Suatu hari saya mendapat telpon seorang teman, yang kebetulan sedang bertugas di kota ini . Saya pun bergegas untuk menjemputnya ke hotel tempat dia menginap serta ingin mengajaknya makan di luar, cari tempat yang lebih santai untuk ngobrol setelah sekian lama tidak bertemu.
Segera
saya nyalakan mobil di garasi, dan ketika saya coba injak pedal gas ternyata
mobil tidak mau bergerak. Saya periksa apakah rem tangannya dalam posisi on,
ternyata tidak. Saya coba menginjak pedal gas lagi beberapa kali, mobil tetap
tidak bergerak, roda seperti terkunci. Akhirnya saya putus asa dan memilih naik
mobil yang lain untuk pergi.
Sedangkan
mobil yang macet, saya minta bantuan teknisi bengkel mencari penyebabnya.
Ternyata, setelah diperiksa dan dibongkar rodanya, masalahnya sepele yaitu sistim
rem tangannya berkarat sehingga seperti mencengkram meskipun rem dalam kondisi
bebas. Semua normal kembali seperti semula setelah dibersihkan karat-karatnya.
Kejadian
ini mirip dengan diri kita. Ketika kita menginjak pedal gas untuk maju, tanpa
kita sadari ada sistim rem yang menghambat kemajuan diri kita. Bisa jadi karena
kita tidak sadar bila rem tangannya masih dalam keadaan on, atau seperti kasus
tadi, rem yang bekerja tanpa kita tahu. Rem-rem ini bisa berupa ketakutan,
pemikiran negatif, penundaan atau pun perasaan tidak layak, dan lain-lain.
Saya
teringat cerita seorang petinju yang memiliki motivasi besar, meskipun sudah
jatuh terpukul berkali-kali oleh Mike Tyson, bukan membuatnya menyerah tapi
malah membuatnya semakin buas. Pada saat itu, Mike Tyson si leher beton adalah
juara dunia tinju kelas berat yang sulit menemukan lawan yang seimbang, dia
terkenal sangat ganas dan menakutkan bagi lawan-lawannya.
Selama
pertandingan berlangsung, Douglas sang petinju itu berulang kali menerima
bertubi-tubi pukulan telak dari Mike Tyson, yang membuatnya jatuh mencium
kanvas. Namun setiap kali Douglas terjatuh, ia ingat peristiwa sedih yang ia alami bagaimana ia diolok-olok
sebagai gelandangan oleh teman-temannya, sehingga ia selalu bangkit lagi
sebelum hitungan wasit berakhir.
Semangat
yang meledak di dalam diri Douglas membuat Mike Tyson lama-lama frustasi. Meskipun jatuh terkapar tidak
membuatnya menyerah, sehingga membuat Tyson kehabisan akal dan terkuras
tenaganya karena terlalu banyak memukul. Dan pada gilirannya, Douglas
melancarkan serangan balasan yang membabi buta melibas Tyson hingga menyerah.
Malam itu adalah malam kemenangan bagi Buster Douglas.
Kemenangan
itu menyiratkan makna bahwa ‘keinginannya yang kuat’ dapat mengalahkan rem-rem
yang menghambat di dalam dirinya. Hidup tidak selalu menyajikan situasi yang
ramah dalam menuju kesuksesan. Ketika Anda patah semangat, ingatlah bagaimana
dia selalu bangkit dan bangkit lagi dan tidak menyerah. Anda harus mendorong
diri Anda sedemikan rupa supaya dapat meraih yang ‘harus’ Anda raih.
Memang
rem sangat dibutuhkan oleh kita untuk mengontrol laju dan kecepatan kendaraan
supaya kita selamat saat berkendara. Namun kita memerlukan keahlian dalam
mengendalikan rem supaya tidak malah menyulitkan kita. Kesuksesan bisa urung
kita raih jika kita kerap kali menekan rem atau mengerem secara berlebihan.
Kita harus dapat mengendalikan semua hal negatif yang mungkin menjadi
penghalang laju jalan kita
menuju sukses.
Periksa
pula, siapa tahu ada rem yang selalu bekerja di dalam diri kita tanpa kita
sadari, sehingga kita tidak bergerak maju ?
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.