Memang tidak selalu yang kita inginkan akan kita dapati. Tepatnya, Tuhan tidak selalu mengabulkan semua permintaan kita. Itulah yang sering kita ingat, kita rasakan, kemudian kita keluhkan dan kita cemaskan, tak terkecuali saya. Besarnya keinginan dan kenyataan seringkali jauh dari harapan. Niat ingin begitu, kenyataan cuma begini. Realitas selalu di sini, angan-angan selalu jauh di sana.
Sudah
sembilan tahun saya mengelola bengkel variasi Oto Kits, dan baru saja membuka
cabang yang ketiga. Tapi kenyataan ini ternyata masih jauh dari besarnya
keinginan menjadi tujuh belas cabang. Padahal, usia saya sudah lima puluh
tujuh, teman-teman seusia pasti sudah pensiun, menikmati hari tuanya. Sedangkan
saya masih sibuk dengan banyaknya keinginan yang belum saya dapatkan.
Menjadi
seorang pengusaha adalah impian saya sejak kecil. Maka, ketika menginjak kelas
dua SMA, sepulang sekolah saya bersedia membantu memasarkan dagangan ayah ke
daerah-daerah sekitar dengan naik sepeda motor. Empat hari dalam seminggu, saya
harus pulang petang bahkan kadang sampai larut malam jika terhadang hujan atau
gangguan.
Setiap
perjalanan memasarkan itu tidak selalu membawa hasil menggembirakan,
mengajarkan saya tentang kesulitan. Dikatakan berat bagi anak sekolah, pastilah
berat. Tapi saya suka melakukannya, apalagi ada tambahan uang saku sebagai
upahnya. Itulah kenapa setelah lepas SMA, saya kemudian memilih merantau berdagang
di Jakarta ketimbang kuliah atau mencari kerja.
Sukses
berdagang tidak dikabulkan, malah mendapat kesialan-kesialan yang membuat saya
akhirnya harus melupakan keinginan. Berdagang kripik tempe, tidak berhasil.
Berdagang burung merpati, juga gagal. Buka toko kecil di kampung pun tidak
mudah, dagangan habis, uang juga habis entah kemana. Karena kebutuhan, saya
terpaksa merubah tujuan dengan mencari pekerjaan.
Namun,
ketika saya punya waktu senggang untuk mengingat-ingat, ternyata sebagian besar
Tuhan sebenarnya telah memberi. Rasanya bukan hanya saya yang bersikap seperti
itu, sebagian dari kita sering lupa atau tidak sempat memikirkan lagi.
Keinginan yang didapat langsung saja tidak kita ingat apalagi keinginan yang
diperoleh dengan perjuangan bertahun-tahun.
Meskipun
harus menunda lebih dari dua puluh tahun dengan rela menjadi karyawan, akhirnya
saya bisa menjadi seorang pengusaha. Meskipun bengkel saya belum menjadi tujuh
belas cabang, saya sudah memiliki tiga cabang yang kata orang, luar biasa.
Meskipun keinginan masih banyak yang belum tercapai, ternyata alam juga telah
banyak memberi.
Jadi,
sesungguhnya banyak mimpi-mimpi saya yang sudah diberi. Hanya saja karena
keinginan baru selalu bertambah, maka jumlah keinginan yang belum tercapai juga
bertambah. Memimpikan hotel bintang, dua tahun yang lalu, sekarang hampir
menjadi kenyataan. Hotel belum selesai dibangun, ternyata sudah lahir mimpi
lain tentang pesawat terbang.
Sekalipun
hidup ini telah banyak memberi, tapi yang selalu kita ingat cuma soal-soal yang
belum kita dapati. Keinginan akan tetap berada di sana dan hidup selalu berada
di sini, karena sekalipun saya telah banyak mendapat, saya masih akan banyak
bermimpi.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.