan agar rasa ragu tertinggal jauh di belakang Anda bersama kepulan debu. Dalam menulis saya pun menggunakan strategi ini. Seringkali terbersit keraguan tentang topik yang akan saya tulis apakah nanti menyenangkan atau mengecewakan pembaca. Banyak sekali peluang rasa ragu untuk menyerang. Tetapi jika saya menulis dengan cepat, menuangkan cerita sesuai dengan yang ada di benak, saya berhasil menjaga antusiasme dan pada saat yang sama meninggalkan keraguan diri yang selalu mencari celah untuk masuk.

3.  Strategi “ Keseimbangan “ : Menurut saya, setiap orang mengalami benturan antara perasaan “ aku hebat “ dan “ aku payah “. Ada momen-momen dimana Anda merasa beruntung bisa sampai ke tahap sekarang, kadang juga Anda merasa telah melakukan sesuatu yang menggembirakan yang membuat Anda berpikir,” Ini sungguh hebat.” Saya sering terombang-ambing, antara yakin dengan apa yang sedang saya kerjakan merupakan karya yang hebat atau ketakutan yang mencekam bahwa apa yang sedang saya perbuat ternyata adalah tindakan yang lamban dan tidak berguna. Akhirnya, saya selalu memantulkan kembali kedua macam perasaan itu, tidak boleh berlarut-larut terlalu lama berdiam di salah satu sisinya, supaya tetap seimbang.

4.  Strategi “ Istirahat dulu “ : Ketika saya sedang dicekam keraguan yang sangat, bahkan bergejolak kuat mengganggu suasana hati dan pikiran, saya tidak akan membiarkan rasa ragu itu menguasai dan menekan saya lama-lama. Istirahat yang cukup akan sangat membantu. Ketika badan segar saya dapat menghadapinya, dan bisa melakukan hampir segalanya.

Saat ini pun saya sedang mengalami keraguan yang amat serius yaitu apakah saya berhasil membuat tulisan ini baik untuk Anda atau tidak, maka saya akan mencoba strategi “ istirahat dulu “.  Jadi, selamat istirahat !

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Rabu, 14 Mei 2014

Berbicara Apa Adanya


Teman-teman saya bilang kalau saya suka ngomong ceplas ceplos. Ada lagi yang bilang saya kalau bicara blak-blakan, tanpa tedeng aling-aling. Sebagian lagi bahkan menyebutnya tanpa embel-embel. Sesungguhnya berbicara apa adanya adalah kejujuran dalam aksi. Perilaku ini didasari oleh prinsip-prinsip integritas, kejujuran dan sikap apa adanya.

Pernahkah Anda mengalami baik dalam kehidupan pribadi atau pun dalam kehidupan pekerjaan Anda, mengalami situasi dimana Anda berharap atau berangan-angan seandainya orang-orang mau bersikap jujur dan apa adanya ? Kadang sulit sekali menemukan orang yang mau mengatakan apa adanya, menyatakan pandangan mereka, memberikan fakta-fakta sehingga semuanya menjadi jelas.

Sebagai pimpinan saya sering kesulitan mendapatkan feedback dari para karyawan karena mereka jarang bahkan boleh dibilang tidak ada yang memiliki keberanian berbicara apa adanya. Pernah, suatu hari saya di permalukan ketika saya memuji di hadapan para karyawan kantor bahwa semua anak-anak saya tidak ada yang merokok. Mereka semua diam tidak ada yang berani berkomentar padahal mereka tahu bahwa salah satu anak saya sering sembunyi-sembunyi merokok di gudang.

Lawan dari berbicara apa adanya adalah berbohong atau memperdayai. Perilaku seperti tentu tidak kita sukai karena akan menciptakan masalah dalam berbagai interaksi entah seketika atau kemudian setelah penyesatannya ketahuan. Saat seseorang berbohong, mereka menghancurkan kepercayaan.

Sebagian besar orang tidak terang-terangan berbohong. Sebagai gantinya, mereka seperti berbicara memutar-mutar, menahan informasi, mendua, dan yang paling parah adalah memuntir komunikasi untuk memanipulasi pemikiran, perasaan atau tindakan orang lain.

Berdasarkan studi Mercer Management Consulting pada tahun 2005, hanya 40 persen karyawan memercayai bahwa para bos mereka berkomunikasi dengan jujur. Artinya enam dari sepuluh orang karyawan meyakini bahwa para bos mereka tidak jujur dengan apa yang mereka ucapkan. Hal ini berdampak buruk terhadap pertumbuhan organisasi, karena tingkat kepercayaan dalam organisasi yang rendah.

Dengan menjadi pemimpin yang berbicara apa adanya, ternyata dapat menumbuhkan kepercayaan dalam organisasi yang berdampak pada percepatan pertumbuhan dan perubahan, sekaligus dapat menghemat biaya yang diperlukan guna memperbaiki performa dan kinerja perusahaan. Berikut ada beberapa saran yang dapat Anda ikuti agar Anda dapat memperbaiki kemampuan untuk berbicara apa adanya :

Tanyakan pada diri sendiri : Apa yang menghalangi saya berbicara apa adanya ? Apakah karena takut akan konsekuensinya ? Takut salah ? Takut akan kepedihan ? Takut melukai perasaan orang lain ? Kurangnya keberanian ? Coba Anda identifikasi keuntungannya apabila Anda bersikap jujur dan apa adanya, dan dampak negatifnya karena Anda tidak bersikap jujur dan apa adanya.

Sadarilah percakapan Anda. Di tengah-tengah Anda berinteraksi, berhentilah dan bertanyalah pada diri sendiri, Apakah saya berbicara apa adanya atau apakah saya memuntir ? Kalau Anda memuntir, coba Anda cari tahu mengapa demikian, sadarilah bahwa Anda akan menanggung akibatnya, dan perbaikilah integritas dan niat Anda.

Belajarlah untuk menyampaikan maksud Anda dengan cepat. Hindari pembukaan yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Pada sebagian besar kasus, bicara lebih sedikit itu lebih baik. Disiplin pribadi berupa berbicara apa adanya membantu menyederhanakan bahasa dan penghematan kata-kata.

Beranilah berbicara apa adanya, karena akan membuat Anda dapat lebih dipercaya. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Selasa, 13 Mei 2014

Keras Kepala


Saya termasuk orang yang keras kepala, apalagi kalau di rumah, misalkan urusan makan, urusan pakaian dan lain-lain. Kalau ingin tahu yang lebih jelas, boleh tanya pada istri saya yang mungkin sering kebagian dampak negatifnya. Sesungguhnya, keras kepala lebih banyak dilihat sebagai hal yang jelek, tetapi ketika Anda keras kepala untuk hal baik seperti ketika harus bertekun justru merupakan sesuatu yang bagus.

Keras kepala juga membantu seseorang untuk tetap bertahan dan tidak tergoda untuk cepat mudah menyerah. Saya pikir kegigihan merupakan bagian besar dari sifat ini. Jika Anda keras kepala maka Anda tidak mudah berubah haluan, dan akan terus tetap melangkah walau menghadapi rintangan dan permasalahan-permasalahan.

Keras kepala juga telah membantuku untuk menangani rintangan-rintangan finansial. Ketika saya memberi hutang pada seseorang, saya menjadi ramah selama beberapa bulan, tetapi ketika mereka tidak mau membayar, saya akan menagih janji dengan menelpon dan mendatangi kantor mereka berkali-kali sampai mereka membayar.

Banyak orang tidak mampu mengelola piutang mereka dengan baik, mereka kurang tekun  dalam mendapatkan kembali uang mereka sehingga saat ada masalah tagihan macet harus menanggung kerugian. Banyak pebisnis amatir gagal karena kurang ketat mengelola arus uang ( cash flow ), padahal arus uang adalah jantungnya bisnis. 

Keras kepala juga merupakan hal besar yang menolongku selama mengerjakan beberapa proyek dan membantuku menuntaskan pekerjaan. Kita tidak akan pernah memperoleh jalan yang lurus, maka dari itu kita perlu mempunyai kemampuan menangani berbagai hambatan dan  menyelesaikannya. Bukan sekedar percaya diri, tetapi jadilah keras kepala dan tetaplah bertahan seperti itu.

Seorang jurnalis mengatakan kepadaku bahwa ia menggunakan strategi keras kepala, “ Aku pikir, ini adalah tentang menolak logika. Logikanya adalah, bisa jadi Anda tidak mampu melakukannya karena terlalu sulit sehingga tidak ada gunanya bersikeras. Orang yang pandai dan bijak barangkali lebih suka memilih menyerah. Tampaknya logika semacam itu tidak ada padaku.”


Seringkali alasan yang logis memberitahu kita tentang tidak ada gunanya meneruskan apa yang sedang kita lakukan. Selalu ada perdebatan keras antara bagian yang pandai di otak saya dengan bagian yang keras kepala. Yang keras kepala biasanya menang atas yang logis, dan itulah alasan satu-satunya saya sering dapat mengalahkan hambatan dan kesulitan.

Istilah keras kepala juga digunakan pada orang yang menolak anjuran atau saran baik dari orang lain. Tetapi kadang kita perlu juga menolak agar tidak dipengaruhi orang lain. Padahal pengaruh baik adalah suatu bantuan bagi pengembangan kualitas diri kita. Jadi, bila kita mau menolak, pastikan kita tidak sedang menolak sesuatu yang membesarkan diri kita.

Perhatikan orang-orang yang hidupnya sukses, mereka adalah orang-orang yang mungkin lebih keras kepala daripada kita. Tetapi mereka keras kepala mengikuti kecintaan diri mereka yang menjadikan mereka menjadi orang-orang berpribadi luar biasa, bukan keras kepala buta.

Sehingga anjurannya, berkeras kepalalah untuk hal-hal yang baik, hal-hal yang membuat Anda menjadi luar biasa.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Senin, 12 Mei 2014

Tenggat Waktu ( Deadline )


Berdasarkan wikipedia, tenggat waktu adalah istilah yang dipergunakan untuk menentukan batas akhir melakukan sesuatu. Dalam profesi jurnalisme khususnya, tenggat waktu adalah dimasukkannya berita oleh para wartawan agar dapat dicetak pada publikasi atau penayangan berikutnya. Sehingga istilah kejar tayang juga dipergunakan untuk mengekspresikan krisis waktu dalam menyelesaikan sesuatu.

Tenggat waktu sering dipergunakan orang-orang sebagai strategi untuk memotivasi diri mereka dalam mencapai tujuan. Yang membedakan mimpi orang tidur dengan mimpi untuk sukses adalah karena mimpi yang satunya memiliki tenggat waktu. Kita lebih sering menyebutnya goals, yaitu mimpi yang diberi tanggal atau batas waktu untuk pencapaiannya.

Setiap hari saya menggunakan tenggat waktu untuk menyelesaikan sebuah tulisan setiap harinya. Saya hanya duduk di depan laptop, memeras otak dan jadilah. Saya harus membuat bahasan yang baru dan bahasan yang baru selalu muncul, dan mulailah saya menulis sampai selesai. Tidak ada motivator yang lebih baik daripada tenggat waktu.

Anda mungkin pernah mendengar saya berkali-kali mengatakan bahwa pada tanggal 30 Maret 2015 bengkel variasi mobil Oto Kits akan di buka di kota Wonosobo, tepatnya di sebelah SPBU Kalierang. Apabila Anda berkunjung atau lewat sana mungkin Anda kaget karena tinggal sepuluh bulan lagi belum ada tanda-tanda mulai pembangunan, masih berupa tanah kosong yang ditumbuhi rumput dan ilalang. 

Target saya awal Juli mulai pembangunan, saat ini sedang pengurusan surat-surat dan ijin-ijin sambil menunggu gambar. Saya sering menggunakan tenggat waktu sebagai dorongan, karena bekerja di bawah tekanan tenggat waktu akan memberikan tantangan untuk menyelesaikannya dengan mengerahkan segenap kekuatan. Walau pun saya tidak begitu menyukai tekanannya, tapi tampaknya cukup bermanfaat. 

Kita harus memiliki tenggat waktu, sebab jika kita tidak memilikinya maka kita hanya akan menunda-nunda, seperti ketika dulu saya ingin meneruskan kuliah untuk mengambil S1 sambil bekerja di Pertamina. Saya menundanya sampai kehilangan momentum dan akhirnya keinginan itu pun padam dan terabaikan, meskipun semua hal mendukung.

Ketika J.K Rowling mulai menulis Harry Porter, yang menentukan tenggat waktu penulisannya bukan dari pihak penerbit, melainkan anaknya yang masih kecil. Katanya, “ Jika kita memiliki tenggat waktu yang sangat terbatas, betapa menakjubkannya karena begitu banyak yang dapat kita kerjakan. Aku mungkin takkan pernah seproduktif ini sebelumnya, jika dinilai dari jumlah kata-kata per jamnya.”

Orang-orang sukses memotivasi diri mereka sendiri untuk mengatasi rasa malu, rasa ragu dan takut. Mereka mendorong batas-batasnya. Semua pencapaian diperoleh dengan mendorong diri sendiri dengan menggunakan berbagai cara, hingga akhirnya membuat mereka benar-benar melakukannya. Salah satu caranya adalah memanfaatkan tekanan tenggat waktu untuk terus mendorong mereka.

Jadi, gunakanlah selalu tenggat waktu untuk tujuan, target pekerjaan, mimpi-mimpi Anda, kemudian ikutilah cara orang-orang sukses ketika berhadapan dengan tenggat waktu, mereka memperlakukan tenggat waktu sebagai teman yang selalu memberikan dorongan semangat, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan. Dengan teman semacam tenggat waktu, kita tidak memerlukan musuh. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.