Semua orang mempunyai lensa mata yang berfungsi mengatur cahaya sehingga kita bisa fokus melihat sesuatu dengan jelas. Di dalam kehidupan, siapa diri kita sangat menentukan cara kita memandang segala sesuatu. Kita tidak dapat memisahkan identitas kita dari perspektif kita. Eksistensi dan pengalaman hidup kita mewarnai cara kita memandang segala hal. Itulah lensa kita.
Seorang
musafir mendekati sebuah kota besar dan bertanya kepada seorang tua yang duduk
di pinggir jalan, “ Seperti apa orang-orang yang tinggal di kota ini ?”
Orang
tua itu balik bertanya, “Seperti apa orang-orang yang tinggal di kota lain yang
baru saja Anda kunjungi ?”
“
Mengerikan, “ jawab musafir itu. “ Jahat, tidak dapat dipercaya, sangat
menyebalkan dalam segala hal.”
“ Oh, “
sahut orang tua itu, “Anda akan menjumpai orang-orang yang serupa di kota ini.”
Baru
saja musafir tadi pergi, kemudian datang lagi seorang musafir lain yang
menanyakan hal yang sama kepada orang tua tadi. Lagi-lagi orang tua tersebut
menanyakan penduduk kota yang baru dikunjungi sebelumnya oleh sang musafir.
“
Mereka orang-orang baik, jujur, rajin, ramah dan suka memaafkan orang,” jawab
sang musafir.
Orang
tua tadi menjawab, “ Seperti itulah orang-orang yang akan Anda jumpai di kota
ini.”
Cara
orang memandang sesamanya merupakan cermin dari diri mereka. Jika saya seorang
yang bisa dipercaya, saya memandang orang lain sebagai orang yang dapat
dipercaya. Jika saya seorang tukang kritik, saya juga memandang orang lain
sebagai tukang kecam. Jika saya seorang yang memiliki kepedulian, saya melihat
orang lain sebagai orang yang berbelas kasih.
Ketika
kita bercermin dan melihat dasi kita miring. Apa yang kita perbuat ? Mengganti
cerminnya atau merapikan dasinya ? Tentu dasinya yang kita bereskan.
Kemungkinannya kita yang salah pasang dasi itu sehingga yang harus kita rubah
adalah diri kita, karena cermin-cermin yang kita miliki sesungguhnya hanyalah refleksi dari diri
kita.
Bahkan
saya seperti melihat cermin ketika melihat perusahaan ini berjalan, melihat
karyawan-karyawan saya. Semua adalah cerminan dari pemiliknya. Kalau
karyawannya baik, sukses, pemiliknya pasti lebih baik dan lebih sukses,
sebaliknya kalau karyawannya asal-asalan, perusahaan berjalan apa adanya,
pemiliknya pun pasti bukan seorang yang hebat.
Jika
Anda mengubah diri dan menjadi orang sebagaimana yang Anda kehendaki, Anda akan
mulai melihat orang lain dari sudut pandang yang baru. Hal ini akan mengubah
secara drastis cara Anda berinteraksi dalam segenap hubungan. Perhatikan lensa
Anda ketika berinteraksi dengan orang lain. Dan ketika kita berubah menjadi
orang yang lebih baik maka cerminan diri kita pun ikut berubah.
Itulah
yang saya lakukan, merubah diri saya menjadi lebih baik agar perusahaan menjadi
lebih baik, karyawan pun menjadi lebih baik dan hidup mejadi lebih sempurna.
Bukan orang lain yang kita rubah.
Salam
Sukses, Hidup Luar Biasa.
ini PARADIGMA yang Luar Biasa Pak,
BalasHapusmengubah oranglain dengan mengubah diri sendiri,bukan orang lain yang kita rubah.
Sebagaimana,Jim Rohn juga pernah mengatakan dalam seminar-nya;...
Success is something you attract by becoming an attractive person,Success is not something you pursue...It's what you attract by becoming attractive.
dengan merubah diri sendiri dan Perusahaan menjadi Lebih Menarik, semoga Pak Han beserta GELORA GROUP bisa semakin SUKSES...Aamiin.
Salam SUKSES,Hidup Luar Biasa.
Dari kemarin saya tunggu2 komentar pada artikel ini. Saya sempat berpikir, jangan-jangan bahasa yang saya pergunakan disini kurang sederhana sehingga sulit dipahami. Namun saudaraku yang satu ini, yang pernah melanglang buana ke amerika rupanya berpengetahuan sangat luas dan pemahamannya luar biasa. Terima kasih, mas Nuzul. Salam Sukses, Hidup Luar Biasa..
BalasHapus