Minggu, 27 Oktober 2013

Tiga Jenis Kehidupan


Saya menyadari bahwa orang cenderung menjalani salah satu dari tiga jenis kehidupan ini. Mari kita telusuri supaya kita dapat membedakannya dengan lebih baik, sehingga kita bisa memilih mau tetap mempertahankannya, meningkatkannya atau mengubahnya sama sekali.


Pertama, Kehidupan yang terkungkung. Dimana banyak orang menjalani kehidupan dengan terkungkung pada masa lalu atau dalam ekspektasi orang lain. Mereka membiarkan orang lain atau masa lalu menentukan siapa diri mereka. Sejak lahir, kita digoda oleh hadiah dan hukuman (rewards dan punishment) untuk melakukan apa yang orang lain ingin kita lakukan. Kita bersekolah di tempat pilihan orang tua kita, bekerja di bidang yang baik menurut teman kita, dan pindah ke kota yang diinginkan kekasih kita (walaupun sesungguhnya kita benci kota itu). Kita bergerak, berbicara, bertindak seperti yang diinginkan orang dari diri kita. Kita pun tak pernah beranjak jauh dari rutinitas, karena takut gagal dan dihakimi orang lain. Seluruhnya adalah proyeksi dari harapan orang lain, kita tak pernah berani bercermin serta menanyakan apa yang sesungguhnya kita inginkan. Inilah kehidupan patuh dalam kurungan. Pada titik tertentu, kita merasa tertindas, terpenjara, terkekang, dan kelelahan untuk keluar. Tidak semua orang bisa mendobrak bebas, dan fakta yang mengusik, ada yang tak pernah bisa bebas.

Kedua, Kehidupan yang nyaman. Bagi banyak orang  diantara kita, kehidupan terasa lebih baik dibanding kehidupan didalam kurungan. Lewat kerja, dedikasi, dan situasi yang menguntungkan, kita menjalani kehidupan yang kita anggap nyaman. Kita memiliki rumah, pasangan, anak dan kendaraan. Kita merasa terlibat dan bersyukur atas kehidupan kita. Kita melihat teman sejawat kita menempuh perjalanan serupa dan terlihat bahagia. Kemudian satu hari, ada yang bertanya tentang kehidupan kita, masalah mulai berkecamuk di dalam benak kita, “ Apakah ini yang benar-benar  saya inginkan ? Apakah hanya begini ?” Lalu muncul bantahan, “ Tidak bisakah kau puas dengan apa yang kau miliki sekarang ?  Seharusnya kau lebih bersyukur.” Kehidupan bukan terasa tidak bermakna, tapi misterius. Meskipun lebih mirip rutinitas, kita mulai merasa terkurung. Kita mulai bertanya-tanya, “ Bagaimana aku bisa berakhir disini ? Kemana lenyapnya ambisi dan semangatku ?” Diri yang terkurung merasa tidak memiliki potensi, sementara diri yang nyaman merasa punya potensi, tapi khawatir puncak potensi itu sudah tercapai. Diri yang terkurung dibatasi oleh kondisi-kondisi diluar, sedangkan diri yang nyaman dibatasi oleh kesuksesannya sendiri. Tetapi ada kesamaan yang tak terbantahkan antara diri yang terkurung dan diri yang nyaman, keduanya sama-sama menginginkan lebih banyak warna, variasi, kreativitas, kebebasan didalam kehidupan mereka.

Ketiga, Kehidupan penuh gairah. Diri yang penuh gairah melihat dunia yang sama itu, penuh dengan kemungkinan menyenangkan, tak terbatas bagi pertumbuhan dan kemajuan. Mereka yang menjalani kehidupan penuh gairah tidak akan merasa kelelahan atau pun terasing karena jebakan kehidupan. Mereka berpikir sedang menciptakan dunia, sedang menciptakan definisi mereka sendiri tentang makna kehidupan serta kemajuan. Mereka menginginkan dan mendambakan tantangan yang memperhebat kemampuan mereka. Mereka tidak khawatir membuat ombak, mereka lebih khawatir tentang melakukan apa yang benar dan bermakna. Sekilas tampaknya orang-orang yang menjalani kehidupan penuh gairah telah mengatasi segala hambatan dan menjalani kesuksesan yang menawan. Sesungguhnya tidak demikian, mereka juga mengalami kesulitan dan hambatan yang menghadang, hanya saja mereka menikmati perjalanan yang harus mereka tempuh, apa pun rintangannya. 

Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Marilah kita evaluasi diri kita, apakah kita termasuk yang pertama yaitu kehidupan yang terkungkung, yang selalu merasa dibatasi oleh pengalaman-pengalaman yang tidak pernah bisa kita kuasai, yang tidak pernah mampu mendobrak batasan-batasan yang ada didalam pikiran kita sendiri. Atau apakah kita termasuk yang kedua, yaitu kehidupan yang nyaman, yang melihat dunia sebagai hal yang rutin, sehingga membosankan. Dalam kenyamanan ternyata ada kegelisahan yang tak kunjung padam, diakui mau pun tidak diakui. Atau kita termasuk yang ketiga yaitu kehidupan penuh gairah, yang mungkin tadinya mereka terkurung atau terlalu nyaman, atau bahkan keduanya, tapi kemudian berubah, terlihat terbang di atas keriuhan, dipicu oleh energi yang sama sekali berbeda dan terarah pada tujuan yang sepenuhnya berbeda. Mereka malah menantikan peluang untuk perubahan dan pertumbuhan. Kredo (semboyan) mereka, “ Jangan tanyakan apa yang kau dapat dari dunia, tapi tanyakan apa yang kau berikan pada dunia “.

Pilihannya, saya serahkan kepada Anda sepenuhnya, karena Anda berhak menentukan hidup Anda, bukan orang lain.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar