Perjalanan memberikan motivasi di setiap spbu Gelora Group selama dua minggu penuh memang berat. Menderita radang tenggorokan adalah soal yang biasa terjadi ketika mengalami penurunan stamina. Karena bagian itulah yang bekerja paling berat sepanjang hari. Kalau tidak cuap-cuap ya saya merokok tak ada berhentinya. Tapi meskipun menderita sedemikian rupa, saya memperoleh kegembiraan yang jauh lebih berharga daripada sakitnya.
Maka,
ketika tiga bulan lalu saya harus absen karena terlalu banyak pekerjaan yang
mendesak dan tidak bisa ditinggalkan, sesungguhnya saya sedih sekali. Karena
saat berkeliling setiap tiga bulanan itulah, saya merasa bahagia karena telah
berbagi manfaat dengan seluruh karyawan spbu yang membutuhkannya. Sebagian besar
dari mereka sangat menunggu dan mengharapkan kehadiran saya.
Dan
ternyata, perasaan ditunggu dan bermanfaat itulah yang membuat saya merasa
berharga dan bermartabat. Perasaan bermartabat itu adalah sumber kebahagiaan.
Memiliki banyak uang tanpa memiliki martabat tentu bukanlah kekayaan. Uang
makin tebal tapi malah membuat kualitas hidup makin menipis. Bahkan banyak
sekali bukti jabatan meninggi namun hanya untuk membawa hidup seseorang merendah.
Begitulah
kira-kira hidup orang yang bukan pemenang sejati, bukan profesional tapi hanya
amatiran belaka. Di tangan seorang pemenang sejati seluruh soal yang ia miliki
tak terkecuali uang, kekuasaan, hanya akan membuat hidupnya semakin
bermartabat. Menjadi pemenang sesungguhnya hak setiap orang, asalkan dapat
mengalahkan diri sendiri. Karena pintu kemenangan sesungguhnya terletak di
dalam diri kita sendiri.
Mengalahkan
diri sendiri adalah perang yang tak berkesudahan dan merupakan soal yang paling
sulit di dunia. Di dalam diri sendiri ada banyak lawan yang tidak mudah
dikalahkan. Lawan yang menurut kita paling enteng sekalipun sudah langsung
menjadi lawan yang sulit dikalahkan, contohnya panca indera. Mengendalikan
panca indera memang sulit, apalagi semuanya.
Itulah
kenapa banyak industri-industri raksasa yang lahir dengan menggarap segmen ini,
tujuannya memuaskan panca indera manusia. Soal rasa, misalnya. Perusahaan kelas
dunia seperti Unilever juga tergiur untuk terus berinovasi memuaskan tuntutan
rasa melalui varian es krimnya seperti Magnum, yang besarnya omset sungguh tak
perlu diragukan lagi.
Melawan
tuntutan rasa di lidah mungkin masih bisa saya atasi sebab saya tak terlalu
mengutamakan soal rasa. Tapi kalau melawan rangsangan pada mata, terus terang
perlu perjuangan. Saya ini lelaki yang sudah beristri. Melihat wanita cantik
berkelebat rasanya berat untuk tidak tergoda melirik atau mencuri-curi. Saya
tidak berani melihat secara terang-terangan karena malu pada diri sendiri. Malu
tapi mau, itu persoalan kaum pria pada umumnya.
Jika
selama ini saya mencoba bertahan melawan kemauan mata itu lebih karena saya
berusaha keras mengendalikan
pengaruhnya. Pengendalian ini sebenarnya menunjukkan betapa lemahnya saya di
hadapan panca indera. Jika saya kalah, ada yang merosot mutunya dalam hidup
saya. Kemerosotan itu mendatangkan rasa susah. Namun berbeda ketika saya
menang, kemenangan itu mendatangkan rasa bahagia.
Jadi
jelas bahwa sumber kebahagiaan berhubungan dengan soal mutu di dalam diri kita.
Sepanjang kita dapat menjaga dan merawat mutu dalam diri kita, maka hidup kita
pasti akan bahagia.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.