Jumat, 11 Juli 2014

Memiliki Atau Dimiliki


Pasti Anda bertanya-tanya dengan judul ini, karena memang sengaja tanpa ditambahkan obyek di belakangnya. Saya cuma ingin berbagi pengalaman mengenai target, bukan yang lain. Kalau boleh jujur, tidak semua target yang saya kejar dapat tercapai. Saat dapat mencapainya, memang ada rasa puas dan bangga dengan apa yang telah saya lakukan. Namun, saat saya tidak mencapainya timbul perasaan sesal.

Berupaya mencapai target memang mengorbankan banyak hal, seperti tenaga, pemikiran dan waktu yang lebih banyak. Kesibukan telah membuat saya banyak kehilangan waktu untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan para kolega. Teman-teman mengeluh kalau mereka menemui  kesulitan ketika mau bertemu karena harus membuat janji terlebih dulu.

Di rumah, target-target ini juga membuat kita menomorduakan hubungan dengan keluarga. Jadwal yang ketat membuat kita terlalu sibuk, sehingga sulit mengatur waktu untuk melancong bersama keluarga. Kalau pun ada yang kita prioritaskan untuk keluarga adalah karena memang ada hal-hal penting yang tidak bisa ditunda lagi. Padahal, kalau dipikir-pikir, apakah yang sebenarnya kita cari dalam hidup ini ? Targetkah atau kebahagiaan itu sendiri ? 

Ada cerita menarik mengenai seorang pengusaha yang berlibur ke sebuah desa, di daerah pesisir. Ketika berjalan menyusuri pantai, ia berjumpa dengan seorang nelayan yang sedang bermain dengan dua orang anaknya. Pengusaha ini keheranan dan bertanya, kenapa nelayan itu tidak mau bekerja lebih keras, padahal hidupnya masih serba kekurangan.

“ Coba katakan apa yang harus saya lakukan ?” tanya si nelayan.

“ Belilah kapal yang lebih besar ! Dengan demikian Anda dapat menangkap lebih banyak ikan, “ kata si pengusaha.

Nelayan kembali bertanya, “ Dengan ikan yang lebih banyak, apa yang saya dapat lakukan ?”

“ Juallah ke kota, agar Anda mendapat uang lebih banyak,” jawab si pengusaha.

“ Dengan uang itu, Anda dapat mempunyai rumah yang lebih bagus dan menyekolahkan anak-anak supaya menjadi orang yang pintar. Nah dengan semua yang Anda miliki, Anda akan sangat bahagia.”

Mendengar penjelasannya, si nelayan tertawa geli, “ Kalau kebahagiaan yang saya cari, untuk apa repot-repot, sekarang saya sudah bahagia.”

Pemikiran orang sederhana ternyata berbeda dengan orang-orang seperti kita. Kita yang mengklaim sebagai manusia lebih maju, menciptakan target kita sendiri yang sengaja dibuat lebih tinggi dari kemampuan kita. Kemudian, target itulah yang mengejar-ngejar kita sepanjang tahun, membuat kita menjalani kehidupan dengan gelisah dan penuh ketegangan.

Tujuan hidup kita adalah untuk mendapatkan kebahagiaan. Memang ada banyak orang yang berujar,  ” Saya baru bahagia apabila berhasil mencapai target.” Entah ucapan itu benar atau hanya sebagai penghibur diri, yang paling tahu adalah diri kita sendiri. Target-target  itu akan selalu ada meskipun sudah tercapai karena pada giliran berikutnya pasti akan ada target baru lagi, bahkan semakin besar.

Oleh sebab itu, bagi Anda yang memiliki target-target seperti saya, Anda boleh ‘memiliki’ target tapi jangan sampai ‘dimiliki’ oleh target. Coba renungkan perbedaan yang mendalam dengan kedua kata tersebut. 


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. jadikanlah target sebagai penyemangat, bukan sebagai beban. Maka kita akan berusaha mencapainya dgn bersuka cita.
    Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, pak Ishak. Saya juga sedang terus belajar untuk menjaga kehidupan yang seimbang.
      Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

      Hapus