Mungkin bukan cuma saya yang paling sebal kalau berurusan dengan nyamuk. Peperangan saya dengannya hampir berlangsung selama dua puluh empat jam sehari seperti musuh bebuyutan. Dari mulai melek mata sampai melek mata lagi. Salah-salah tidak bisa tidur pulas gara-gara mahluk satu ini jika masih ada yang lolos di dalam kamar tidur.
Entah
kenapa saya merasa lebih peka terhadapnya dibandingkan orang lain. Ketika
bersama dalam satu ruangan bersama orang lain yang pertama akan digigit oleh
para nyamuk itu tentu saya, kata orang karena darahnya manis. Teori ini boleh
diragukan kebenarannya sebab kadar gula darah saya rendah, bukan termasuk
pengidap kencing manis.
Bahkan
makhluk ini sudah saya masukkan ke dalam daftar musuh besar yang harus saya
berantas sampai ke akar-akarnya karena saya pernah tersiksa dibuatnya. Bagi
Anda yang pernah mengalami demam berdarah seperti saya mungkin dapat
memakluminya. Mual-mual, seluruh tubuh linu semua, tulang belulang seperti
dilolosi, dan sampai trauma tak bisa tidur selama dua hari dua malam.
Setelah
jarum infus menancap di lengan dan terkapar di rumah sakit beberapa hari
barulah teratasi. Pengalaman ini membuat dendam saya menumpuk. Sepulang dari
rumah sakit, segera saya lakukan penyemprotan di seluruh area rumah, termasuk
garasi bus sebelah rumah yang saya curigai sebagai sumber mala petaka. Walaupun
untuk itu saya harus membayar ongkosnya.
Penyakit
ini tidak dapat dianggap enteng, karena di daerah tropis seperti negara kita
dapat menjadi wabah yang menakutkan. Tapi, meskipun menakutkan tetap ada unsur
menggelikan. Jika penyakit ini menyerang anak-anak akan dianggap wajar, namun
jika menyerang orang dewasa seperti saya bisa menjadi sumber olokan. Tubuh
sebesar ini ternyata tumbang oleh gigitan nyamuk yang kecil.
Lebih
tepatnya bukan menggigit tapi menusuk seperti jarum suntik. Kulit yang tebalpun
bisa ditusuk. Semakin tebal kulit yang ditusuk, akibatnya akan lebih mengganggu
karena gatalnya akan lebih sulit diatasi, terutama di daerah seputar jari-jari
kaki. Seperti malam ini, meskipun mata masih demikian mengantuknya, terbangun
gara-gara itu.
Nyamuk
yang tak tahu diri betul-betul merusak tidur saya. Saya jadi terbangun, mencari
minyak kayu putih. Diolesi minyak kayu putih sambil digaruk pun tidak mereda
juga gatalnya. Karena gatal tidak mereda maka meleklah saya. Karena melek mata,
maka hilanglah kantuk saya walau sesungguhnya tidak rela. Ada nikmat yang
bercampur gangguan.
Seperti
juga ada berkah yang bercampur derita. Kenapa alam begitu senang
mencampuradukan dua soal yang jelas-jelas bertentangan. Ketika sukses datang,
musibah juga semakin gencar menghadang dan entah siapa yang bilang kalau itu
ujian. Dibalik ketenaran dan popularitas ada jenis aib yang siap untuk
menjatuhkan.
Pertanyaan-pertanyaan
itulah membuat saya benar-benar terbangun dan duduk di depan komputer sambil
minum kopi panas. Karena minum kopi panas, segarlah badan saya. Karena badan
segar maka mulailah saya menulis dengan lancar untuk kolom ini. Karena saya
dapat menulis untuk Anda, maka gembiralah saya. Karena gembira, maka saya dapat
tidur lagi dengan lelap sekali.
Saya
bingung sendiri apakah nyamuk ini berkah atau musibah.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.