Ada sebuah kisah tentang tiga orang pemuda kota yang mau
berlibur akhir pekan bersama, yaitu Andi-Edi dan Toni. Setelah berunding cukup
alot, mereka akhirnya memutuskan untuk berlibur ke sebuah pulau yang jarang
dikunjungi orang. Mereka ingin sedikit berpetualang, mencari sensasi baru di
tempat yang asing. Dengan membawa perbekalan yang cukup, mereka pun berangkat pagi-pagi
dengan menyewa sebuah perahu motor. Siang hari mereka tiba di sebuah pulau yang
luar biasa indah pemandangan alamnya, masih alami dan belum tercemari.
Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh segerombolan suku
pedalaman yang mengepung dan menangkap mereka. Mereka dibawa ke hadapan kepala
suku yang kemudian berkata,” Hai, anak muda, apa tujuan kalian kemari ?”
Mereka bertiga serempak menjawab, ”Kami sedang berlibur, dan
ingin menginap beberapa hari disini apabila Anda ijinkan, pak Kepala suku.”
Kepala suku pun, menjawab,” Boleh, apabila kalian dapat
memenuhi permintaan kami. Tapi kalau kalian gagal, maka kalian akan dihukum dan
diusir dari pulau ini.”
Mereka bertiga saling melirik dan agak penasaran dengan
perkataan kepala suku. Akhirnya Andi memberanikan diri bertanya, “ Apa
syaratnya, pak ?”
“Syaratnya mudah, cobalah kalian ke hutan dan masing-masing
mencari buah yang belum pernah saya lihat.” Kata kepala suku.
Andi, Edi dan Toni akhirnya berunding dan sepakat untuk
menyetujui permintaan kepala suku. Andi pergi ke hutan sebelah barat, Edi ke timur dan Toni ke
arah utara.
Tidak lama kemudian, Andi menemukan buah rambutan dan
berharap si kepala suku belum pernah melihatnya. Andi segera balik menghadap
kepala suku dengan membawa seikat rambutan. Hampir bersamaan dengan kedatangan Edi
yang membawa seikat nenas, sedangkan Toni belum tampak batang hidungnya.
Kepala suku pun tertawa ketika melihat buah yang mereka
bawa, “ Kalau buah itu saya sudah tahu, rambutan dan nenas. Balikkan badan, turunkan
sedikit celana kalian, buah yang kalian temukan akan kami pukulkan pada pantat
kalian sebagai hukuman.”
Hukuman pun siap dilaksanakan dengan disaksikan penduduk,
mereka berdua membalikkan badan, semua menghadap ke utara. Andi menyeringai
kesakitan ketika buah rambutan digunakan untuk memukul pantatnya. Edi bahkan
sampai menangis karena kulit nenas cukup tajam, melukai pantatnya. Namun ketika
mereka sedang merasakan kesakitan, tiba-tiba keduanya tertawa terbahak-bahak, mengherankan
semua orang yang menonton hukuman itu.
Ternyata, mereka melihat Toni sedang berjalan kembali dari
hutan dengan membawa beberapa buah durian.
Sahabat-sahabatku yang luar biasa,
Apakah Anda menemukan pesan moral yang disampaikan cerita
ini ? Silahkan dikomentari sesuai pendapat Anda masing-masing. Just relaks,
selamat liburan akhir pekan, hehehe...
Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
wkwkwkwkwkwk....gmana ya klo buah durian itu bener dipukulkan ke pantat,,,??? wuaaah sakiiit...hehehe
BalasHapusKomentar Pertama :
Humor yang lucu bisa membuat seseorang lebih sering berpikir positif. Hal ini karena orang yang membaca humor yang lucu bisa memiliki hati yang senang, sehingga akan bersikap lebih baik kepada orang lain. Bahkan lelucon lucu bisa membuat orang lebih efektif bekerja.
Komentar Kedua :
Tertawalah Sebelum Tertawa Dilarang...hahahaha
Salam Sukses....Hidup Luar Biasa
mungkin juga kepala suku belum pernah melihat durian, krn si toni kan dapatnya juga tdk mudah (buktinya,dia datangnya paling akhir)...he he he
BalasHapustrm kasih pak han, untuk artikelnya yang dahsyat dan bermanfaat
Durian yang di bawa toni adalah yang enak tentunnya yaitu durian montong, yang tidak ada di suku pedalaman itu pasti kepala suku akan merasa senang dan toni pun pasti akan di perbolehkan menginap dan bisa menikmati liburan di tempat itu. walaupun andi dan edi sempat berpikir andaikan buah durian itu di lempar ke tubuhnya betapa sakitnya tentunya...sahabatku yg luar biasa...apa yg di peroleh kita belum tentu sama dengan apa yg akan di peroleh orang lain.
BalasHapuskomentar ;
salah satu obat awet muda adalah canda dan tawa...ha..ha..ha..
tertawa itu sehat...dan... lambang dari gembira...
Salam Sukses.... Hidup luar biasa
Rajiman antoko
Ketawa karena melihat ternyata ada yg lbh susah drpd yg mereka alami. Moga2 saya tdk tertawa apabila melihat orang atau teman yg dibayangkan akan lebih susah dari saya (pdhal belum tentu juga) melainkan bs bersyukur walaupun suatu saat kita merasa susah. Tapi kok knp saya ketawa yaaa....? Hahahaha....
BalasHapus#bingungdewekjudule
wkwkwkwkwk....mudah"an kepala sukunya blom pernah lihat durian jdi pantat tony aman dr duri kulit durian...wkkwkwkkwwk.....( wetenge kaku guyu bae..)
BalasHapuswah ... jo dikira toni ga da persiapane ... dia hadir paling akhir krna tau masa iya kepala suku blm lihat semua buah di hutan padahal dia tinggale di hutan ... maka itu si toni bekalin diri (maaf ) pantat e da di kasih tameng baja walau duru durian ga mempan kale.... wkwkwkwkw . makin ngacooooo
BalasHapus