Jumat, 03 Januari 2014

Hindari Argumen


Setiap senin malam di sebuah stasiun televisi swasta beberapa waktu yang lalu ada acara motivatalk yang dibawakan oleh seorang mentor bisnis yang terkenal. Saya selalu mencoba menyempatkan diri untuk mendengarkannya. Disamping menyampaikan penjelasan tentang teori bisnis, juga diadakan sesi tanya jawab dengan pemirsa secara interaktif via telpon. 


Suatu ketika ada seorang pemirsa dari Medan yang menyerang habis-habisan berusaha mematahkan teori yang disampaikan sang mentor dengan berapi-api, bahkan mencemooh kemampuan mentor bisnis tersebut dengan agak kurang sopan. Saya sebagai pendengar ikut gemas terbawa suasana, rasanya saya ingin ikut menjawab dan beradu argumen dengan pemirsa tersebut. Ternyata respons sang mentor luar biasa, dia menjawab dengan kesederhanaan, keramahan dan hati yang besar, sangat cerdas, profesional dan berkelas. Saya pun belajar.



Berdebat dengan orang lain jarang membuahkan hasil baik untuk kita, biasanya perdebatan berakhir dengan salah satu pihak semakin yakin dengan kebenaran pendapatnya. Mungkin saya benar, amat sangat benar, tetapi berdebat sama sia-sianya dengan jika saya memiliki pendapat yang salah. Lebih baik menghindari argumen dengan memenangkan hati kritikus dengan kesopanan dan itikad baik.


Seorang yang humoris mengatakan poin ini dengan baik saat dia berkata,” Saya pintar berdebat. Coba tanya teman-teman saya yang tersisa. Saya bisa memenangkan perdebatan dalam topik apa saja dan melawan siapa saja. Orang-orang mengetahuinya, dan menjauhi saya di pesta-pesta. Sering kali, sebagai tanda rasa hormat mereka kepada saya, mereka tidak pernah mengundang saya lagi.”


Kita menghadapi konflik nyaris setiap hari dalam kehidupan kita, jadi bagaimana kita mencegah supaya sebuah diskusi yang bijak tidak berubah menjadi adu argumen yang agresif. Lula membuktikan manfaat prinsip ini kendati memiliki keganjilan latar belakang sejarah dan personal. Menurut ibunya, dua orang tidak akan bertarung jika salah satunya tidak bersedia. Lula pun menuruti nasehat ini, sebuah pendekatan yang membantunya menjadi presiden Brasil dan mempertahankan posisi tersebut nyaris sepuluh tahun. Rasa toleransi dan kemampuan negosiasi Lula membantunya meraih hal-hal yang luar biasa saat dia menjadi presiden.


Kita percaya bahwa komunikasi adalah masalah penyampaian, sering kali prinsip komunikasi disalahartikan. Kita pun sering melewatkan begitu saja, potensi dari percakapan kita. Di dalam diri kita semua, sesungguhnya terdapat ruang yang berisi pemahaman diri yang lebih baik, pengetahuan yang lebih tinggi dan ide-ide yang lebih hebat. Kita semua tahu cara mendapat perhatian, namun hanya sedikit yang tahu cara mendapatkan perhatian dan rasa hormat secara bersamaan. 


Untuk mendapatkan hasil hubungan yang hebat tidak terjadi dengan memperdaya orang lain, tidak peduli seberapa ekspresif atau persuasifnya diri Anda. Hal ini terjadi saat ketegangan diakhiri dengan bertambahnya wawasan serta bertumbuhnya pribadi masing-masing. Jika Anda bisa melihat interaksi Anda dengan lebih jernih walaupun terjadi ketegangan atau konflik, hanya sedikit yang tidak bisa Anda peroleh saat berkolaborasi dengan orang lain.


Kalau begitu, marilah kita membangun kebiasaan untuk menghindari argumen. Sadarkan diri kita tentang keuntungan yang bisa kita peroleh saat bekerja sama dengan orang lain. Buatlah diri Anda berbeda dengan menjadi pribadi yang menghindari argumentasi. Yuk, kita biasakan.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
6 Comments

6 komentar:

  1. Memang benĂ r ketika kita merasa bahwa pendapat kita benar, maka ketika ada orang lain yang tidak sepaham, maka kita mencoba menyangkal dan mempertahankan pandangan. Dan itu saya rasa wajar juga, namun dengan harapan dengan saling beradu argumen bisa saling bertukar pandangan, tentu juga dengan santun dan penuh persahabatan

    Salam hidup luar biasa

    BalasHapus
  2. Perbedaan pendapat dan argumen dalam suatu permasalahan pasti sering kita temui...namun alangkah baiknya jika kita punya argumen harus didasari dasar hukum dan ilmu yg memadai...karna jika ilmu yg kita miliki hanya setengah2 maka jatuhnya debat perbedaan argumen itu akan menghasilkan hasil yg tidak ada artinya...tidak memecahkan suatu permasalahan dan nantinya ego masing2 lah yg akan keluar...betul sekali menghindari argumen sgt penting sekali jika argumen itu tdk punya dasar yg jelas...tp menghormati argumen orang lain jg sgt perlu...karna dari argumen2 itu, jika kita punya tujuan dan itikad baik untuk mendapatkan solusi yg disepakati bersama maka akan mendapatkan satu jalan baru yg bisa kita jadikan ilmu baru dlm suatu permasalahan...Salam Sukses Hidup Luar Biasa

    BalasHapus
  3. Pendapat Orang lain adalah terserah anda,boleh percaya dan boleh tidak percaya.
    Pendapat yang berbeda mungkin karena Pengalaman Hidup atau sudut-pandang yang berbeda...jadi HORMATI-LAH !

    dalam cerita Pak Han diatas,ada Falsafah JAWA yang perlu dipakai,yaitu;...
    MENANG TANPO NGASORAKE {Menang tanpa Merendahkan Lawan}.

    Ada Sebuah Illustrasi,
    RAJA menyuruh 5 Orang Buta dari DAERAH PEDALAMAN untuk memegang GAJAH selama 7detik kemudian menyuruh menjelaskan wujud-nya,hasil-nya setiap orang-buta punya pendapat yang berbeda-beda;...
    Panjang seperti Ular,Tipis seperti kipas,Tinggi Seperti Pohon,GENDUT,dan yang terakhir berkata Runcing dan Keras.

    Sang-RAJA hanya senyum saja sambil menjelaskan;...Panjang itu kamu pegang Belalai-nya,Tipis itu kamu pegang Telinga-nya,
    Tinggi itu kamu pegang Kakinya,GENDUT itu kamu pegang Perutnya, Runcing dan keras itu kamu pegang GADING-nya.

    Misalkan saja anda adalah Salah satu dari 5 orang buta tadi dan mau mendengarkan Penjelasan dari Sang-RAJA ,
    maka akan tergambar WUJUD GAJAH secara SEMPURNA didalam fikiran anda...(∩_∩)...

    Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

    BalasHapus
  4. Berargumen itu hal yang biasa terjadi pada suatu acara perdebatan atau acara lain,dengan beragumen berarti terjadi suatu perdebatan dengan saling mempertahankan atau menolak alasan masing-masing.

    Mengapa terjadi argumen...karena terjadi suatu perbedaan pendapat. kitapun harus menghargai suatu argumen,karena dengan argumen sudah terjadi kebabasan menyampaikan pendapat yang merupakan hak semua orang.

    Betul kata Pak Han..sebaiknya kita hindari argumen..tetapi kita harus bisa mencari solusi bagaimana caranya bila dalam suatu acara atau musyawarah tanpa argumen.

    .Semua itu tergantung pada diri kita semua,,,carilah jalan yang terbaik atau solusi untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa argumen, sampaikanlah pendapat dengan baik dan saling menghargai pendapat orang lain.

    Salam Sukses ,Hidup Luar biasa.

    BalasHapus
  5. Seseorang akan mampu menghindari ARGUMEN apabila dia Mau dan Mampu Melihat dari HAKIKAT-nya,...apa sih manfaat-nya?...hanya buang-buang waktu saja!...hanya memancing emosi saja!...dLL...

    Benar kata Pak Han;...Lebih baik menghindari argumen dengan memenangkan hati kritikus dengan kesopanan dan itikad baik"...Ini Pilihan yang BIJAKSANA, Saya Setuju Sekali !
    Karena HAKIKAT-nya;...Berdebat dengan orang lain jarang membuahkan hasil baik untuk kita.

    Diam Bukan Berarti Pasrah dan Mengalah bukan berarti kalah.
    Kita diam untuk mengoreksi kekurangan kita dan kita mengalah untuk memperbaiki kelemahan kita.

    Apapun keadaanya, hasilnya akan lebih baik jika tidak pake EGOIS.
    Egois adalah pangkal dari emosi.

    Orang Bijak Pernah Berkata;...
    "segala sesuatu yang diawali dengan RASA MARAH akan berakhir dengan RASA MALU".

    Rendahkan hati serendah mutiara di lautan, Lalu Perhatikan Apa yang TERJADI !...(∩_∩)...

    Terima-Kasih Pak Handojo,...
    Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang makna tulisan yang ini agak dalam, sehingga tidak bisa diambil kesimpulan secara sepotong-sepotong. Tapi Anda memaknainya dengan baik, luar biasa, mas Nuzul. Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

      Hapus