Pernahkah Anda mengalami betapa mudahnya Anda menjalin hubungan dengan beberapa orang meskipun baru pertama kali bertemu, tetapi tidak terhubung sama sekali dengan orang lain ? Semua itu disebabkan harmoni sensor alami dari indera kita. Hal ini menjelaskan mengapa Anda merasa seperti mengenal orang tertentu meskipun Anda tidak pernah bertemu sebelumnya.
Pada
tahun 1970-an, Richard Bandler dan John Grinder, pendiri Neuro-Linguistic
programming (NLP) menyadari bahwa manusia dapat dibagi menjadi tiga tipe,
tergantung dari bagaimana mereka menyaring dunia melalui indera mereka. Mereka
menyebutnya Visual, Audiotoris, dan Kinestesis.
Dikategorikan
demikian karena manusia menyerap informasi dari luar, terutama dalam bentuk
gambar, suara dan perasaan. Dengan tiga cara inilah, kita dapat terinspirasi
oleh sesuatu yang kita lihat baik secara kasat mata atau mata batin sebagai
gambar, oleh sesuatu yang kita dengar secara nyata ataupun suara batin, atau
oleh sesuatu yang kita rasakan atau kita sentuh.
Katakanlah
ada tiga orang yang pergi menonton sebuah konser dangdut di kota mereka. A
termasuk Visual, B termasuk Audiotoris dan C adalah Kinestesis. Ketika mereka
menceritakan pengalaman tersebut kepada teman-teman mereka masing-masing pasti
akan berbeda berdasarkan indera yang dipergunakan untuk menyerap informasi dari
luar.
A akan
menggunakan cara menjelaskan dengan melukiskan kata tentang konser dangdut
tersebut terlihat seperti apa :” Oh, kamu seharusnya
melihatnya sendiri, semua penontonnya ikut berjoget habis-habisan dan
penampilan penyanyi-penyanyinya seksi habis, ada yang goyang sampai rambut
palsunya terlepas dan bajunya melorot.”
B akan
menceritakan konser dangdut tersebut terdengar seperti apa :” Orkes musiknya luar
biasa, lagu-lagunya asyik. Suara penyanyi-penyanyinya bagus-bagus sekali,
membuat semua penonton ikut bernyanyi. Kamu seharusnya mendengarnya sendiri,
rugi kalau tidak berangkat menonton.”
C yang
lebih mampu menyerap perasaan dan sentuhan, akan menjelaskan bagaimana rasanya :” Ya ampun...tempat itu penuh sesak.
Penonton berjubel, saya hampir tak dapat bergerak, untung tidak terinjak-injak
dan ketika lagu-lagu yang lagi ngetop dinyanyikan, tempat itu seperti mau
meledak !”
Saya
termasuk audiotoris, ketika orang mengirimkan pesan melalui gelombang suara,
saya langsung akan mengerti seketika itu juga. Tetapi jika dia mengatakan, “
Tidak bisakah Anda membayangkan apa yang kuucapkan ? “ atau lebih buruk lagi, “
Tidak bisakah Anda memahami apa yang kurasakan ?” Tidak, saya memang tidak
bisa.
Dengan
kata lain, Visual cenderung menggunakan kata-kata gambar, Audiotoris memilih
kata-kata suara dan Kinestesis memilih kata-kata fisik. Biasanya, kombinasi
dari pengalaman-pengalaman inilah yang membantu kita menafsirkan dunia luar.
Tetapi salah satu dari tiga indera , “ penglihatan, suara atau sentuhan “
cenderung akan mendominasi dua indera lainnya.
Yang
kita bicarakan disini adalah sebuah dimensi baru dari penyelarasan dan
harmonisasi dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan mengetahui indera kita
sendiri dan indera orang lain akan sangat membantu Anda dalam menerima respons
dan benar-benar memahami dunia di sekitar kita. Seperti ketika Anda bermaksud
terhubung langsung dengan seseorang yang peka, Anda dapat mengatakan, “ Saya
memahami bagaimana perasaanmu ketika itu terjadi.”
Anda
berhasil menggunakan pendekatan kinestesis yang penuh kasih sayang. Sederhana,
tetapi sangat efektif.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.