Selasa, 08 Juli 2014

Saya Tidak Perlu Mematuhinya


Saat debat Capres yang pertama, salah satu capres mengungkapkan kepada capres satunya bahwa timnya telah berpesan, “ Jangan sekali-kali setuju dengan pendapat pihak lawan, tetapi kali ini saya tidak mematuhinya, dan saya setuju dengan Anda.” Tepuk tangan pun memenuhi ruangan itu. 

Karena salah satu capres tadi menggunakan kata-kata itu terhadap tim pendukungnya, saya jadi ingat ketika suatu hari ada yang bertanya kepada saya, “Mampukah seorang yang pemalu seperti saya berubah menjadi penuh percaya diri, pak ?”  “ Ya, Anda sanggup melakukannya,” jawab saya. Silakan tulis empat kata ajaib ini dengan huruf tebal, ' Saya Tidak Perlu Mematuhinya.”

Seperti kita ketahui bahwa setiap orang memiliki citra diri. Dalam istilah yang sederhana, citra diri adalah bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai orang tertentu. Strateginya adalah mengganti citra diri yang semula pemalu menjadi yang penuh percaya diri.

Apabila Anda melihat diri sendiri sebagai orang yang percaya diri, maka Anda pun akan bertindak dengan penuh percaya diri, karena semua tindakan lahiriah merupakan ekspresi dari pelbagai pikiran yang memicunya. Di sisi lain, apabila Anda melihat diri sendiri sebagai orang yang minder, perilaku Anda pun mengikuti perintah yang dimunculkan oleh gambaran diri yang negatif itu. 

Sewaktu Anda terancam oleh keadaan yang memerlukan keberanian, berhentilah Anda sejenak dan perhatikan gambaran diri Anda yang sedang berbisik mengatakan bahwa Anda benar-benar takut. Tapi jangan hiraukan, tegaskan pada diri Anda secara pelan dan sungguh-sungguh,” Saya tidak perlu mematuhinya.” 

Anda benar-benar tidak perlu memikirkan citra negatif yang dibisikkan kepada Anda. Hal itu hanya perasaan yang selama ini memperdaya dan mencurangi Anda. Tidak perlu bersusah payah untuk meyakinkan diri Anda tentang kepercayaan diri. Pakai empat kata ajaib tersebut untuk memberikan perlawanan dan menghancurkan kebiasaan buruk itu. Gunakanlah sesering mungkin.

Seorang guru menanyakan kepada anggota kelas yang berlatar belakang beragam, apakah mereka cukup percaya diri untuk memberikan sambutan atau ceramah singkat dan bebas memilih topik yang mereka suka. Banyak anggota yang tersenyum dan menggelengkan kepala.

Sang guru kemudian berkata,” Betapa mudahnya Anda bercakap-cakap dengan teman. Anda tidak kesulitan mengungkapkan sesuatu yang tengah Anda pikirkan. Tidak sedikitpun memperlihatkan rasa gugup, Anda semua berbicara dengan lancar. “

Salah seorang anggota berujar,” Saya paham, ternyata kepercayaan diri memang ada di dalam diri kita setiap saat. Saya tidak mampu berbicara di depan kelas lantaran saya takut saya tidak akan memberikan kesan baik.” 

Anda sebelumnya mempunyai piring yang tertutup serbet. Untuk mendapatkan piring itu, Anda tidak perlu membuatnya. Tetapi yang harus Anda lakukan ialah menyingkirkan serbet itu, dan piring pun akan Anda dapatkan, karena ‘piring itu selalu ada di sana’. 

Meraih kepercayaan diri tak ubahnya seperti berpijak pada sebuah eskalator yang sedang berjalan naik. Anda bisa berdiri di bagian mana saja dan eskalator itu akan membawa Anda ke atas. Pikiran alamiah kita sebenarnya bebas dari rasa malu atau takut, tetapi pengalaman negatif masa lalu yang menutupi keadaaan aslinya. Dan Anda tidak perlu lagi mematuhi bisikan diri Anda yang menyatakan Anda takut, karena kepercayaan diri memang ada di dalam diri Anda. Anda hanya perlu menegaskan, “ Saya Tidak Perlu Mematuhinya ”.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar