Seorang anak berusia tujuh tahun memiliki kegemaran makan ikan bandeng goreng.
Seperti kita tahu bahwa ikan bandeng adalah ikan yang lezat, namun mengandung
tulang-tulang halus di sekujur tubuhnya dan hal ini sangat berbahaya bagi anak
kecil. Setelah sang ibu memisahkan daging dari duri-duri ikan, barulah ia
memberikannya kepada sang anak. Itulah yang selalu dilakukan agar si anak dapat
memakannya dengan lahap.
Pada
suatu ketika, sang ibu tidak memisahkan daging dan duri ikan, tapi ia
memberikan langsung kepada si anak, dengan tujuan agar si anak mau belajar.
Setelah si anak mencoba beberapa lama untuk memisahkan duri-duri ikan dari
daging, akhirnya ia putus asa.
“ Saya
tidak bisa makan Bu, banyak sekali durinya,” ujar si anak.
Sang
ibu dengan tenang menjawab, “ Nak, kamu coba lihat banyak mana daging dan
durinya ?
“
Banyak dagingnya Bu, “ timpal si anak.
“ Nah,
kamu tahu mengapa kamu tidak bisa ? Itu karena kamu terlalu fokus pada durinya
bukan pada dagingnya.”
Sikap
kita sangat menentukan bagaimana cara pandang kita terhadap sebuah persoalan.
Bagi orang-orang positif, suatu masalah dapat menjadi titian tangga menuju
keberhasilan. Orang-orang positif selalu menjadikan setiap masalah sebagai
pelajaran berharga yang akan semakin mendekatkan mereka dengan kesuksesan.
Sementara itu, bagi orang negatif, suatu masalah bisa menjadi tembok penghalang
dan batu sandungan. Sesungguhnya kedua-duanya benar, hal yang membedakan adalah
cara pandang masing-masing terhadap suatu permasalahan.
Anda
mungkin pernah mendengar cerita tentang seorang anak kecil yang mengalahkan
raksasa. Di suatu desa ada seorang raksasa yang kebiasaannya adalah menakuti
dan menculik anak-anak kecil sebagai mangsanya sehingga seluruh penduduk desa
resah dan ketakutan. Suatu
ketika datanglah seorang anak muda dari desa lain yang memiliki tubuh kurus dan
tidak terlihat memiliki kekuatan. Mendengar cerita tentang raksasa jahat, si
pemuda bertanya,” Mengapa kalian tidak membunuh raksasa itu ?” Dengan mimik
ketakutan penduduk desa menjawab,” Bagaimana kami bisa membunuh, ia terlalu
besar untuk dipukul.” Dengan senyum percaya diri sang anak muda langsung
menimpali,” Ia tidak terlalu besar untuk dipukul, tetapi ia terlalu besar untuk
lolos dari pukulan kita.” Singkat cerita, konon sang anak muda dapat
mengalahkan sang raksasa dengan sebuah ketapel dan beberapa buah batu.
Saya
harap Anda menangkap pesannya, bahwa meraih apa yang Anda inginkan dalam kehidupan
ini tidaklah menuntut formula ajaib atau unsur-unsur rahasia. Sukses bukanlah
sulap atau kepandaian bersilat lidah melainkan belajar fokus. Fokuslah kepada
apa yang efektif ketimbang yang tidak efektif. Tetapi banyak orang masih fokus
pada hal-hal yang keliru.
Mereka-mereka
yang hidupnya pas-pasan setiap bulannya, belum mempelajari bagaimana meraih
kepandaian dalam soal keuangan. Mereka fokus pada pembelanjaan ketimbang meraih
dasar yang kuat untuk masa depan. Mereka yang kariernya mentok dalam suatu
pekerjaan karena mereka tidak fokus pada bidang-bidang dimana mereka cemerlang.
Dalam persoalan kesehatan pun mereka kurang sadar, mereka yang punya masalah
dengan obesitas atau kegemukan, karena mereka fokus kepada terlalu banyak makan
dan olahraga terlalu sedikit.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Prihal bandeng saya juga suka dengan bandeng dari kecil kalau ayah ke pasar pasti beli bandeng hanya saja bandeng yang saya makan adl bandeng presto jadi duri-durinya lunak, hhe
BalasHapusBetul apa yg di sampaikan pa Han Soal cara pandang seseorang dalam menyikapi sesuatu, terkadang kita melihat sesuatu ini sama dengan apa yang orang lain lihat, sudah tahu kubus punya banyak sisi, mengapa hanya melihat dari sisi depan saja, coba kita lihat dari sisi lainnya mungkin saja kita dapat melihat suatu yang berbeda di sana. Begitu juga dalam kehidupan.
Salam sukses , Hidup luar biasa
Jaman saya kecil belum ada bandeng presto, hehehe.... Semoga menginspirasi.
HapusSalam Sukses, Hidup Luar Biasa.
Dari artikel diatas mengajarkan seseorang untuk belajar mandiri juga,,,he....he..
BalasHapusSalam Sukses hidup Luar Biasa.