Tadinya saya tidak percaya dan cuma tertawa ketika seorang teman berkata bahwa kematangan kita sebagai manusia bisa diukur dari kualitas mimpi-mimpi kita. Karena saya termasuk orang yang tidak perhatian dengan mimpi-mimpi. Namun, kali ini saya menarik pendapat itu setelah saya terbangun dari tidur karena bermimpi yang sangat jelas, siang bolong pula !
Mungkin
karena hari minggu, saya harus bangun pagi untuk pergi beribadah, sekitar jam
sepuluhan saya mengantuk sekali dan memilih tidur lagi sebab hari ini tak ada
yang harus saya selesaikan selain rencana membuat tulisan di kolom ini. Itu pun
bisa nanti-nanti toh saat itu belum datang ide untuk dituliskan. Maka,
terjadilah sebuah mimpi yang tidak bermutu itu.
Di
mimpi itu, seolah saya tersesat ketika berjalan kaki karena salah mengambil
jalan tembus sampai masuk ke pelosok kampung yang sama sekali asing dan
kesulitan kembali ke hotel. Menemui jalan buntu berulang-ulang, harus berjalan
memutar agar bisa ketemu jalan besar bahkan sampai harus menaiki tangga curam
yang menakutkan, jika salah atau lemah bisa terjatuh dan tewas. Sungguh
mengerikan !
Di
dalam perjalanan itu, saya juga bertemu sekelompok orang yang mutunya
menyebalkan, sama sekali tak mau memberikan bantuan yang saya butuhkan. Sebelum
akhirnya lega, bertemu dengan orang baik yang mau mengantar sampai ke jalan
besar, sehingga saya dapat pulang naik taksi ke hotel. Saat itu saya terbangun
gara-gara punya hutang tulisan dan ingin segera melunasinya dengan menuliskan
kisah ini.
Mimpi
yang sempat menegangkan hati saya, sebenarnya tak lebih hanya sekadar mimpi
hasil dari rembesan persoalan sehari-hari yang mengendap dalam pikiran. Karena
abis mendengarkan sharing seorang
staff yang kesasar ketika saya beri tugas ke luar kota, menjelma jadi mimpi
itu. Maka, jelas sudah mutu saya sebagai manusia yang ternyata masih suka
membawa persoalan
sepele ke dalam tidur.
Jika
siangnya saya marah terhadap seseorang, bukan tidak mungkin saya ketemu lagi
dalam mimpi di malam hari dan saya pukuli sampai kelenger. Jika sehari-hari
kita ditekan oleh kebutuhan uang yang mendesak, bukan mustahil kita mengusung
persoalan itu untuk dipecahkan di dalam mimpi, untuk kemudian terbangun dan
kecewa lagi.
Jika
dalam kesendirian, dalam keadaan yang paling tenang pun saya masih gampang
terguncang oleh persoalan-persoalan entah bagaimana kalau di tengah keramaian,
dalam kehidupan sehari-hari. Apa jadinya, kalau saya melihat orang yang menipu
saya tambah sukses dan tambah kaya. Pasti orang itu akan muncul dalam tidur
saya untuk saya hajar habis-habisan. Jadi, dalam keadaan terjaga maupun
tertidur, saya ini orang yang selalu kelelahan.
Dalam
kelelahan seperti itu, maka tidak heran jika kepala saya sering terasa pusing,
perut kembung secara berkala dan leher sering kaku. Jangan-jangan bukan
dikarenakan penyakit medis, tetapi hasil dari cara menyikapi setiap persoalan
yang keliru akibat mental yang kurang matang. Pantas pula jika resep dokter
manapun tidak menyembuhkan.
Jika
Anda juga sering membawa persoalan ke dalam mimpi, mungkin kita perlu belajar
bersama. Jika Anda menderita seperti saya, mari kita berobat bersama.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Saya lebih sering gak bisa tidur kalau sedang ada masalah.
BalasHapusSalam Sukses, Hidup Luar Biasa.