Selasa, 25 Maret 2014

Briefing Pagi


Beberapa tahun belakangan ini, sebagian besar unit bisnis kami sudah melakukan morning briefing atau shift briefing ( bagi yang bekerja shift ) setiap akan mengawali aktivitas bekerja. Briefing ini sebaiknya dilakukan dengan pesan inti atau agenda yang jelas, disampaikan secara singkat, sekitar 10 sampai 15 menit. 

Sesuai dengan arti kata “ brief ”, yaitu pendek, singkat, maka pesan tersebut harus singkat, padat dan jelas. Yang perlu dicapai adalah menyatukan persepsi kerja, komunikasi dua arah atau interaktif untuk mendeteksi masalah secara dini, memberikan semangat dan melatih sikap, pikiran dan perilaku anggota tim. 

Mengevaluasi tugas sebaiknya tidak dimasukkan sebagai agenda, karena akan memakan waktu lebih lama, tetapi diagendakan tersendiri. Proses evaluasi adalah membahas sesuatu yang sudah terjadi, sedangkan briefing pagi adalah lebih bersifat preventif atau mengantisipasi berbagai kemungkinan kesalahan yang mungkin muncul. Jadi tujuan utama briefing pagi adalah memberikan arahan atau panduan ke depan, supaya bisa bekerja lebih efektif dan produktif.


Setiap atasan langsung sebaiknya memahami bahwa briefing juga sebagai sarana untuk mendidik pikiran, motivasi, sikap dan perilaku karyawan. Anda pasti setuju dengan saya, bila semua masalah teknis yang terjadi, seringkali ditimbulkan oleh masalah-masalah non teknis seperti perilaku negatif, kebiasaan buruk, tidak efektif dan kontra produktif dari manusianya.

Sebagai panduan dalam menyelenggarakan briefing yang baik dan efektif,  setiap briefing sebaiknya dapat mencakup beberapa hal :

Core Briefing ( Arahan Inti ) adalah tentang apa yang mau disampaikan tentang inti dari pola pikir, sikap, perilaku, kebiasaan atau nilai-nilai yang perlu dilatih, diajarkan dan ditanamkan kepada tim kerja. Misalkan tentang “ Kenapa harus mencapai target ?”, “ Menyamakan persepsi tentang tugas “, atau “ Tentang Efektivitas dan Produktivitas Kerja “, dan lain-lain.

Apa yang harus dilakukan ?  Bagian ini bisa berisi tips-tips atau kiat-kiat praktis dan singkat yang perlu dilakukan untuk menerapkan pesan inti, bisa berupa diskusi interaktif antar anggota tim sehingga diperoleh cara yang terbaik mencapai tujuan berdasarkan hasil kesepakatan.

Penjelasan lebih lanjut.  Bagian ini adalah untuk memperdalam pembahasan dengan seluruh anggota tim. Anda bisa membahas bagian ini di kesempatan briefing berikutnya.  Satu topik boleh dibahas berulang-ulang dari sudut tinjauan yang berbeda, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik.

Kisah inspiratif. Cerita atau ilustrasi tetap merupakan cara penyampaian terbaik yang disukai oleh semua orang. Pesan inti yang ingin Anda sampaikan akan lebih mudah diserap, dipahami dan dimengerti oleh setiap orang. Gunakan kisah inspirasi singkat yang sesuai dengan pokok bahasan untuk mendukung pesan yang ingin disampaikan.

Jika Anda ingin menghendaki setiap anggota tim Anda lebih produktif dan berprestasi, pimpinlah pikirannya, bukan tindakannya. Pengaruhilah sikap perilakunya, bukan hanya menegur orangnya. Bentuklah kebiasaan kerjanya, jangan hanya memarahi hasil kerjanya.  Seorang pemimpin harus menempatkan briefing pagi sebagai agenda maha penting untuk mencapai kinerja yang maksimal setiap hari. Selamat berbriefing dengan lebih baik dan efektif !

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Comments
14 Comments

14 komentar:

  1. Artikel yang Sangat Luar Biasa,
    Terima Kasih Pak Han atas tambahan Ilmu-nya.

    Sebetul-nya Artikel ini lebih difokuskan untuk Para PEMIMPIN,
    dimana mereka harus bisa memanfaat-kan waktu(BRIEFING) yang seminimal mungkin untuk mencapai hasil(positif) yang semaksimal mungkin.

    Tapi menurut saya,...Setiap Manusia adalah PEMIMPIN,
    dan saya sekarang sedang memimpin diri saya sendiri,...
    saya memimpin apa yang harus saya lihat,
    saya memimpin apa yang harus saya dengarkan,
    saya memimpin apa yang harus saya fikirkan,...dLL...

    dan apabila saya berhasil memimpin dan membawa diri-saya kearah yang BENAR(sesuai kehendak tuhan),
    Maka TUHAN akan memberikan Peluang kepada saya untuk memimpin orang-lain,...Itulah yang saya YAKINI !

    dan FILOSOFI yang harus dipegang oleh Para PEMIMPIN adalah;
    I can't change other people but they can change themselves...Saya tidak bisa mengubah orang lain tetapi mereka dapat mengubah diri mereka sendiri.

    Jadi,saya sangat setuju sekali dengan PENDAPAT Pak Handojo diatas;...
    Pengaruhilah sikap perilakunya, bukan hanya menegur orangnya.
    Bentuklah kebiasaan kerjanya, jangan hanya memarahi hasil kerjanya.
    Karena Inti dari KEPEMIMPINAN adalah bukan JABATAN tetapi MEMPENGARUHKAN KEBAIKAN.

    Ini Artikel yang sangat Luar-Biasa sekali,
    Terima Kasih sekali sudah berbagi Pengetahuan kepada saya,...Tuhan Selalu Memberkati !

    Salam Sukses,HIDUP LUAR BIASA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Nuzul, banyak orang beranggapan bahwa ilmu kepemimpinan hanya untuk seorang pemimpin. Bahkan ada yang mengatakan, " Nanti kalau saya sudah diberi jabatan barulah saya akan belajar memimpin." Cara berpikir seperti inilah yang membuat seseorang tidak naik ke puncak, Belajarlah dulu ilmu kepemimpinan, dan buktikan bahwa kita pantas diberi jabatan sebagai seorang pimpinan. Namun komentar Anda tidak menyiratkan seperti kebanyakan orang, karena Anda menyikapi tulisan ini dengan baik, dan menganggap sebagai ilmu pengetahuan. Terima kasih.

      Terima kasih juga atas kontribusi Anda untuk selalu hadir di blog ini. Semoga Tuhan memberkati.

      Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.
      '

      Hapus
    2. Syabas..anda sungguh hebat. Motivasikan minda dan diri sendiri. Terbaik!!

      Hapus
  2. Saya setuju....Pak.
    Briefing sebelum bekerja sangat bermanfaat....dengan briefing selain sebagai sarana untuk mendidik pikiran ,motivasi,sikap dan prilaku karyawan..briefing juga dapat menciptakan suatu kekompakan kerja sama team dan sarana penyampaian informasi untuk perbaikan suatu pekerjaan.

    Salam Sukses,Hidup Luar Biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, atas persetujuan Anda, pak Samun. Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

      Hapus
  3. super, Pa,,
    satu pertanyaan Pa,,
    bagaimana agar kita disenangi oleh bawahan kita, Pa??
    ini hal yg sangat sulit, dan saya sedang mengalami hal ini, dan sangat mengganggu pkiran saya, sehingga ada kalamya saya berniat untuk berhenti bekerja saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf jika pertanyaan ini telat saya respon, karena ternyata nyangkut dan harus disetujui dulu baru bisa masuk. Tapi mudah2an masih dapat Anda baca jawabannya.
      Mas Dadang, jangan patah semangat untuk belajar, apalagi berhenti bekerja karena tidak disukai oleh bawahan. Ingat, bahwa semua permasalahan itu bersumber dari diri kita sendiri. Mereka tidak akan peduli seberapa Anda pintar atau mumpuni dalam bekerja, kecuali seberapa besar Anda peduli terhadap mereka, para bawahan Anda. Jadi kuncinya sederhana, tumbuhkanlah rasa empati terhadap mereka, maka dengan sendirinya mereka akan empati terhadap Anda. Hargailah mereka maka Anda akan dihargai. Sukailah mereka, maka Anda akan disukai.

      Kalau masih belum jelas bisa kontak lewat email atau inbox facebook ke saya. Mudah2an membantu, selamat belajar.

      Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.


      Hapus
  4. Salam sukses
    Perkenalkan nama saya Imron Rosadi
    Saya mempunyai masalah volume suara yg kecil ketika briefing..
    Mohon kiranya solusi apa yg bisa membuat suara saya sedikit lantang dan jelas?

    Terimakasih
    Salam sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf saya terlambat membalas komentar Anda, karena ternyata ada gangguan teknis sehingga tertahan menunggu moderasi dan baru hari ini saya bisa membalasnya. Mas Imron, mengenai suara kecil mungkin sudah kehendak yang maha kuasa, tapi tentu jangan patah semangat. Usahakan untuk sering2 berlatih, coba latihan di alam bebas agar Anda tidak ragu mengeluarkan energi Anda. Mengenai kurang lantang bisa jadi karena kita kurang percaya diri atau ragu-ragu menghadapi orang banyak, sedangkan kejelasan suara adalah soal artikulasi disamping masalah volume. Biarpun lemah kalau artikulasinya bagus masih akan terdengar jelas. Saya yakin kalau Anda bisa mengatasi hambatan mental dan rajin berlatih, masalah Anda akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Ada lagi trik yaitu dengan dibantu power dari luar, seperti saya ketika sedang serak dan lemah maka saya besarkan volume mic agar terbantu. Mungkin sementara itu yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat, mas Imron. Salam sukses, hidup luar biasa !

      Hapus
  5. salam kenal bpk handoko,,

    saya mau share sedikit mengenai tugas baru saya pak..
    besok senin saya akan memulai kerja baru saya di posisi spv sebuah restourant di jkt..
    yang saya tanyakan adalah,,
    bagaimana cara awal saya mengawali briefing yg baik di pagi awal saya mulai masuk kerja?
    apakah isi dlm briefing saya hanya memperkenalkan diri saja,, "itu pasti" dn apa harus saya mulai jg dngan membicarakan visi dn misi perusahaan tmpt saya bkrja? mohon pencerahannya pak,, karna posisi ini baru buat saya..

    trima kasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengisi briefing jangan terlalu formal, berikan kesan hangat dan bersahabat. Setelah perkenalan, tunjukkan niat Anda, jadi visi misi Anda lebih dulu. Jangan terlalu kaku, bisa menggunakan cerita-cerita karena pada dasarnya semua orang suka mendengarkan cerita. Yang paling penting dalam memimpin adalah hilangkan "saya" dan rubah menjadi "kita". Megenai visi misi perusahaan bisa belakangan sambil berjalan. Utamakan hubungan baik dengan semua orang dalam perusahaan yang baru itu terlebih dulu. Mudah-mudahan cukup bermanfaat, kalau ingin kontak lebih cepat ikuti facebook Handojo Wibowo bisa lebih interaktif. Salam sukses, hidup luar biasa.

      Hapus
  6. Terimakasih atas masukannya
    Salam sukses selalu..

    BalasHapus
  7. Salam sukses Pak Handojo.
    bagaimana cara agar intruksi yg kita berikan ke bawahan dpt dilaksanakan dengan baik dn tuntas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meskipun terlambat saya akan mencoba menjawab pertanyaan mas Irawan Syah. Jika sebuah instruksi tidak dapat terlaksana dengan baik dan tuntas tetap menjadi tanggung jawab atasannya. Ada dua hal karena mereka tidak mampu atau tidak mau. Untuk instruksi yang memerlukan kemampuan maka kita harus memberikan panduan sampai mereka bisa melakukan dengan baik dan tuntas. Pertama kita yang melakukan mereka melihat, setelah itu mereka melakukan dan kita yang melihat. Apakah sudah benar-benar bisa atau masih diperlukan supervisi ? Sampai mereka menjadi ahli. Jika mampu tapi tidak mau, maka yang perlu ditingkatkan adalah leadership kita supaya kita bisa memengaruhi mereka dengan baik sehingga dapat membuat mereka ingin melakukan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab. Mudah-mudahan cukup membantu. Saya lebih aktif di fb sekarang, bisa add saya sehingga bisa via messenger untuk komunikasi.

      Salam sukses, hidup luar biasa.

      Hapus