Bersama jajaran Manajemen dan Karyawan yang dibawahinya.

Liburan bersama keluarga

Bersama istri tercinta "Laniati Dewi".

Hidup hanya sekali...Hiduplah dengan Luar Biasa !!

Bersama manajer pelumas "Sutoyo Wijaya" salah satu divisi yang dibawahinya

Sabtu, 26 Juli 2014

Harta karun


Ketika menggali sebuah sumur tua, Thompson sang petualang tidak mengetahui dua hal. Hal yang pertama, dia tidak tahu apa yang bakal ia temukan di bawah sana dan hal kedua, dia tidak yakin apakah dia akan segera menemukan sesuatu. Namun dia mengetahui bahwa di sana ada harta karun yang terpendam. Itu yang lebih penting.

Pekan demi pekan berlalu, yang diperoleh hanyalah lumpur, daun-daun dan bebatuan. Sekilas timbul pertanyaan apakah pekerjaan ini akan sia-sia saja, tapi segera dia tepiskan pemikiran itu. Kian giat ia bekerja, kian lama menunggu, tapi masih belum juga mendapatkan apa-apa, selain puing-puing dan reruntuhan.

Seperti biasa, suatu pagi Thompson memeriksa isi ember yang berasal dari sumur tua itu, selain air yang berlumpur, dia tertarik melihat sebuah benda mirip bulatan kuning. Seketika hatinya berdesir, udara seolah beraroma wangi, tangannya bergetar ketika menyentuhnya. Ternyata benar, dia baru saja menemukan harta karun.  Benda itu adalah bola pom, wadah dupa yang digunakan suku maya untuk ritual keagamaan.

Setelah itu mereka mulai menemukan yang lain-lain, seperti lonceng emas, perhiasan permata hijau yang sangat indah, ornamen-ornamen yang gambarnya menawan, beragam vas yang berwarna-warni, alat pembakar dupa dan lain-lain. Harta karun dari sumur tua mengubah kehidupan Edward Thompson secara dramatis, menjadi seorang yang kaya raya.

Maknai kisah tadi dengan memandang ‘pikiran kita’ sebagai sumur tua yang penuh dengan harta karun. Gambarkan juga diri Anda sebagai sang petualang yang menyukai tantangan dan pantang menyerah dalam berjuang. Dengan melakukan hal itu, maka sejumlah fakta penting perihal diri dan pikiran Anda akan muncul. 

Fakta-fakta yang harus kita yakini ialah, Anda memiliki kekayaan mental yang tersembunyi di dalam pikiran saat ini. Ibarat harta karun yang tersembunyi, mungkin kekayaan Anda belum diketemukan. Anda tak perlu ragu atas kekayaan yang ada di dalam diri Anda. Petualang gagah berani yang gigih akan senantiasa berhasil menemukan kekayaan. Tugas Anda adalah menemukan situasi pikiran yang lebih tinggi.

Seorang pria bertanya kepada saya,” Bagaimana saya tahu kapan saya sudah meraih situasi pikiran yang lebih tinggi ?

“ Saat Anda mencapainya, Anda tidak akan mengajukan pertanyaan itu lagi. Dengan sendirinya Anda akan tahu,” jawab saya.

Ketika seseorang menemukan tingkatan kekayaan mental yang lebih tinggi, dia menjadi sosok yang berbeda. Dia betul-betul berubah menjadi orang yang berbeda, bukan sekedar orang yang berharap dirinya berubah atau percaya bahwa dia sudah berubah. Orang yang berubah tahu bahwa dia adalah manusia yang baru. 

Dia mampu melihat perbedaan antara perubahan yang semata secara lahiriah dan perubahan batin yang benar-benar dinamis. Dia menjadi lebih arif. Dia paham, hidup berjalan berlandaskan prinsip ‘ Hal pertama akan selalu menjadi yang pertama’. Dia menjadi lebih paham, dengan mengupayakan pertumbuhan batinnya, maka semua kekayaan lahiriah akan menjadi miliknya. 

Setiap orang memiliki harta karun tak ternilai di dalam dirinya sendiri yang menunggu diketemukan, tidak usah jauh-jauh mencarinya di luar.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Jumat, 25 Juli 2014

Mintalah Bantuan Orang Lain.


Menjelang libur lebaran kali ini, saya benar-benar bingung memikirkan mau pergi kemana karena tidak merencanakan dari jauh hari. Kalau berada di rumah, agak repot juga karena pembantu mudik, pulang kampung. Kalau mau pergi ke tempat lain harus menjadi sopir sendiri, karena tidak seorang sopir pun yang masuk kerja. Mereka menjadi sangat penting pada saat-saat seperti ini.

Setiap orang dalam sebuah organisasi juga penting. Misalnya seorang petugas kebersihan yang ‘tidak penting’ tidak masuk kerja beberapa hari, siapa yang akan membersihkan kantor dan toilet Anda ? Atau seorang petugas pos yang ‘tidak penting’ tidak mengirimkan surat-surat yang dikirim via pos, bayangkan betapa kacaunya sebuah bisnis. 

Sekarang coba perhatikan apa yang terjadi pada kebanyakan kantor, pabrik, toko pengecer, dan di tempat dimana ada pekerjaan. Anda akan melihat ada dua cara bagaimana suatu instruksi diberikan. Seorang bos tipe A menyampaikan kepada anak buah hal-hal yang harus dikerjakan :

“ Ton, kirim pesanan ini pada pukul sebelas siang, jangan terlambat.”
“ Yanti, saya ingin semua laporan selesai pada pukul empat sore.”
“ Agus, satu kesalahan lagi kau buat, tidak ampun lagi.”
“ Jika ayah tidak melihat nilai A pada rapormu yang berikut, kau tidak dapat uang saku.”


Bandingkan bos A tadi dengan bos tipe B. Menurut Anda mana yang lebih baik ketika dia meminta, tidak memberi perintah atau mengancam seperti itu :

“ Ton, pengiriman ini benar-benar penting. Bisakah kau mengirimkannya pada jam sebelas siang ?”
“ Yanti, rasanya kita tidak sesibuk kemarin. Dapatkah Anda menyelesaikan laporan-laporan itu pada jam empat sore ? Itu pasti akan membantu untuk rapat saya besok.
“ Agus, maukah Anda datang ke tempat saya beberapa menit, saya akan menunjukkan kepada Anda tentang bagaimana cara menggunakan mesin ini ?”
“ Ayah benar-benar senang melihatmu mendapat nilai B pada semester ini. Panggil ayah jika ayah bisa menolong pekerjaan rumahmu. Mari kita mulai mengusahakan mencari nilai A pada semester berikutnya.”


Inti pesannya adalah, hanya sedikit orang yang suka diperintah untuk mengerjakan segala sesuatu. Bila Anda memerintah orang, Anda menyampaikan bahwa mereka bodoh, tidak penting dan lebih rendah daripada Anda. Jaman feodal sudah lama berlalu dan masa menjadi tuan dan pembantu sudah berlalu !

Memerintah orang untuk mengerjakan sesuatu, secara tidak langsung bisa menyebabkan pemikiran yang kurang, lebih seringnya pegawai yang keluar masuk, lebih sering pegawai yang absen, kurang rasa memiliki, lebih banyak kesalahan dan hal-hal negatif lainnya yang menurunkan produktivitas.

Akan tetapi apabila Anda meminta orang untuk ide-ide mereka, bantuan mereka, kerja sama, dan pengorbanan atau kontribusi dari mereka, Anda membantu mereka mengidentifikasi diri dengan perusahaan. Mereka akan merasa bahwa perusahaan adalah organisasi mereka dan mereka akan melaksanakan tugas dengan lebih baik karena mereka merasa terlibat dengan apa yang sedang terjadi.

Di samping itu, hal tersebut memberi mereka rasa penting dan bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Salah satu syarat yang harus ada dalam setiap organisasi yang berhasil.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Kamis, 24 Juli 2014

Jangan Biarkan Penampilan Anda Menjatuhkan Anda


Beberapa bulan terakhir, setiap kali menginap di luar kota, saya sengaja berganti-ganti brand hotel karena perlu untuk membanding-bandingkan kualitas berbagai hotel yang sekelas atau lebih tinggi sedikit bintangnya dengan hotel yang rencana saya kembangkan. Saya perhatikan standar pelayanan mereka, penampilan mereka, tampilan hotelnya, kebersihannya, sirkulasi udaranya, sampai fasilitas-fasilitasnya.

Ada beberapa hal yang membuat saya kagum, tapi tidak sedikit yang kurang memperhatikan hal-hal kecil yang menjatuhkan nilai dari hotel tersebut. Hal itu menjadi catatan tersendiri agar saya dapat mengembangkan hotel yang lebih baik dan sukses dalam menjalankannya nanti. Saya melihat bahwa selain kualitas, penampilan adalah faktor penting dalam menjual produk. Kadang-kadang itu bahkan lebih penting. Baik penampilan dari hotel itu sendiri mau pun dari para staffnya.

Sudah bukan rahasia besar bahwa kualitas sangat menentukan dalam menjalankan suatu bisnis. Dan hal ini sudah dipahami oleh semua orang sejak dahulu kala. Setiap orang biasa melakukannya. Kata seorang pemilik restoran Nick Ottomanelli yang  mempunyai sepuluh lokasi di daerah New york, “ Rahasianya, saya berkonsentrasi penuh pada penampilan dan rasa.”

Salah satu alasan mengapa McDonald’s selalu mengubur restoran burger lainnya adalah keteguhan untuk memelihara standar kebersihan yang tinggi. Restoran lain tampaknya agak longgar soal itu dan agak kurang terkontrol pada cabang mereka, dan hasilnya juga tercermin. Orang mungkin masih bisa menerima kekurangan cita rasa makanan, tapi tempat sampah atau toilet kotor akan membinasakan bisnis Anda.

Itu juga yang menjadi alasan Pertamina memberikan nilai yang tinggi pada kebersihan toilet-toilet di SPBU Pertamina dibandingkan nilai kebersihan yang lain. Bahkan lampu penerangan di area toilet pun harus terjaga dengan baik, tidak boleh ada yang mati. Alasannya cukup jelas, karena toilet bersih akan meningkatkan pengunjung.

Dengan memberikan seragam bagi pekerja dan tempat usaha yang bersih, cerah dan berpenerangan baik, beberapa bisnis khususnya bisnis makanan, bisa berjalan baik walaupun produknya biasa saja dan pelayanannya pas-pasan. Tak seorang pun mau mempekerjakan orang yang berpakaian lusuh, ternoda atau kumal. Siapa yang mau melakukan bisnis dengan orang seperti itu ?

Dalam buku karangan Irving Rein, Martin Stoller bersama bapak marketing dunia Philip Kottler yang berjudul ‘High Visibility’, pada bab ‘ Citra Diri Terdiri dari Apa Saja ?’ tercantum daftar sebagai berikut,

Penampilan Anda
Nama Anda
Suara Anda
Bahasa tubuh Anda
Perilaku Anda, dan
Isi ucapan Anda.


Kalau Anda menjual lewat telpon, Anda dapat menghilangkan ‘bahasa tubuh Anda’, dan kalau Anda melakukan lewat ‘surat’, Anda dapat menghilangkan ‘suara Anda’ dan ‘perilaku Anda’. Namun, ‘penampilan’, apakah itu terpancar lewat iklan, kepala surat, atau pakaian Anda, adalah hal penting yang membedakan Anda dengan orang lain.

Ada peribahasa lama, “ Penampilan yang baik, tujuh puluh persen tergantung pada pakaian dan tiga puluh persen sifat bawaan.” Anda bisa tampil sebagai pemenang kalau Anda mau, demikian juga dengan karyawan yang lain.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Rabu, 23 Juli 2014

Menerawang Hari Esok


Ada sebuah kisah tentang seorang perjaka yang menemui seorang peramal gipsi sebab ingin mencari gadis pirang bermata biru yang bersedia diajaknya berbagi, mendayung bahtera rumah tangga. Sang gipsi memutar-mutar bola kristal dan mengucapkan kalimat yang penuh teka-teki, “ Berjalanlah ke hutan sampai kau menemukan air terjun. Ikuti aliran air itu sampai menemukan sebatang pohon oak. Beristirahatlah di bawah pohon itu dan kau akan menemukan apa yang kau cari.”

Sejam kemudian, perjaka itu kembali dengan kelelahan dan menemui sang gipsi sambil mengeluh,” Apa yang salah dalam ramalanmu ? Sama sekali tidak ada gadis rambut pirang di sana !”

“ Apakah kau menemukan hutan ?” tanya sang gipsi.
“ Ya.”
“ Apakah menemukan air terjun ?”
“ Ya.”
“ Apakah menemukan pohon oak ?”
“ Ya.”


“ Baik,” ujar peramal gipsi dengan tertawa riang,” Tiga dari keempat tamuku memperoleh hasil lebih baik.”

Perjaka itu meyakini perkataan si peramal, maka dia terus mencari dan akhirnya menemukannya. Dia memperkirakan cepat atau lambat pencariannya pasti akan berhasil dan menemukan gadis yang dicarinya. ‘ Dia menciptakan ramalannya sendiri ’
                                                                                                
Orang selalu tertarik pada masa depannya sendiri. Layaknya seorang pendaki gunung, dia akan selalu ingin mengetahui ada apa di kelokan selanjutnya. Pendaki gunung menyadari bahwa dengan melihat sepintas satu dua langkah ke depan, dia bakal sanggup melakukan sesuatu saat itu untuk mengubah masa depan agar sesuai harapannya. Dia memang betul-betul sanggup melakukannya hanya dengan mencermati apa yang berada di hadapannya.

Dan kita pun akan dapat meramal masa depan sendiri apabila kita mau mencermati apa yang ada di hadapan kita, sebagaimana para ilmuwan meramal cuaca dengan mengamati sifat angin dan awan. Sama sekali tidak sulit bagi kita meramalkan apa yang bakal terjadi pada beberapa hari atau pekan mendatang. Kita bisa meramal apa yang bakal kita rasakan, menggembirakan atau menjengkelkan. Kita dapat memperkirakan apakah usaha kita bakal menuai keuntungan atau tidak. Hubungan kita dengan orang lain, juga dapat diamati dengan tepat, baik menyenangkan atau pun tidak.

Terus bagaimana caranya ? ‘Mengamati diri sendiri’ itulah bola kristal ajaib Anda. Apapun yang Anda alami di masa lalu akan berlanjut terus, dan bila tidak dirubah, Anda tahu ramalan masa depan Anda sendiri. Berita baiknya adalah, jika Anda tidak suka dengan ramalan sendiri, Anda bisa menggantinya sesuka hati. Bagaimana bisa ?  Karena masa depan Anda senantiasa tergantung pada upaya-upaya Anda.

Untuk mengubah masa depan, ubahlah diri sendiri. Anda tidak akan dapat mengubah ramalan Anda, kecuali kalau Anda bersedia mengambil tindakan penting yang bakal mengubah segalanya berjalan sesuai harapan. Upaya apa pun untuk mengubah masa depan Anda tanpa mengubah terlebih dahulu ‘karakter’ Anda hanya akan menghasilkan kekecewaan dan kebingungan. Tak ubahnya memaksa ulat untuk terbang. Ulat tidak akan mampu terbang, kecuali ia bermetamorfosis menjadi seekor kupu-kupu.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Selasa, 22 Juli 2014

E + R = O


Dengan bertambah seringnya keluar menemui kolega-kolega baru yang memiliki bisnis beragam dan cukup sukses, saya menemukan salah satu ciri paling umum yang dimiliki oleh mereka, yaitu mereka bertanggung jawab 100 persen atas kehidupan mereka, termasuk segala sesuatunya. Mereka tidak pernah mengeluhkan tentang siapa atau apa pun yang terjadi dalam hidup mereka. Itu termasuk kesuksesan dan kegagalan serta sikap mereka.

Alasan mereka mengambil tanggung jawab sangat jelas. Jika mereka menyalahkan atau mengeluh maka mereka menempatkan diri sebagai korban. Namun, kebanyakan orang-orang sukses memilih untuk mengendalikan hidup mereka sendiri. Mereka akan duduk di balik kemudi sebagai kapten dan mengarahkan jalan kemana mereka mau menuju.

Jack Canfied, author dari Chicken Soup series memberikan rumusan orang-orang sukses adalah ‘E + R = O’, yaitu E untuk Event adalah kejadian atau suatu peristiwa, R untuk Response adalah sikap apa yang mau kita ambil dan O untuk Outcome adalah hasilnya, sehingga rumusnya :  ‘Kejadian + Respons = Hasil’. Ide yang muncul di balik rumus ini sebenarnya sangat sederhana dan masuk akal.

Kejadian dalam hidup atau peristiwa yang kita alami adalah sesuatu yang tidak dapat kita rubah karena sudah terjadi. Seperti halnya kehilangan pekerjaan, bangkrut, kematian  orang yang kita cintai, keadaan ekonomi atau seseorang melakukan sesuatu yang melukai hati kita, dan lain-lain. Ditimpa kejadian yang sama belum tentu memperoleh hasil yang sama, apabila respons yang kita berikan berbeda.

Seorang pemuda yang sudah sukses bercerita bahwa sebelumnya dia tidak pernah berhasil setiap kali wawancara pekerjaan karena ia selalu menundukkan kepala saat wawancara  akibat mata kanannya yang buta membuatnya minder. Awalnya dia selalu mengeluh, lebih parah lagi kalau menyalahkan orang tua yang melahirkannya buta.

Ketika dia memilih merubah responsnya dengan tidak lagi mengeluh atau menyalahkan orang lain, lalu menerapkan pemikiran bahwa diterima atau tidak bukan lagi menjadi suatu masalah, maka dia mampu mengubah caranya saat diinterview yaitu berusaha  menatap orang yang menginterview, sehingga hasilnya pun berhasil mengubah hidupnya.

Pelajaran yang kita dapat adalah bahwa untuk merubah hasil, tergantung pada ‘respons’ seperti apa yang mau kita jalani. Ada dua cara yang dapat Anda ambil dalam menghadapi sebuah kejadian, yaitu menyalahkan hasil buruk Anda atau mengevaluasi hasil buruk tersebut lalu memikirkan respons yang lebih baik, yang akan membuat hasil yang seperti Anda inginkan.

Respons disini berarti sangat tergantung pada pikiran kita, perilaku serta imajinasi kita dan secara otomatis, kita yang bertanggung jawab terhadap hasil itu. Jika pikiran kita negatif, pasti tindakan atau perilaku kita akan menjadi negatif. Sedangkan imajinasi kita akan memengaruhi pikiran yang mengeluarkan informasi dan mengarahkan perilaku atau tindakan kita. Maka, berimajinasilah yang positif, seperti kesuksesan atau mencari jalan keluar.

Marilah kita belajar untuk fokus pada bagaimana kita merespons sebaik-baiknya suatu peristiwa. Jangan bereaksi, tetapi luangkan waktu sejenak untuk mengevaluasi terlebih dahulu peristiwa tersebut, memikirkan bagaimana harus meresponsnya dalam rangka mencapai hasil positif seperti yang Anda inginkan. 

Semakin baik Anda merespons sebuah kejadian, semakin baik hasil yang akan Anda peroleh. Anda bukanlah korban dari sebuah kejadian, kecuali memang Anda memilih menjadi korban. Ingat baik-baik, formula E + R = O, Event + Response = Outcome atau Kejadian + Respons = Hasil.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Senin, 21 Juli 2014

Time Blocking


Kita selalu sedang mengerjakan sesuatu, entah itu bekerja, membaca, makan, tidur, berdiri, duduk, bernafas. Selama kita masih hidup, kita pasti mengerjakan sesuatu. Bahkan seandainya kita sedang tidak mengerjakan sesuatu, itu tetap sesuatu yang kita kerjakan. Jika demikian, apa yang sekarang kita kerjakan akan menentukan kehidupan kita kemudian, lebih dari apa pun. 

Kadang kita mengerjakan sesuatu yang tidak penting tapi kadang juga mengerjakan yang penting. Jika kita dapat mengerjakan lebih banyak hal-hal yang penting, maka kita akan menjadi lebih produktif. Dan ketika kita lebih produktif maka akan membuahkan hasil-hasil yang luar biasa dalam hidup kita.

Berbicara mengenai produktivitas, pasti kita bicara tentang sistem pengelolaan waktu kita. Setiap orang memiliki jumlah waktu yang sama, tapi sebagian memperoleh lebih banyak daripada lainnya. Orang yang produktif menyelesaikan lebih banyak, meraih hasil lebih baik dan tentu mendapatkan uang jauh lebih banyak.

Selama bertahun-tahun, saya merasa mirip dengan gen siput atau kura-kura ketimbang gen kancil yang terkenal gesit. Ketika saya mencoba mengikuti jejak teman-teman bisnis selama dua hari, tubuh saya seperti mau copot-copot. Saya memilih memohon maaf lewat facebook pada para sahabat di blog ini karena tidak dapat menerbitkan artikel selama dua hari.

Mengingat kendala-kendala ini, saya harus menemukan suatu cara agar menjadi lebih produktif dengan jam-jam yang dapat saya sediakan dalam bekerja. Solusinya adalah time blocking. Tubuh saya tidak mampu mengikuti karena saya tidak memblok waktu istirahat saya. Sampai larut malam menemani kolega, sangat menyedot energi saya. Blok waktu ‘istirahat Anda’.

Istirahat sama pentingnya dengan bekerja. Segala sesuatu perlu istirahat agar berfungsi dengan baik, begitu pula Anda. Produktivitas bukan perkara menjadi kuda beban, terus sibuk tanpa mengenal waktu, kaitannya lebih kepada prioritas, perencanaan dan pengelolaan waktu Anda secara ketat.

Yang kedua, blok waktu untuk ‘satu hal penting’, misalkan dalam kasus saya adalah ‘menulis artikel setiap hari’. Memang saya dalam posisi sedang di luar rumah selama seminggu ini, apabila itu akan dijadikan alasan kegagalan saya menulis. Namun hal itu tidak akan terjadi jika saya memblok waktu selama dua atau tiga jam untuk menulis artikel setiap hari. Prioritaskan satu hal penting Anda yang memang harus dikerjakan. 

Blok waktu yang terakhir adalah ‘membuat perencanaan’. Usahakan blok satu jam waktu Anda setiap minggu untuk meninjau kembali sasaran-sasaran bulanan dan tahunan Anda. Ini saat merenungkan di mana Anda berada dan ke mana Anda akan menuju. Anda boleh menambahkan sasaran-sasaran baru, mengangkat sasaran-sasaran lama atau meniadakan jika tidak lagi mencerminkan tujuan Anda.

Metode ini kedengaran sederhana, karena memang sederhana asal kita menjaganya. Membuat blok waktu memang sama sekali tidak sulit, yang sulit adalah menjaganya. Orang lain tidak tahu tujuan dan prioritas Anda, dan tidak bertanggung jawab atas semua itu. Cara terbaik menjaga blok waktu adalah tidak mentolerir bahwa blok itu dapat dipindahkan atau digeser waktunya. Kalau terpaksa memang harus dilanggar, Anda harus menjadwal ulang blok waktu Anda. Jika ada yang terhapus, Anda harus menggantinya. 

Tantangan yang paling sulit adalah diri sendiri, sehingga saya perlu mantra untuk menguatkan diri sendiri dengan berprinsip, ‘Sampai satu hal penting saya tuntas, yang lain adalah gangguan’


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Kamis, 17 Juli 2014

Rasa Ingin Tahu


Suatu ketika saya mendengarkan seorang teman bercerita tentang anak gadisnya yang mempunyai seorang pacar baru. Sebagai orang tua, kita tentu was-was dan ingin tahu lebih banyak tentang pria yang ingin berhubungan dekat dengan putrinya. Demikian juga dengan teman saya tadi, ia berusaha memantau lebih jauh dengan siapa putrinya bergaul. Namun ketika ia menanyakannya, dianggap berlebihan sehingga si anak berkata, “ Kepo amat siy.”  

Pertama mendengar istilah ini, terus terang saya agak geli, ada-ada saja. Mungkin maksudnya ‘kek polisi’ atau seperti polisi, yang suka menginterogasi tersangka. Memang rasa ingin tahu merupakan ciri khas manusia. Rasa ingin tahu pada anak-anak justru harus kita pelihara karena berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Mereka banyak bertanya, mencoba-coba hal baru dan lain-lain.

Jika rasa ingin tahu itu bersifat negatif memang bisa merugikan atau tidak ada gunanya, maka lebih baik kita menghentikan atau membuang kebiasaan buruk ini. Misal, kebiasaan ingin tahu tentang gosip, rahasia pribadi orang lain atau hal-hal lain yang tidak perlu. Namun, bila kita mempuyai rasa ingin tahu yang positif, pasti akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi diri kita. 

Pikiran manusia terus menerus terdorong untuk mengetahui banyak hal, sering melampaui batasan yang ada, guna mencari jawaban. Kita bisa memanfaatkan rasa ingin tahu kita dengan menghubungkannya pada bidang pekerjaan kita. Mencari tahu berapa banyak cara yang bisa ditempuh untuk mencapai target finansial, seberapa banyak cara yang lebih praktis dan efisien atau seberapa banyak teknik baru yang dapat digunakan, dan sebagainya.

Setiap kali bepergian, saya selalu melihat hal-hal baru yang dilakukan orang. Ketika saya masih menggunakan cara manual menuliskan nota penjualan dengan pena, orang lain sudah menggunakan scanning barcode pada kasir. Dan sekarang bila Anda makan di restoran modern, pramusaji cukup mengetikkan pesanan Anda pada ipad yang mereka bawa. Bahkan kita dapat memilih menu dengan menggunakan layar sentuh di meja makan yang kita tempati pada beberapa restoran terbaru.

Para pemimpin perusahaan bisa meningkatkan keuntungan atau laba dengan tidak henti-hentinya mencari tahu kelemahan kinerja perusahaan mereka lalu memperbaikinya secara terus menerus. Anda juga dapat melakukannya apa pun bentuk usaha Anda. Temukan cara yang tepat dan bijkasana untuk mengatasi masalah yang Anda hadapi. 

Cari tahu terus titik kelemahan urusan keuangan Anda. Pusatkan perhatian dan usaha yang sungguh-sungguh untuk membuatnya berhasil. Selanjutnya cari titik kelemahan urusan lainnya, atasi dengan cara yang sama, maka tingkat efisiensi Anda secara keseluruhan akan meningkat dengan cepat.  Rasa ingin tahu merupakan salah satu dari dorongan mental yang dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya. 

Terus mencari tahu mengapa orang-orang bisa sukses, sementara yang lainnya tidak bisa atau gagal, membuat saya belajar dan terus belajar agar dapat menemukan sebuah formula sukses yang paling praktis dan sederhana yang dapat diterapkan oleh banyak orang. Pergunakan rasa ingin tahu Anda sebagai 'kekuatan' untuk terus mengembangkan diri Anda menjadi pribadi seperti yang Anda inginkan.

Mengejar jawaban pada rasa ingin tahu Anda adalah salah satu kunci sukses. Seperti kata Einstein, “ Saya tidak memiliki bakat khusus. Hanya selalu menikmati rasa ingin tahu saja.”


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Rabu, 16 Juli 2014

Memiliki Atau Menjadi ?


Bulan ini adalah bulan puasa. Kegiatan berpuasa sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh kaum muslimin saja. Hampir semua agama-agama besar di dunia juga melakukan ibadah puasa dengan caranya masing-masing. Pada prinsipnya, bertujuan sama yaitu ‘meningkatkan kualitas kemanusiaan kita’.

Berpuasa sebenarnya adalah proses ‘menjadi’,  yakni sebuah orientasi yang bersifat internal. Ukuran kesuksesan manusia ditentukan pada seberapa jauh seorang manusia dapat meningkatkan kualitas kemanusiaannya. Orientasi ini dapat dirumuskan menjadi sebuah kalimat, “ Saya, adalah siapa saya.”

Namun, kebanyakan manusia jaman sekarang berorientasi yang bersifat eksternal, yaitu, ‘ memiliki ‘. Ukuran kesuksesan manusia sering diukur dengan kepemilikannya atas benda-benda atau materi. Seperti memiliki harta, keluarga, uang, pekerjaan, jabatan, kendaraan, tempat tinggal dan sebagainya. Lebih mudahnya dapat dirumuskan sebagai ,” Saya, adalah apa yang saya miliki.”

Coba kita perhatikan perilaku kita selama puasa. Kenapa kita tidak minum setetes air pun, padahal tidak ada orang yang tahu ? Karena kita sepenuhnya sadar Tuhan akan melihat kita. Kita tidak berbohong karena kita tahu Tuhan di dekat kita. Kita tidak korupsi karena tahu Tuhan bersama kita. 

Sedangkan orang-orang yang melakukan perbuatan jahat, seolah-olah tidak percaya bahwa Tuhan melihat, bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah mereka pada saat melakukannya. Tanpa memahami hal ini, perilaku baik yang kita jaga akan berubah segera pada saat bulan puasa berakhir.

Sekarang coba kita perhatikan tayangan-tayangan televisi selama bulan puasa. Semuanya tampil sopan dan santun, para artis kita juga ramai-ramai berbusana sopan, busana muslim. Tapi jangan bergembira dulu, karena keadaan seperti ini akan berakhir begitu bulan puasa berakhir. Mungkin alasan mereka ingin menghormati bulan puasa saja.

Alasan seperti ini, menunjukkan bahwa mereka masih berorientasi ‘memiliki’ belum berorientasi ‘menjadi’. Dalam bulan puasa, Anda bersabar saat dimaki orang tetapi setelah puasa Anda balas memaki.  Pada bulan puasa Anda bersabar saat kendaraan Anda disalip orang, setelah puasa Anda marah-marah. Anda hanya ‘memiliki’ kesabaran, belum berhasil ‘menjadi’ orang yang sabar.

Anda tidak pernah berdusta selama berpuasa, tetapi kembali berdusta pada bulan berikutnya. Anda biasa bermurah hati untuk berbagi pada bulan seperti ini, tetapi tidak pada bulan-bulan yang lain. Anda ‘memiliki’ kejujuran dan kemurahan hati tapi belum ‘menjadi’ orang yang jujur dan murah hati.

Puasa yang berhasil adalah yang melahirkan orang yang takwa, yaitu orang menjadi takwa, bukan sekedar memiliki ketakwaan. Mereka adalah orang-orang yang berpuasa sepanjang hayat, yang layak dipercaya dan memiliki integritas yang tinggi karena menyertakan kehadiran Tuhan dalam keseharian mereka. 

Lantas bagaimana dengan puasa kita sendiri ? Ada baiknya kita renungkan sebentar ungkapan berikut ini, “ Dalam bulan puasa banyak orang yang lapar dan haus, tetapi hanya sedikit orang yang berpuasa.”

Apabila yang Anda miliki masih bersifat eksternal. Seperti halnya benda-benda atau materi, suatu saat, semua yang Anda miliki bisa hilang, termasuk kesabaran, kejujuran, bahkan kemurahan hati Anda. Disinilah perbedaan yang paling utama antara ‘memiliki’ dan ‘menjadi’.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Selasa, 15 Juli 2014

Mengendalikan Rem


Suatu hari saya mendapat telpon seorang teman, yang kebetulan sedang bertugas di kota ini . Saya pun bergegas untuk menjemputnya ke hotel tempat dia menginap serta ingin mengajaknya makan di luar, cari tempat yang lebih santai untuk ngobrol setelah sekian lama tidak bertemu.

Segera saya nyalakan mobil di garasi, dan ketika saya coba injak pedal gas ternyata mobil tidak mau bergerak. Saya periksa apakah rem tangannya dalam posisi on, ternyata tidak. Saya coba menginjak pedal gas lagi beberapa kali, mobil tetap tidak bergerak, roda seperti terkunci. Akhirnya saya putus asa dan memilih naik mobil yang lain untuk pergi.

Sedangkan mobil yang macet, saya minta bantuan teknisi bengkel mencari penyebabnya. Ternyata, setelah diperiksa dan dibongkar rodanya, masalahnya sepele yaitu sistim rem tangannya berkarat sehingga seperti mencengkram meskipun rem dalam kondisi bebas. Semua normal kembali seperti semula setelah dibersihkan karat-karatnya.

Kejadian ini mirip dengan diri kita. Ketika kita menginjak pedal gas untuk maju, tanpa kita sadari ada sistim rem yang menghambat kemajuan diri kita. Bisa jadi karena kita tidak sadar bila rem tangannya masih dalam keadaan on, atau seperti kasus tadi, rem yang bekerja tanpa kita tahu. Rem-rem ini bisa berupa ketakutan, pemikiran negatif, penundaan atau pun perasaan tidak layak, dan lain-lain.

Saya teringat cerita seorang petinju yang memiliki motivasi besar, meskipun sudah jatuh terpukul berkali-kali oleh Mike Tyson, bukan membuatnya menyerah tapi malah membuatnya semakin buas. Pada saat itu, Mike Tyson si leher beton adalah juara dunia tinju kelas berat yang sulit menemukan lawan yang seimbang, dia terkenal sangat ganas dan menakutkan bagi lawan-lawannya.

Selama pertandingan berlangsung, Douglas sang petinju itu berulang kali menerima bertubi-tubi pukulan telak dari Mike Tyson, yang membuatnya jatuh mencium kanvas. Namun setiap kali Douglas terjatuh, ia ingat peristiwa sedih  yang ia alami bagaimana ia diolok-olok sebagai gelandangan oleh teman-temannya, sehingga ia selalu bangkit lagi sebelum hitungan wasit berakhir. 

Semangat yang meledak di dalam diri Douglas membuat Mike Tyson lama-lama frustasi.  Meskipun jatuh terkapar tidak membuatnya menyerah, sehingga membuat Tyson kehabisan akal dan terkuras tenaganya karena terlalu banyak memukul. Dan pada gilirannya, Douglas melancarkan serangan balasan yang membabi buta melibas Tyson hingga menyerah. Malam itu adalah malam kemenangan bagi Buster Douglas.

Kemenangan itu menyiratkan makna bahwa ‘keinginannya yang kuat’ dapat mengalahkan rem-rem yang menghambat di dalam dirinya. Hidup tidak selalu menyajikan situasi yang ramah dalam menuju kesuksesan. Ketika Anda patah semangat, ingatlah bagaimana dia selalu bangkit dan bangkit lagi dan tidak menyerah. Anda harus mendorong diri Anda sedemikan rupa supaya dapat meraih yang ‘harus’  Anda raih.

Memang rem sangat dibutuhkan oleh kita untuk mengontrol laju dan kecepatan kendaraan supaya kita selamat saat berkendara. Namun kita memerlukan keahlian dalam mengendalikan rem supaya tidak malah menyulitkan kita. Kesuksesan bisa urung kita raih jika kita kerap kali menekan rem atau mengerem secara berlebihan. Kita harus dapat mengendalikan semua hal negatif yang mungkin menjadi penghalang  laju jalan kita menuju sukses. 

Periksa pula, siapa tahu ada rem yang selalu bekerja di dalam diri kita tanpa kita sadari, sehingga kita tidak bergerak maju ?


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Senin, 14 Juli 2014

Jangan Sampai Terlambat


Suatu ketika saya membaca tulisan yang berjudul,” Kapan ikan minum ?” Kita semua tahu bahwa ikan hidup dalam air sehingga sulit untuk mengetahui apakah ikan sedang minum atau berenang.  Penasaran, saya googling untuk mencari penjelasannya. Ternyata ikan tawar tidak minum, sedang ikan laut harus minum untuk menjaga kadar garam tubuhnya, melalui proses osmosis.

Kadang-kadang kita juga sulit menebak perasaan seseorang, seperti menebak ikan tadi. Ada orang yang menderita batinnya namun dia amat pandai menyembunyikannya. Ia selalu tersenyum atau tertawa, namun di dalam hatinya mengalami penderitaan hebat. Apalagi bila masalahnya disimpan sendiri tidak ada orang lain yang pernah mendengar keluh kesahnya.

Hidup pada masa sekarang, boleh dibilang tidak ada waktu untuk memperhatikan orang lain. Dunia semakin sibuk, jalanan di kota-kota besar semakin macet, waktu menjadi komoditas yang mahal bagi kita. Untuk bertemu dengan seseorang harus membuat janji terlebih dulu. Pertemuan di mal atau kedai kopi juga sudah menjadi tren, supaya praktis dan waktu yang lebih efektif.

Tidak ada lagi waktu longgar, tempat yang sejuk untuk berbagi obrolan ringan, saling berkeluh kesah. Kalau mau menceritakan keluhan, kita harus bayar psikolog atau psikiater. Tidak ada yang gratis, jika tinggal di kota besar. Dari hari ke hari, semakin banyak orang yang menderita secara lahir dan batin. Semuanya tersembunyi, seperti ikan yang sedang minum dalam air.

Gaya hidup individualistis juga telah menggeser nilai-nilai gotong royong bangsa kita. Banyak orang yang senang melihat orang lain menderita bila mereka sedang menderita atau pernah mengalami penderitaan yang sama. Seharusnya kita bisa ikut merasakan penderitaan orang lain. Paling tidak dapat sedikit berperan memperhatikan orang lain.

Suatu hari saya terheran-heran saat melihat salah satu truk saya sedang menarik sebuah pohon di halaman rumah. Memang saya memerintahkan tukang kebun untuk menebang pohon itu. Tetapi siapa yang memberi perintah kepada sopir truk untuk menariknya ? Ternyata, tukang kebun saya mampu memerintah sopir truk tersebut yang bukan bawahannya. 

Selidik punya selidik, tukang kebun tersebut mempunyai sifat suka menolong orang lain. Ketika ada jatah makan siang karyawan yang lebih, dia akan berusaha mengambil dan memberikan pada orang lain yang membutuhkan. Kadang, dia membawa sedikit makanan kecil dari rumah untuk dibagikan. Saya pun pernah melihatnya menolong orang yang kesulitan membawa barang dagangan di jalan, tanpa diminta. Pantas, bila sopir truk itu mau menolongnya.

Memang kita sulit mencari waktu luang, tetapi kalau kita masih punya waktu sebenarnya kita dapat berbuat sesuatu, yaitu dengan memberikan sedikit perhatian pada orang-orang yang membutuhkan. Misal, pada para orang tua, fakir miskin dan anak-anak terlantar.  Walau mendapat sedikit perhatian, mereka pasti akan bersuka cita.

Kehidupan kita akan terus berlangsung, dari tahun ke tahun semakin sibuk, tanpa mempunyai waktu ekstra untuk mencari tahu penderitaan orang lain. Dan ketika kita sendiri yang mengalami keadaan yang sama, mungkin kita baru sadar. Biasanya sudah terlambat, dan kemudian kitalah yang berharap ada orang-orang yang memperhatikan dan mengunjungi kita.

Sempatkanlah berbuat kebaikan untuk orang lain, ‘jangan sampai terlambat’.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Sabtu, 12 Juli 2014

Keunggulan


Setiap perusahaan dan produk atau jasa harus mengembangkan rancangan penjualan yang unik dan kreatif untuk dapat merebut pasar. Inilah cara untuk membedakan produk atau jasa perusahaan kita dengan produk atau jasa perusahaan pesaing.  Sering kali disebut sebagai nilai lebih dalam bersaing atau bisa juga kita sebut ‘keunggulan’.

Prinsip yang berlaku di dalam bisnis yang kompetitif juga berlaku bagi semua orang, termasuk Anda. Anda adalah pemimpin dari kehidupan Anda sendiri, sekaligus pemilik perusahaan jasa pribadi Anda. Anda adalah pekerja mandiri, artinya Anda bekerja untuk diri Anda sendiri, tak peduli siapa pun yang menandatangani slip gaji Anda.

Anda dapat bekerja di kantor atau perusahaan orang lain, tetapi Anda tetap bekerja pada diri Anda sendiri. Banyak orang gagal dalam karier karena mereka keliru beranggapan bahwa mereka bekerja untuk orang lain, sehingga tidak mengeluarkan seluruh potensi mereka. Kalau belum dapat menjadi ‘entrepreuner’ jadilah ‘intrapreuner’, karena Anda adalah direktur atau CEO bagi diri Anda sendiri.

Dengan pemahaman seperti itu, maka Anda bertanggung jawab terhadap perusahaan Anda sendiri. Anda bertanggung jawab untuk menyusun rancangan penjualan unik dan kreatif jasa Anda sendiri agar mendapatkan penawaran tertinggi. Lalu muncul pertanyaan-pertanyaan yang harus dapat Anda jawab untuk memenuhi persyaratan keunggulan.

Apakah yang Anda lakukan selama ini sudah lebih baik dari orang lain ? Mengapa Anda berbeda dan lebih istimewa dibandingkan dengan orang lain ? Apakah bidang keunggulan kompetitif Anda ? Jika ada suatu pekerjaan tertentu yang menuntut kemampuan lebih tinggi dan dibayar lebih, mengapa harus memilih Anda bukan orang lain ?

Banyak orang kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Namun, mulai saat ini dan seterusnya sepanjang karier Anda, tanyakan pada diri Anda sendiri, kemudian Anda jawab sendiri. Tidak ada orang lain yang akan melakukannya. Dengan pola pikir seperti ini, Anda akan mengalami kemajuan pesat dalam karier Anda.

Sebagai pengurus olah raga catur selama puluhan tahun, saya sering bergaul dengan orang-orang yang hebat dalam bermain catur. Kebanyakan dari mereka tidak mempunyai latar belakang sekolah atau pun karier yang membanggakan. Dalam hal kecerdasan secara umum, menurut saya juga jauh dari yang diharapkan, tetapi mereka bisa berprestasi dan menikmati hasil kerja kerasnya.

Karena mereka tidak sekedar bisa, tetapi mereka adalah ahli di bidangnya. Mereka fokus melakukan spesialisasi, bukan generalisasi, yang serba bisa tapi tidak ahli. Anda bisa naik sepeda motor, tapi apakah Anda dapat bersaing dengan Lorenzo di MotoGP ? Anda bisa bulu tangkis tapi apakah Anda masuk ke pelatnas ? Penjual yang laris, adalah karena mereka mahir berjualan. 

Dari semua bidang yang Anda kerjakan, Anda harus mampu mengembangkan salah satu bidang keunggulan dan berkinerja sangat baik, disesuaikan dengan sasaran yang Anda pilih. Jika Anda suatu saat nanti memang bisa menguasai keterampilan tertentu, pertimbangkanlah keterampilan apa yang paling cepat membawa Anda melesat ke puncak lalu cari tahu apa yang harus Anda lakukan.

Kekuatan kita ibarat otot, membutuhkan latihan yang keras untuk mengembangkannya hingga dapat meraih keunggulan dalam berkompetisi. Seperti kata Michael Jordan,” Semua orang memiliki bakat, tetapi dibutuhkan kerja keras untuk mengubahnya menjadi kemampuan.”


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Jumat, 11 Juli 2014

Memiliki Atau Dimiliki


Pasti Anda bertanya-tanya dengan judul ini, karena memang sengaja tanpa ditambahkan obyek di belakangnya. Saya cuma ingin berbagi pengalaman mengenai target, bukan yang lain. Kalau boleh jujur, tidak semua target yang saya kejar dapat tercapai. Saat dapat mencapainya, memang ada rasa puas dan bangga dengan apa yang telah saya lakukan. Namun, saat saya tidak mencapainya timbul perasaan sesal.

Berupaya mencapai target memang mengorbankan banyak hal, seperti tenaga, pemikiran dan waktu yang lebih banyak. Kesibukan telah membuat saya banyak kehilangan waktu untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan para kolega. Teman-teman mengeluh kalau mereka menemui  kesulitan ketika mau bertemu karena harus membuat janji terlebih dulu.

Di rumah, target-target ini juga membuat kita menomorduakan hubungan dengan keluarga. Jadwal yang ketat membuat kita terlalu sibuk, sehingga sulit mengatur waktu untuk melancong bersama keluarga. Kalau pun ada yang kita prioritaskan untuk keluarga adalah karena memang ada hal-hal penting yang tidak bisa ditunda lagi. Padahal, kalau dipikir-pikir, apakah yang sebenarnya kita cari dalam hidup ini ? Targetkah atau kebahagiaan itu sendiri ? 

Ada cerita menarik mengenai seorang pengusaha yang berlibur ke sebuah desa, di daerah pesisir. Ketika berjalan menyusuri pantai, ia berjumpa dengan seorang nelayan yang sedang bermain dengan dua orang anaknya. Pengusaha ini keheranan dan bertanya, kenapa nelayan itu tidak mau bekerja lebih keras, padahal hidupnya masih serba kekurangan.

“ Coba katakan apa yang harus saya lakukan ?” tanya si nelayan.

“ Belilah kapal yang lebih besar ! Dengan demikian Anda dapat menangkap lebih banyak ikan, “ kata si pengusaha.

Nelayan kembali bertanya, “ Dengan ikan yang lebih banyak, apa yang saya dapat lakukan ?”

“ Juallah ke kota, agar Anda mendapat uang lebih banyak,” jawab si pengusaha.

“ Dengan uang itu, Anda dapat mempunyai rumah yang lebih bagus dan menyekolahkan anak-anak supaya menjadi orang yang pintar. Nah dengan semua yang Anda miliki, Anda akan sangat bahagia.”

Mendengar penjelasannya, si nelayan tertawa geli, “ Kalau kebahagiaan yang saya cari, untuk apa repot-repot, sekarang saya sudah bahagia.”

Pemikiran orang sederhana ternyata berbeda dengan orang-orang seperti kita. Kita yang mengklaim sebagai manusia lebih maju, menciptakan target kita sendiri yang sengaja dibuat lebih tinggi dari kemampuan kita. Kemudian, target itulah yang mengejar-ngejar kita sepanjang tahun, membuat kita menjalani kehidupan dengan gelisah dan penuh ketegangan.

Tujuan hidup kita adalah untuk mendapatkan kebahagiaan. Memang ada banyak orang yang berujar,  ” Saya baru bahagia apabila berhasil mencapai target.” Entah ucapan itu benar atau hanya sebagai penghibur diri, yang paling tahu adalah diri kita sendiri. Target-target  itu akan selalu ada meskipun sudah tercapai karena pada giliran berikutnya pasti akan ada target baru lagi, bahkan semakin besar.

Oleh sebab itu, bagi Anda yang memiliki target-target seperti saya, Anda boleh ‘memiliki’ target tapi jangan sampai ‘dimiliki’ oleh target. Coba renungkan perbedaan yang mendalam dengan kedua kata tersebut. 


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Kamis, 10 Juli 2014

Motif Dasar


Dalam salah satu hasil karyanya, Aristoteles berkata bahwa dibalik setiap motif manusia, ada sebuah motif lain lagi yang mendasari segalanya, yaitu ‘untuk menjadi bahagia’. Dan itu menjadi dasar suatu dorongan emosional yang memicu semua tindakan dan tingkah laku manusia. ‘Hasrat untuk menjadi bahagia’, merupakan salah satu motivator manusia yang paling kuat.

Berapa persen dari tindakan kita mengambil keputusan yang berdasarkan alasan rasional dan berapa persen yang didasari alasan emosional ? Pertanyaan menarik ini sering dilontarkan oleh para trainer kepada para peserta seminar dalam kelas marketing dan penjualan, dan kebanyakan dari mereka menjawab 80/20 atau 90/10.

Menurut Brian Tracy, manusia bertindak 100 persen secara emosional. Manusia, termasuk kita, memutuskan secara emosional dan kemudian membenarkan secara logika. Kita membuat keputusan dengan spontan, kadang dengan pandangan sekilas atau sepotong informasi, lalu kita menghabiskan waktu berjam-jam atau hari menopang keputusan tersebut dengan pembenaran-pembenaran logis.

Alasan orang membeli sesuatu adalah mereka merasa bahwa mereka akan lebih bahagia setelah membelinya, apa pun barang itu. Keputusan untuk membeli biasanya merupakan antisipasi terhadap bagaimana perasaan mereka nantinya setelah membeli, apakah akan lebih bahagia atau tidak.

Dapat diambil kesimpulan, apabila Anda berbisnis, harus memiliki tujuan membuat ‘pelanggan lebih bahagia’. Ini yang harus Anda capai pada setiap pelanggan agar mereka setia, membeli dan membeli lagi dari Anda. Buatlah para pelanggan Anda lebih bahagia dibandingkan jika ia membeli dari orang lain. Kebahagiaan, kata kuncinya.

Demikian juga ketika Anda menjadi pemimpin perusahaan atau organisasi, jawablah pertanyaan ini, “ Bagaimana Anda dapat memperoleh kontribusi terbaik dari setiap orang yang menjadi bawahan Anda ?” Jawabannya sama, “ Buatlah mereka bahagia “.

Lakukanlah dengan benar, mulai dari awal proses perekrutan hingga ke langkah akhir masa pensiun. Mereka harus bahagia bersama Anda, dengan pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, lingkungan kerja mereka dan dalam interaksi mereka dengan pelanggan, pemasok atau siapa saja sehingga segala hal yang mereka kerjakan berdampak maksimal bagi perusahaan Anda.

Sesungguhnya, ‘membuat mereka bahagia’ adalah sangat sederhana dan mudah dilaksanakan. Yang penting Anda mau menerapkan aturan ini di dalam seluruh tindakan Anda,“ Perlakukanlah orang lain seperti Anda ingin diperlakukan.” Prinsip ini sangat sederhana dan menjadi pegangan sebagian besar ajaran agama.

Tantangan sesungguhnya, bukan karena kita tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Siapa pun tahu dengan tepat apa yang harus dilakukan, hanya masalahnya mungkin kita lupa melakukan hal-hal yang membuat orang bahagia. Lalai karena perhatian kita teralihkan oleh hal-hal lain, menolak melakukannya karena menganggap kurang penting dan yang terparah membuat orang lain menjadi tidak bahagia, akibat tindakan yang tidak kita sadari.

Dengan mengetahui motif dasar manusia lalu memahami mengapa dan bagaimana orang berpikir dan bertindak, maka Anda memahami bagaimana mengembangkan diri Anda menjadi pribadi yang mengerti bagaimana memunculkan potensi terbaik dari diri Anda dalam segala hal yang Anda lakukan terhadap orang lain. Buatlah mereka lebih bahagia ketika berhubungan dengan Anda, siapa pun orang itu.

“Anda tidak akan dapat membahagiakan orang lain, apabila Anda sendiri tidak berbahagia.”


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Selasa, 08 Juli 2014

Saya Tidak Perlu Mematuhinya


Saat debat Capres yang pertama, salah satu capres mengungkapkan kepada capres satunya bahwa timnya telah berpesan, “ Jangan sekali-kali setuju dengan pendapat pihak lawan, tetapi kali ini saya tidak mematuhinya, dan saya setuju dengan Anda.” Tepuk tangan pun memenuhi ruangan itu. 

Karena salah satu capres tadi menggunakan kata-kata itu terhadap tim pendukungnya, saya jadi ingat ketika suatu hari ada yang bertanya kepada saya, “Mampukah seorang yang pemalu seperti saya berubah menjadi penuh percaya diri, pak ?”  “ Ya, Anda sanggup melakukannya,” jawab saya. Silakan tulis empat kata ajaib ini dengan huruf tebal, ' Saya Tidak Perlu Mematuhinya.”

Seperti kita ketahui bahwa setiap orang memiliki citra diri. Dalam istilah yang sederhana, citra diri adalah bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai orang tertentu. Strateginya adalah mengganti citra diri yang semula pemalu menjadi yang penuh percaya diri.

Apabila Anda melihat diri sendiri sebagai orang yang percaya diri, maka Anda pun akan bertindak dengan penuh percaya diri, karena semua tindakan lahiriah merupakan ekspresi dari pelbagai pikiran yang memicunya. Di sisi lain, apabila Anda melihat diri sendiri sebagai orang yang minder, perilaku Anda pun mengikuti perintah yang dimunculkan oleh gambaran diri yang negatif itu. 

Sewaktu Anda terancam oleh keadaan yang memerlukan keberanian, berhentilah Anda sejenak dan perhatikan gambaran diri Anda yang sedang berbisik mengatakan bahwa Anda benar-benar takut. Tapi jangan hiraukan, tegaskan pada diri Anda secara pelan dan sungguh-sungguh,” Saya tidak perlu mematuhinya.” 

Anda benar-benar tidak perlu memikirkan citra negatif yang dibisikkan kepada Anda. Hal itu hanya perasaan yang selama ini memperdaya dan mencurangi Anda. Tidak perlu bersusah payah untuk meyakinkan diri Anda tentang kepercayaan diri. Pakai empat kata ajaib tersebut untuk memberikan perlawanan dan menghancurkan kebiasaan buruk itu. Gunakanlah sesering mungkin.

Seorang guru menanyakan kepada anggota kelas yang berlatar belakang beragam, apakah mereka cukup percaya diri untuk memberikan sambutan atau ceramah singkat dan bebas memilih topik yang mereka suka. Banyak anggota yang tersenyum dan menggelengkan kepala.

Sang guru kemudian berkata,” Betapa mudahnya Anda bercakap-cakap dengan teman. Anda tidak kesulitan mengungkapkan sesuatu yang tengah Anda pikirkan. Tidak sedikitpun memperlihatkan rasa gugup, Anda semua berbicara dengan lancar. “

Salah seorang anggota berujar,” Saya paham, ternyata kepercayaan diri memang ada di dalam diri kita setiap saat. Saya tidak mampu berbicara di depan kelas lantaran saya takut saya tidak akan memberikan kesan baik.” 

Anda sebelumnya mempunyai piring yang tertutup serbet. Untuk mendapatkan piring itu, Anda tidak perlu membuatnya. Tetapi yang harus Anda lakukan ialah menyingkirkan serbet itu, dan piring pun akan Anda dapatkan, karena ‘piring itu selalu ada di sana’. 

Meraih kepercayaan diri tak ubahnya seperti berpijak pada sebuah eskalator yang sedang berjalan naik. Anda bisa berdiri di bagian mana saja dan eskalator itu akan membawa Anda ke atas. Pikiran alamiah kita sebenarnya bebas dari rasa malu atau takut, tetapi pengalaman negatif masa lalu yang menutupi keadaaan aslinya. Dan Anda tidak perlu lagi mematuhi bisikan diri Anda yang menyatakan Anda takut, karena kepercayaan diri memang ada di dalam diri Anda. Anda hanya perlu menegaskan, “ Saya Tidak Perlu Mematuhinya ”.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

Senin, 07 Juli 2014

Maafkan Saja


Suatu malam saya dapat sms dari seorang rekan yang mohon petunjuk bagaimana harus mengambil sikap. Rekan tadi menyimpan dendam dan sakit hati terhadap perlakuan seseorang yang mungkin sudah sangat melukainya selama bertahun-tahun. Namun rekan tadi tidak terlalu gegabah bertindak walaupun ada kesempatan baginya untuk membalaskan dendam. 

Saya pun membalas smsnya dengan memberikan nasihat bahwa ‘memaafkan’ adalah pilihan terbaik. Karena sesungguhnya, balas dendam ‘terbaik’ bagi musuh Anda adalah memaafkan mereka. Semua yang sudah terjadi adalah masa lalu yang tidak dapat kita ubah, satu-satunya yang dapat kita ubah adalah bagaimana kita menyikapi kejadian itu.

Memaafkan memang tidak akan mengubah masa lalu, tapi dapat dipastikan akan mengubah masa depan. Orang-orang yang luar biasa akan selalu melihat masa depan. Kemampuan kita memaafkan orang lain juga menunjukkan kualitas kasih yang kita miliki. Jangan percaya mitos yang salah bahwa memaafkan hanya akan menguntungkan orang yang menyakiti kita.

Tidak diperlukan dua orang untuk memaafkan, cukup satu orang yaitu diri kita sendiri. Memaafkan adalah kegiatan satu arah bukan dua arah. Jadi, janganlah pernah menunggu seseorang minta maaf kepada Anda. Maafkan saja sekarang, karena ini adalah pilihan terbaik agar kita bahagia. Bahkan bila perlu, orang yang kita maafkan tidak perlu tahu bahwa kita sudah memaafkannya.

Menolak memaafkan orang lain merupakan sumber terbesar penderitaan manusia. Jangan sampai kejadian buruk atau tindakan buruk seseorang memengaruhi kualitas tindakan kita. Anggaplah orang yang menyakiti kita sebagai peluang bagi kita menumbuhkan sifat rela memaafkan dan rasa kasih tanpa syarat seperti yang diajarkan oleh sang Pencipta.

Ada cerita tentang dua orang lelaki bekas tapol (tahanan politik) yang dulu sama-sama di penjara pada jaman orde baru. Mereka berdua bersahabat dan sudah sama-sama bebas dari penjara. Suatu hari mereka bertemu , sambil ngobrol salah seorang bertanya kepada sahabatnya, “ Apakah kamu sudah melupakan rezim orde baru ?”

Si sahabat menjawab,” Ya sudah.”  Lalu temannya berkata,” Saya belum bisa melupakan. Saya masih sangat membenci mereka.” Si sahabat tertawa kecil seraya berujar, “ Kalau begitu mereka masih memenjarakan dirimu.” Musuh kita sebenarnya bukanlah orang yang membenci kita, tetapi orang yang kita benci.

Menjalankankan konsep memaafkan akan membuat hidup kita lebih ringan. Banyak sekali kejadian yang memancing emosi kita. Saya masih ingat ketika membeli sebuah mobil dari sebuah show room di daerah Kelapa Gading Jakarta. Belum sepuluh menit mobil saya kendarai, kedua spion saya lenyap disambar orang di perempatan lampu merah.

Kita mungkin berpikir bahwa orang-orang tidak tahu diri ini sudah sepantasnya kita benci. Tapi kita lupa bahwa kebencian atau kemarahan yang kita simpan hanya merugikan diri sendiri. Saya jalankan saja konsep memaafkan, mungkin mereka memang membutuhkan uang untuk makan atau berobat karena keluarganya ada yang sakit sehingga mereka nekad mencuri.

Dalam bukunya ‘Forgiveness, The Greatest Healer of All,  Gerald G. Jampolsky mengemukakan bahwa  “ Memaafkan adalah jalan terpendek menuju Tuhan.”


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.