Dalam salah satu hasil karyanya, Aristoteles berkata bahwa dibalik setiap motif manusia, ada sebuah motif lain lagi yang mendasari segalanya, yaitu ‘untuk menjadi bahagia’. Dan itu menjadi dasar suatu dorongan emosional yang memicu semua tindakan dan tingkah laku manusia. ‘Hasrat untuk menjadi bahagia’, merupakan salah satu motivator manusia yang paling kuat.
Berapa
persen dari tindakan kita mengambil keputusan yang berdasarkan alasan rasional
dan berapa persen yang didasari alasan emosional ? Pertanyaan menarik ini
sering dilontarkan oleh para trainer kepada para peserta seminar dalam kelas
marketing dan penjualan, dan kebanyakan dari mereka menjawab 80/20 atau 90/10.
Menurut
Brian Tracy, manusia bertindak 100 persen secara emosional. Manusia, termasuk
kita, memutuskan secara emosional dan kemudian membenarkan secara logika. Kita
membuat keputusan dengan spontan, kadang dengan pandangan sekilas atau sepotong
informasi, lalu kita menghabiskan waktu berjam-jam atau hari menopang keputusan
tersebut dengan pembenaran-pembenaran logis.
Alasan
orang membeli sesuatu adalah mereka merasa bahwa mereka akan lebih bahagia
setelah membelinya, apa pun barang itu. Keputusan untuk membeli biasanya
merupakan antisipasi terhadap bagaimana perasaan mereka nantinya setelah
membeli, apakah akan lebih bahagia atau tidak.
Dapat
diambil kesimpulan, apabila Anda berbisnis, harus memiliki tujuan membuat
‘pelanggan lebih bahagia’. Ini yang harus Anda capai pada setiap pelanggan agar
mereka setia, membeli dan membeli lagi dari Anda. Buatlah para pelanggan Anda
lebih bahagia dibandingkan jika ia membeli dari orang lain. Kebahagiaan, kata
kuncinya.
Demikian
juga ketika Anda menjadi pemimpin perusahaan atau organisasi, jawablah
pertanyaan ini, “ Bagaimana Anda dapat memperoleh kontribusi terbaik dari
setiap orang yang menjadi bawahan Anda ?” Jawabannya sama, “ Buatlah mereka
bahagia “.
Lakukanlah
dengan benar, mulai dari awal proses perekrutan hingga ke langkah akhir masa
pensiun. Mereka harus bahagia bersama Anda, dengan pekerjaan mereka, rekan
kerja mereka, lingkungan kerja mereka dan dalam interaksi mereka dengan
pelanggan, pemasok atau siapa saja sehingga segala hal yang mereka kerjakan
berdampak maksimal bagi perusahaan Anda.
Sesungguhnya,
‘membuat mereka bahagia’ adalah sangat sederhana dan mudah dilaksanakan. Yang
penting Anda mau menerapkan aturan ini di dalam seluruh tindakan Anda,“
Perlakukanlah orang lain seperti Anda ingin diperlakukan.” Prinsip ini sangat
sederhana dan menjadi pegangan sebagian besar ajaran agama.
Tantangan
sesungguhnya, bukan karena kita tidak mengetahui apa yang harus dilakukan.
Siapa pun tahu dengan tepat apa yang harus dilakukan, hanya masalahnya mungkin
kita lupa melakukan hal-hal yang membuat orang bahagia. Lalai karena perhatian
kita teralihkan oleh hal-hal lain, menolak melakukannya karena menganggap
kurang penting dan yang terparah membuat orang lain menjadi tidak bahagia,
akibat tindakan yang tidak kita sadari.
Dengan
mengetahui motif dasar manusia lalu memahami mengapa dan bagaimana orang
berpikir dan bertindak, maka Anda memahami bagaimana mengembangkan diri Anda
menjadi pribadi yang mengerti bagaimana memunculkan potensi terbaik dari diri
Anda dalam segala hal yang Anda lakukan terhadap orang lain. Buatlah mereka
lebih bahagia ketika berhubungan dengan Anda, siapa pun orang itu.
“Anda
tidak akan dapat membahagiakan orang lain, apabila Anda sendiri tidak
berbahagia.”
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.