Perkiraanku tidak selalu tepat, seperti ketika memperhitungkan perjalanan untuk berhenti istirahat, makan malam sekalian ke toilet pada sebuah restoran yang sudah seperti jadi tempat persinggahan tetap setiap kali pergi ke Semarang. Sebelum sampai ke sana ternyata keinginan ke toilet tidak dapat lagi diajak kompromi. Beruntung tak jauh dari situ ada pom bensin, agak lega rasanya. Tapi akhirnya berujung kecewa saat melihat pom bensin itu sangat kumuh dan tak terawat.
Mencari
toilet bersih di perjalanan rupanya masih menjadi persoalan di negeri ini. Pom
bensin yang seharusnya mempunyai standar kebersihan yang baik, ternyata masih
banyak yang mengecewakan. Restoran
yang tampilannya tampak bagus dan bersih, tapi tidak demikian dengan toiletnya.
Masih ada saja orang yang berani kencing tapi tidak berani menyiram kencingnya
sendiri.
Bahkan
di lingkungan kantorku sendiri, masih ada karyawan yang tega mengencingi tembok
kantor meskipun hanya satu dua langkah dari kamar mandi. Ini bukan soal tradisi
pria yang suka kencing sembarangan, tapi lebih kepada soal kelakuan yang
membuat rusak seluruh tatanan kita hampir di semua lini. Penyakit boleh dalam
berbagai versi tapi sumbernya cuma satu, ‘diri sendiri’.
Kalau
di wc-wc umum ada anjuran ‘ habis kencing harap disiram’ yang sebetulnya
merendahkan martabat kita, masih bisa kumaklumi karena dipakai oleh siapa saja.
Tapi ketika di bengkelku yang penggunanya terbatas cuma pelanggan dan karyawan,
juga ada anjuran seperti itu di toilet, pasti akibat dari banyaknya orang yang
punya hobi mengotori tanpa sanggup membersihkan.
Itulah
kenapa bus kota selalu cepat bobroknya, kendaraan inventaris selalu tak terurus
keadaannya. Itulah kenapa
banyak terjadi kebocoran dalam setiap jenis usaha, pemborosan yang tak perlu
karena kurangnya mental menghargai kepentingan bersama. Apalagi yang bisa
diharapkan dari masyarakat yang hanya bisa memakai tanpa bisa merawat.
Masyarakat seperti ini pasti merosot mutunya.
Itulah
kenapa saya prihatin dan curiga jika Indonesia lambat sekali menjadi negara
yang bersih dan sehat. Karena kesehatan dan kebersihan baru bisa terjadi
apabila kita mampu menjaga dengan baik kepentingan bersama. Padahal yang kita
lihat adalah penghancuran kepentingan bersama tengah berlangsung di mana-mana.
Soal-soal
yang menyangkut kebutuhan umum, kesejahteraan umum dan ketentraman bersama
sedang berada di titik terendahnya. Sementara yang menyangkut kebutuhan
pribadi, kesejahteraan pribadi dan ketentraman pribadi berada pada titik tertingginya.
Prioritas kita terhadap diri sendiri, ternyata masih luar biasa. Hanya
mementingkan diri sambil mengabaikan kepentingan sekitarnya.
Jika
kita membentuk kesebelasan sepak bola pasti akan menjadi kesebelasan yang
lemah. Yang kuat cuma supporternya. Kuat dalam berbuat onar dan membuat
kerusakan, seperti yang sering kita lihat setiap kali antar kesebelasan
bertanding. Organisasinya akan lemah dan penuh berebut kepentingan, pengurus
cuma sibuk mengurusi para pengurusnya bukan atlitnya. Bagaimana bisa
berprestasi ?
Kembali
ke soal toilet, saat saya mengatakan pom bensin yang buruk kebersihannya,
jangan-jangan salah satunya adalah pom bensinku sendiri. Soalnya, aku juga belum
sepenuhnya yakin akan mutu kebersihan toilet setiap pom bensinku. Memang selalu
lebih mudah mencari kekurangan pihak lain, ketimbang melihat kekurangan diri
kita sendiri.
Pernah,
ketika sedang berada di rumah, istriku mendadak bertanya kepadaku,” Lupa nyiram
ya ?” Padahal, sehabis kupakai lebih dari sekadar kencing, owalaah....
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Terima kasih Pak.
BalasHapusDengan menjaga fasilitas kebersihan yang ada di sekitar kita,,akan menjadi suatu kenyamanan bila kita gunakan .
Salam Sukses ,Hidup Luar Biasa.