Saya menyadari bahwa orang cenderung menjalani salah satu dari tiga jenis kehidupan ini. Mari kita telusuri supaya kita dapat membedakannya dengan lebih baik, sehingga kita bisa memilih mau tetap mempertahankannya, meningkatkannya atau mengubahnya sama sekali.
Pertama, Kehidupan yang terkungkung. Dimana banyak orang menjalani kehidupan
dengan terkungkung pada masa lalu atau dalam ekspektasi orang lain. Mereka
membiarkan orang lain atau masa lalu menentukan siapa diri mereka. Sejak lahir,
kita digoda oleh hadiah dan hukuman (rewards dan punishment) untuk melakukan
apa yang orang lain ingin kita lakukan. Kita bersekolah di tempat pilihan orang
tua kita, bekerja di bidang yang baik menurut teman kita, dan pindah ke kota
yang diinginkan kekasih kita (walaupun sesungguhnya kita benci kota itu). Kita
bergerak, berbicara, bertindak seperti yang diinginkan orang dari diri kita.
Kita pun tak pernah beranjak jauh dari rutinitas, karena takut gagal dan
dihakimi orang lain. Seluruhnya adalah proyeksi dari harapan orang lain, kita
tak pernah berani bercermin serta menanyakan apa yang sesungguhnya kita
inginkan. Inilah kehidupan patuh dalam kurungan. Pada titik tertentu, kita
merasa tertindas, terpenjara, terkekang, dan kelelahan untuk keluar. Tidak semua
orang bisa mendobrak bebas, dan fakta yang mengusik, ada yang tak pernah bisa
bebas.
Kedua, Kehidupan yang nyaman. Bagi banyak orang diantara kita, kehidupan terasa lebih baik
dibanding kehidupan didalam kurungan. Lewat kerja, dedikasi, dan situasi yang
menguntungkan, kita menjalani kehidupan yang kita anggap nyaman. Kita memiliki
rumah, pasangan, anak dan kendaraan. Kita merasa terlibat dan bersyukur atas
kehidupan kita. Kita melihat teman sejawat kita menempuh perjalanan serupa dan
terlihat bahagia. Kemudian satu hari, ada yang bertanya tentang kehidupan kita,
masalah mulai berkecamuk di dalam benak kita, “ Apakah ini yang
benar-benar saya inginkan ? Apakah hanya
begini ?” Lalu muncul bantahan, “ Tidak bisakah kau puas dengan apa yang kau
miliki sekarang ? Seharusnya kau lebih
bersyukur.” Kehidupan bukan terasa tidak bermakna, tapi misterius. Meskipun
lebih mirip rutinitas, kita mulai merasa terkurung. Kita mulai bertanya-tanya,
“ Bagaimana aku bisa berakhir disini ? Kemana lenyapnya ambisi dan semangatku
?” Diri yang terkurung merasa tidak memiliki potensi, sementara diri yang
nyaman merasa punya potensi, tapi khawatir puncak potensi itu sudah tercapai.
Diri yang terkurung dibatasi oleh kondisi-kondisi diluar, sedangkan diri yang
nyaman dibatasi oleh kesuksesannya sendiri. Tetapi ada kesamaan yang tak
terbantahkan antara diri yang terkurung dan diri yang nyaman, keduanya
sama-sama menginginkan lebih banyak warna, variasi, kreativitas, kebebasan
didalam kehidupan mereka.
Ketiga, Kehidupan penuh gairah. Diri yang penuh gairah melihat dunia yang
sama itu, penuh dengan kemungkinan menyenangkan, tak terbatas bagi pertumbuhan
dan kemajuan. Mereka yang menjalani kehidupan penuh gairah tidak akan merasa
kelelahan atau pun terasing karena jebakan kehidupan. Mereka berpikir sedang
menciptakan dunia, sedang menciptakan definisi mereka sendiri tentang makna
kehidupan serta kemajuan. Mereka menginginkan dan mendambakan tantangan yang
memperhebat kemampuan mereka. Mereka tidak khawatir membuat ombak, mereka lebih
khawatir tentang melakukan apa yang benar dan bermakna. Sekilas tampaknya
orang-orang yang menjalani kehidupan penuh gairah telah mengatasi segala
hambatan dan menjalani kesuksesan yang menawan. Sesungguhnya tidak demikian,
mereka juga mengalami kesulitan dan hambatan yang menghadang, hanya saja mereka
menikmati perjalanan yang harus mereka tempuh, apa pun rintangannya.
Sahabat-sahabatku yang luar
biasa,
Marilah kita evaluasi diri kita, apakah
kita termasuk yang pertama yaitu kehidupan
yang terkungkung, yang selalu merasa dibatasi oleh pengalaman-pengalaman
yang tidak pernah bisa kita kuasai, yang tidak pernah mampu mendobrak
batasan-batasan yang ada didalam pikiran kita sendiri. Atau apakah kita
termasuk yang kedua, yaitu kehidupan yang
nyaman, yang melihat dunia sebagai hal yang rutin, sehingga membosankan.
Dalam kenyamanan ternyata ada kegelisahan yang tak kunjung padam, diakui mau
pun tidak diakui. Atau kita termasuk yang ketiga yaitu kehidupan penuh gairah, yang mungkin tadinya mereka terkurung atau
terlalu nyaman, atau bahkan keduanya, tapi kemudian berubah, terlihat terbang
di atas keriuhan, dipicu oleh energi yang sama sekali berbeda dan terarah pada
tujuan yang sepenuhnya berbeda. Mereka malah menantikan peluang untuk perubahan
dan pertumbuhan. Kredo (semboyan) mereka, “ Jangan tanyakan apa yang kau dapat dari dunia,
tapi tanyakan apa yang kau berikan pada dunia “.
Pilihannya, saya serahkan kepada
Anda sepenuhnya, karena Anda berhak menentukan hidup Anda, bukan orang lain.
Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.