Kalau Anda penggemar nasi goreng seperti saya, cobalah singgah ke warung ‘Seafood Kribo’ yang letaknya di sebelah perumahan Arca, timur Gelanggang olah Raga, Purwokerto. Sebagai penggemar berat nasi goreng, saya sudah mencicipi hampir seluruh rasa nasi goreng di kota tempat saya tinggal dan di beberapa kota sekitar atau di manapun ada kesempatan.
Jika
ada orang atau teman yang bercerita tentang nasi goreng yang enak, pasti
menggelitik niat saya untuk memburunya. Sebenarnya ada satu lokasi yang nasi
gorengnya amat enak menurut lidah saya, sayang sekali jauh dari jangkauan
karena berada di mall Citraland Jakarta sehingga tak mungkin saya sering
menikmatinya.
Di kota
saya sendiri tidak ada yang enak dan tempat yang paling mudah dijangkau, ya
nasi goreng Kribo itu. Terkenal dengan sebutan kribo, karena sang pemilik
warung sekaligus sebagai koki dulunya berambut kribo, namun sekarang sudah
tidak lagi karena dipotong pendek. Tapi bukan soal kribonya yang membuatnya
tetap bertahan melawan serbuan aneka macam kuliner belakangan ini, yang pasti
adalah karena rasanya.
Bisnis
yang sulit disaingi dan mampu bertahan lama menurut maestro marketing Philip
Kotler adalah bisnis yang mengutamakan ‘rasa’ karena soal itu amat sulit
ditiru. Itulah kenapa bisnis kuliner seperti KFC dan McDonald masih bertahan
lama sampai sekarang, dibandingkan dengan bisnis yang berbasis teknologi yang
sangat mudah ditiru.
Kenapa
perusahaan Apple meluncurkan produk iphonenya yang canggih dengan harga perdana
yang tinggi ? Karena harus melalui research yang cukup lama dan biaya yang
mahal. Namun, hanya dalam waktu singkat akan mendapatkan saingan produk buatan
cina yang murah meriah dengan fitur yang mirip-mirip. Maka tidaklah heran
persaingan bisnis di bidang ini sangat ketat sekali.
Membuat
nasi goreng gampang-gampang susah, yang pertama harus dipikirkan adalah
bahannya atau nasinya. Tidak boleh terlalu lembek, semakin butiran nasinya
terpisah semakin baik, karena ketika digoreng akan bergulir satu persatu
sehingga meyerap bumbu lebih baik. Memberikan garam pun bukan di awal, tetapi
saat menjelang selesai memasak agar rasanya tidak mati.
Itu
tadi sekelumit penjelasan dari si Kribo, tukang masak yang jago. Dia juga ahli
memasak seafood. Hanya saja itu bukan yang sedang saya bahas. Kembali ke nasi
goreng, cara masaknya menggunakan api yang besar sehingga jilatan api masuk ke
dalam kuali mengenai nasinya. Membuat nasi tersebut sedikit terbakar akan
menambah sensasi kenikmatan tersendiri.
Si
kribo pasti tidak mengenal pelajaran bisnis, tetapi ia memiliki kepatuhan dalam
menjaga satu hal, bahwa rasa pun harus melewati suatu prosedur di mana
standarnya harus dijaga dengan baik. Maka, dalam soal ini saya mengaguminya
seperti saya mengagumi KFC dan McDonald. Wajar jika dia masih tangguh bertahan
sampai sekarang.
Ukuran
seporsinya juga luar biasa besar, Anda bisa makan sampai puas tidak
dikurang-kurangi, tetap dijaga sedari dulu. Saya bahkan tak pernah mampu
menghabiskannya sendirian. Konsistensi menjaga kualitas rasa dan porsinya
sungguh suatu cara sederhana yang terbukti berhasil, dikarenakan sesuai dengan
hukum alam yang berlaku yaitu apa yang kau beri, adalah apa yang kau dapatkan.
Jika
begitu hukumnya, tidaklah aneh jika banyaknya luka yang sering ada di hati kita
mungkin karena kita banyak memberi soal-soal yang melukai hati sesama belaka.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.