Alat
timbangan badan ini mulai menjadi penghuni kamarku belum lama, sekitar dua
bulanan. Inisiatif dari istri dan anakku yang sedang gencar-gencarnya diet dan
berolah raga menurunkan berat badan. Itulah kenapa mengukur berat badan setiap
hari jadi semacam kegiatan baru dari anak istriku. Selisih beberapa ons saja
dapat membuat mereka sedih dan gembira.
Mereka
akan gembira bila mendapati angka timbangannya mengecil, tanda telah menuai
kemajuan. Sebaliknya akan sedih, jika angka sebelumnya tidak berubah. Apalagi
jika bertambah, jelas-jelas ada yang salah dan bisa stres karenanya. Inilah
hebatnya timbangan sebagai alat ukur. Untuk mengukur maju mundurnya hasil dari
upaya yang telah kita lakukan, setahap demi setahap.
Menurunkan
berat badan memang harus setahap demi setahap, tidak bisa diperoleh dalam
sekejab. Ingin sukses juga sama tak bisa dalam sekejab, harus melalui proses
tahapan. Tidak secara sekaligus pemberian itu diberikan. Bahkan hujan saja jika
tak dipecah dalam banyak butiran dan dikirim cuma dalam satu gelontoran pasti
tak tertanggungkan.
Membayangkan
penampilan tubuh orang-orang yang rajin fitness memang membuat kagum. Lihat
saja Ade Rai yang body dan lengannya mumpuni, atau artis cantik Jenifer Lopez
yang usianya sudah kepala empat, tetapi perutnya luar biasa seksi. Mungkin
karena itulah anak dan istriku berolah raga keras siang dan malam, tak bisa
ditawar.
Tiada
hari tanpa olah raga buat mereka, apalagi serba mudah karena mereka tak perlu
pergi ke pusat kebugaran, semua sudah lengkap tersedia di rumah. Di ruang atas,
ada tiga jenis alat kebugaran yang seperti di sana . Selain itu, masih ada
tambahan sepeda statis yang bisa digunakan sambil menonton acara tv. Santai
menonton pun sambil membakar lemak, sungguh kedisipilan yang mengagumkan.
Soal
kedisiplinan memang soal yang harus kita tanamkan dalam mencapai tujuan. Banyak
tugas atau pekerjaan dapat tuntas dilaksanakan dengan baik cuma berkat
kedisiplinan semata. Oleh karena itu, saya pun sangat menghargai dan
menyemangati anak dan istri jika berhasil menurunkan berat badan sesuai target
mereka, yang menurut saya agak tidak masuk akal.
Sungguh
mereka butuh motivasi yang kuat jika ingin berhasil mencapai target yang tidak
masuk akal itu. Maka, sebagai penyemangat aku berjanji memberikan imbalan yang
serupa tidak masuk akalnya. Imbalan yang setara beratnya buatku, bukan cuma
berat malahan hampir mustahil. Yaitu dengan memenuhi permintaan mereka yang
sampai detik ini belum berhasil kupenuhi.
Berhenti
merokok adalah salah satu tantanganku yang paling besar. Kelihatannya sepele,
tapi bagi banyak pecandu sepertiku benar-benar menjadi persoalan yang tak
pernah tuntas. Meski tahu akibat merokok itu menakutkan ternyata tak cukup
membuatku gentar. Perubahan gambar bungkus rokok dengan kanker juga tidak
menyurutkan kecuali ada niatan kuat dari diri sendiri.
Banyak
hal tidak tercapai karena kurangnya niat untuk mencapainya. Maka memandang
niatan kuat mereka menurunkan berat badan secara drastis itu, sungguh perlu diapresiasi,
kalau perlu dirayakan. Salah satu kunci sukses adalah niatan kuat. Dua bulan
berlalu, timbangan itu masih tetap di kamarku, cuma kini tampak sepi pengguna,
menemani rokok yang masih terselip di bibirku.
Ternyata,
niatan yang kuanggap kuat itu seperti niatan pada umumnya, cuma hebat pada
mulanya.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.