Jumat, 20 Februari 2015

Mendengarkan Panggilan


Menjadi seorang pengusaha yang berhasil adalah impian saya sejak kecil. Mungkin karena ayah saya seorang pedagang tembakau yang tangguh dan tidak berada di lingkungan pegawai sehingga kurang mempunyai keinginan menjadi pegawai apalagi membayangkan jadi pegawai negeri yang menerima gaji dan pensiun di hari tua. 

Maka, selepas sekolah menengah saya merantau ke Jakarta. Tanpa modal tentunya sebab saya tidak punya uang untuk modal usaha. Hanya dengan bantuan teman-teman akhirnya saya bisa berdagang kecil-kecilan. Awalnya lumayan, bisa untuk makan dan bayar kontrakan. Tapi, saya hanya modal mau bukan mampu sehingga akhirnya berantakan.

Besar tekad dan keinginan saja ternyata tidaklah cukup. Tujuan menjadi seorang pengusaha terpaksa dibelokkan alam, karena kebutuhan. Anda pasti juga sering berbelok arah dari tujuan semula karena suatu alasan. Tujuan karena terpaksa itulah yang akhirnya menjadi sesungguhnya tujuan. Oleh sebab sulit berdagang, akhirnya saya mencari pekerjaan daripada tidak berpenghasilan.

Dengan cara apa alam membelokkan tujuan saya ? Dengan cara gagal senantiasa. Menjual ditolak, nitip jual tidak laku, barang dagangan rusak tidak bisa kembali. Pada awalnya saya tidak menggubris isyarat ini. Saya berpikir ini adalah ujian untuk pihak yang ingin maju. Tapi setelah makin lama makin memiskinkan, ia menyadarkan saya.


Jadi, sadar itu awalnya bisa karena terpaksa. Tidak bisa saya bayangkan kalau saya bertahan dengan kondisi makan saja susah di Jakarta. Itulah kenapa akhirnya saya memilih pulang kampung kemudian bekerja sebagai karyawan Pertamina. Beruntung ? Mungkin, karena kebetulan mendapat pekerjaan yang cukup baik.  

Tapi saya melihat banyak orang di sekitar kita, enggan berbelok haluan walau alam sudah memaksa. Saya memiliki teman yang setengah mati ingin sukses jadi pengusaha , walau kemampuannya rendah sekali. Berkali-kali kena tipu teman bisnisnya, tetapi ngotot terus percaya. Tapi siapa peduli, dia pun tidak peduli dengan dirinya sendiri.

Setiap kita sesungguhnya mempunyai panggilan. Tapi ada yang tidak mendengar, kurang mendengar atau malah tidak mau mendengar. Perubahan hidup memang hanya menghampiri orang-orang yang mau mendengar. Maka, berlatih untuk menambah daya dengar adalah sebuah kewajiban hidup yang amat penting.

Panggilan untuk menjadi pengusaha itulah yang saya dengar selama bertahun-tahun bekerja sebagai karyawan. Dalam kesempitan karena terbelenggu kedudukan sebagai karyawan, selalu ada berbagai kesempatan berbisnis. Itulah yang saya lakukan selama sepuluh tahun terakhir, sebelum mengambil keputusan pensiun dini dan total beralih haluan.

Kegelisahan, ketidak puasan, dan keresahan adalah tanda-tanda kalau kita masih berada pada jalur yang salah. Banyak orang mencari pekerjaan dan tidak pernah merasa sesuai, karena mereka tidak tahu bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan panggilan hidupnya. Bagaimana caranya terserah saja, tapi intinya pada kemampuan untuk mendengar lebih tinggi.

Jika Anda dapat menemukan dan memanfaatkan panggilan itu, maka Anda bisa bebas mengepakkan sayap selebar mungkin. Jika pekerjaan sekarang adalah memang panggilan Anda, segeralah terbang setinggi mungkin, karena hanya orang yang mendengarkan panggilan yang dapat melakukannya.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar