Kamis, 31 Oktober 2013

Hidup adalah Pilihan


Beberapa hari yang lalu saya menulis artikel yang berjudul “Bukan untuk semua orang”. Ternyata hari ini saya menghadapi situasi seperti didalam artikel tersebut. Hari ini saya bersama tim SPBU Bintang memanggil tiga orang pejabat sementara pengawas yang sebelumnya adalah operator-operator terbaik terpilih, yang kami berikan kesempatan promosi. Rencananya hari ini mereka diundang karena akan diangkat secara resmi menjadi seorang pengawas setelah melalui masa percobaan beberapa bulan. Acara pengangkatan tidak berjalan mulus sesuai dengan harapan kami, karena ada salah satu peserta yang mengundurkan diri walaupun dinyatakan lulus sebagai seorang pengawas, memilih tidak dipromosikan dan kembali menjadi seorang operator. Setelah menjalani pekerjaan sebagai pengawas selama beberapa saat, ia merasa tidak siap untuk menjalaninya.

Di lapangan tenis, tampak dua anak sebaya sedang berlatih dengan serius, tampak dari wajahnya yang penuh semangat sambil mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan pelatihnya. Setelah beberapa saat diamati, ternyata si pelatih memberikan perhatian lebih pada salah satu anak tersebut dikarenakan anak itu kelihatan lebih berbakat, lebih cepat memahami dan merespons segala sesuatu yang diberikan oleh pelatihnya.  Namun anak satunya meskipun agak lambat mempunyai kelebihan lain yaitu semangat yang tidak pernah kendur. Dia terus berlatih dan pantang menyerah, meskipun pelatihnya mengatakan hal yang mengecilkan hati bahwa ia tidak berbakat dan tidak mungkin menjadi seorang pemain tenis yang hebat.

Suatu saat, turnamen tenis yunior digelar di kota itu yang diikuti oleh beberapa puluh anak-anak, kedua anak itu pun diikutkan oleh pelatihnya. Seperti yang diduga oleh banyak orang, maka anak yang berbakat itulah yang menjadi pemenang dalam kejuaraan itu. Anak yang satu nya tidak mampu untuk bersaing, bahkan hanya mampu lolos ke babak ketiga. Demikian pula pada kejuaraan-kejuaraan berikutnya di kota lain, selalu dimenangkan oleh si anak berbakat itu.


Tahun demi tahun pun berlalu, pada saat kedua anak itu menjadi remaja usia 15 tahun, tiba-tiba si anak berbakat berhenti bermain tenis, dan lenyap begitu saja. Namun si anak yang kurang berbakat tetap tekun berlatih, karena dia sudah menentukan pilihan hidupnya. Ia berlatih siang malam sampai telapak tangannya berdarah-darah, menggenggam erat mimpinya suatu saat akan menjadi seorang juara. Usahanya tidak sia-sia, pada usia 23 tahun, dia akhirnya menjadi pemain nomor satu dunia yang tekenal karena kehebatannya yang bertumpu pada kekuatan dan pukulan puntiran dari base line.  Dia adalah Ivan Lendl, pemuda asal Ceko yang kurang berbakat, yang telah memenangkan turnamen Grand Slam sebanyak delapan kali dari tahun 1983 sampai tahun 1990.

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Hidup adalah pilihan.  Oleh karena itu, tentukan pilihan yang akan kita buat. Memang akan banyak rintangan yang datang, tapi kita kembalikan ke diri kita masing-masing. Apabila kita yakin, dan mau tekun bekerja keras, tentu akan membawa keberhasilan. Sering kali kita diberi kemudahan, seperti anak yang berbakat ataupun operator tadi , tapi kita memilih hidup yang lain. Sebaliknya anak yang menurut pelatihnya tidak akan mungkin berhasil, dia telah memilih untuk menjadi seorang pemenang sejak dia masih anak-anak. Masih tidak mau memilih jadi seorang pemenang ? Pikirkanlah... 

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Pepatah mengatakan...Hidup adalah 'pilihan', segera tentukan 'pilihanmu' atau 'pilihan' yang akan menentukan hidupmu..

    Salam Sukses....Luar Biasa

    BalasHapus
  2. Setiap orang diberi talenta oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dan masing-masing pastilah berbeda... Apakah kita akan mengasah, melatih dan menekuni talenta kita??? Semua itu adalah pilihan kita, maka tentukanlah pilihan hidup kita, perjuangkan dengan sekuat tenaga, yakinlah akan pilihan hidup kita...

    BalasHapus