Kamis, 09 Januari 2014

Kompeten


Sekitar enam tahun yang lalu, tepatnya di bulan januari 2008, saya menerima seorang karyawan baru yang mengisi lowongan sebagai tukang dempul untuk bagian body repair, tanpa melalui test hanya berdasarkan rekomendasi kepala bengkel. Menurutnya, karyawan ini sudah berpengalaman dan profesional.


Beberapa saat kemudian, saya melihatnya sedang melakukan pekerjaan mengamplas dempulan supaya halus dan rata untuk persiapan pengecatan. Kerjanya penuh semangat, namun ketika saya amati lebih teliti, ternyata dempulan tersebut segera terkikis habis akibat gosokan yang terlalu keras dan bertenaga, sehingga permukaan menjadi tidak rata lagi dan harus didempul ulang. “Sangat tidak kompeten sebagai tukang dempul,” saya berkata dalam hati.


Sejak itu, dia tidak lagi melakukan pekerjaan mendempul, karena keahlian sesungguhnya memang bukan mendempul melainkan pada pekerjaan mengelas, memperbaiki body kendaraan, dan sangat menguasai teknik modifikasi kerangka besi dan logam. Dia sangat cerdas, agak sedikit jenaka, dan berani menghadapi tantangan maupun kesulitan pekerjaan. Sikapnya yang tidak mudah menyerah sering membantu menyelesaikan masalah pekerjaan rekan yang lain, dan selalu menghasilkan pekerjaan yang memuaskan. Sejak itu pula, saya menjulukinya insinyur, bahkan ada pula rekan-rekan kerjanya yang menyebutnya sebagai MacGyver, seorang tokoh film serial detektif yang serba bisa yang terkenal pada tahun 90 an yang diperankan Richard Dean Anderson.


Dia adalah seorang yang kompeten di bidang barunya. Seorang karyawan yang kompeten sangat mampu dan layak mengerjakan tugas, serta menyelesaikannya dengan baik. Saya tidak pernah menyesal menerimanya sebagai tukang dempul, karena ternyata dia dapat diandalkan di bidang lain, bahkan sangat kompeten. Orang-orang yang sangat kompeten memiliki kesamaan sebagai berikut :


Mereka berkomitmen terhadap keunggulan. Kesuksesan adalah ketika kelayakan kita dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain. Sedangkan keunggulan menilai kualitas kita dengan membandingkannya terhadap potensi kita. Meskipun keunggulan diberikan bagi semua orang, hanya segelintir orang yang merasa menerimanya.


Mereka tidak pernah puas dengan yang biasa-biasa. Istilah sedang-sedang saja secara harfiah berarti “ separuh jalan ke puncak gunung berbatu “. Berkemampuan sedang-sedang saja berarti melakukan pekerjaan setengah-setengah dan berada sangat jauh ke puncak. Orang yang kompeten tidak pernah puas dengan yang biasa-biasa. Mereka memfokuskan tenaga dan upaya mereka pada bidang yang sangat mereka kuasai, lalu mengerahkan segenap kemampuan.


Mereka bekerja secara konsisten. Orang yang sangat kompeten bekerja dengan konsistensi yang luar biasa. Mereka mencurahkan kemampuan terbaik setiap saat dan itu amatlah penting. Hasil pekerjaan atau produksinya selalu berkualitas baik, bukan kualitas sedang apalagi kualitas buruk. Itulah konsistensi.


Memang sulit mengembangkan kompetensi jika Anda ingin mampu mengerjakan semua hal. Pilihlah satu bidang yang Anda kuasai. Apa pun itu, kembangkanlah dan jadilah expert. Hanya sedikit orang yang mengerjakan tugas dengan mencurahkan kemampuan terbaiknya. Agar bisa melakukannya, Anda perlu melatih kemampuan untuk mengerjakan hal-hal kecil secara serius dan benar. Untuk memahami pentingnya kompetensi, pikirkanlah seberapa besar kita menginginkannya dalam diri orang lain. Kita semua ingin menemukan orang terbaik yang bisa ditemukan. Maka, jadilah seorang yang kompeten di bidang Anda, agar Anda adalah orang terbaik yang ditemukan. Sepakat ?


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Catatan  :


Tulisan ini saya dedikasikan untuk mengenang saudara Tarijo salah seorang karyawan terbaik Oto Kits yang telah dipanggil Tuhan seminggu yang lalu karena kecelakaan sepeda motor saat pulang kerja. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah, dan amal ibadahnya berkenan serta memberikan kebaikan bagi orang lain, amin. Karya baktinya untuk Oto Kits akan selalu kami kenang, dan kami semua merasa sangat kehilangan seorang teman, rekan kerja dan seorang yang kompeten.


Comments
3 Comments

3 komentar:

  1. SEPAKAT SEKALI PAK HAN ! Sudah seharusnya kita melaksanakan tugas ataupun aktifitas Secara maksimal dan Totalitas, sudah seharusnya kita menjadi seorang yg EXPERT apalagi di Bidangnya. Seperti Saudara kita mas Tarijo yg sukses menjadi karyawan yg terbaik...
    Selamat Tinggal Dan Selamat Jalan Mas Tarijo...Semoga Allah SWT menerima
    Segala Amal Dan Ibadahmu, Amiiin.


    Salam Sukses, Hidup Luaar Biasa.

    BalasHapus
  2. Sebelumnya kami ikut bela sungkawa atas berpulangnya saudara kita Bp Tarijo ke Sang Khalik...Betul sekali untuk menjadi seseorang yg Expert kita memang harus fokus pd satu andalan keahlian yg kita punya...gali terus ilmu tentang keahlian kita...sering bertanya pd pakar tentang keahlian yg sedang kita fokuskan...jangan serakah untuk mengambil semua pekerjaan jika ilmu yg kita miliki hanya setengah setengah....buat orang lain percaya pd kita bahwa kita dapat diandalkan....dan tetaplah rendah hati...dalam lingkungan pekerjaan...SALAM SUKSES HIDUP LUAR BIASA...

    BalasHapus
  3. Saya menyampaikan ikut berbela sungkawa atas berpulangnya Mas TARIJO ,semoga arwahnya diterima di sisi Allah ,amin.

    Apa yang telah di tulis oleh Pak Han ,tentang Mas TARIJO sewaktu hidupnya , Patut kita Contoh dari Mas TARIJO ; semangat kerjanya ,pantang menyerah dalam menghadapi pekerjaan,dan mau berusaha untuk bekerja lebih baik lagi.

    Salam Sukses,Hidup Luar Biasa.

    BalasHapus