Selasa, 17 Februari 2015

Empat Jenis Perusahaan


Setiap kali bepergian ke kota besar, saya pasti menyempatkan mampir ke mall karena di tempat saya tinggal belum ada mall. Bisa sekadar window shopping, memang ingin membeli kebutuhan, atau bisa pula cuma sekadar minum kopi. Saya suka dengan suasana bisnis di sini, karena saya melihat sekujur ruang, tata lampu, ornamen, kerapian, kebersihan hingga keramahan pelayanan yang mencerminkan selera terkini.

Saat ini, suatu bisnis memang seyogyanya dijalankan demikian. Mulai pintu masuk kita akan bertemu para karyawan yang semuanya berseragam bersih, rapi, tampak terpelajar, senyum yang menawan dan sopan santun yang baik. Tapi, kalau perusahaan belum bisa menampilkan mutunya ke seluruh bagian termasuk watak karyawannya, maka masih dalam tahapan perlu perbaikan.

Faktor keberhasilan usaha seperti ini sangat tergantung pada dua pihak, yaitu pihak perusahaan dan pihak yang dipekerjakan. Kondisi hubungan kemanusiaan kedua belah pihak ini jadi salah satu faktor penting bagi kelangsungan sebuah bisnis. Karena itu, sebagai bahan cerita kali ini, saya mencoba membahas tentang empat jenis kondisi perusahaan.

Jenis yang pertama adalah perusahaan yang baik memiliki karyawan yang baik. Ini adalah kombinasi yang sempurna untuk sukses dalam berbisnis. Para karyawan disiplin dalam menjalankan tugas dan bisa mengembangkan dirinya tanpa tekanan untuk kemajuan bersama, karena atasannya mau peduli terhadap bawahan dan tidak berorientasi pada kepentingannya sendiri.

Ada karyawan yang baik tetapi menjadi buruk karena diperlakukan dengan buruk oleh perusahaan. Seluruh gerak orang ini sesungguhnya mengisyaratkan kebaikan, tapi seperti menyimpan sumbatan. Saya sering melihat seseorang yang ekspresinya ramah tapi penuh tekanan, ia melayani tapi lesu, ia menatap namun kosong. Mungkin hasil ketakutan mereka terhadap atasan atau keterpaksaan.

Mudah ditebak, ada hubungan kemanusiaan yang tidak beres antara karyawan dengan perusahaan. Perusahaan buruk dengan karyawan yang baik, itulah jenis yang kedua. Selain itu ada pula jenis yang ketiga yaitu, perusahaan baik tapi mendapat karyawan buruk. Karyawan semacam ini tidak sungkan pamer keburukan kinerjanya di depan mata kita.

Ia sama sekali tidak mempunyai apresiasi yang mendalam terhadap perusahaannya bekerja. Cukup memiliki satu karyawan seperti ini saja nasib perusahaan bisa terguncang, karena inilah orang yang dapat memaksa pembeli mengeluh habis-habisan dan tidak kembali lagi. Celakanya akan mengajak dan membujuk teman dan koleganya untuk tidak ke sana.

Jenis yang terakhir adalah yang paling buruk, karyawan buruk bekerja pada perusahaan yang buruk. Semuanya sudah jelas dan mudah dinilai, kapan perusahaan dan karyawan bangkrut bersama-sama hanya soal waktu. Padahal jenis ini adalah yang paling banyak terjadi, maka tidaklah mengherankan jika sukses hanya menjadi hak sebagian kecil pihak.

Di mana pun posisi kita sekarang ini sesungguhnya tidaklah penting, apakah sebagai seorang atasan atau bawahan, apakah sebagai pemilik bisnis atau karyawan, selama kita berpegang pada kebaikan, karena sukses selalu berpihak pada yang baik.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar