Ketika
dia berbicara, semua orang mendengarkan dengan
cermat karena cara bicaranya sangat menarik, runtut, jelas, terarah dan selalu
menggunakan sudut pandang kedua belah pihak. Saya sempat bilang kepada
asistennya Donny, yang masih cukup muda, kebetulan teman lama, untuk dapat
belajar supaya bisa seperti pak Alfon.
Donny
sempat menjawab, “ Susah, pak...pak Alfon lulusan ekonomi, hukum, teknik sipil
dan seni rupa.” Hal itu diperkuat oleh salah seorang tamu yang lain, yaitu pak
Didik yang berprofesi sebagai seorang arsitek.
“
Duplikasi saja, di rekam lalu didengarkan berulang-ulang, kemudian berlatih.
Setelah menguasai, kamu coba untuk meminta ijin menggantikannya menghadapi
customer. Kamu yang menjelaskan,
kalau kurang lengkap minta ditambahi oleh pak Alfon, “ kata saya.
Saya
kemudian merenungkan apa yang baru saya katakan kepada Donny. Ternyata, saya
juga belum mempunyai karyawan yang seperti itu. Saya pernah bercerita mengenai
ATM yaitu amati, tiru dan modifikasi di depan ratusan karyawan, namun saya
belum menemukan salah seorang dari mereka.
Coba
bayangkan, kalau saja ada satu orang yang
melakukan ATM terhadap diri saya sebagai pemimpin mereka, kira-kira apa yang
akan terjadi ? Tentu saja,
akan menjadi satu-satunya karyawan yang luar biasa. Dapat ditebak, kariernya
juga akan cepat melesat.
Banyak
bisnis yang sukses juga menggunakan cara ini, ATM amati, tiru dan modifikasi
bukan ATP amati, tiru, persis. Dengan demikian bisnis kita tidak meniru 100
persen, tetapi memasukkan ide kita sendiri dalam hal yang spesifik yang
menambah nilai jual dan keunggulan dari perusahaan yang kita tiru.
Amati.
Mengamati yang dimaksud bukan dalam arti hanya melihat, tetapi mempelajari
seluk beluk bisnis atau orang yang hendak kita contoh. Mengamati, pada
prinsipnya adalah proses belajar dan menyerap pengalaman orang lain. Seorang
pengamat yang baik adalah berhasil menyerap banyak hal dari obyek yang diamati,
termasuk kelebihan mau pun kekurangannya.
Tiru.
Setelah proses pengamatan dianggap selesai, telah memperoleh pengetahuan yang
cukup, langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan. Cara ini adalah sebuah
cara untuk memangkas waktu dan energi dalam mempelajari dan memulai sesuatu.
Keuntungan lainnya adalah bahwa bisnis atau orang yang hendak kita tiru telah
mempunyai reputasi atau telah terbukti menuai sukses.
Modifikasi. Jika
contohnya sudah baik dan terbukti sukses, apakah masih diperlukan modifikasi ?
Menurut saya tetap perlu, supaya tidak dianggap plagiat dan mengemukaan ciri
khas diri kita serta menambah yang sudah baik menjadi lebih baik. Disinilah
kita dapat mengekspresikan ide, inovasi dan kreativitas kita untuk menjadi diri
sendiri sehingga menjadi lebih unggul dari yang lain.
Singkat
kata, jika Anda ingin sukses di tahap awal, salah satu cara terbaik adalah
mencontoh bisnis atau orang sukses di bidang yang Anda tekuni. Kemudian
pikirkan bagaimana kita dapat melakukan secara berbeda atau bahkan lebih baik.
Raja Salomo pernah berkata, “ Tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.”
Mungkin perkataannya tidak seluruhnya benar. Namun secara konseptual sebagian
besar penemuan-penemuan yang ada saat ini merupakan pengembangan atau peniruan dari hal-hal yang telah
ada sebelumnya, seperti pesawat helikopter meniru capung.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Betul sekali Pak Han...Gak ada salahnya kalo kita meniru orang hebat diluar sana untuk mencapai target yang kita inginkan...tapi kalo memang kita bisa lebih kreatif lagi apa salahnya kita juga jadi trendsenter untuk sesuatu yang membuat orang lain terinspirasi pada apa yang kita lakukan.....Salam Sukses Hidup Luar Biasa....
BalasHapusKalau bisa menjadi pioneer, ya lebih bagus lagi. Yang pentig tidak menghambat langkah kita untuk maju> Terima kasih atas responnya, mas Michelle.
HapusSalam Sukses, Hidup Luar Biasa.