Bersama jajaran Manajemen dan Karyawan yang dibawahinya.

Liburan bersama keluarga

Bersama istri tercinta "Laniati Dewi".

Hidup hanya sekali...Hiduplah dengan Luar Biasa !!

Bersama manajer pelumas "Sutoyo Wijaya" salah satu divisi yang dibawahinya

Senin, 08 Februari 2016

Penerimaan


Aku khawatir akan tidak mudah mendekati cucu yang pertama karena jauh dan jarang bertemu. Ia tinggal di Batam sementara ayahnya mencari nafkah di Singapura. Berbeda dengan cucu kedua yang tinggal di Jogya, dekat dan lebih sering bertemu. Kita memang dibentuk untuk mencari penerimaan dari orang lain. Bayi usia dini juga memulainya dengan memandang ke wajah ibu dan ayahnya untuk melihat apakah ia disayangi, diterima, dianggap penting, cerdas, lucu dan sebagainya walaupun ia belum mengerti benar. Setelah dewasa pun kita masih memiliki kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, bahkan oleh orang yang tidak kita kenal. Ketika kita bertemu dengan orang lain, hal pertama yang kita reka-reka adalah tingkat tertentu penerimaan dari orang itu. Kita memandang pada mata, senyuman, wajah dan bahasa tubuh orang lain untuk melihat apakah dia menerima diri kita dan senang dengan kehadiran kita. Jika kita merasa diterima, barulah kita merasa lebih baik. Soal penerimaan ini bisa menjadi masalah jika kita menetapkan syarat-syarat tertentu pada orang lain. Selama kita menerima orang lain dengan sungguh-sungguh tanpa syarat maka semuanya akan berjalan lebih mudah. Kita akan selalu membuat orang lain merasa aman dan santai bersama kita.

Minggu, 24 Januari 2016

Solaria


Bukan maksudku untuk ikut mempromosikan rumah makan Solaria ini, aku tidak memiliki hubungan apa-apa dan mengenal pemiliknya pun tidak. Cuma resto ini sering menjadi pilihanku jika sedang terburu-buru karena kecepatan mereka melayani, dan yang paling penting karena menyediakan menu favorit kesukaanku yaitu nasi goreng spesial yang cocok dengan selera. Kelebihan pada resto ini rasa nasi goreng spesialnya itu selalu sama di mana pun Solaria itu berada. 
Di resto lain, kita dapat menikmati hidangan terlebih dahulu baru membayar kemudian. Di Solaria, kita tidak mungkin bisa menikmati hidangan tanpa membayar penuh di muka. Kita harus membayar dulu di kasir, kemudian menunggu makanan datang. Persis berlakunya hukum alam semesta, setelah kita menabur, maka kita akan menuai, sebab dan akibat. 

Kehidupan yang kita nikmati hari ini merupakan pencerminan dari harga yang telah kita bayar sebelumnya. Kehidupan yang akan kita nikmati pada masa depan juga akan mencerminkan harga yang kita bayar saat ini dan masa tersebut. 

Jika makan di Solaria saja kita harus bersedia membayar penuh di muka, apalagi untuk mencapai sukses kita. Bertekadlah untuk membayar harga penuh di muka untuk sukses setiap kali.

Minggu, 10 Januari 2016

Monster sungai

Siang ini saya bertemu beberapa teman lama dari hiswana migas (himpunan wiraswasta minyak dan gas bumi) di sebuah acara hajatan. Sudah lama jarang bertemu dengan mereka, karena saya lama tidak aktif di organisasi itu, yang aktif hanya anak dan istri saja. Selain menanyakan tentang kabar kesehatan, mereka juga menanyakan kegiatan bisnis saya di luar bidang migas.

Kebanyakan dari mereka adalah para pemain lama dalam bidang migas yang sudah berada di zona nyaman, sehingga mereka kadang tidak berani mencoba bisnis baru selain bisnis yang sudah mereka kuasai. Itulah kenapa mereka menanyakan bagaimana awal punya keberanian melakukan terobosan. Jawaban saya agak mirip sebuah cerita tentang Monster sungai yang sengaja saya kutip dari buku Anthony de Mello.


Suatu hari, seorang pendeta yang sedang khusuk berdoa merasa terganggu oleh anak-anak. Untuk menghalau anak-anak itu, pendeta itu mengarang cerita. Ia berkata kepada anak-anak itu," Cepat pergilah ke sungai, kalian dapat melihat monster yang menyemburkan api lewat lubang hidungnya." Sebentar saja semua orang di desa itu mendengar kabar penampakan dari monster itu, mereka bergegas menuju sungai. Sang pendeta itu lalu ikut bergabung bersama banyak orang. Sembari berlari tersengal-sengal sejauh empat mil, ia terus bicara sendiri, " Memang aku sendiri yang mengarang cerita, tapi siapa tahu benar-benar ada !"

Kadang, cara yang paling baik untuk memiliki keyakinan pada kesuksesan yang akan kita wujudkan adalah meyakinkan orang lain bahwa kesuksesan itu benar-benar dapat dicapai. " Awalnya, saya meyakinkan para karyawan melalui motivasi bahwa perusahaan akan sukses walau saya sendiri belum yakin. Akhirnya, saya sendiri yang jadi termotivasi dan yakin bisa sukses," kataku menjelaskan kepada teman-teman hiswana migas itu.