Aku khawatir akan tidak mudah mendekati cucu yang
pertama karena jauh dan jarang bertemu. Ia tinggal di Batam sementara
ayahnya mencari nafkah di Singapura. Berbeda dengan cucu kedua yang
tinggal di Jogya, dekat dan lebih sering bertemu. Kita memang dibentuk
untuk mencari penerimaan dari orang lain. Bayi usia dini juga memulainya
dengan memandang ke wajah ibu dan ayahnya untuk melihat apakah ia
disayangi, diterima, dianggap penting, cerdas, lucu dan sebagainya walaupun
ia belum mengerti benar. Setelah dewasa pun kita masih memiliki
kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, bahkan oleh orang yang tidak
kita kenal. Ketika kita bertemu dengan orang lain, hal pertama yang kita
reka-reka adalah tingkat tertentu penerimaan dari orang itu. Kita
memandang pada mata, senyuman, wajah dan bahasa tubuh orang lain untuk
melihat apakah dia menerima diri kita dan senang dengan kehadiran kita.
Jika kita merasa diterima, barulah kita merasa lebih baik. Soal
penerimaan ini bisa menjadi masalah jika kita menetapkan syarat-syarat
tertentu pada orang lain. Selama kita menerima orang lain dengan
sungguh-sungguh tanpa syarat maka semuanya akan berjalan lebih mudah.
Kita akan selalu membuat orang lain merasa aman dan santai bersama kita.
Senin, 08 Februari 2016
Minggu, 24 Januari 2016
Solaria
Bukan maksudku untuk ikut mempromosikan rumah makan
Solaria ini, aku tidak memiliki hubungan apa-apa dan mengenal pemiliknya
pun tidak. Cuma resto ini sering menjadi pilihanku jika sedang
terburu-buru karena kecepatan mereka melayani, dan yang paling penting
karena menyediakan menu favorit kesukaanku yaitu nasi goreng spesial
yang cocok dengan selera. Kelebihan pada resto ini rasa nasi goreng
spesialnya itu selalu sama di mana pun Solaria itu berada.
Di resto
lain, kita dapat menikmati hidangan
terlebih dahulu baru membayar kemudian. Di Solaria, kita tidak mungkin
bisa menikmati hidangan tanpa membayar penuh di muka. Kita harus membayar dulu di kasir, kemudian menunggu makanan datang. Persis berlakunya
hukum alam semesta, setelah kita menabur, maka kita akan menuai, sebab
dan akibat.
Kehidupan yang kita nikmati hari ini merupakan pencerminan
dari harga yang telah kita bayar sebelumnya. Kehidupan yang akan kita
nikmati pada masa depan juga akan mencerminkan harga yang kita bayar
saat ini dan masa tersebut.
Jika makan di Solaria saja kita harus
bersedia membayar penuh di muka, apalagi untuk mencapai sukses kita.
Bertekadlah untuk membayar harga penuh di muka untuk sukses setiap kali.
Minggu, 10 Januari 2016
Monster sungai
Siang ini saya bertemu beberapa teman lama dari
hiswana migas (himpunan wiraswasta minyak dan gas bumi) di sebuah acara
hajatan. Sudah lama jarang bertemu dengan mereka, karena saya lama
tidak aktif di organisasi itu, yang aktif hanya anak dan istri saja.
Selain menanyakan tentang kabar kesehatan, mereka juga menanyakan
kegiatan bisnis saya di luar bidang migas.
Kebanyakan dari mereka adalah
para pemain lama dalam bidang migas yang sudah berada di zona nyaman, sehingga
mereka kadang tidak berani mencoba bisnis baru selain bisnis yang sudah
mereka kuasai. Itulah kenapa mereka menanyakan bagaimana awal punya
keberanian melakukan terobosan. Jawaban saya agak mirip sebuah cerita
tentang Monster sungai yang sengaja saya kutip dari buku Anthony de
Mello.
Suatu hari, seorang pendeta yang sedang khusuk berdoa merasa
terganggu oleh anak-anak. Untuk menghalau anak-anak itu, pendeta itu
mengarang cerita. Ia berkata kepada anak-anak itu," Cepat pergilah ke
sungai, kalian dapat melihat monster yang menyemburkan api lewat lubang
hidungnya." Sebentar saja semua orang di desa itu mendengar kabar
penampakan dari monster itu, mereka bergegas menuju sungai. Sang pendeta
itu lalu ikut bergabung bersama banyak orang. Sembari berlari
tersengal-sengal sejauh empat mil, ia terus bicara sendiri, " Memang aku
sendiri yang mengarang cerita, tapi siapa tahu benar-benar ada !"
Kadang, cara yang paling baik untuk memiliki keyakinan pada kesuksesan yang akan kita wujudkan adalah meyakinkan orang lain bahwa kesuksesan itu benar-benar dapat dicapai. " Awalnya, saya meyakinkan para karyawan melalui motivasi bahwa perusahaan akan sukses walau saya sendiri belum yakin. Akhirnya, saya sendiri yang jadi termotivasi dan yakin bisa sukses," kataku menjelaskan kepada teman-teman hiswana migas itu.
Langganan:
Postingan (Atom)