Senin, 17 November 2014

Niat Baik Kurang Ilmu


Seketika saya agak terkejut ketika menjemput teman pengurus dan mengajak pulang setelah tiga hari berada di Makassar. Persoalannya, selama tiga hari bertugas di Makassar dia hanya berada di asrama pondok haji Sudiang tempat berlangsungnya pertandingan kejuaraan nasional catur tahun ini, tanpa pernah meninggalkan lokasi sampai dengan saat kepulangannya.

Memang saya memberi tugas kepadanya cuma tiga hari, untuk menghadiri acara raker, bukan untuk mendampingi para atlit yang akan bertanding selama sebelas hari di sini. Tapi, karena dia berangkat duluan bersama rombongan, maka teman itu menginap di wisma sekitar lokasi yang jaraknya 25 km dari kota, sedangkan saya bersama istri menginap di sebuah hotel di tengah kota yang mudah akses ke mana-mana.

Saya sungguh merasa menyesal, kenapa saya tidak memberi kesempatan kepada teman itu dengan mengajaknya jalan-jalan selagi berada di sini atau mengajaknya menginap di hotel. Saya juga lupa jika teman tersebut adalah pengurus baru di kepengurusan provinsi, walaupun sebelumnya sudah menjadi pengurus cukup lama di kabupaten. Namanya baru, maka otomatis ini adalah tugas ke luar pertamanya yang jauh. Bahkan, rupanya dia juga baru pertama kalinya naik pesawat.

Mungkin istrinya sangat menunggu oleh-oleh dari suaminya yang baru pertama kali terbang. Oleh-oleh cerita pegalamanan barunya, sekaligus oleh-oleh cendera mata atau makanan khas kota ini yang tak sempat dibelinya pula. Andai saja saya menyadari soal ini hari kemarin, bukan saat waktu kepulangan kami yang tinggal dua jam lagi, tentu akan segera saya ajak keliling ke seluruh penjuru kota ini. 

Memang betul tujuan ke sini adalah untuk sebuah tugas bukan jalan-jalan, namun alangkah baiknya jika kita dapat memperoleh pengalaman lain yang tidak terlupakan mengingat biaya perjalanan dan kesempatan yang jarang ini. Maka saya sangat mengapresiasi ketika panitia penyelenggara sengaja mengadakan acara rekreasi bersama untuk semua peserta dari seluruh provinsi di Indonesia itu.

Di tengah pertandingan yang berlangsung, sengaja diliburkan sehari khusus untuk rekreasi karena kalau tidak para peserta juga akan mengalami soal yang sama seperti teman saya itu. Maka ketika para atlet kirim sms kalau sedang makan pisang epek khas Makassar di pantai Losari, kemudian ada yang mengirim foto sedang berada di  Rotterdam, benteng peninggalan abad 16 yang terkenal itu, saya kembali menyesal telah mengajak pulang teman itu sehari sebelumnya.

Untungnya soal oleh-oleh untuk teman tadi tidak terlupakan, karena ada istri yang tidak pernah lupa soal itu bila bepergian kemanapun. Seandainya saya bepergian seorang diri, maka dapat dipastikan teman tadi mengalami kemalangan dua kali. Malang karena miskin pengalaman datang ke Makassar dan malang karena tidak sempat pula membawa pulang oleh-oleh ke rumahnya.

Ketika mengatur tugasnya, saya hanya berpikir praktis dengan menggunakan sudut pandang saya sendiri. Ada niat baik tapi juga ada kekeliruan. Niat baiknya adalah membelikan tiket dan mengajak pulang bersama agar memudahkan. Sedangkan kelirunya adalah menganggapnya seperti saya yang sudah biasa bepergian.

Niat baik tidak selalu membawa kebaikan jika kurang ilmu. Ilmu yang kadang saya remehkan yaitu untuk lebih sering menggunakan sudut pandang orang lain. Tapi yang namanya niat baik, tentu ada sedikit kebaikan, buktinya baru saja saya mendapat sms dari teman itu,” Terima kasih minyak tawonnya, kue-kuenya dan otak-otaknya yang enak sekali.”


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar