Impian

Perjalanan saya kemarin ke Bali bertemu teman tidak hanya menghasilkan silaturahmi saja, tapi saya mendapat pencerahan tentang bisnis yang sedang saya impikan belakangan ini. Semenjak beberapa kali mengadakan acara gathering karyawan pada bulan Febuari s/d Maret 2013 di hotel Rosenda Baturaden, saya berkeinginan untuk memiliki hotel tersebut karena berada di lokasi yang sangat strategis. Hotel Rosenda adalah hotel yang cukup tua, didirikan diatas tanah seluas 2,5 hektare sekitar 30 tahun lalu tanpa ada renovasi atau perubahan sedikitpun, memiliki 66 kamar dan 34 cottage. Sayang sekali pemiliknya belum mau menjual walau saya sudah berusaha menawarnya.

Teman saya Doni, sekarang tinggal dan bekerja membangun hotel-hotel di Bali, sehingga seperti mendapatkan pencerahan tentang hotel, apalagi setelah diperkenalkan dengan pimpinannya pak Alfon yang sangat ramah dan baik yang bersedia datang menemui kami. Ceritanya tentang bisnis hotel semakin menguatkan niat saya untuk terjun di dalam bisnis ini. Pengetahuannya sangat luas dan mempunyai hubungan baik dengan pihak manajemen terkenal seperti Aston yang siap menjadi operator dalam menjalankan bisnis ini. Memiliki hotel berkelas international adalah mimpi saya untuk membawa Gelora Group menjadi world class company.

Saya percaya bahwa setiap orang memiliki impian dalam hati. Impian adalah alasan kita dilahirkan di dunia ini. Impian juga idealisme tertinggi kita, serta membuat kita menjadi percaya akan takdir. Impian juga awal dari perjalanan sukses kita.

Pernahkan Anda mengenal orang sukses yang sama sekali tidak tahu apa yang ia inginkan dalam hidup ? Saya pun tidak pernah. Kita semua membutuhkan tujuan yang cukup berharga untuk dikejar, dan impian menyediakan hal itu. Ibarat kompas, impian mengarahkan kita kemana harus pergi.

Impian juga mengembangkan potensi kita. Setiap peluang yang terlihat, setiap sumber daya yang ditemukan, dan setiap kemampuan yang dikembangkan menjadi bagian dari potensi kita untuk bertumbuh menuju impian. Semakin besar impiannya, semakin besar potensinya.

Impian membantu kita fokus atau menentukan prioritas. Banyak orang justru melakukan hal sebaliknya, bukannya berfokus pada impian dan meninggalkan hal-hal kurang penting, sungguh ironis sekali.

Impian membuat pekerjaan kita menjadi lebih bernilai. Impian menempatkan semua aktivitas kita pada perspektif yang benar. Tiap-tiap aktivitas menjadi bagian yang penting dari sebuah gambaran besarnya. Ini mengingatkan saya pada kisah seorang reporter yang mewawancarai tiga orang pekerja bangunan yang sedang mengaduk semen di lokasi proyek. “ Apa yang sedang Anda lakukan ?” tanya reporter itu kepada pekerja yang pertama. Ia menggerutu dan menjawab,” Saya sedang mencari uang.” Kemudian reporter itu mengajukan pertanyaan yang sama kepada pekerja kedua yang segera menoleh dan menjawab,” Saya sedang mengaduk semen.” Lalu ia memperhatikan pekerja ketiga yang sedang bekerja sambil bersiul. Tanyanya pada pekerja ketiga,” Apa yang  Anda lakukan ?” Pekerja itupun berhenti bekerja sejenak dan menjawab dengan penuh semangat, “ Saya sedang membangun rumah untuk tuna wisma.” Ia mengelap tangannya dan menunjuk, “ Lihatlah dapurnya ada disana, ruang tidur akan ada disebelah sana.” Semua pekerja melakukan hal yang sama, namun hanya pekerja ketiga yang termotivasi oleh impian yang lebih besar. Ia bekerja untuk mewujudkan sebuah impian dan itu menambah nilai pada kerja kerasnya.

Ketika kita memiliki impian, kita tidak hanya duduk manis dan berharap semuanya baik-baik saja. Kita berperan aktif untuk mewujudkan tujuan dan makna dalam hidup kita. Impian memang bukan jaminan, namun peluang kesuksesan kita akan meningkat drastis jika memilikinya. Beranilah bermimpi dan bertindak untuk mewujudkannya.Lakukan itu , apa pun masalah,kondisi dan hambatan yang Anda hadapi. Kita semua punya potensi untuk menjadi hebat. Kita sudah berada dijalur yang benar ketika kita mempunyai impian yang ingin kita kejar berapa pun harganya.

Bagaimana dengan Anda, apakah impian Anda ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.