Salah satu kelebihan dari hotel yang akan segera saya bangun adalah mendapatkan view laut karena lokasinya hanya berjarak dua ratus meter dari pantai. Agar dapat menikmati pemandangan matahari terbit di pagi hari, maka hotelnya harus bertingkat cukup tinggi. Rencananya akan dibangun delapan lantai dengan kolam renang di atapnya.
Seandainya
Anda menginap di salah satu kamar yang menghadap ke pantai tapi Anda menempati
salah satu kamar di lantai dua atau tiga, mungkin pemandangan Anda masih
terganggu. Mungkin Anda
akan mengatakan bahwa tidak ada laut di sebelah sana, hanya semak-semak atau
bangunan gedung lainnya yang tampak.
Tapi
ketika Anda menempati kamar di lantai tujuh atau delapan yang paling atas, maka
Anda akan benar-benar melihat pemandangan yang indah, semburat merah sang
mentari yang muncul di ufuk timur serta bentangan samudra yang luas. Anda memiliki pandangan yang lebih
luas dibandingkan ketika berada di lantai tiga.
Orang
yang tinggal di lantai tiga terjebak oleh anggapan bahwa pemandangan yang dia
lihat benar-benar terbatas. Dia beranggapan bahwa apa yang dia saksikan adalah satu-satunya pemandangan yang
ada. Logika tidak akan mampu masuk ke dalam pikiran orang yang mengandalkan
anggapan yang keliru dan tidak mau mencari fakta-fakta.
Ilustrasi
di atas menggambarkan bagaimana kita harus meningkatkan cara pandang. Janganlah
mati-matian bertahan tinggal di lantai bawah, jika yang terlihat hanya
pemandangan yang amat terbatas. Ironisnya, banyak orang belum memperoleh
pandangan yang cemerlang tentang ‘kebenaran’ yaitu kehidupan nyaman yang dapat kita
nikmati.
Sesungguhnya
yang harus kita lakukan adalah berteman dengan pikiran kita sendiri.
Mencermatinya secara tenang
dan memahami pikiran secara jelas, sehingga akan meningkatkan cara pandang kita
atas realitas. Kita melihat semua apa adanya tanpa penilaian moral, serta tanpa
penolakan atau pun penerimaan.
Selama
berhari-hari sebuah kapal dagang berlayar tenang menuju Hindia Barat. Karena
banyaknya kawanan perompak di perairan itu, seluruh awak kapal merasa takut dan
khawatir tatkala melihat ujung tiang kapal lain. Mereka meminta kapten untuk
menghindari kapal itu, tetapi seorang petugas menjawab, “ Mari kita lihat lebih
dekat.”
Usul
itu sungguh bijaksana dan menguntungkan. Kapal yang disangka milik kawanan
perompak itu ternyata kapal yang ditugaskan untuk mengawal dan mengantarkan
kapal dagang tersebut menuju pelabuhan. Kita bisa melakukan hal yang sama,
dengan tidak lari dari pikiran yang terlalu khawatir sehingga kita akan merasa
aman dan tentram.
Kita
bisa menjadi orang yang lebih bijak dengan pikiran yang terbuka. Karena cara
pandang yang lebih tinggi hanya dapat dicapai dengan pikiran terbuka. Kita akan
memahami apa yang semestinya dilakukan, sehingga kita bisa mendapatkan kekayaan
mental seperti yang kita dambakan. Sekali kita sadar bahwa kehidupan kita lebih
kaya secara mental, kita semakin mendekati ‘kebenaran’ atau ketentraman.
Sekali
kebenaran tersingkap, kebenaran tak akan pernah musnah. Kebenaran akan selalu
berada dalam diri kita, seperti melihat pemandangan indah semburat merah
matahari terbit di pagi hari, keindahannya takkan terlupakan.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.