Rabu, 25 Maret 2015

Lokasi Merokok


Sebagai pecandu berat rokok, saya mempunyai ketajaman menemukan lokasi-lokasi yang tepat dan aman untuk merokok. Misal, ketika memasuki sebuah restoran yang selalu saya perhatikan pertama kali apakah ada orang yang sedang merokok di situ atau asbak yang tersedia di meja. Jika ragu, saya akan menanyakan kepada pelayan di mana diperbolehkan merokok.

Menemukan tempat merokok di Indonesia lebih mudah, karena hampir tidak ada larangan merokok kecuali di wilayah tertentu.  Terutama di area publik seperti di rumah sakit, mall, hotel, perkantoran, kendaraan umum dan lain-lain. Jika merokok di luar negeri, barulah kita harus lebih waspada karena beda negara beda aturannya. Melanggar aturan bisa kena denda yang cukup besar.

Ketika berada di area terbuka, saya bahkan tidak berani sembarangan merokok, beda ketika berada di negeri sendiri. Apalagi jika tidak tampak orang yang sedang merokok. Saya harus memandang ke bawah, mencari buangan puntung rokok orang lain, sebagai tanda bahwa pernah ada yang merokok di sekitar itu. Setelah yakin benar-benar aman, baru saya dapat merokok dengan tenang.


Kebiasaan merokok juga menyiksa ketika harus terbang, karena semua penerbangan saat ini adalah penerbangan bebas rokok. Karena itulah, saya selalu mencari tahu di mana lokasi area merokok di setiap bandara yang saya kunjungi. Saya banyak menemukan teman diskusi tak sengaja, berkenalan dengan sahabat baru, cuma dengan nongkrong di lokasi merokok bandara.

Kebiasaan saya mengobrol, terutama saat sedang melayani pelanggan, mengeram secara kejiwaan sehingga membuat saya tidak bisa berdiam diri ketika bertemu orang asing sekalipun. Sama seperti kebiasaan merokok saya yang belum bisa berhenti. Begitu banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat kita gali dengan mengobrol di manapun dengan siapapun dan dalam keadaan apapun.

Lokasi merokok seperti di bandara ini sangat memenuhi syarat untuk menunggu boarding, merokok sambil memperoleh informasi-informasi baru karena setiap orang adalah buku pelajaran. Untuk bisa mendapatkan pelajaran cukup banyak, maka kita harus melayani mereka ngobrol tentang topik apa saja dengan lebih bersikap sebagai pendengar dan penanya. 

Semakin mereka didengarkan semakin panjang mereka bercerita dan tugas saya cuma menyambung dengan pertanyaan lagi, sehingga ceritanya akan bertambah panjang. Cerita yang datang dari aneka pribadi dengan aneka latar belakang, bahkan aneka disiplin ilmu dan aneka sudut pandang, sungguh seperti bertemu dosen luar biasa. Benar-benar dapat memperkaya hati dan pikiran.

Bagi Anda yang tidak merokok, bisa Anda praktikkan di mana saja. Termasuk saat Anda duduk sendiri menunggu istri merampungkan urusan di pusat perbelanjaan. Bahkan di tempat parkir, saya sering ngobrol dengan tukang parkir setempat secara serius dan seru. Setiap ada kesempatan mendekati atau berdekatan dengan orang lain di lokasi manapun, kebiasaan ini tentu saya lakukan.

Kebiasaan baik yang akan terus saya pertahankan, karena mengandung bermacam-macam rezeki kemungkinan. Sementara kebiasaan buruk merokok ini belum bisa berhenti, maka lokasi merokok inilah yang sering saya jadikan universitas terbuka ketika bepergian. Sambil menyelam minum air, sambil merokok dapat pelajaran. 

Tapi namanya kebiasaan buruk, sebaiknya jangan ditiru karena merokok berbahaya bagi kesehatan. 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar