Rabu, 26 November 2014

Urusan Saya Dengan Nyamuk


Mungkin bukan cuma saya yang paling sebal kalau berurusan dengan nyamuk. Peperangan saya dengannya hampir berlangsung selama dua puluh empat jam sehari seperti musuh bebuyutan. Dari mulai melek mata sampai melek mata lagi. Salah-salah tidak bisa tidur pulas gara-gara mahluk satu ini jika masih ada yang lolos di dalam kamar tidur.

Entah kenapa saya merasa lebih peka terhadapnya dibandingkan orang lain. Ketika bersama dalam satu ruangan bersama orang lain yang pertama akan digigit oleh para nyamuk itu tentu saya, kata orang karena darahnya manis. Teori ini boleh diragukan kebenarannya sebab kadar gula darah saya rendah, bukan termasuk pengidap kencing manis.

Bahkan makhluk ini sudah saya masukkan ke dalam daftar musuh besar yang harus saya berantas sampai ke akar-akarnya karena saya pernah tersiksa dibuatnya. Bagi Anda yang pernah mengalami demam berdarah seperti saya mungkin dapat memakluminya. Mual-mual, seluruh tubuh linu semua, tulang belulang seperti dilolosi, dan sampai trauma tak bisa tidur selama dua hari dua malam.

Setelah jarum infus menancap di lengan dan terkapar di rumah sakit beberapa hari barulah teratasi. Pengalaman ini membuat dendam saya menumpuk. Sepulang dari rumah sakit, segera saya lakukan penyemprotan di seluruh area rumah, termasuk garasi bus sebelah rumah yang saya curigai sebagai sumber mala petaka. Walaupun untuk itu saya harus membayar ongkosnya.

Penyakit ini tidak dapat dianggap enteng, karena di daerah tropis seperti negara kita dapat menjadi wabah yang menakutkan. Tapi, meskipun menakutkan tetap ada unsur menggelikan. Jika penyakit ini menyerang anak-anak akan dianggap wajar, namun jika menyerang orang dewasa seperti saya bisa menjadi sumber olokan. Tubuh sebesar ini ternyata tumbang oleh gigitan nyamuk yang kecil.

Lebih tepatnya bukan menggigit tapi menusuk seperti jarum suntik. Kulit yang tebalpun bisa ditusuk. Semakin tebal kulit yang ditusuk, akibatnya akan lebih mengganggu karena gatalnya akan lebih sulit diatasi, terutama di daerah seputar jari-jari kaki. Seperti malam ini, meskipun mata masih demikian mengantuknya, terbangun gara-gara itu.

Nyamuk yang tak tahu diri betul-betul merusak tidur saya. Saya jadi terbangun, mencari minyak kayu putih. Diolesi minyak kayu putih sambil digaruk pun tidak mereda juga gatalnya. Karena gatal tidak mereda maka meleklah saya. Karena melek mata, maka hilanglah kantuk saya walau sesungguhnya tidak rela. Ada nikmat yang bercampur gangguan. 

Seperti juga ada berkah yang bercampur derita. Kenapa alam begitu senang mencampuradukan dua soal yang jelas-jelas bertentangan. Ketika sukses datang, musibah juga semakin gencar menghadang dan entah siapa yang bilang kalau itu ujian. Dibalik ketenaran dan popularitas ada jenis aib yang siap untuk menjatuhkan.

Pertanyaan-pertanyaan itulah membuat saya benar-benar terbangun dan duduk di depan komputer sambil minum kopi panas. Karena minum kopi panas, segarlah badan saya. Karena badan segar maka mulailah saya menulis dengan lancar untuk kolom ini. Karena saya dapat menulis untuk Anda, maka gembiralah saya. Karena gembira, maka saya dapat tidur lagi dengan lelap sekali. 

Saya bingung sendiri apakah nyamuk ini berkah atau musibah. 


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar