Ada
sebuah kisah tentang seorang perjaka yang menemui seorang peramal gipsi sebab
ingin mencari gadis pirang bermata biru yang bersedia diajaknya berbagi,
mendayung bahtera rumah tangga. Sang gipsi memutar-mutar bola kristal dan
mengucapkan kalimat yang penuh teka-teki, “ Berjalanlah ke hutan sampai kau
menemukan air terjun. Ikuti aliran air itu sampai menemukan sebatang pohon oak.
Beristirahatlah di bawah pohon itu dan kau akan menemukan apa yang kau cari.”
Sejam
kemudian, perjaka itu kembali dengan kelelahan dan menemui sang gipsi sambil
mengeluh,” Apa yang salah dalam ramalanmu ? Sama sekali tidak ada gadis rambut
pirang di sana !”
“
Apakah kau menemukan hutan ?” tanya sang gipsi.
“ Ya.”
“ Apakah menemukan air terjun ?”
“ Ya.”
“ Apakah menemukan pohon oak ?”
“ Ya.”
“
Baik,” ujar peramal gipsi dengan tertawa riang,” Tiga dari keempat tamuku
memperoleh hasil lebih baik.”
Perjaka
itu meyakini perkataan si peramal, maka dia terus mencari dan akhirnya menemukannya.
Dia memperkirakan cepat atau lambat pencariannya pasti akan berhasil dan
menemukan gadis yang dicarinya. ‘ Dia
menciptakan ramalannya sendiri ’.
Orang
selalu tertarik pada masa depannya sendiri. Layaknya seorang pendaki gunung,
dia akan selalu ingin mengetahui ada apa di kelokan selanjutnya. Pendaki gunung
menyadari bahwa dengan melihat sepintas satu dua langkah ke depan, dia bakal
sanggup melakukan sesuatu saat itu untuk mengubah masa depan agar sesuai
harapannya. Dia memang betul-betul sanggup melakukannya hanya dengan mencermati
apa yang berada di hadapannya.
Dan
kita pun akan dapat meramal masa depan sendiri apabila kita mau mencermati apa
yang ada di hadapan kita, sebagaimana para ilmuwan meramal cuaca dengan
mengamati sifat angin dan awan. Sama sekali tidak sulit bagi kita meramalkan
apa yang bakal terjadi pada beberapa hari atau pekan mendatang. Kita bisa
meramal apa yang bakal kita rasakan, menggembirakan atau menjengkelkan. Kita
dapat memperkirakan apakah usaha kita bakal menuai keuntungan atau tidak.
Hubungan kita dengan orang lain, juga dapat diamati dengan tepat, baik
menyenangkan atau pun tidak.
Terus
bagaimana caranya ? ‘Mengamati diri sendiri’ itulah bola kristal ajaib Anda.
Apapun yang Anda alami di masa lalu akan berlanjut terus, dan bila tidak
dirubah, Anda tahu ramalan masa depan Anda sendiri. Berita baiknya adalah, jika
Anda tidak suka dengan ramalan sendiri, Anda bisa menggantinya sesuka hati.
Bagaimana bisa ? Karena
masa depan Anda senantiasa tergantung pada upaya-upaya Anda.
Untuk
mengubah masa depan, ubahlah diri sendiri. Anda tidak akan dapat mengubah
ramalan Anda, kecuali kalau Anda bersedia mengambil tindakan penting yang bakal
mengubah segalanya berjalan sesuai harapan. Upaya apa pun untuk mengubah masa
depan Anda tanpa mengubah terlebih dahulu ‘karakter’ Anda hanya akan
menghasilkan kekecewaan dan kebingungan. Tak ubahnya memaksa ulat untuk
terbang. Ulat tidak akan mampu terbang, kecuali ia bermetamorfosis menjadi
seekor kupu-kupu.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.