Hari minggu ini, saya begitu lemah, rasanya hanya ingin istirahat penuh, dan tidur. Mungkin akibat hari kamis dan jumat ke Purwokerto, dua hari berturut-turut pulang malam, menghadiri acara cabor catur PORPROV ke 14 di gedung Soemardjito-Unsoed. Biasanya, hari minggu pun setelah ibadah gereja, saya tetap melakukan aktivitas seperti hari-hari lain. Tapi kali ini tenggorokan saya kering, radang, sakit untuk menelan, mungkin kebanyakan merokok dan sulit untuk berbicara, mengingatkan saya untuk lebih banyak mendengarkan ketimbang berbicara.
Saya pernah menanyakan ke beberapa orang, bagaimana mereka
bisa meningkatkan keahlian komunikasi, semuanya menjawab ingin mengasah
kemampuan bicara di depan publik. Tak seorangpun menjawab ingin mendengarkan
dengan lebih baik. Padahal sesungguhnya komunikasi efektif bukanlah tentang
meyakinkan orang lain, melainkan tentang mendengarkan. Komunikator yang baik
tahu cara mengontrol kadar bicara dan mendengarkan dalam berkomunikasi dengan
orang lain. Pakar manajemen Peter Drucker mengatakan,” Hal paling penting dalam
komunikasi adalah mendengarkan apa yang tak terucapkan.” Jika kita mau
mencurahkan energi ekstra dengan mengamati orang lain dan menafsirkan apa yang
dikatakannya, kemampuan mendengarkan kita akan meningkat pesat.
Saya pernah baca, ada cerita menggelikan tentang 2 orang
psikiater yang profesinya memang mendengarkan keluhan-keluhan pasiennya, yang
satu muda dan yang satu tua. Setiap hari mereka datang ke kantor dengan pakaian
rapi dan kelihatan siap bekerja secara profesional. Tetapi di penghujung hari,
si dokter muda tampak letih dan berantakan, sementara yang tua tetap kelihatan
segar seperti semula.
“Bagaimana Anda melakukannya ?” si doktermuda bertanya pada
rekannya. “Anda selalu segar setelah mendengarkan pasien sepanjang hari.”
Dokter tua itu menjawab,” Itu mudah, saya tidak pernah
mendengarkan.”
Setiap kali mendengarkan dalam waktu yang cukup lama,
efeknya melelahkan. Jika kita lelah atau menghadapi situasi yang sulit,
ingatlah untuk terus menjadi pendengar yang efektif, yaitu dengan lebih berkonsentrasi
dan lebih mengeluarkan energi.
Sahabat-sahabatku yang luar biasa,
Seorang pendengar yang baik tidak hanya disukai dimana-mana,
pengetahuannya pun akan bertambah. Biasanya orang yang wewenangnya terus
menanjak semakin jarang mendengarkan orang lain, terutama orang-orang yang
melapor pada mereka. Semakin tinggi posisi kita, memang kita dituntut untuk
semakin jarang mendengarkan orang lain, tetapi jangan salah, tuntutan untuk
mengasah kemampuan mendengarkan juga semakin tinggi. Jika kita mau
mengembangkan kemampuan mendengarkan yang baik sejak awal dan terus
menggunakannya, kita dapat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk sukses.
Mustahil kita bisa menganggap diri kita “pakar” dan, disaat yang sama, terus
bertumbuh dan belajar.
Semua pembelajar yang hebat adalah pendengar yang hebat.
Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Memang benar..., hampir sebagian besar dari kita tidak bisa menjadi pendengar yang baik.... Kita biasa berbicara,.. dan jarang sekali mendengarkan orang lain...
BalasHapusKita ingin menjadi yang Luar Biasa...marilah kita mulai dengan menjadi Pendengar Yang Hebat...dan LUAR BIASA.
Sukses Selalu untuk Pak Han..dan Salam HIDUP LUAR BIASA.
Semoga lekas sembuh pak Han ....
BalasHapusTerima kasih, mas Guruh. Sudah sembuh, sudah bisa menulis, hihihi.....
HapusNumpang crita pak Han ...
BalasHapusKemaren saya sakit gigi . . . gusi bagian atas pun ikut bengkak sehingga buat makan pun sakit dan yang lebih miris lagi masakan hari itu sate to'e, masakan kesukaan saya . . . wah nikmat sekali tp sayang gigi saya tidak mau kompromi . bergegas lah istri saya ambil mesin blander dan memasukan to'e kedalamnya kemudian diambil sebuah cetakan serta di RACI sedemikian rupa alhasil jadilah buger to'e ala istri saya .
Mengambil dari HIkmah tersebut tentunya saya berpikir bahan dasar tidak selamanya disajikan apa adanya, kita bisa mengolah membuat inovasi baru sehingga kita bisa meraih kesuksesan ..... matur suwun pak Han
Mas Guruh harus bersyukur punya isteri yang kreatif, hehehe....semoga lekas sembuh. Tapi omong-omong to'e itu apa ?
BalasHapushahahaha......to'e itu kerang hijau yang hidupnya di kali serayu pak.han...( bahasa orang maos e to'e..)
BalasHapusWkwkwkwk....asli Maos.
Hapuspak.han..cerita si willy supir taksi mohon untuk bsa di tulis ulang lagi...itu cerita yang sangat-sangat menarik...matursuwun..
BalasHapus