Minum air putih segelas besar setiap pagi bangun tidur dan malam menjelang
tidur adalah ritual wajib bagi saya. Karena sebelum memiliki kebiasaan ini saya
sering merasakan nyeri pinggang, bahkan sampai terserang kencing batu tiga
kali. Penyebab kencing batu memang ada banyak hal dan tidak menyebut soal
minum. Namun, apabila kita sering kekurangan minum tentu akan membuat rentan
terkena penyakit ini.
Pernah saya terkena
serangan ini sampai tidak bisa melangkahkan kaki saking sakitnya, justru ketika
saya sedang menjenguk seorang teman mondok di rumah sakit. Tujuannya menghibur
orang sakit, malah saya sendiri yang perlu dihibur karena saat itu saya mengerang-erang
kesakitan dan terpaksa dipanggilkan perawat dan dibawa ke unit gawat darurat.
Maka, ketika Anda
bepergian semobil dengan saya, jangan heran jika menemukan di setiap sisi kursi
penumpang selalu tersedia satu botol air mineral. Kebiasaan minum banyak harus
saya jaga, apalagi jika duduk berjam-jam. Karena itulah kita sering melihat
para sopir truk membawa botol minuman ukuran yang besar satu setengah literan,
mereka takut sakit pinggang karena duduk berlama-lama di belakang kemudi.
Seorang dokter
mengatakan kepada saya bahwa air itu obat. Saya langsung mempercayai tanpa saya
harus meneliti terlebih dulu. Karena kedudukannya sebagai seorang yang berilmu
dalam pengobatan layak saya percayai. Kata-katanya saya patuhi. Jadi, jika kita
menjadi orang yang berilmu, maka akan semakin banyak orang mematuhi apa yang
kita katakan.
Untuk menjadi seorang
yang tinggi ilmunya, kita tak boleh enggan untuk terus belajar. Namun,
berilmu saja tentu tidak cukup, baik dan mulia hati adalah yang paling penting.
Padahal jadi seorang yang mulia adalah yang paling sulit. Tulisan-tulisan atau
perkataan saya kadang baru mencerminkan keinginan saya untuk mulia, sama sekali
belum realitas saya.
Jadi, bisa saja selama
ini saya sekadar sok pintar, sok baik dan sok mulia, tetapi tidak benar-benar
seperti itu, karena omongan atau tulisan itu lebih mudah saya dahulukan
ketimbang kelakuan saya. Dengan demikian, nasihat saya akan sampai kepada orang
lain terlebih dahulu daripada perilaku saya. Itulah kenapa sampai sekarang saya
masih terus belajar dan belajar untuk menjadi lebih pintar, lebih baik dan
lebih mulia.
Kembali ke masalah
kebiasaan saya cukup minum air, ternyata juga membawa konsekuensi lain yaitu
jadi sering kebelet pipis. Ketika di perjalanan bepergian, karena tersedia
minuman di kendaraan, saya minum terus. Akibatnya, rasa ini lebih sering datang
tapi saya sering menahannya karena tanggung belum menemukan tempat
pemberhentian yang tepat, yaitu toilet umum yang bersih.
Demikian pula kebiasaan
saya minum air segelas besar saat menjelang tidur, tanpa saya sadari sudah
membuat saya sering menahan pipis sebab malas bangun dan lebih memberatkan rasa
kantuk. Yang seharusnya lancar malah ditahan. Padahal, ketika saya harus
menahan pipis cuma menghasilkan rasa tidak nyaman dan menderita.
Sungguh konyol tindakan
saya, keliru memaknai bahwa salah satu tujuan cukup minum air adalah agar
pipisnya lancar. Pipis yang lancar cuma menghasilkan kelegaan semata.
Perhatikan perubahan mimik muka kita setelah pipis, pasti wajah yang penuh
syukur karena lega. Kelegaan yang justru sering saya tolak begitu saja.
Jangan-jangan, rasa tidak nyaman dan derita hidup yang sering saya rasakan,
juga cuma karena saya keliru memaknai.
Salam SUKSES, HIDUP LUAR
BIASA.