Betapa seringnya kita merasa frustasi karena perintah atau
arahan kita tidak dijalankan dengan baik, sesuai yang kita inginkan. Sering
kali kita tergesa-gesa melakukan komunikasi satu arah, yaitu memberi perintah
dengan anggapan cara ini adalah cara yang paling singkat dan efektif, tapi pada
kenyataannya tingkat keberhasilan komunikasi seperti ini cukup rendah. Lalu
kita marah dan kecewa, menyalahkan betapa bodohnya si penerima perintah. Siapa
yang bodoh ? Siapa yang salah ? Kita !
Ada sebuah kisah tentang seorang pemuda yang sedang melewati
jalan kompleks perumahan, kemudian
seorang penghuni rumah meminta bantuan untuk mengangkut sebuah mesin cuci di
pintu masuk rumahnya. Lalu pemuda itu pun menghampiri si pemilik rumah dan
bersedia membantu mengangkatnya. Lalu, keduanya pun beraksi dan berjuang untuk
mengangkut alat yang berukuran besar tersebut. Setelah berupaya beberap menit
tanpa hasil, mereka berdua berhenti dan berpandangan. Mereka hampir kehabisan
tenaga. Akhirnya setelah mengatur nafas, pemuda itu berkata kepada si pemilik
rumah,” Kita akan bisa mengangkat mesin cuci ini ke dalam !” si pemilik rumah
pun menjawab, “ Ke dalam ?” “Saya justru sedang berusaha mengangkutnya keluar
!”
Kisah tadi hanyalah ilustrasi tentang hasil pekerjaan yang menjadi
tidak tercapai hanya karena terjadi salah pengertian. Dan hal ini sering sekali
kita jumpai di dalam kegiatan sehari-hari, sehingga pekerjaan menjadi tidak
efektif atau kurang produktif karena waktu dan tenaga yang terbuang. Jangan
pernah merasa terlalu sibuk atau terburu-buru untuk selalu melakukan komunikasi
dua arah.
Keberhasilan komunikasi dua arah di dalam organisasi adalah
karena kesamaan pemahaman antara orang-orang yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi. Kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh kejelasan pesan, cara
penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan situasi (waktu dan tempat)
komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya dengan menggunakan kombinasi cara
berkomunikasi (lisan, tertulis, tayangan) yang diharapkan terjadi penyerapan
informasi yang ingin disampaikan dengan jelas dan mudah. Dan akan lebih baik
lagi apabila sesuatu yang dikomunikasikan tersebut selain diperlihatkan juga
sekaligus dipraktikkan. Pada era horisontal seperti sekarang maka komunikasi
dua arah adalah komunikasi yang paling tepat dan efektif karena terjadi
interaksi kedua belah pihak. Mana kala kedua belah pihak saling fokus dalam
pembicaraan, maka komunikasi akan berlangsung menarik dan luar biasa.
Sahabat-sahabatku yang luar biasa,
Ada hubungan positif antara komunikasi dengan produktivitas,
namun harus diakui tidaklah mudah mewujudkan komunikasi yang efektif. Para
anggota organisasi harus selalu mengasah dan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi, terutama di tingkat pimpinan. Salah satu tolok ukur efektivitas
seorang pimpinan adalah seberapa jauh kemampuannya dalam berkomunikasi.
Tingkatkan terus kemampuan Anda berkomunikasi, lakukan
perbaikan tiada henti, jadilah ahli komunikasi yang hebat, kesuksesan akan
mendatangi Anda. Ayo, buruan.
Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.