Ketika saya sedang menunggu istri bersama temannya yang berada di lantai 19 sambil minum kopi siang itu, tiba-tiba istri saya sms meminta pertimbangan tentang rencananya membeli sebuah korset pelangsing dari temannya. Tidak biasanya istri minta pertimbangan kecuali akan beli barang-barang yang mahal harganya atau barang yang penting. Maka dapat ditebak betapa istimewanya korset ini.
Namanya
barang istimewa, berarti korset ini bukan sembarang korset pelangsing seperti
yang dijual di sembarang tempat. Yang pasti, istri saya punya alasan kenapa
ingin memilikinya. Kalau boleh saya menganalisa, tampaknya ada dua alasan.
Alasan yang pertama, karena yang menawarkan barang itu teman dekatnya, tentu
ada perasaan tidak enak kalau tidak membelinya walaupun mungkin mahal untuk
ukuran sebuah korset.
Betapa
tidak enaknya menolak permintaan seorang ibu yang rela datang menjemput, setir
sendiri, menghantarkan ke mana-mana setiap kali istri saya ke Jakarta. Apalagi,
sejak masih kuliah mereka pun sudah bersahabat. Jadi, sudah selayaknya jika
istri tidak akan mengecewakan seorang sahabat yang baik seperti itu. Permintaan
yang lebih besar pun pasti akan diturutinya dengan senang hati.
Alasan
yang kedua, pasti karena manfaat yang diinginkan dari barang itu. Seingat saya,
istri pernah juga memiliki dan memakai barang seperti itu. Kata penjual yang
dulu berkhasiat menurunkan berat badan dan membentuk tubuh tapi tidak terbukti.
Karena setelah dipakai beberapa lama, barang itu jarang terlihat lagi, sudah
jadi penghuni tetap almari alias dimusiumkan.
Tengoklah
almari Anda yang penuh berjejalan. Apakah seluruh pakaian itu Anda kenakan ?
Cobalah pula teliti rumah Anda, begitu banyak barang yang tidak berguna, tidak
penting dan tidak mendesak. Jika dalam membeli barang, kita selalu mengutamakan
yang penting dan mendesak tentu tak akan begitu banyak barang tidak berguna di
rumah kita.
Namun,
hidup tidak cuma berisi sesuatu yang penting dan mendesak saja, kadang juga
berisi tidak enak hati. Melihat sahabat istri saya yang begitu baik menawarkan
barang itu dengan bersemangat tentu tidak mengenakkan. Apalagi jika Anda
memiliki uang untuk membelinya, kalaupun tidak punya uang sebanyak itu, masih
bisa diangsur enam kali tanpa bunga, info dari penjualnya.
Jadi,
seandainya saya mengatakan bahwa barang itu sama dengan yang dulu, walau beda
harga dan produsennya tentu istri dan temannya kurang setuju. Mereka yakin betul,
bahwa barang yang satu ini pasti beda, lebih sakti mandraguna. Tidak perlu diet
pun berat badan bisa turun, imbuhnya. Kalau sudah soal menurunkan berat badan,
wanita mana yang tak ingin tubuhnya ramping bak peragawati. Berapa pun pasti
akan diburu, jika punya uang.
Singkat
cerita, kami pun segera menyelesaikan transaksi barang itu dengan hati yang
mantap, karena waktu sudah cukup sore, teman istri juga melengkapi kebaikan
hatinya dengan tak mengijinkan kami naik taksi tapi mengantarkan sendiri ke
stasiun Gambir. Kebaikan memang selalu berbalas kebaikan.
Seminggu
kemudian, istri memberitahu dengan gembira jika baju-baju yang tadinya sudah
tak dapat dipakai karena kekecilan sekarang sudah muat lagi. Sebuah prestasi
yang perlu diapresiasi, sehingga saya ikut bergembira, teman istri pun pasti
juga akan gembira mendengar berita ini. Tidak penting apakah korset pelangsing
itu penyebabnya atau sekadar memotivasi, karena yang saya tahu sudah sebulan
ini istri saya rajin diet dan berolah raga dengan keras.
Yang
penting, semua jadi gembira. Karena awalnya dimulai dengan niat baik, pantas
saja jika ia ganti memberi
kebaikan bagi semua.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.