Kata-kata “Learning by doing” atau Belajar
sambil melakukan, saya peroleh dua puluh tahun yang lalu. Mungkin Anda juga
sering mendengar tentang kalimat ini, kalimat yang menurut saya ajaib karena
membuat saya berani melakukan banyak hal tanpa harus terlebih dahulu menjadi
seorang yang hebat untuk memulai. Oto Kits yang saya dirikan juga dampak dari
kalimat hebat ini. Pada tahun 2006, saya memberanikan diri untuk membuka Oto
Kits, sebuah bengkel toko variasi mobil berkonsep tumbuh one stop shopping dengan hanya berbekal tekad, sedikit rencana dan
keberanian serta pengetahuan dangkal tentang ilmu marketing dan penjualan tanpa
penguasaan teknis tentang otomotif yang memadai.
Selama tujuh tahun saya belajar sambil melakukan mulai dari nol
sampai dengan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dalam menjalankan dan
mengembangkan Oto Kits. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi tentang
bagaimana proses belajar dan melatih orang-orang saya. Menurut saya, cara
melatih yang terbaik ada dalam proses lima langkah.
Langkah 1 : Saya menjadi model. Proses diawali
ketika saya sedang menjalankan tugas sementara orang yang dilatih mengamati
dari dekat. Ketika melakukannya, saya berusaha memberi kesempatan supaya proses
secara keseluruhan dapat dilihat olehnya. Ketika orang melihat tugas itu
dilaksanakan dengan benar dan lengkap, mereka memperoleh sesuatu yang dapat
mereka tiru dan coba. Prinsipnya adalah duplikasi.
Langkah 2 : Saya menjadi mentor.
Saya terus melaksanakan tugas itu, tetapi kali ini orang yang saya latih mendampingi saya dan membantu dalam
proses. Saya menyediakan waktu untuk menjelaskan bukan saja bagaimana melakukannya, melainkan juga mengapa dilakukan seperti itu pada
setiap langkah.
Langkah 3 : Saya memonitor. Orang
yang dilatih itu mulai melaksanakan tugas dan saya membantu serta mengoreksi.
Pada tahap ini, sangatlah penting untuk tetap bersikap positif dan memberikan
dorongan semangat. Teruslah mendampingi sampai ia berhasil melakukannya secara
konsisten. Begitu ia menguasai proses itu, mintalah ia untuk menjelaskannya
pada kita sebagai evaluasi tentang pemahamannya.
Langkah 4 : Saya memotivasi. Sekarang
saya keluar dari tugas itu dan melepas orang yang saya latih. Tugas saya
sekarang adalah memastikan bahwa ia mengetahui cara melakukan tugas itu tanpa
bantuan dan tetap memberikan semangat padanya, sampai ia merasa sukses.
Sekarang orang yang dilatih itu mungkin ingin meningkatkan prosesnya, dorong
dan semangati, pada saat yang sama kita bisa belajar dari dia.
Langkah 5 : Saya melipatgandakan. Ini adalah bagian
favorit dari keseluruhan proses. Begitu para pemimpin baru berhasil
melaksanakan tugas dengan baik, sekarang giliran mereka untuk mengajar orang
lain bagaimana melakukannya. Seperti yang diketahui oleh para trainer, cara
terbaik untuk belajar adalah dengan cara mengajarkannya. Teach to learn. Dan menariknya, saya dapat melakukan tugas
pengembangan yang lain ketika mereka melatih orang lain.
Sahabat-sahabatku yang luar
biasa,
Aset paling berharga yang
dimiliki organisasi adalah manusia. Sistem akan ketinggalan jaman. Bangunan
akan dimakan usia, Mesinpun akan rusak. Tapi manusia mampu bertumbuh,
berkembang dan semakin efektif jika pemimpinnya memahami potensi mereka.
Intinya, jika Anda ingin menjadi pemimpin yang sukses, Anda harus mengembangkan
orang-orang di sekitar Anda supaya mereka menjadi pemimpin yang melipatgandakan
kekuatan Anda.
Mudah-mudahan bermanfaat, dapat
diserap dan diterapkan dilingkungan Anda.
Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
pemimpin itu bukan bekerja untuk dirinya sendiri tapi juga untuk mereka yang dipimpinnya...
BalasHapusBetul sekali Pak Han...dengan 5 M itu kita akan menghasilkan pekerja2 yang handal yang selalu ada pada jalur yg ditentukan perusahaan kendalanya apabila 5M itu kita terapkan pada orang yg punya pengalaman,cara kerja yg dibawa dari dulu dan karakter orang tersebut dan untuk mengubahnya kita butuh waktu dan kesabaran untuk melaksanakan 4 M selanjutnya yaitu mendalami,mengerti dan baru mulai Memasuki serta terakhir baru bisa Mempengaruhi....seperti itu menurut saya Pak Han...
BalasHapusKendala-kendala didalam pelatihan, adalah seninya dalam memimpin. Sebelum kita berhasil mendapatkan kepercayaan atau pengaruh dari yang akan dilatih, tentu cara ini tidak akan efektif.
HapusTeknik yang tepat dan akurat .....
BalasHapusPemimpin yang bijak katanya sih
Ketika berada didepan ibarat Imam memimpim dan mengarahkan ma"mum nya .
Ketika berada di tengah bisa menjadi pengayom dan temen shearing .
Ketika di belakang bisa menjadi pendorong dan penyemangat .
mudah-mudahan ga salah denger .... he he he he he
Luar biasa sekali Pak...Artikel Bapak sangat bermanfaat untuk Kami, Terima kasih. SALAM SUKSES , HIDUP LUAR BISA. ( Samun Samino ,SPBU Wangon )
BalasHapus@Pak Guruh Kurniawan, betul sekali.
BalasHapussebagai tambahan info:
Kata2 asli dlm bahasa jawa:
Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi contoh/tauladan)
Ing madya mangun karsa (di tengah, membangkitkan semangat)
Tut wuri handayani (di belakang, memberi dorongan)
Anehnya, semboyan pendidikan di Indonesia, hanya memakai kalimat yg terakhir, yaitu Tut wuri handayani.
Makanya kebanyakan pengajar di Indonesia hanya menjalankan kalimat ke-3.
Beruntunglah yg jadi anak-buahnya pak Han.. karena beliau tak segan2 untuk mengajar, memberi contoh, dan membangun semangat bagi tim-nya
Salam HLB