Selasa, 02 September 2014

Puding kiriman


Saya termasuk penggemar puding, tetapi setiap kali istri membelikan puding di toko ternama yang katanya paling enak, saya komplain. Kata istri saya rhumnya terlalu banyak.  Rhum yang kuat sekali menurut saya membuat rasanya getir. Saya tidak tahu menahu tentang pembuatan puding, hanya sekadar suka memakan saja, sesuai dengan selera.

Tapi tidak mudah mendapatkan puding yang cocok dengan selera lidah saya. Mungkin karena lidah saya yang kurang bisa beradaptasi dengan makanan asing. Saya lebih suka pecel ketimbang salad, lebih doyan mie goreng daripada spaghetty atau pasta. Lebih memilih gorengan daripada tempura, lebih memilih nasi ketimbang roti.

Pernah suatu hari, saya mendapatkan kiriman puding seorang teman, rasanya pas dengan selera lidah saya, katanya buatan istrinya. Dibandingkan dengan yang biasa kami beli, jauh sekali bedanya. Rasanya betul-betul istimewa, tidak terlalu manis dan menggetarkan lidah saya ketika melahapnya. Apalagi yang sekadar puding seperti di pesta hajatan, saya tidak pernah menyentuh karena rasanya. 

Sebuah pelajaran bahwa kalau kita menekuni bisnis kuliner bukan menang rasa, nyaris percuma. Semua ketekunan, kerja keras tidak menjamin keberhasilan. Itulah kenapa Kentucky Fried Chicken tetap mendunia sampai sekarang. Meskipun dimana-mana, banyak penjual ayam goreng ala KFC atau kita pun bisa membuat sendiri karena bumbunya dapat kita peroleh hampir di seluruh  supermarket, tidak akan menggoyahkannya.

Awalnya kiriman puding itu mungkin sebagai ucapan terima kasih, karena saya memperkenalkan seorang teman yang sedang membutuhkan produknya. Tetapi saya kemudian juga berterima kasih karena mendapatkan puding yang nikmat sekali, sampai saya spontan memuji kehebatan istrinya dalam membuat puding. Akibat pujian itu, beberapa bulan kemudian, saya dikirimi puding lagi.

Banyak orang yang memakan pudingnya tapi mungkin cuma saya yang mengaguminya. Dan cuma karena dikagumi, mereka membalas kami dengan balasan yang tak pernah diberikan kepada orang lain. Seperti pelajaran bisnis, penghargaan ternyata membuat orang lain mudah membagi kebaikan kepada kami.

Pujian dan penghargaan adalah perangsang yang menakjubkan agar orang memiliki kesanggupan untuk mengorbankan kebaikan hatinya. Pujian dan penghargaan bagi karyawan amat menyentuh hati mereka sehingga lebih memberdayakan mereka. Apalagi bila diberikan secara tiba-tiba diluar dugaan mereka.

Saya bergairah menyanyi karena ada seorang teman yang sangat antusias mendengarkan bahkan merekam, sambil tak henti-hentinya memuji. Katanya tidak kalah dengan Frank Sinatra, ada-ada saja teman saya yang satu itu. Saya tahu bahwa sangat tidak sebanding dengan penyanyi sebesar itu, tapi saya senang. Membuatku tersanjung setengah mati.

Saya bergairah menulis karena ada saja yang mengomentari atau kasi jempol di facebook. Membuat saya terbakar oleh perasaan berharga. Saya bahkan tidak peduli apakah pujian mereka sekadar basa-basi. Pada kenyataannya saya sudah menulis ratusan artikel tanpa henti selama setahun ini karena puji-pujian itu, asli ataupun basa-basi.

Saya semangat berbicara, berdiskusi, jadi mentor kapan saja, karena ada orang-orang yang semangat mendengarkan saya. Di hadapan mereka, tak peduli sampai suara serak pun tetap akan saya lakukan dengan penuh kegembiraan, karena mereka juga sedang memuji.

Jika Anda butuh pujian hubungi saya, marilah kita saling memuji. Tapi jangan kirimi saya puding kecuali teman pengirim puding yang dulu, yang kini entah dimana.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
4 Comments

4 komentar:

  1. Orang seperti Pak Handojo itu sangat susah untuk ditemukan, seperti Jim Rohn ketika bertemu dengan Mr John Earl Shoaff dia mengatakan "GOOD FORTUNE come to my way" karena Mr John Earl Shoaff adalah Seorang MILLIONAIRE yang SANGAT BIJAKSANA tetapi SANGAT MUDAH untuk berbagi . . . (Seperti Pak Handojo).

    mungkin saat-saat sekarang ini orang-orang belum tergerak hatinya untuk membaca Artikel Pak Handojo,...tapi mungkin besok, minggu depan, bulan depan atau bahkan tahun depan akan banyak orang yang berkunjung ke BLOG ini, karena sejauh ini saya menilai tulisan Pak Handojo ini betul-betul NATURAL bukan COPY PASTE tetapi betul-betul pengalaman hidup yang mencoba di tuangkan kedalam bentuk Kata-Kata . . . Luar Biasa !

    Tetap FOKUS Pak untuk menjadi Orang yang bermanfaat,
    Apapun puding-nya minum-nya TEH BOTOL SOSRO !


    SALAM SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang baru sekitar 20-30 ip address yang berkunjung ke blog ini, maka belakangan saya share secara penuh ke facebook supaya lebih dibaca orang. Terima kasih, atas dukungan dan pujian Anda, mas Nuzul. Tetap semangat !!!

      Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

      Hapus
  2. Guruh Kurniawan @Kebumen ne ? .3 September 2014 pukul 12.34

    Luar biasa pak Han ...
    Dengan penghargaan2 yg karyawan dapatkan pasti menjadi penyemangat mereka dan kebanggaan keluarganya .... SELAMAT UNTUK SEMUA KARYAWAN YANG MENDAPATKAN KLASIFIKASI PENGHARGAAN DAN SELAMAT PT GELORA GROUP .... PASTI JAYA .

    Salam Hidup Luar Biasa ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, mas Guruh. Mudah-mudahan apa yang kami perbuat dapat memberikan kegembiraan, kebahagiaan pada semua karyawan Gelora Group. Meskipun kami menyadari, bahwa :
      Penghargaan selalu mengundang pro dan kontra berbagai pihak terutama bagi yang merasa dirinya lebih berhak mendapatkannya. Tetapi kita sudah mencoba melakukan yang terbaik semampu kami. Masih banyak kesempatan yang lain. Teruslah berjuang dan buktikan bahwa kita memang layak menjadi seorang pemenang. Pemenang sejati.

      Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

      Hapus