Sabtu, 05 Oktober 2013

Bola Ke - 10


Ketika putranya masih kecil, suami perempuan itu meninggal dunia dan ia mengambil alih bisnisnya, dengan harapan menjalankannya hingga si anak menjadi dewasa untuk memegang bisnis ini. Namun ketika putranya cukup dewasa, ia tidak ingin terlibat dalam bisnis ini. Sebaliknya, si anak ingin kuliah dan pergi ke kota lain. Perempuan itu akhirnya mendatangi adik laki-lakinya yang kebetulan amat dekat dengan anaknya, untuk mencari tahu mengapa putranya bersikap demikian.


Beberapa hari kemudian si anak mendatangi rumah pamannya dan menjelaskan bahwa ibunya yang menyuruhnya datang. 


“Saya sangat menyayangi ibu” jelasnya, “tapi, saya tidak pernah memberitahunya alasan saya pergi dari rumah. Saya tidak memiliki keberanian untuk itu dan saya tidak ingin ibu bersedih. Begini Paman, saya tidak ingin mengambil alih bisnis yang dirintis oleh ayah. Saya ingin berhasil dengan usaha saya sendiri” pemuda itu menjelaskan.


“Itu sangat terpuji” kata sang paman, “tapi apa yang membuatmu menentang kehendak ibu?”


“Ayah saya adalah pria yang baik dan senang bekerja keras, tetapi sepertinya saya membencinya” kata si pemuda. “Ayah saya membangun bisnisnya dengan kerja keras dan merasa ia pun harus bersikap keras terhadap saya. Sepertinya ia ingin membangun kemandirian dalam diri saya atau semacam itu. Ketika ayah masih ada dan saya masih anak-anak, ia tidak pernah memberi dorongan semangat. Saya ingat, kami sering bermain tangkap bola di halaman, kami bermain untuk melihat apakah saya bisa menangkap sepuluh bola berturut-turut, tapi ia tidak pernah membiarkan saya menangkap bola yang kesepuluh…! Ia melemparkan bola kesepuluh setinggi-tingginya atau serendah-rendahnya atau ketempat manapun yang sulit saya jangkau.”


Bola Motivasi
Si pemuda berhenti sejenak, kemudian ia melanjutkan “ia tidak pernah membiarkan saya menangkap bola yang kesepuluh, sama sekali tidak pernah! Jadi saya rasa, saya harus meninggalkan rumah ini dan bisnis yang ia rintis agar saya bisa bekerja sendiri atau buka usaha sendiri nantinya. Karena entah bagaimana saya ingin sekali menangkap bola yang kesepuluh itu…!”



Sahabat-sahabatku yang Luar Biasa…


Kurangnya dorongan semangat dapat menghalangi seseorang untuk hidup yang baik dan produktif. Ada yang menyebutnya sebagai oksigen bagi jiwa. Kritik memang melakukan banyak hal tetapi dorongan semangat bagaikan sinar mentari setelah hujan. William A. Ward pernah mengungkapkan perasaannya,  saat itu ia berujar “Sanjunglah saya dan mungkin saya tidak akan percaya. Kritiklah saya dan mungkin saya tidak akan menyukai Anda. Abaikan saya dan mungkin saya tidak akan memaafkan Anda. Berilah saya dorongan semangat dan saya tidak akan melupakan Anda.”


Berikanlah dorongan semangat untuk anak buah Anda, untuk rekan-rekan Anda, untuk anak-anak Anda dan untuk orang lain yang membutuhkannya…
Maukah Anda?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA
Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. " KIta tidak pernah mencapai kesuksesan sesungguhnya sampai kita menyukai apa yang sedang kita kerjakan " ( Dale Carnegie )

    BalasHapus