Seorang pemuda pergi menemui guru kebijaksanaan dan berkata, “ Guru, begitu besar kepasrahan saya kepada Tuhan sehingga saya tidak pernah mengunci pintu rumah saat saya tinggal pergi. Saya biarkan isi rumah saya pada penjagaan Tuhan.”
Guru
bijak itu kemudian berkata, “ Pulanglah, kemudian kunci pintumu setiap kali
pergi dari rumah, orang dungu ! Tuhan tidak akan melakukan sesuatu yang bisa
kamu lakukan sendiri.”
Perlu
pemahaman yang benar tentang kepasrahan. Pasrah tidak sama dengan menyerah.
Pasrah justru sebuah sikap proaktif, sebuah upaya yang maksimal untuk melakukan
apa yang dapat kita lakukan, sekaligus menyadari akan adanya suatu kekuatan di
luar kemampuan kita.
Anda
tidak dapat melakukan apa pun agar penerbangan Anda selamat, tetapi Anda dapat
menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Anda tidak dapat melakukan apa pun
agar tidak terjadi hubungan arus pendek yang mungkin membakar rumah Anda,
selain menjaga dan merawat jangan instalasi kelistrikan rumah, selebihnya Anda
hanya dapat menyerahkan hal itu pada Tuhan.
Kepasrahan
akan memberikan ketentraman hati. Sewaktu dulu saya menjadi nelayan, setiap
kali berangkat melaut, saya selalu memasrahkan diri kepada Tuhan karena saya
tidak tahu apakah akan menghadapi ombak dan badai yang ganas atau tidak.
Tentunya setelah melakukan persiapan yang memadai untuk melaut dengan aman.
Saya
selalu memperoleh kedamaian dan ketenangan, sehingga dapat mencari nafkah di
laut dengan besar hati karena
ada dalam penjagaan Tuhan. Kepasrahan pada Tuhan bukanlah suatu tindakan yang
pasif tetapi merupakan pilihan yang saya ambil secara sadar.
Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan menuai dan tidak mengumpulkan
bekal di lumbung, namun diberi makan oleh Allah. Tuhan memberi makan kepada
setiap burung, namun tidak dengan melemparkannya ke sarang mereka
masing-masing. Setiap burung tetap harus mencarinya sendiri diluar sarang
mereka.
Kepasrahan
bukanlah duduk termenung dan berdiam diri atau berpangku tangan, tetapi
merupakan konsep yang dinamis dan proaktif. Kepasrahan berarti melakukan usaha
semaksimal mungkin, tetapi menyerahkan hasilnya pada kehendak Tuhan.
Dalam
situasi yang tidak dapat kita kendalikan ( baca artikel “ Bila kenyataan tidak
sesuai dengan harapan “ ), kepasrahan berarti memilih untuk menerima apa
adanya, serta menghilangkan ambisi, keinginan atau cita-cita apa pun.
Kepasrahan
yang total lebih dari sekedar meminta sesuatu kepada Tuhan, tetapi menyerahkan
segala sesuatu kepada-Nya. Coba perhatikan doa-doa kita. Seringkah Anda
melakukan doa seperti ini, “ Ya Tuhan, berikanlah apa yang terbaik menurut
kehendak-Mu ?”
Marilah
kita merevisi pandangan kita tentang kepasrahan. Banyak orang mengartikan
pasrah sama dengan meyerah. Pendapat ini kurang tepat. Pasrah adalah berupaya
sekaras-kerasnya dengan segala macam taktik dan strategi tetapi menyerahkan
hasil akhirnya kepada kehendak Tuhan, karena pasrah sebetulnya merupakan bentuk
spiritualitas yang tertinggi. Berjuanglah, sebelum pasrah !
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Terima kasih Motivasinya ...
BalasHapusDalam kehidupan kita ...kita harus berserah diri dan meyembah kepada TUHAN Yang Maha Esa.....Kita harus berusaha sebaik-baiknya apa yang kita inginkan,,janganlah menyerah sebelum berusaha....setelah kita berusaha sebaik-baiknya, barulah kita serahkan kepada TUHAN Yang Maha Esa semoga apa yang kita inginkan di kabulkan.
Salam Sukses,Hidup Luar Biasa.
Berjuang dulu habis-habisan yaa...jangan cuma baik, kalau bisa sempurna, why not ?
HapusSalam Sukses, Hidup Luar Biasa.