Sering saya dimintai nasihat oleh teman, saudara, kolega bahkan orang yang baru kenal, tetapi tidak kalah seringnya saya juga meminta nasihat kepada siapa saja. Malah mungkin lebih sering meminta nasihat ketimbang menasihati. Banyak orang sesungguhnya membutuhkan nasihat dari orang lain, hanya saja tidak semua orang mau melakukannya dengan berbagai macam alasan masing-masing.
Itulah
kenapa saya berpendapat bahwa nasihat itu hanya layak diberikan ketika diminta.
Nasihat tak perlu diedar-edarkan, ditawar-tawarkan, sepanjang orang tidak
meminta, apalagi diobral terhadap setiap orang. Jika kita sibuk mengobral
nasihat terhadap orang lain, bisa jadi kita lalai menasihati diri sendiri.
Terlalu mencampuri urusan orang lain, jangan-jangan urusan sendiri
terbengkelai.
Tidak
semua orang butuh nasihat, kalau pun butuh tidak semua orang berani mengaku
secara terus terang. Mengaku butuh nasihat secara terbuka adalah sebentuk
kerendahhatian. Sikap rendah hati itulah, bekal atau modal dalam meminta
nasihat. Ketika butuh tidak berani mengaku butuh, setara dengan keangkuhan.
Rasa angkuh bukanlah modal yang baik untuk mendengar nasihat.
Tidak
semua peminta nasihat, sungguh-sungguh butuh apa yang dikatakannya. Peminta
nasihat yang seperti ini biasanya meminta yang justru tidak diungkapkanya.
Dapat meminta pujian, atau sekadar minta dukungan, tetapi yang jelas bukan
sedang mencari jalan keluar dengan apa yang dialaminya. Karena apa pun jalan
yang kita sodorkan, tak akan ia lewati.
Seseorang
yang butuh nasihat, sesungguhnya memiliki ciri. Yang paling menonjol adalah
tidak selalu meminta dengan kata-kata, tapi melalui perilaku. Seluruh persoalan
yang mengandung nasihat akan menarik hatinya. Dalam pandangannya, semua orang
adalah penasihat dan setiap persoalan berisi nasihat. Melihat apa saja, ia bisa
memetik manfaat darinya.
Melihat
kebaikan ia merasa mendapat nasihat berupa keteladanan. Bertemu orang baik ia
mendapat pelajaran. Melihat keburukan ia pun mendapat nasihat. Maka, bertemu
orang jahat juga mendapat pelajaran. Ia berguru kepada semua orang, terhadap
semua hal yang dapat dijadikan nasihat, bahkan termasuk kepada hewan dan
tumbuhan serta seluruh isi alam semesta.
Dari pohon
bambu dapat dipetik nasihat yang memberikannya pelajaran hidup. Selama
bertahun-tahun awal pertumbuhan bambu, diremehkan, karena cuma memperkuat
akar-akarnya sebagai pondasi yang kokoh bukan pada batang. Tapi setelah itu,
pertumbuhannya begitu pesat tak bisa dibendung. Jadi, mengharapkan proses yang
instan dan ketidaksabaran adalah musuh dari kesuksesan.
Kepada
semut pun ia berguru, betapa rukun dan kompaknya hewan-hewan itu. Semua bekerja
pada tujuan yang satu. Mereka tidak berebut rejeki, justru saling memberitahu
dan memanggil semut lain untuk berbagi. Mereka mengajarkan kita tentang
disiplin, bagaimana berbaris, antre dengan tidak berebut saling mendahului.
Memang
banyak orang sukses karena pandai memberikan nasihat. Seperti mereka yang
menjadi konsultan, motivator, pembawa seminar, workshop, dan lain-lain sesuai
dengan keahlian masing-masing. Tetapi percayalah, rasanya jauh lebih banyak
orang yang sukses karena ia gemar meminta nasihat termasuk dari pihak yang seharusnya
ia jauhi.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.