Rabu, 09 Oktober 2013

Kisah Pembuat Roti (Part 2)

Setelah si pemuda mengatakan akan menghabiskan seluruh roti itu, maka para tetangganya serempak beraksi. Mereka semua protes.

“ Dasar rakus.” kata si A,

“ Tidak pengertian.” kata si B menggerutu,

“ Egois.” kata si C sambil bersungut – sungut,

“ Tidak adil.” kata si D.

Kemudian datanglah Kepala Desa melihat percekcokan itu dan berkata pada si pemuda.
“ Anda tidak boleh serakah.”

“ Tapi saya layak mendapatkan roti ini.” jawabnya.

“ Tepat sekali.” ujar Kepala Desa.

“ Tapi menurut aturan pemerintah pekerja produktif harus berbagi hasil dengan para pemalas.”
Maka dibagilah 5 keping roti itu kepada setiap orang, masing – masing satu.


Mereka semua akhirnya hidup bahagia bersama – sama. Tapi penghuni kampong itu bertanya – tanya, mengapa pemuda tadi tidak pernah lagi membuat roti.

Roti Motivasi


Sahabat – sahabatku yang luar biasa.

Didalam perusahaan jangan sampai ada karyawan yang mengalami seperti yang dirasakan oleh si pemuda pembuat roti. Bahkan, orang yang tekun dan pekerja keras akan kehilangan semangat jika hasil kerjanya diremehkan dan tidak dihargai.

Sebagai seorang pemimpin, kitapun tidak boleh bertindak seperti Kepala Desa. Kita harus lebih memperhatikan dengan seksama dan dapat memperlakukan anak buah kita secara adil dan bijaksana. Karyawan – karyawan yang produktif berhak memperoleh penghargaan dan perhatian yang lebih, berilah dukungan yang positif untuk mereka.

Kapan terakhir anda memberikan penghargaan terhadap anak buah anda?


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. apa pendapat pak.han...mengenai kata-kata" dielus ora kroso...dikeras mbanggel"...itu biasanya terjadi di ruang lingkup pekerjaan...terimakasih.


    Salam Luar Biasa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang pertama, kita harus bisa melihat dari sudut pandang mereka dulu, supaya tidak salah bertindak, seperti seorang penjual menggunakan sudut pandang pelanggan.Mulailah dari diri kita, belajarlah cara mempengaruhi orang yang berbeda-beda sikap dan perilakunya. Inilah skill, yang harus dipelajari. Orang-orang seperti ini harus dibina dan terus dibina, kalau sudah menjadi virus dalam lingkup pekerjaan, mengancam keberhasilan tim, ya harus dibina...sakan. Semoga bermanfaat.

      Hapus