Di halaman rumah depan ada sebuah pohon sukun besar yang buahnya terkenal lezat. Setelah cukup matang di pohon, kita petik, dikupas dan disayat tipis tapi jangan terlampau tipis baru digoreng, lalu dimakan saat masih hangat. Hmm...yummy. Kalau sudah terlalu matang di pohon, sebaiknya jangan digoreng tapi dikukus, tidak kalah lezatnya.
Sayang
pohon itu hanya mau berbuah pada masa tertentu, sehingga tidak setiap saat saya
dapat memetik dan menikmatinya. Untuk segala sesuatu memang ada masanya, untuk
apa pun yang ada di bawah langit selalu ada waktunya. Demikian juga di dalam
kehidupan manusia, ada masa sulit dan ada masa senang yang datang silih
berganti.
Seperti
musim di Indonesia, ada musim hujan dan pasti ada musim kemaraunya. Di
negara-negara lain bahkan ada yang mengalami empat musim yang berlainan. Musim
semi, musim panas, musim dingin dan musim gugur, menjadi suatu siklus alam.
Dalam
hidup, kita jangan mengambil kesimpulan berdasarkan satu masa saja, entah itu
masa sulit atau masa senang. Berikut ini ada sebuah kisah tentang masa yang
dinilai secara salah. Bila kita hanya mengalami satu masa atau musim saja lalu
memberikan penilaian.....
Ada dua
orang yang mengawali usaha dengan berjualan es, yang satu berjualan es pada
musim hujan, sedangkan yang satunya lagi berjualan pada musim kemarau. Yang
satu mengambil asumsi berjualan es sulit sekali, tidak laku. Sedangkan yang
satunya lagi mengatakan memulai usaha mudah sekali karena laku keras.
Demikian
pula dengan dua orang yang berjualan payung. Yang satu laris manis karena
berjualan di musim hujan dimana banyak orang membutuhkan. Sedangkan yang
lainnya merasa dagangannya sepi, sulit mendapatkan pelanggan, omsetnya turun
drastis karena berjualan di musim panas.
Apa
yang kita alami dalam kehidupan tidak bisa diukur hanya pada satu masa saja.
Kalau Anda menyerah pada masa yang sulit, Anda akan kehilangan masa yang indah
saat kesulitan itu berakhir. Kalau Anda takabur dengan masa yang senang, satu
saat Anda akan rapuh menghadapi masa yang sulit.
Hidup
selalu ada masa senang dan masa susah. Kita tidak dapat hidup selamanya di
salah satu sisi, sehingga kita perlu bersabar ketika menghadapi kesulitan,
karena pada akhirnya akan datang kesenangan. Sebaliknya pun demikian, kita
perlu rendah hati dan mawas diri pada saat menikmati kejayaan. Kita tidak boleh
terlena dengan masa yang indah atau kesenangan.
Ada
pepatah, hidup ini seperti roda berputar, kadang di atas kadang di bawah.
Jangan sia-siakan kesempatan yang diberikan, kita harus berupaya semaksimal
mungkin karena segala sesuatu ada masanya. Kita harus berterima kasih untuk
segala sesuatu yang kita terima dalam hidup ini, yaitu dengan selalu bersyukur
setiap saat.
Setiap
musim ada masanya yaitu masa menabur dan menuai. Jangan menentang hukum alam
ini. Bagi Anda yang belum memperoleh kesempatan untuk menuai, bersabarlah,
semua ada masanya. Jangan bermalas-malasan pada masanya untuk menabur. Belajar dari semut yang
mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya pada musim panas untuk menghadapi musim
dingin.....
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.