Persoalan
yang paling menarik adalah ketika ada persoalan yang melibatkan ‘saya’ di
dalamnya. Saat koran memuat berita tentang saya atau bahkan sekadar nama, maka
saya segera berusaha membeli dan membacanya. Apalagi jika saya bisa masuk
televisi (sayangnya belum), tentu saya tak keberatan membatalkan semua acara
penting apa saja demi bisa menonton siarannya.
Kalau
sesuatu melibatkan saya atau saya melibatkan diri pada sesuatu, maka sesuatu
itu jadi penting artinya. Ketika awal anak saya membeli seekor kucing, sampai
berbulan-bulan kemudian saya tidak meliriknya, jangankan menyapa atau
menyentuhnya. Tapi ketika saya melibatkan diri mengurusnya, lambat laun mulai
menyukainya dan kini ia menjadi bagian penting dalam hidup saya.
Karena
menyukainya, saya jadi penuh perhatian kepadanya. Setiap pagi setelah saya
bangun tidur, ia akan segera saya lepaskan dari kandangnya. Ia bisa bermain
dengan bebas dan gembira di halaman, menyelinap ke sana ke mari di antara
rumput dan tanaman hingga ke bawah kolong mobil sampai jam saya berangkat ke
kantor.
Jika ia
kena mencret, saya cemas mencari apa penyebabnya dan segera mengobatinya. Jika
matanya bengkak mungkin terkena ranting atau ujung daun seperti kemarin, saya
cepat-cepat membawanya ke dokter. Jika kakinya kotor saya akan membersihkannya,
bahkan ketika kucing itu berak tidak pada tempatnya saya pun bersedia
mengurusnya.
Selagi
ia berada di luar kandang, saya akan terus memantaunya. Setiap saya memanggil
namanya, ia akan segera berlari menghampiri. Lonceng kecil yang terkalung di
lehernya akan berbunyi menandai kedatangannya. Kerap istri suka jengkel karena
jika ia atau orang lain yang memanggilnya, kucing itu diam saja tidak
menggubrisnya.
Tapi
kalau sampai tiga kali saya panggil tidak terdengar suara lonceng atau meong,
kepanikan mulai melanda. Saya segera ke luar rumah mencari sambil meneriakkan
namanya. Semua orang yang ada di rumah ikut panik dan mencarinya. Yang saya
khawatirkan cuma satu, karena ia berani lari ke luar dari halaman jika ketemu
dan mengejar kucing liar. Khawatir ia hilang tidak bisa kembali.
Bukan
cuma soal kucing saja, ketika saya mulai terlibat dengan menulis kolom ini,
kekhawatiran juga selalu ada setiap kali menemui kesulitan merangkai kata.
Mungkin karena keterlibatan saya belum terlalu lama, sehingga saya sering
khawatir dan kurang percaya diri. Saya menjadi sensitif terhadap gangguan ketika
sedang mengetik di layar komputer walau akhirnya cuma kegembiraan semata jika
sudah berhasil menyelesaikannya.
Kekhawatiran
saya ternyata melebihi kekhawatiran orang lain. Orang lain itu tidak secemas
dengan apa yang saya cemaskan, tidak seminat seperti apa yang saya minatkan dan
mereka pun tidak akan terlibat seperti saya punya keterlibatan. Kini jelas,
semakin kita terlibat akan sesuatu maka sesuatu itu jadi semakin menarik dan
berharga.
Maka,
semakin banyak kita melibatkan diri pada sesuatu, akan semakin banyak sesuatu
yang menjadi menarik dan berharga buat kita.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.