Kamis, 14 September 2017

Nol Demi Nol

Selangkah demi selangkah atau sedikit demi sedikit, mungkin sudah terlalu sering kita dengar, sehingga tidak terlalu kita perhatikan lagi, walaupun aturan ini masih tetap berlaku untuk sebuah kemajuan. Sebagai gantinya, aku mencoba istilah baru yaitu nol demi nol. Coba sekarang kita tulis penghasilan atau gaji kita di atas kertas kemudian kita tambahkan nol satu di belakangnya. Lalu tanyakan pada diri sendiri apakah tindakan kita sekarang memungkinkan kita mencapainya dalam lima tahun ke depan ? Jika jawabannya ya, tambahkan satu nol lagi di belakang sampai mendapat jawaban tidak. Di angka itu, kita menciptakan batasan-batasan kita sendiri. 



Penghasilan adalah hanya sekadar contoh. Pemikiran ini dapat kita terapkan pada tujuan lain seperti peraihan karier, kesuksesan bisnis, atau apa pun yang menjadi tujuan kita. Misalkan, sebagai atlit catur kita bisa gunakan pendekatan berbeda. Kita dapat menuliskan seperti ini : juara kabupaten, jika ya bisa lanjut ke juara provinsi, berikutnya ke juara nasional, juara asia dan seterusnya sebagai gantinya nol sampai mendapatkan jawaban tidak. Di situlah kita menetapkan batasan di dalam pikiran kita. Tugas kita adalah menghilangkan batas-batas pemikiran itu, kemudian mengembangkannya sebesar mungkin. Itulah kenapa pada tahun 1954 Roger Bannister mematahkan batasan yang selama ribuan tahun dipercaya bahwa berlari sejauh 1,6 km tidak mungkin di bawah 4 menit. Itulah kenapa rekor renang 100 m dari Weissmuler selama 17 tahun dipecahkan oleh seorang bocah perempuan berusia tiga belas tahun ! Saat kita mampu menghilangkan batas pemikiran yang membelenggu, barulah kita mampu melampauinya. Tentunya dengan melakukan tindakan selangkah demi selangkah, sedikit demi sedikit, nol demi nol.               

         
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar