Senin, 24 November 2014

Nasi Goreng Kribo


Kalau Anda penggemar nasi goreng seperti saya, cobalah singgah ke warung ‘Seafood Kribo’ yang letaknya di sebelah perumahan Arca, timur Gelanggang olah Raga, Purwokerto. Sebagai penggemar berat nasi goreng, saya sudah mencicipi hampir seluruh rasa nasi goreng di kota tempat saya tinggal dan di beberapa kota sekitar atau di manapun ada kesempatan.

Jika ada orang atau teman yang bercerita tentang nasi goreng yang enak, pasti menggelitik niat saya untuk memburunya. Sebenarnya ada satu lokasi yang nasi gorengnya amat enak menurut lidah saya, sayang sekali jauh dari jangkauan karena berada di mall Citraland Jakarta sehingga tak mungkin saya sering menikmatinya. 

Di kota saya sendiri tidak ada yang enak dan tempat yang paling mudah dijangkau, ya nasi goreng Kribo itu. Terkenal dengan sebutan kribo, karena sang pemilik warung sekaligus sebagai koki dulunya berambut kribo, namun sekarang sudah tidak lagi karena dipotong pendek. Tapi bukan soal kribonya yang membuatnya tetap bertahan melawan serbuan aneka macam kuliner belakangan ini, yang pasti adalah karena rasanya.

Bisnis yang sulit disaingi dan mampu bertahan lama menurut maestro marketing Philip Kotler adalah bisnis yang mengutamakan ‘rasa’ karena soal itu amat sulit ditiru. Itulah kenapa bisnis kuliner seperti KFC dan McDonald masih bertahan lama sampai sekarang, dibandingkan dengan bisnis yang berbasis teknologi yang sangat mudah ditiru.

Kenapa perusahaan Apple meluncurkan produk iphonenya yang canggih dengan harga perdana yang tinggi ? Karena harus melalui research yang cukup lama dan biaya yang mahal. Namun, hanya dalam waktu singkat akan mendapatkan saingan produk buatan cina yang murah meriah dengan fitur yang mirip-mirip. Maka tidaklah heran persaingan bisnis di bidang ini sangat ketat sekali. 

Membuat nasi goreng gampang-gampang susah, yang pertama harus dipikirkan adalah bahannya atau nasinya. Tidak boleh terlalu lembek, semakin butiran nasinya terpisah semakin baik, karena ketika digoreng akan bergulir satu persatu sehingga meyerap bumbu lebih baik. Memberikan garam pun bukan di awal, tetapi saat menjelang selesai memasak agar rasanya tidak mati.

Itu tadi sekelumit penjelasan dari si Kribo, tukang masak yang jago. Dia juga ahli memasak seafood. Hanya saja itu bukan yang sedang saya bahas. Kembali ke nasi goreng, cara masaknya menggunakan api yang besar sehingga jilatan api masuk ke dalam kuali mengenai nasinya. Membuat nasi tersebut sedikit terbakar akan menambah sensasi kenikmatan tersendiri.

Si kribo pasti tidak mengenal pelajaran bisnis, tetapi ia memiliki kepatuhan dalam menjaga satu hal, bahwa rasa pun harus melewati suatu prosedur di mana standarnya harus dijaga dengan baik. Maka, dalam soal ini saya mengaguminya seperti saya mengagumi KFC dan McDonald. Wajar jika dia masih tangguh bertahan sampai sekarang. 

Ukuran seporsinya juga luar biasa besar, Anda bisa makan sampai puas tidak dikurang-kurangi, tetap dijaga sedari dulu. Saya bahkan tak pernah mampu menghabiskannya sendirian. Konsistensi menjaga kualitas rasa dan porsinya sungguh suatu cara sederhana yang terbukti berhasil, dikarenakan sesuai dengan hukum alam yang berlaku yaitu apa yang kau beri, adalah apa yang kau dapatkan. 

Jika begitu hukumnya, tidaklah aneh jika banyaknya luka yang sering ada di hati kita mungkin karena kita banyak memberi soal-soal yang melukai hati sesama belaka. 


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar