Rabu, 09 Oktober 2013

Alasan


Beberapa hari yang lalu, saya bertemu teman dan mengobrol tentang aktivitasnya setelah pensiun. Ia bercerita bahwa sesungguhnya ia ingin mempunyai usaha agar bisa memberdayakan orang lain.

“Bagus sekali, pak,” kataku. “Kenapa tidak segera mulai?” Dia tidak menjawab pertanyaan saya, tapi melanjutkan bercerita, “Saya sudah baca buku-buku motivasi, bahkan pernah ikut seminar motivasi. Saya tahu tentang motivasinya Mario Teguh, Tungdesem Waringin, Ippo Sentosa. 
Apakah pak Han kenal?” 
“Saya tahu tapi belum kenal,” jawabku sambil tersenyum kecut. Dalam hati berpikir, asem juga ni orang, saya belum sehebat mereka, hehehe...

Dia melanjutkan ceritanya, “Tapi saya tidak punya keberanian untuk memulainya, ”Saya mendengarkan kemudian mencoba meyakinkan, ”Saya dulu juga begitu, pak...kuncinya hanya 2 hal, yaitu punya rencana dan keberanian. Kalau berani tanpa rencana, namanya membabi buta, tapi kalau rencana saja tanpa keberanian, namanya fantasi.”

“Sejujurnya, isteri saya kurang mendukung,” katanya lirih. “Dia merasa sudah cukup dengan keadaan sekarang, mau apa lagi” tambahnya.
“Seandainya isteri anda mendukung, ini seandainya loh... kira-kira, apakah yang anda ingin lakukan untuk memulai usaha?” saya bertanya seperti gaya seorang coach. Dia terdiam, tidak dapat menjawab. Kalau dia menjawab sudah punya rencana yang jelas, saya akan melanjutkan dengan pertanyaan seandainya isterinya mendukung, apakah anda punya keberanian untuk bertindak.


Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Banyak sekali orang seperti cerita teman tadi, mencari kambing hitam atau alasan pada saat tidak mampu melakukan sesuatu. Ingat saat kita masih kecil? Atau pernah lihat anak kecil ? Pada saat berjalan kemudian terjatuh dan menangis, biasanya akan ditenangkan oleh ibunya, kakaknya atau pengasuhnya, dengan menepuk lantai, sambil berkata, ”uh, lantainya nakal yaa, atau tuuh, kodoknya sudah lari...,” kemudian si anak kecilpun diam dan mengangguk tanda setuju karena bukan dia yang betanggung jawab atas rasa sakit yang dialaminya. Ini adalah pelajaran yang sering sekali kita terima semasa kecil tentang mencari kambing hitam dan memposisikan diri kita menjadi victim atau korban, bukan diajari bahwa saya jatuh karena kurang hati-hati, dan saya yang bertanggung jawab. Muncullah persepsi, hidup saya senang atau susah bukan karena saya yang bertanggung jawab, melainkan karena orang lain atau faktor lain.
Teruslah mencari alasan, maka Anda tidak akan kemana-mana. Masih mau cari alasan ? SUNGGUH TERLALU....


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA
Comments
6 Comments

6 komentar:

  1. hahahaha....cerita yg sangat menarik pak.han...apalagi kalo sebuah usaha yg dilakukan dg system patungan/kongsi begitu di tengah-tengah jalan usaha tersebut kolep atau bermasalah pasti akan saling menyalahkan dan mencari pembenaran sendiri-sendiri.....TERLALU......

    Salam Luar Biasa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha....ikuti terus mas Hamim, Jangan lupa ceritakan kisah-kisahnya sama Dafa, hahaha...
      Salam sukses, hidup luar biasa.

      Hapus
  2. Benar sekali kesimpulan cerita diatas.....semakin sering kita mencari alasan..semakin menunjukkan ketidakmampuan kita...mulai saat ini mari kita semua jangan mencari alasan kalau ingin maju dan sukses...buatlah rencana yang hebat dan lakukan dengan keberanian yang hebat pula, agar kita menjadi manusia yang LUAR BIASA...

    Salam Sukses Luar Biasa.

    BalasHapus
  3. And the reason is you....
    take time for think, it is the source of power
    take time to read, it is foundation of wisdom
    take time to quiet, it is opportunity to seek God
    take time to drem, it is future made of
    take time to pray, it is the greats power on earth
    Do the best, we get the best and we will be the best.... jangan pernah kita menunda untuk melakukan satu kebaikan, karena dengan kita menunda satu kebaikan sama dengan kita menunda datangnya sepuluh kebaikan... salam SUKSES LUAR BIASA untuk semua

    BalasHapus
  4. Dari cerita diatas dpt disimpulkan bahwa ada orang-orang yang mencari alasan (excuser) serta orang-orang yang mencari jalan keluar (problem solver). Seorang excuser, selalu saja ada alasannya mengapa dia melakukan ataupun tidak melakukan sesuatu. Sementara itu, seorang problem solver, selalu mencari solusi dan kalaupun belum ketemu, akhirnya dia akan berusaha mencarinya.

    Salam Hidup LUAR BIASA.

    Edi Santoso

    BalasHapus
  5. Bedanya orang yg selalu mencari cara supaya bisa berhasil dan orang yg selalu punya alasan utk tdk melakukan apa2 atau memaklumi kegagalan yg dialami. Semoga kita tdk jd spt orang yg ke dua.....hehehe..salam sukses

    BalasHapus