Sabtu, 02 Mei 2015

Keharusan Berkompetisi


Saya pernah membaca bahwa spesies yang paling kuat bertahan ternyata bukan tergantung pada kekuatan dan kecerdasannya tetapi pada kecepatannya berubah dan menyesuaikan diri. Apa saja jika lambat berubah maka akan diubah oleh si cepat berubah, katanya. Siapa saja yang terlambat untuk berubah maka akan dipaksa berubah oleh perubahan itu.


Perubahan merupakan hukum alam yang harus dipatuhi karena dengan cara itulah kita bertahan jika kita tak ingin tertinggal atau bahkan tergilas oleh kehidupan. Dinosaurus, binatang yang besar, kuat dan mengerikan saja punah karena tidak cepat berubah. Fenomena perubahan ini dapat kita rasakan dalam berbagai bidang, baik sebagai pelaku maupun penonton.

Sebagai penonton, semula saya agak iba melihat warung dan toko kecil harus bersaing dengan mini market. Sebagai pihak yang saya anggap mewakili pedagang kecil dan kalah oleh kedatangan wakil dari pedagang besar. Jangan-jangan tanpa kedatangan pedagang besar itu pun, pedagang kecil ini memang akan terpinggirkan dengan sendirinya, tidak semata-mata oleh persaingan, tetapi karena tidak dapat memenuhi tuntutan konsumen.

Jadi, lebih karena persoalan dalam dirinya sendiri. Soal kekalahan adalah soal jamak yang terjadi di dalam dunia usaha. Tidak cuma itu, pedagang besar seperti mall dan super market juga bisa kalah jika publik sudah tidak menyukainya. Artinya, pasar tak lagi ramah padanya. Hilangnya keramahan itu penyebabnya bisa dari berbagai hal, terutama soal harga, kualitas, lokasi dan pelayanan.

Coba bayangkan jika ada budaya baru yang sanggup menjual barang bermutu, tapi murah harganya strategis lokasinya, dan nyaman pula pelayanannya harus bersebelahan dengan pihak yang mahal harganya, sulit tempat parkirnya, barang kurang bagus, sudah begitu ketus pula wajah penjaganya. Sudah ketus di wajah, ditambah bekas kerokan di leher dan tempelan koyo di mana-mana. Mudah ditebak akhir kompetisi keduanya.

Itulah kenapa saya sebagai pelaku atau pihak perusahaan juga menghendaki banyak perubahan pada para karyawan agar dapat menjadi perusahaan yang kompetitif dan menjadi pemenang. Apa jadinya jika kita harus berkompetisi dengan orang lain yang keahliannya lebih terasah, yang pengetahuannya terus meningkat, memiliki wawasan lebih luas, dan pemikirannya lebih cemerlang ?

Jangan-jangan kita tersingkir bukan karena persaingan, melainkan karena kita lambat berubah, tidak cepat update dan bertumbuh. Ketika pasar saat ini dikuasai oleh ‘net generation’ (generasi internet) yang melek teknologi, akan sangat ketinggalan jika kita masih gagap teknologi. Mereka melakukan penelusuran barang apa yang akan dibeli dengan cara googling (mencari di google), sehingga mereka bisa membandingkan.

Apa yang dahulu menjadi keunggulan kemungkinan sekarang hanya menjadi standar yang minimal. Kecepatan berubah dan beradaptasi menjadi unsur yang sangat penting untuk bertahan atau bahkan berkembang. Ada proses pembelajaran yang tidak boleh berhenti dilakukan. Mereka yang tidak mau melakukan inovasi atau mengikuti perubahan akan kehilangan peluang atau kalah dari pesaingnya.

Jadi, suka atau terpaksa kita juga mempunyai keharusan berkompetisi dalam hidup ini jika tidak ingin berakhir di museum, apalagi kita semua adalah satu-satunya spesies yang mampu berpikir.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar